Share

Bab 43 - Te Amo

Mentari memandang Leon. Apa pria tampan itu memang tidak tahu kalau di tempat seperti itu yang namanya murah bisa jadi mahal untuk masyarakat kecil?

"Mas, yakin mau beli di sini?" Mentari mendekatkan tubuhnya menempel ke bibir meja.

"Iya, emang di sini." Leon menjawab dengan anggukan juga.

"Nanti bayarnya bagi dua. Ini masih tengah bulan, Mas." Mentari menatap Leon lekat-lekat.

Leon membalas tatapan itu. Gadis di depannya ini memang lugu, polos, dan tulus. Dia tidak memanfaatkan orang lain yang baik padanya. Dia justru tidak mau orang lain repot karena dia. Leon makin mengagumi kepribadian Mentari.

"Sofi, kalau aku ajak kamu ke sini, itu berarti aku sudah mempertimbangkan semua." Leon ikut maju dan menempelkan tubuhnya di pinggir meja. "Aku mengajak kamu ke sini, ingin kamu happy ... tapi ..."

Spontan tangan Mentari terangkat dan memegang tangan Leon yang ada di atas meja.

"Mas, maaf ... aku happy, kok. Aku senang Mas Agus ajak aku ke sini." Mentari cepat bicara, memperbaiki situ
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status