Home / Urban / Ternyata Kaya Tujuh Turunan / Ketakutan yang Memakannya

Share

Ketakutan yang Memakannya

Author: Serenity
last update Last Updated: 2022-02-06 19:55:41

Agnia baru kembali ke kamar hotel menjelang pukul tiga. Hampir 24 jam dia berada di lokasi syuting. Begitu juga dengan kru dan pemain lain. Tetapi karena mereka semua begitu bersemangat agar syuting segera selesai jadi tidak ada seorang pun yang protes. Mereka paham skandal yang lalu membuat timeline berantakan.

Gadis itu memeriksa ponselnya. Helaan napas panjang terdengar ketika dia menyadari tidak ada pesan dari kekasihnya. Sudah beberapa hari sejak pembicaraan terakhir mereka dan kekasihnya seperti hilang ditelan bumi. Narendra tidak pernah seperti ini. Pria itu selalu meninggalkan pesan. Beberapa pesannya bahkan terdengar random dan tidak penting. Tetapi beberapa hari ini ... tidak ada pesan apapun.

Jangankan pesan, nomor ponsel pria itu juga tidak dapat dihubungi oleh Agnia. Gadis itu berulang kali mencoba menghubungi kekasihnya tetapi selalu pesan yang sama yang terdengar, nomor yang dihubungi sedang tidak aktif. Jika hanya sekali, Agnia masih dapat berpikir kala

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (12)
goodnovel comment avatar
ramisari67
makin kesini kok makin gak niat updet seh tor
goodnovel comment avatar
YtCrash Chennel
untuk update nya yg ini baru bagus
goodnovel comment avatar
Yulius Kausar
kelamaan nunggu, yg muncul cuma 1 bab,
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Dugaan yang Salah?

    "Agnia, kamu udah tidur?"Gadis itu terlonjak kaget dan langsung menyusut air mata di sudut matanya. Tidak ingin seorang pun melihatnya menangis. Terlebih karena alasan sepele seperti merindukan seseorang."Sebentar," dia menjawab parau. Menghabiskan sisa air dari gelasnya kemudian beranjak dari duduk dan berjalan untuk membukakan pintu."Belum tidur?" Kenny bertanya sambil tersenyum lembut."Ah, belum. Baru selesai ngobrol sama temen." Agnia membukakan pintu lebih lebar sebagai tanda kalau dia mempersilakan sutradara itu masuk ke kamarnya, "Sorry, berantakan.""Aku yang harusnya minta maaf," pria itu melangkah masuk. Hanya beberapa langkah. Wajar mengingat nyaris dini hari jadi tidak elok rasanya pria memasuki kamar seorang gadis, "Aku cuma mau ngasih tahu kalau kita besok mulai syuting sore. Semua butuh istirahat.""Makasih!" Agnia tidak dapat menyembunyikan rasa senangnya. Bagaimana tidak, setelah berhari-hari kurang tidur, kesempatan unt

    Last Updated : 2022-02-07
  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Seorang Pria yang Kalut

    Kenny berjalan terburu. Tetapi bukan menuju kamarnya. Pria itu menuju lift kemudian menekan tombol lift berulang dengan tidak sabar."Sial!" Dia kembali menekan tombol lift kemudian menggerak-gerakkan kaki sambil menunggu pintu lift terbuka.Begitu pintu lift terbuka, pria paruh baya itu langsung masuk dan menekan tombol yang akan membawanya ke lobi. Seperti cara masuknya, begitu pula cara dia keluar dari lift. Kenny keluar dengan tergesa. Pria itu terus berjalan melewati lobi menuju halaman belakang hotel. Setelah sampai di sudut taman yang cukup gelap karena bayangan tumbuhan. dengan tangan gemetar dia mengeluarkan rokok dan pematik api.Menarik keluar sebatang rokok dari bungkusnya. Menyalakan pematik beberapa kali. Tangannya yang gemetar membuat pekerjaan yang sering dilakukannya ini menjadi sesuatu yang membutuhkan upaya ekstra."Astaga," dia mengusap wajah dengan kasar sebelum kembali menyalakan pematik.Setelah rokoknya menyala, dia langsung

    Last Updated : 2022-02-07
  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Rencana Mulai Dijalankan

    "So, sampai bertemu minggu depan?" Rajasena mengulurkan tangan ke arah Narendra."Ya, sampai minggu depan," pria itu mengabaikan uluran tangan kakaknya, "Jangan harap aku mau menjabat tangan kamu. Aku belajar dari pengalaman."Sontak tawa Rajasena pecah. Dia tahu dengan jelas pengalaman apa yang dimaksud oleh Narendra. Ketika Narendra kecil, dia sering mengisengi adiknya dengan sengaja mengotori tangannya sebelum menjabat tangan Narendra. Tentu saja itu akan membuat Narendra kesal. Ketika pertama kali melakukan itu, Narendra akan menangis mengadu kepada orang tuanya tetapi kemudian dia belajar bahwa mengadu tidak memberikan keuntungan apapun kepadanya hingga dia belajar untuk balas mengisengi kakaknya."Kamu masih ingat, hm?" Rajasena ikut tertawa, "Tapi kali ini aku beneran. Sampai minggu depan."Narendra mengangguk, "Tidak perlu berlagak, ini sama seperti perjalanan bisnis Kak Raja yang lain. Tidak ada yang istimewa.""Kamu salah. Perjal

    Last Updated : 2022-02-08
  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Curiga Yang Mulai Tumbuh

    "Semua aman, Bi?" Tanpa mengangkat pandangan dari layar laptop Narendra bertanya ketika Abimana masuk ke ruang kerjanya."Lo tahu," Tujuh langkah lebar dan Abimana sudah sampai di depan meja kerja sepupunya. Seperti biasa, tanpa menunggu Narendra mempersilakan dia langsung duduk di salah satu kursi yang ada, "Mau berapa kali lo lakuin itu, gue nggak pernah terbiasa. Selalu bikin gue merinding.""Melakukan apa?" Narendra masih fokus pada apapun yang sedang dikerjakannya di layar laptop."Itu. Lo bisa langsung tahu kalau ada yang masuk ruangan. Seremnya lagi, tanpa ngelihat lo udah tahu siapa orangnya.""Sederhana, Bi. Suara langkah kaki setiap orang berbeda. Kalau kamu mendengarkan, akan mudah menebak siapa yang sedang berjalan.""Tetap aja itu mengerikan," Abimana menggerakkan tubuh seakan sedang merinding."Jangan minta aku berhenti karena aku tidak bisa melakukannya."Abimana ketawa, "Udah kebiasaan, ya?""Semacam itu," Naren

    Last Updated : 2022-02-08
  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Runtutan Pertanyaan Dari Bang Ucok

    "Kau tahu, aneh kali kulihat kalau kau sendirian macam ini. Mana itu si Badi?"Pertanyaan Bang Ucok membuat Narendra terkekeh geli, "Seaneh itu?""Iya lah! Tapi mungkin karena aku terbiasa lihat kau dua-duaan udah macam orang pacaran aja itu di kontrakan petak," Bang Ucok menutup dokumen yang sedang dibacanya, "Ada apa kau ke sini? Tak usah basa-basi. Tahu aku kalau tak ada yang penting tak mungkin kau ke sini.""Sejak kerja di sini Abang kalau berbicara jadi panjang," Narendra menduduki sofa yang ada di ruangan Bang Ucok.Sama seperti ruangan lain untuk seseorang dengan jabatan setinggi Bang Ucok, ruangan kerja mereka cukup luas dan tersedia sofa kulit dengan harga fantastik. Selain untuk menyambut tamu, sofa itu juga berfungsi untuk beistirahat saat mereka terpaksa lembur. Sudah bukan rahasia lagi kalau semakin tinggi jabatan seseorang di Widjaja Group maka semakin banyak fasilitas yang didapatkan juga ... tanggung jawab yang harus dipikul dan itu berar

    Last Updated : 2022-02-08
  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Percakapan Dua Pria

    "Belum pulang, Bang?" Badi bersandar di ambang pintu ruang kerja Bang Ucok sambil tersenyum dengan mengangkat dua cup kopi yang dibawanya."Kau sendiri?" Bang ucok menyoret sesuatu pada catatannya."Nggak bisa pulang kalau si bos belum pulang," dia terkekeh sambil berjalan masuk, "Abang pasti butuh ini."Setelah duduk di salah satu kursi di depan meja kerja Bang Ucok, Badi meletakkan satu dari dua cup yang dibawa di meja. Tepat di hadapan Bang Ucok."Malam-malam kau bawakan aku kopi? Mau suruh aku begadang?""Bang Ucok memang bakal begadang malam ini, kan?" Badi menyesap kopinya, "Aku tahu dari para office boy kalau pegawai yang baru hobi pulang dini hari bahkan sampai nginap di kantor segala.""Tak percayanya aku sama kau. Mana mungkin aku sampai diomongkan sama mereka-mereka itu."Badi tergelak, "Itu benar. Mereka nggak gosipin Abang yang pulang telat tapi gosipin apa sebenarnya jabatan Abang.""Bah! Lebih tak masuk akal lagi

    Last Updated : 2022-02-09
  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   LDR Versi Bang Ucok

    "Heei ... masih di kantor?" Amelia tidak terkejut tetapi tidak dapat menahan diri untuk menghela napas ketika sadar kalau Bang Ucok melakukan panggilan video dari kantornya.Sejak beberapa hari yang lalu, tepat ketika pacarnya mendapatkan pekerjaan baru dengan gaji dan fasilitas berkali lipat lebih baik dari tempat sebelumnya ini menjadi sebuah rutinitas baru. Nyaris setiap kali dia menghubungi Bang Ucok, baik panggilan telepon atau pun video, dapat dipastikan kalau pria itu berada di kantor."Ya," walau tidak dapat menyembunyikan kelelahan Bang Ucok tetap tersenyum, "Masih banyak yang harus aku beresin.""Aku tahu," gadis itu berusaha tersenyum karena tidak ingin menambah beban pikiran lelaki yang dicintainya, "Selalu itu jawaban Abang tiap kali aku tanya.""Maaf, maaf, tapi memang masih banyak kali ini kerjaanku," Bang Ucok menunjuk tumpukan dokumen yang menggunung di meja kerja, "Mana Bos aku yang baru ini kalau kasih deadline suka-suka dia."

    Last Updated : 2022-02-10
  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Membuang Bidak Menganggu

    "Selamat sore Bapak Patra," Narendra membuka kancing jas kemudian menduduki salah satu kursi yang ada di meja itu.Pria yang disapanya terlihat terkejut karena tidak menduga akan ada yang menyapanya. Terlebih lagi orang itu adalah Sabda Narendra Widjaja. Di tempat ini rasanya nyaris mustahil bertemu dengan rekan bisnis bahkan kenalannya. Restoran yang dikunjungi sangat menjunjung tinggi privasi. Tidak aneh karena restoran ini bukan restoran biasa. Ada menu spesial yang hanya ditawarkan kepada tamu terpilis. Wanita. Berbagai jenis dan tipe."Eh," dia tergopoh berdiri, "Sore, Pak. Saya tidak tahu kalau Bapak juga member di sini."Narendra terkekeh, "Menurut Anda saya salah seorang member di sini?"Patra menelan ludah. Dia tahu kalau dia sudah salah mengambil langkah."Jadi menurut Anda saya tidak dapat menemukan wanita yang saya suka tanpa bantuan mereka?""Bu-bukan. Bukan begitu maksud saya," dia kembali menelan ludah sebelum memijat pe

    Last Updated : 2022-02-10

Latest chapter

  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Akhir Merupakan Awal untuk yang Baru

    "Nia, kamu sudah selesai berganti pakaian?"Suara Narendra membuat Agnia yang sedang berada di kamar mandi segera melepas kimono sutra yang dikenakan ketika dia membersihkan riasan wajah dengan bantuan seorang asisten MUA yang diminta oleh Reinya untuk tinggal sampai setelah acara selesai. Gadis itu mengambil piyama yang diberikan oleh Calya khusus untuk Agnia dan Narendra. Piyama berbahan sutra itu merupakan salah satu brand mewah dan salah satu yang tertua di Inggris. Kualitasnya sudah tidak perlu dipertanyakan karena sekelas Ratu Elizabeth II saja mempercayakan pakaian tidurnya kepada mereka.Agnia tidak pernah menduga kalau hal tersulit yang harus dilakukannya setelah memutuskan menikah dengan Narendra adalah beradaptasi dengan begitu banyak priviledge yang tiba-tiba dimilikinya. Semua serba dapat dimiliki. Tidak hanya sekadar memiliki tetapi selalu yang terbaik. Apapun itu."Nia?" Terdengar ketukan pelan di pintu kamar mandi."Sebentar," tergesa gadis itu menggelung rambut kemudi

  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Selamat Bergabung

    "Macam inilah! Sah udah kalian sekarang," Bang Ucok langsung menyapa ketika seluru prosesi akad nikah selesai. Penampilan pria berbadan besar itu terlihat berbeda hari ini. Seperti seluruh undangan pria, Bang Ucok juga mengenakan three piece suit. Amelia turut hadir juga terlihat menawan dengan whimsical garden-inspired maxi dress. Penampilan disempurnakan dengan rambut tergelung model french twist yang memamerkan leher jenjangnya."Akhirnya, Bang," Agnia tertawa kecil, "Sekarang Bang Ucok udah nggak perlu khawatir lagi sama aku, kan? Aku udah nggak sendiri lagi.""He! Macam manaa... tak mungkin aku tak khawatir sama kau. Adik akunya kau ini," Bang Ucok berpura-pura bersungut kesal, "Jangan sementang kau sudah nikah terus kau anggap tak peduli lagi aku sama kau, ya!"Narendra terkekeh memperhatikan interaksi antara Agnia dan Bang Ucok. Walau mereka sudah tidak lagi di kontrakan petak tetapi tidak ada yang berubah. Semuanya masih sama seperti dulu."Maaf, Bang," Narendra menyela percak

  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Dia yang Diantarkan Sang Ayah

    "Kamu yakin?""Ayah," Agnia hanya berpaling karena hiasan kepalanya cukup berat, "Ayah sudah berulang kali nanyain itu, lho. Mau Ayah tanya sampai seratus bahkan ribuan kali, jawaban Agnia tetap sama. Agnia yakin.""Tapi gimana kalau sampai tersebar? Memang pernikahan kamu private tapi tetap aja, di depan venue itu wartawan udah ngumpul kayak mau demo.""Memangnya kenapa kalau sampai nyebar?" Agnia menatap Kenny melalui cermin, "Ayah malu kalau sampai publik tahu aku ini anak ayah?""Bukan gitu," Kenny membalas tatapan Agnia, "Ayah bertanya karena Ayah nggak mau kamu menyesali kepuutusanmu.""Aku nggak akan nyesal, Yah," Agnia menjawab dengan yakin, "Percaya sama aku. Ini bukan keputusan impulsif. Aku udah mikirin ini dari lama. Dan itu keinginan aku. Pertanyaannya sekarang, apa Ayah mau ngelakuinnya atau nggak?""Tentu saja Ayah mau, Nia," Kenny menghampiri anak semata wayangnya dan meletakkan kedua tangan di bahu Agnia yang terbuka karena kebaya pernikahannya memiliki leher yang cuk

  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Dia yang Akan Menjadi Pemimpin

    Narendra menatap pantulan diri pada cermin sambil menghembuskan napas dengan pelan. Dirinya terlihat sempurna dengann three pieces suit warna kelabu yang dipilihkan Agnia untuk hari istimewa ini. Kekasih yang akan segera menjadi istrinya itu mengatakan kalau kelabu merupakan warna yang hangat, dan itu sesuai dengan apa yang dirasakannya setiap kali berada di dekat Narendra. Sebagai seorang pria, Narendra menyerahkan sepenuhnya kepada Agnia.Ketika gadis itu meminta agar pernikahan mereka dilakukan secara private dan hanya mengundang keluarga dekat serta sahabat, Narendra juga dengan segera menyetujuinya. Beruntung keluarga besar mereka mau berkompromi. Walau pernikahan akan dirayakan secara sederhana tetapi resepsi akan diselenggarakan besar-besaran dan mengundang seluruh kenalan mereka. Agnia yang menyadari posisi mereka, Narendra merupakan pewaris keluarga Widjaja dan dirinya yang merupakan selebritas, setuju dengan itu."Narendra," Asija bersama dengan Reinya memasuki ruangan yang

  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Cerita untuk Media

    "Lo gila," Abimana masuk ke ruang kerja Narendra sambil menggulirkan jari di tablet."Ada apa?" Narendra masih sibuk memperhatikan layar ponselnya. Dia sedang memeriksa portofolio saham miliknya sambil beristirahat dari memeriksa berbagai dokumen pekerjaan.Ketika Narendra kembali dari Seoul kemarin, dia disambut dengan tumpukan dokumen di meja kerja. Hanya dua hari tetapi tumpukan dokumen itu seakan Narendra sudah tidak mengantor selama berbulan-bulan. Seandainya bisa, dia ingin mengabaikan dokumen-dokumen itu. Tetapi tentu saja dia tidak dapat melakukannya karena ada tanggung jawab yang dipikul di bahunya.Asija menanggapi keputusan Narendra yang akhirnya setuju untuk menjadi pewaris Widjaja Group dengan serius. Walau pria itu mengatakan akan menggantikan Asija beberapa tahun lagi, pria paruh baya itu dengan cerdik mulai mengalihkan pekerjaan dan tanggung jawabnya kepada Narendra. Tentu saja Narendra tahu apa yang dilakukan oleh ayahnya tetapi dia tidak merasa keberatan dengan itu.

  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Sebuah Awal untuk Hubungan Mereka

    "Woaa!" Lee Jieun, aktris yang menjadi salah seorang lawan main Agnia di serial yang bekerja sama dengan Netflix itu memasuk lobi sambil berseru tidak percaya, "Mereka penasaran sekali sama kalian, ya!"Setelah Agnia, aktris berikutnya yang tidak di red carpet adalah Lee Jieun. Sayangnya, beberapa pewarta masih penasaran mengapa Agnia ditemani oleh Narendra sehingga mereka masih melontarkan pertanyaan itu berulang kali. Berkat pengalaman panjang menjadi aktris dan penyanyi, dengan cepat Lee Jieun dapat mengendalikan suasana dan menarik perhatian para pewarta. Setelah meladeni permintaan untuk berfoto dan menjawab pertanyaan yang dilontarkan serta berbincang dengan MC, gadis itu memasuki lobi gedung tempat acara digelar dan segera menyapa Agnia yang kebetulan masih belum memasuki ruangan tempat acara akan berlangsung."Eonnie," Agnia tertawa penuh rasa bersalah. Seharusnya spotlight hari ini milik Lee Jieun yang merupakan aktris utama di serial yang mereka bintangi. Tetapi karena kehad

  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Lagi, Kejutan yang Menyenangkan

    "Surprise!" Narendra tertawa kecil sambil menjawil hidung kekasihnya, "May I be you plus one?""Ren... dra?" Agnia masih tidak percaya kalau pria yang sudah menunggu di mobil adalah kekasihnya, "Kamu ngapain di sini?""Jadi plus one kamu. Boleh?" Narendra masih menatap kekasihnya sambil tersenyum, "Shit! I really want to kiss you but it will ruins your lipstick."Sisa kebingungan Agnia menghilang dan berganti dengan tawa, "Kamu udah nggak ketemu aku lama terus itu kalimat pertama kamu?"Narendra masih tersenyum tanpa rasa bersalah sama sekali, "Seaneh itu? Bagian mana yang aneh dari seorang pria yang ingin mencium kekasihnya?""Bukan aneh," Agnia masih tertawa, "Tapi aku nggak nyangka kalau itu yang bakalan kamu ucapin setelah kita nggak ketemu selama beberapa minggu.""Beberapa minggu?" Senyuman masih tersisa walau sekarang pria itu mengernyit bingung, "Bukannya beberapa hari lalu kita baru bertemu, ya?""Beberapa hari?" Agnia berpiki selama beberapa saat, "Aaah! Aku ingat! Astagaa,

  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Bersiap Untuk Acara Istimewa

    Suara ketukan disusul dengan seseorang gadis membuka pintu kamar hotel yang digunakan Agnia sejak beberapa malam lalu. Gadis berheadset dan memeluk clipboard berdiri di ambang pintu."Selamat siang Nona Agnia," senyumnya merekah sempurna, "Kita sesuai dengan jadwal. Lima menit lagi Anda sudah harus turun. Mobil yang akan mengantarkan Anda ke lokasi sudah siap."Agnia yang berdiri di tengah ruangan dan dikelilingi oleh begitu banyak orang dengan kesibukan masing-masing hanya dapat menoleh sambil tersenyum kemudian menganggukkan kepala. Dia tidak dapat melakukan lebih dari itu. Penata busana sedang memastikan seluruh lekuk tubuh artisnya menonjol dengan tepat tanpa ada kerutan atau lipatan yang merusaknya. Asisten penata busana sudah menyodorkan entah pasangan sepatu ke berapa untuk dicobanya. Hairdresser sejak tadi memastikan kalau rambut Agnia sempurna sesuai dengan keinginannya sementara make up artist yang dipercaya oleh artis muda itu sedang melakukan retouch pada beberapa bagian w

  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Pembicaraan Di Sela Pengukuran

    "Paman Leo," Narendra tersenyum ketika melihat pria paruh baya yang sudah berpuluh tahun bekerja di tailor yang sudah menjadi langganan keluarga besar Widjaja. "Saya tidak pernah menyangka kalau saya masih diberi kesempatan untuk mengukur dan menyiapkan suits untuk pernikahan Anda," Leo menyapa dengan ramah. "Paman pasti masih menganggapku anak kecil," Narendra terkekeh. "Kebiasaan orang tua," dengan hati-hati Leo mengarahkan Narendra yang ditemani Abimana dan Badi untuk berjalan ke bagian belakang yang lebih tertutup, "Rasanya baru kemarin Anda ke sini untuk pengukuran suits pertama. Bahan wol, warna kelabu. Three pieces dengan celana pendek." "Untuk ulang tahun pernikahan Papa dan Mama," Narendra menyambung, "Saya juga masih mengingatnya dengan baik, Paman." Selama beberapa saat Leo berdiri sambil menatap Narendra. Tatapannya penuh dengan kenangan bercampur kebanggaan. Dia sempat larut sebelum menyadari kalau ada pekerjaan yang harus diselesaikan. Dengan cepat dia mengeluarkan

DMCA.com Protection Status