Beranda / Urban / Ternyata Kaya Tujuh Turunan / Mempersiapkan Langkah Berikutnya

Share

Mempersiapkan Langkah Berikutnya

Penulis: Serenity
last update Terakhir Diperbarui: 2022-01-30 20:40:07

Narendra memeriksa berkas-berkas yang menumpuk di depannya. Dia memberi tanda beberapa bagian yang harus diperiksa ulang, menandatangi berkas yang dianggapnya sudah sesuai, di sela itu dia juga sambil memeriksa email dari Abimana dan kakak-kakaknya. Hari ini jadwalnya cukup padat.

"Kerjaan lo belum beres, Dra?" Abimana masuk sambil membawa kopi dari salah satu brand terkenal di negara ini.

"Sedikit lagi. Ada apa?" Narendra menutup berkas yang baru saja selesai diperiksanya, "Kamu tidak kerja selama aku tidak ada?" Tentu saja pria itu hanya bercanda. Narendra tidak dapat membayangkan akan setinggi apa tumpukan berkas yang menunggu untuk dikerjakannya jika sepupunya benar-benar tidak bekerja.

"Sial. Berani banget lo nuduh gue nggak kerja," Abimana terkekeh, "Kopi? Lumayan, nih, kopinya. Nggak yang manis sampai giung."

"No. Aku tidak minum kopi dengan campuran apapun."

"Cupu," sepupunya duduk di hadapan Narendra, "Semua beres?"

"Beres dan aman.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
YtCrash Chennel
gak enak di baca cerita nya kek gitu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Jadi Sebenarnya ...

    "Sorry, ya," Calya bergabung bersama Ardiansyah yang sedang berada di teras summer house.Walau udara dingin menusuk tetapi pemandangan laut di musim dingin tetap indah. Bahkan bagi Calya jauh lebih indah dari pemandangan laut di musim panas. Pemandangan laut di musim dingin tidak hanya cantik tetapi juga misterius."Sorry untuk?" Pria itu menerima mug berisi cokelat hangat yang diberikan oleh Calya."Sorry buat yang tadi di mobil. Aku nggak seharusnya meledak nggak jelas kayak gitu.""Meledak?" Dia menatap gadis itu selama beberapa saat sebelum akhirnya mengerti apa yang dimaksud oleh Calya, "Nggak apa-apa. Aku juga nggak seharusnya nanggapinnya dengan emosi kayak gitu. Seharusnya aku bisa lebih tenang.""Kamu nggak salah," Calya berusaha untuk tersenyum, "Wajar lagi kalau kamu anggap kejadian bodoh itu nggak pernah terjadi. Wajar juga kalau kamu nembak cewek yang kamu suka. Nggak ada sayang salah dengan itu. Reaksi aku aja yang berlebihan."

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-30
  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Selamat Malam, Tuan-Tuan

    "Good evening, gentlements," Narendra dengan ramah menyapa tiga pria yang sedang menikmati makan malam mereka di salah satu restoran Italia terbaik di ibukota.Berbeda dengan Narendra yang terlihat santai menarik kemudian menduduki satu kursi yang tersisa, ketiga orang itu terlihat terperanjat. Tidak ada salah seorang pun dari mereka yang menduga kalau dia akan ada di restoran ini dan lebih parah lagi ... bergabung bersama mereka."Tidak menduga melihat Anda di sini," salah seorang dari mereka berusaha membalas sapaan Narendra dengan basa-basi yang terdengar begitu busuk di telinganya."Ah, mungkin bapak-bapak tidak tahu kalau aku sudah kembali ke negara ini sejak beberapa bulan lalu," dia tersenyum sambil menyandarkan punggungnya, "Keberatan kalau saya bergabung di meja Anda? Saya ada janji dengan Abimana tapi sepertinya dia terlambat."Tentu saja itu hanya kebohongan. Abimana tidak terlambat. Pria itu ada. Di sudut ruangan. Bersembunyi di balik

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-03
  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan    Memancing Kemarahan Seseorang

    "Apa yang sebenarnya ingin kamu sampaikan?" Dengan tidak senang Ariyanto Sabian mengulang pertanyaannya. Dia tidak pernah senang ketika harus mengulang pertanyannya. Lawan bicaranya membuat suasana hatinya semakin buruk."Apa yang ingin saya sampaikan?" Narendra mengendikan bahu kemudian mengambil gelas wine-nya, "Tergantung dari keputusan Anda.""Ini bukan waktunya untuk bercanda, Pak Sabda!" Seorang dari teman Ariyanto Sabian terlihat tidak senang. Pria itu sudah tidak menahan diri dan menatap Narendra dengan penuh ketidaksukaan."Hati-hati dengan ucapan Anda! Anda tidak ingin karena satu ucapan bodoh Anda, keluarga Anda akan terkena masalah."Narendra tergelak, "Konyol sekali. Kenapa harus saya yang berhati-hati dengan ucapan saya?""Ini sudah kelewatan! Anda samas aja dengan menghina Pak Ariyanto!""Astaga," dia masih tergelak, "Bagian mana dari ucapan saya yang menghina beliau?" Dengan santai seakan tidak ada masalah dan tidak ada seseo

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-03
  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Pembicaraan Masih Berlanjut

    "Saya tidak pernah mencampuri urusan keluarga Widjaja," Ariyanto Sabian berusaha sangat keras untuk menyembunyikan emosinya saat ini.Jika tidak memikirkan citra, Ariyanto Sabian sudah membalikkan meja dan memporakporandakan restoran ini. Sebesar itu kemarahan yang dirasakannya. Siapa yang tidak marah jika ternyata aib keluarga yang selama ini rapat disimpan diketahui oleh orang luar? Lebih buruk lagi, yang mengetahui hal tersebut adalah seseorang yang sangat berbahaya. Hanya Narendra dan Tuhan yang tahu apa yang akan dilakukannya dengan informasi itu.Dia juga marah karena dia tahu bahkan dengan kekuasaan yang dimilikinya dia tidak mungkin membungkam Narendra. Jika dia memaksa untuk membungkam pria itu maka akan berujung pada kehancurannya. Widjaja terkenal sebagai keluarga yang akan membalas kebaikan yang mereka terima sepuluh kali lebih besar sementara kejahatan yang dilakukan kepada salah seorang dari anggota keluarga Widjaja akan dibalas beratus kali lebih berat.

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-04
  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Jangan Pernah Menyenggol Widjaja

    Kali ini Ariyanto Sabian langsung menyambar amplop itu tanpa menunggu kedua temannya membantu mengambilkan. Dia penasaran dengan apa isinya. Foto apa lagi?!"DARI MANA KAMU DAPAT INI?! BEDEBAAAH!!!" Ariyanto Sabian akhirnya kehilangan kendali ketika melihat foto-foto yang ada dalam amplop cokelat itu."Pertanyaan yang Anda ajukan salah Pak Ariyanto Sabian. Tidak penting dari mana saya mendapatkan foto-foto itu. Pertanyaan yang harus Anda ajukan itu, apakah Anda siap dengan konsekuensi jika foto-foto itu tersebar di publik?""BANGSAT! APA MAU KAMU?!!""Tidak perlu berteriak," Narendra kembali terkekeh, "Sejak tadi saya sudah menyampaikan mau saya apa.""APA?! TIDAK MUNGKIN HANYA ITU YANG KAMU INGINKAN!""Memang hanya itu yang saya inginkan," Narendra tersenyum, "Jangan usik urusan keluarga Widjaja. Hentikan kerja sama antara Pak Ariyanto Sabian dengan Bira Widjaja."Ariyanto Sabian menggeram. Berusaha untuk mengendalikan dirinya. Agar

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-04
  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Menenangkan Seseorang Yang Panik

    "Tumben kali kau telepon aku," suara Bang Ucok terdengar diiringi tawa khasnya yang membahana."Sekarang udah nggak boleh lagi aku telepon Abang?" Agnia ikut tertawa kecil, "Takut sama Amelia, ya? Nggak nyangka aku kalau Abang ini termasuk cowok yang takut sama pasangannya."Tawa Bang Ucok kembali terdengar kali ini lebih besar dan membahana, "Macam mana pula itu. Dari mana kau dapat kesimpulan itu?""Jangan salahin aku. Reaksi Bang Ucok yang bikin aku mikir kayak gitu.""Maaak! Memang betul lah ini perempuan, ya! Segala harus kali dia yang benar."Tawa Agnia pecah, "Bukan gitu, Bang. Aku cuma bercanda aja.""Aku tahu," Bang Ucok terkekeh, "Kenapa kau telepon aku? Mau tanya kabar pacar kau?"Agnia menarik napas panjang, "Ketebak banget, ya.""Ya iyalah! Selama ini mana pernah kau telepon aku kalau kau ke luar kota macam sekarang?""Udah, Bang" Agnia tertawa untuk menutupi rasa malunya karena Bang Ucok menebak tujuannya d

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-05
  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Ketakutan yang Memakannya

    Agnia baru kembali ke kamar hotel menjelang pukul tiga. Hampir 24 jam dia berada di lokasi syuting. Begitu juga dengan kru dan pemain lain. Tetapi karena mereka semua begitu bersemangat agar syuting segera selesai jadi tidak ada seorang pun yang protes. Mereka paham skandal yang lalu membuat timeline berantakan.Gadis itu memeriksa ponselnya. Helaan napas panjang terdengar ketika dia menyadari tidak ada pesan dari kekasihnya. Sudah beberapa hari sejak pembicaraan terakhir mereka dan kekasihnya seperti hilang ditelan bumi. Narendra tidak pernah seperti ini. Pria itu selalu meninggalkan pesan. Beberapa pesannya bahkan terdengar random dan tidak penting. Tetapi beberapa hari ini ... tidak ada pesan apapun.Jangankan pesan, nomor ponsel pria itu juga tidak dapat dihubungi oleh Agnia. Gadis itu berulang kali mencoba menghubungi kekasihnya tetapi selalu pesan yang sama yang terdengar, nomor yang dihubungi sedang tidak aktif. Jika hanya sekali, Agnia masih dapat berpikir kala

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-06
  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Dugaan yang Salah?

    "Agnia, kamu udah tidur?"Gadis itu terlonjak kaget dan langsung menyusut air mata di sudut matanya. Tidak ingin seorang pun melihatnya menangis. Terlebih karena alasan sepele seperti merindukan seseorang."Sebentar," dia menjawab parau. Menghabiskan sisa air dari gelasnya kemudian beranjak dari duduk dan berjalan untuk membukakan pintu."Belum tidur?" Kenny bertanya sambil tersenyum lembut."Ah, belum. Baru selesai ngobrol sama temen." Agnia membukakan pintu lebih lebar sebagai tanda kalau dia mempersilakan sutradara itu masuk ke kamarnya, "Sorry, berantakan.""Aku yang harusnya minta maaf," pria itu melangkah masuk. Hanya beberapa langkah. Wajar mengingat nyaris dini hari jadi tidak elok rasanya pria memasuki kamar seorang gadis, "Aku cuma mau ngasih tahu kalau kita besok mulai syuting sore. Semua butuh istirahat.""Makasih!" Agnia tidak dapat menyembunyikan rasa senangnya. Bagaimana tidak, setelah berhari-hari kurang tidur, kesempatan unt

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-07

Bab terbaru

  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Akhir Merupakan Awal untuk yang Baru

    "Nia, kamu sudah selesai berganti pakaian?"Suara Narendra membuat Agnia yang sedang berada di kamar mandi segera melepas kimono sutra yang dikenakan ketika dia membersihkan riasan wajah dengan bantuan seorang asisten MUA yang diminta oleh Reinya untuk tinggal sampai setelah acara selesai. Gadis itu mengambil piyama yang diberikan oleh Calya khusus untuk Agnia dan Narendra. Piyama berbahan sutra itu merupakan salah satu brand mewah dan salah satu yang tertua di Inggris. Kualitasnya sudah tidak perlu dipertanyakan karena sekelas Ratu Elizabeth II saja mempercayakan pakaian tidurnya kepada mereka.Agnia tidak pernah menduga kalau hal tersulit yang harus dilakukannya setelah memutuskan menikah dengan Narendra adalah beradaptasi dengan begitu banyak priviledge yang tiba-tiba dimilikinya. Semua serba dapat dimiliki. Tidak hanya sekadar memiliki tetapi selalu yang terbaik. Apapun itu."Nia?" Terdengar ketukan pelan di pintu kamar mandi."Sebentar," tergesa gadis itu menggelung rambut kemudi

  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Selamat Bergabung

    "Macam inilah! Sah udah kalian sekarang," Bang Ucok langsung menyapa ketika seluru prosesi akad nikah selesai. Penampilan pria berbadan besar itu terlihat berbeda hari ini. Seperti seluruh undangan pria, Bang Ucok juga mengenakan three piece suit. Amelia turut hadir juga terlihat menawan dengan whimsical garden-inspired maxi dress. Penampilan disempurnakan dengan rambut tergelung model french twist yang memamerkan leher jenjangnya."Akhirnya, Bang," Agnia tertawa kecil, "Sekarang Bang Ucok udah nggak perlu khawatir lagi sama aku, kan? Aku udah nggak sendiri lagi.""He! Macam manaa... tak mungkin aku tak khawatir sama kau. Adik akunya kau ini," Bang Ucok berpura-pura bersungut kesal, "Jangan sementang kau sudah nikah terus kau anggap tak peduli lagi aku sama kau, ya!"Narendra terkekeh memperhatikan interaksi antara Agnia dan Bang Ucok. Walau mereka sudah tidak lagi di kontrakan petak tetapi tidak ada yang berubah. Semuanya masih sama seperti dulu."Maaf, Bang," Narendra menyela percak

  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Dia yang Diantarkan Sang Ayah

    "Kamu yakin?""Ayah," Agnia hanya berpaling karena hiasan kepalanya cukup berat, "Ayah sudah berulang kali nanyain itu, lho. Mau Ayah tanya sampai seratus bahkan ribuan kali, jawaban Agnia tetap sama. Agnia yakin.""Tapi gimana kalau sampai tersebar? Memang pernikahan kamu private tapi tetap aja, di depan venue itu wartawan udah ngumpul kayak mau demo.""Memangnya kenapa kalau sampai nyebar?" Agnia menatap Kenny melalui cermin, "Ayah malu kalau sampai publik tahu aku ini anak ayah?""Bukan gitu," Kenny membalas tatapan Agnia, "Ayah bertanya karena Ayah nggak mau kamu menyesali kepuutusanmu.""Aku nggak akan nyesal, Yah," Agnia menjawab dengan yakin, "Percaya sama aku. Ini bukan keputusan impulsif. Aku udah mikirin ini dari lama. Dan itu keinginan aku. Pertanyaannya sekarang, apa Ayah mau ngelakuinnya atau nggak?""Tentu saja Ayah mau, Nia," Kenny menghampiri anak semata wayangnya dan meletakkan kedua tangan di bahu Agnia yang terbuka karena kebaya pernikahannya memiliki leher yang cuk

  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Dia yang Akan Menjadi Pemimpin

    Narendra menatap pantulan diri pada cermin sambil menghembuskan napas dengan pelan. Dirinya terlihat sempurna dengann three pieces suit warna kelabu yang dipilihkan Agnia untuk hari istimewa ini. Kekasih yang akan segera menjadi istrinya itu mengatakan kalau kelabu merupakan warna yang hangat, dan itu sesuai dengan apa yang dirasakannya setiap kali berada di dekat Narendra. Sebagai seorang pria, Narendra menyerahkan sepenuhnya kepada Agnia.Ketika gadis itu meminta agar pernikahan mereka dilakukan secara private dan hanya mengundang keluarga dekat serta sahabat, Narendra juga dengan segera menyetujuinya. Beruntung keluarga besar mereka mau berkompromi. Walau pernikahan akan dirayakan secara sederhana tetapi resepsi akan diselenggarakan besar-besaran dan mengundang seluruh kenalan mereka. Agnia yang menyadari posisi mereka, Narendra merupakan pewaris keluarga Widjaja dan dirinya yang merupakan selebritas, setuju dengan itu."Narendra," Asija bersama dengan Reinya memasuki ruangan yang

  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Cerita untuk Media

    "Lo gila," Abimana masuk ke ruang kerja Narendra sambil menggulirkan jari di tablet."Ada apa?" Narendra masih sibuk memperhatikan layar ponselnya. Dia sedang memeriksa portofolio saham miliknya sambil beristirahat dari memeriksa berbagai dokumen pekerjaan.Ketika Narendra kembali dari Seoul kemarin, dia disambut dengan tumpukan dokumen di meja kerja. Hanya dua hari tetapi tumpukan dokumen itu seakan Narendra sudah tidak mengantor selama berbulan-bulan. Seandainya bisa, dia ingin mengabaikan dokumen-dokumen itu. Tetapi tentu saja dia tidak dapat melakukannya karena ada tanggung jawab yang dipikul di bahunya.Asija menanggapi keputusan Narendra yang akhirnya setuju untuk menjadi pewaris Widjaja Group dengan serius. Walau pria itu mengatakan akan menggantikan Asija beberapa tahun lagi, pria paruh baya itu dengan cerdik mulai mengalihkan pekerjaan dan tanggung jawabnya kepada Narendra. Tentu saja Narendra tahu apa yang dilakukan oleh ayahnya tetapi dia tidak merasa keberatan dengan itu.

  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Sebuah Awal untuk Hubungan Mereka

    "Woaa!" Lee Jieun, aktris yang menjadi salah seorang lawan main Agnia di serial yang bekerja sama dengan Netflix itu memasuk lobi sambil berseru tidak percaya, "Mereka penasaran sekali sama kalian, ya!"Setelah Agnia, aktris berikutnya yang tidak di red carpet adalah Lee Jieun. Sayangnya, beberapa pewarta masih penasaran mengapa Agnia ditemani oleh Narendra sehingga mereka masih melontarkan pertanyaan itu berulang kali. Berkat pengalaman panjang menjadi aktris dan penyanyi, dengan cepat Lee Jieun dapat mengendalikan suasana dan menarik perhatian para pewarta. Setelah meladeni permintaan untuk berfoto dan menjawab pertanyaan yang dilontarkan serta berbincang dengan MC, gadis itu memasuki lobi gedung tempat acara digelar dan segera menyapa Agnia yang kebetulan masih belum memasuki ruangan tempat acara akan berlangsung."Eonnie," Agnia tertawa penuh rasa bersalah. Seharusnya spotlight hari ini milik Lee Jieun yang merupakan aktris utama di serial yang mereka bintangi. Tetapi karena kehad

  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Lagi, Kejutan yang Menyenangkan

    "Surprise!" Narendra tertawa kecil sambil menjawil hidung kekasihnya, "May I be you plus one?""Ren... dra?" Agnia masih tidak percaya kalau pria yang sudah menunggu di mobil adalah kekasihnya, "Kamu ngapain di sini?""Jadi plus one kamu. Boleh?" Narendra masih menatap kekasihnya sambil tersenyum, "Shit! I really want to kiss you but it will ruins your lipstick."Sisa kebingungan Agnia menghilang dan berganti dengan tawa, "Kamu udah nggak ketemu aku lama terus itu kalimat pertama kamu?"Narendra masih tersenyum tanpa rasa bersalah sama sekali, "Seaneh itu? Bagian mana yang aneh dari seorang pria yang ingin mencium kekasihnya?""Bukan aneh," Agnia masih tertawa, "Tapi aku nggak nyangka kalau itu yang bakalan kamu ucapin setelah kita nggak ketemu selama beberapa minggu.""Beberapa minggu?" Senyuman masih tersisa walau sekarang pria itu mengernyit bingung, "Bukannya beberapa hari lalu kita baru bertemu, ya?""Beberapa hari?" Agnia berpiki selama beberapa saat, "Aaah! Aku ingat! Astagaa,

  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Bersiap Untuk Acara Istimewa

    Suara ketukan disusul dengan seseorang gadis membuka pintu kamar hotel yang digunakan Agnia sejak beberapa malam lalu. Gadis berheadset dan memeluk clipboard berdiri di ambang pintu."Selamat siang Nona Agnia," senyumnya merekah sempurna, "Kita sesuai dengan jadwal. Lima menit lagi Anda sudah harus turun. Mobil yang akan mengantarkan Anda ke lokasi sudah siap."Agnia yang berdiri di tengah ruangan dan dikelilingi oleh begitu banyak orang dengan kesibukan masing-masing hanya dapat menoleh sambil tersenyum kemudian menganggukkan kepala. Dia tidak dapat melakukan lebih dari itu. Penata busana sedang memastikan seluruh lekuk tubuh artisnya menonjol dengan tepat tanpa ada kerutan atau lipatan yang merusaknya. Asisten penata busana sudah menyodorkan entah pasangan sepatu ke berapa untuk dicobanya. Hairdresser sejak tadi memastikan kalau rambut Agnia sempurna sesuai dengan keinginannya sementara make up artist yang dipercaya oleh artis muda itu sedang melakukan retouch pada beberapa bagian w

  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Pembicaraan Di Sela Pengukuran

    "Paman Leo," Narendra tersenyum ketika melihat pria paruh baya yang sudah berpuluh tahun bekerja di tailor yang sudah menjadi langganan keluarga besar Widjaja. "Saya tidak pernah menyangka kalau saya masih diberi kesempatan untuk mengukur dan menyiapkan suits untuk pernikahan Anda," Leo menyapa dengan ramah. "Paman pasti masih menganggapku anak kecil," Narendra terkekeh. "Kebiasaan orang tua," dengan hati-hati Leo mengarahkan Narendra yang ditemani Abimana dan Badi untuk berjalan ke bagian belakang yang lebih tertutup, "Rasanya baru kemarin Anda ke sini untuk pengukuran suits pertama. Bahan wol, warna kelabu. Three pieces dengan celana pendek." "Untuk ulang tahun pernikahan Papa dan Mama," Narendra menyambung, "Saya juga masih mengingatnya dengan baik, Paman." Selama beberapa saat Leo berdiri sambil menatap Narendra. Tatapannya penuh dengan kenangan bercampur kebanggaan. Dia sempat larut sebelum menyadari kalau ada pekerjaan yang harus diselesaikan. Dengan cepat dia mengeluarkan

DMCA.com Protection Status