Share

Bab 3

Penulis: Citra Lestari
Di sesi permainan minum berikutnya, Eliska tidak lagi menjadi sorotan seperti di kehidupan lampau. Kala itu, dia hanya berusaha menarik perhatian seseorang. Namun, sekarang hal itu sudah tidak perlu.

Orang yang memenangkan permainan kali ini adalah putri Keluarga Lingga.

Seperti sebelumnya, Adelia tidak pernah suka menjadi pusat perhatian. Kali ini pun demikian. Dia hanya berucap sambil tersenyum tipis, "Bakat literasi Naya sangat bagus."

"Ini karena Kak Adelia mengalah padaku," sahut putri Keluarga Lingga itu dengan wajah merona.

"Jangan terlalu menyanjungku, Naya. Oh iya, Eli, kenapa kamu pendiam sekali hari ini? Apa tubuhmu belum sepenuhnya pulih?" tanya Adelia dengan perhatian.

Hubungan Eliska dan Adelia tidak terbilang dekat, jadi dia sedikit terkejut ketika menerima perhatian gadis itu. Dia menyahut, "Ya, kurasa tubuhku masih sedikit lemas. Tapi nggak apa-apa. Kak Adelia nggak perlu khawatir."

Sebagai tuan rumah, Eliska sangat murah hati. Lagi pula, Dwiana berasal dari keluarga kaya. Hadiah yang disiapkannya kali ini adalah lukisan asli karya Mandaka, pelukis ternama dari dinasti sebelumnya.

Naya, putri Keluarga Lingga itu, kegirangan saat menerima lukisan itu. Dia berulang kali mengucapkan terima kasih.

"Kudengar Kakak juga sangat berbakat dalam kaligrafi dan melukis. Lukisan ini nggak akan terbuang percuma di tangan Kakak," ucap Eliska sambil mengibaskan tangannya. Usai berkata demikian, dia menghampiri Gayatri dan duduk dengan tenang di sebelahnya.

"Eli sudah menjadi nona muda yang dewasa," ucap Gayatri sambil menatap cucunya dengan lembut. Dia melihat dengan jelas ketika Eliska mencuri pandang ke arah putra ketiga Keluarga Raja Kawiswara tadi.

Gayatri tentu saja puas dengan Keluarga Raja Kawiswara. Selain sudah menyelamatkan nyawa Eliska, mereka juga merupakan keluarga kekaisaran yang paling dihargai Kaisar. Hanya saja, tidak ada yang tahu apakah Keluarga Raja Kawiswara sudah mengatur pernikahan untuk Arjuna.

"Barusan Kak Ayuna menggodaku, sekarang Nenek juga mau ikut-ikutan?" kata Eliska dengan nada manja.

"Mana mungkin Nenek tega?" balas Gayatri sambil tersenyum.

Suasana di tengah para pria tidak semeriah di pihak wanita. Giandra dan Arjuna sedang mendiskusikan bencana banjir yang terjadi belum lama ini. Jadi, yang lain juga menjaga sikap dan bicara mereka.

Lagi pula, sebagian besar dari mereka sibuk dengan ujian dan karier. Topik pembicaraan mereka juga seputar akademik, pemerintahan, dan sejenisnya.

"Giandra, waktu bertemu adikmu tahun lalu, dia masih seperti anak kecil. Tapi, sekarang dia sudah tumbuh menjadi primadona negeri," ucap Mardhi tanpa aba-aba.

Arjuna dan Pradipta serentak menoleh dan menatapnya.

"Lupakan saja, kamu nggak akan punya kesempatan dengan adikku," potong Giandra.

Anggota Keluarga Adipati Madaharsa tidak ramai, hanya terdiri dari satu keluarga inti dan satu keluarga cabang. Giandra, Gita, dan Rumi adalah keturunan keluarga inti, sementara Raynar dan Eliska adalah anak Raditya dari keluarga cabang.

Gita sudah menikah dan Rumi tidak berada di sini, jadi Giandra langsung tahu siapa yang dimaksudkan Mardhi.

"Memangnya menurutmu kriteria suami seperti apa yang pantas untuk adikmu?" tanya Mardhi penasaran.

Mendengar ini, Giandra terdiam sejenak, lalu menatap Pradipta. Pemuda itu berpenampilan rapi dan sedikit pendiam. Keluarga Bramantya bukan keluarga yang terlalu menonjol di ibu kota. Namun, bibi Giandra yang selalu menaruh ekspektasi tinggi, tiba-tiba menanyakan tentang latar belakang Pradipta padanya.

Tadinya, Giandra mengira orang yang bisa menarik perhatian bibinya pastilah pemuda berdarah biru seperti Arjuna. Bagaimanapun, sang bibi selalu menginginkan yang terbaik bagi Eliska.

"Yang pasti nggak seperti kamu," tandas Giandra.

Melihat sikap Giandra, Mardhi memutuskan untuk berhenti bertanya dan mempermalukan dirinya sendiri lebih jauh.

Arjuna menebak bahwa Keluarga Madaharsa mungkin sudah memiliki kandidat suami bagi putri mereka. Selama itu bukan dirinya, dia tidak peduli. Itu urusan internal Keluarga Madaharsa.

Arjuna teringat pada momen saat dia menyelamatkan Eliska yang hampir tenggelam. Awalnya Eliska menggelepar ketakutan di dalam air, tetapi ketika gadis itu mendongak dan melihatnya, dia tiba-tiba berhenti meronta.

Eliska justru memeluk Arjuna dengan erat dan memanggilnya "sayangku" dengan suara lirih. Itu adalah panggilan seorang wanita terhadap suaminya.

Arjuna tidak ingin terlibat dengan Eliska hanya karena menyelamatkannya. Namun, situasi saat itu sangat mendesak, dia tidak bisa diam saja dan membiarkan gadis itu mati.

Setelah menarik Eliska ke tepian, Arjuna memanggil Pradipta yang kebetulan lewat. Kemudian, dia memintanya menjaga Eliska sementara dia pergi mencari bantuan.

....

Setelah jamuan makan berakhir, Pradipta yang sedang berjalan bersama Arjuna tiba-tiba bertanya, "Putra Bangsawan Arjuna, hari itu kamu memanggilku karena takut kalian akan terlibat skandal gara-gara berduaan dan berakhir dijodohkan, bukan?"

Arjuna tidak menyahut.

"Menurutmu, Keluarga Adipati Madaharsa adalah calon besan yang baik untukku. Kalaupun terjadi sesuatu dan seseorang harus bertanggung jawab atas Nona Eliska, aku bisa menjadi perisaimu sehingga kamu nggak perlu terlibat," lanjut Pradipta dengan tenang.

Jika Eliska tidak memanggilnya "sayangku" tanpa alasan, Arjuna mungkin tidak akan melakukan ini. Dia hanya ingin menyelamatkan gadis itu.

Keluarga Adipati Madaharsa pasti mengerti dan tidak akan mempersulit Arjuna yang sempat memeluk Eliska. Namun, karena Eliska memanggilnya begitu, Arjuna khawatir gadis itu akan memanfaatkan kesempatan ini untuk meminta pertanggungjawabannya.

Bagaimanapun, tiba-tiba menerima panggilan "sayangku" dari seorang gadis yang belum cukup umur untuk menikah pasti akan membangkitkan kewaspadaan pemuda mana pun.

Arjuna berucap dengan jujur, "Aku minta maaf."

Pradipta membalas, "Putra Bangsawan Arjuna nggak perlu meminta maaf. Aku hanya menanyakan apa yang ada di pikiranku. Aku juga nggak menyesal telah menolong Nona Eliska dan siap menerima apa pun konsekuensinya. Aku hanya berharap Putra Bangsawan Arjuna nggak akan menyesalinya kelak."

Menyesal? Arjuna mengangkat pandangan dan melirik Pradipta sekilas. Sudut matanya kebetulan menangkap sosok gadis muda yang berdiri bersama Giandra tidak jauh dari sini. Raut wajah gadis itu terlihat rumit.

Eliska diminta datang oleh Dwiana untuk menyampaikan terima kasihnya. Berhubung ada Giandra bersamanya, dia tidak takut akan digosipkan.

Eliska masih harus pergi secara pribadi ke Kediaman Raja Kawiswara dan Kediaman Bramantya nanti. Namun, karena kebetulan para penolongnya datang berkunjung hari ini, dia harus menghadap mereka dan berterima kasih.

"Karena kalian berdua di sini, aku membawa Eli datang untuk berterima kasih," jelas Giandra.

"Terima kasih pada Putra Bangsawan Arjuna dan Tuan Pradipta. Berkat pertolongan kalian hari itu, nyawa Eli berhasil terselamatkan," ujar Eliska. Tatapannya tidak tertuju pada Arjuna, melainkan pada Pradipta.

Paras Pradipta ternyata sangat tampan. Eliska tidak memiliki kesan mendalam tentangnya di kehidupan lampau.

Arjuna memang lebih menawan, tetapi penampilannya terlalu intens. Gadis muda menyukai wajah rupawan. Namun, bagi Eliska yang sudah pernah menikah, dia lebih menyukai Pradipta yang lembut dan rapi.

Lamunan Eliska disadari ketiga pemuda di sana.

Giandra melempar tatapan aneh pada Arjuna. Belum lama ini, Ayuna diam-diam memberitahunya bahwa Eli menyukai Arjuna, tetapi tampaknya kini gadis itu tertarik pada Pradipta. Adik keempatnya ini benar-benar ... menilai orang hanya dari penampilannya.

Pradipta tetap terlihat tenang. Dia membiarkan Eliska memandanginya dan bertanya dengan perhatian, "Apa Nona Eliska sudah lebih baikan?"

"Aku sudah nggak apa-apa," sahut Eliska penuh rasa terima kasih. "Aku sudah menyiapkan dua hadiah terima kasih. Kuharap Putra Bangsawan Arjuna dan Tuan Pradipta mau menerimanya."

Eliska menyiapkan kertas cendana langka untuk Pradipta dan "Antologi Puisi Tuan Wiyasa" untuk Arjuna, buku kumpulan puisi favorit Arjuna.

Di kehidupan lampau, Arjuna pernah beberapa kali meminta buku itu. Akan tetapi, Eliska justru memberikannya pada Taraka, Pangeran Keempat. Di kehidupan kali ini, Eliska memberikan buku itu sebagai tanda terima kasihnya yang tulus.

Lantaran memikirkan hal ini, Eliska membongkar banyak barang demi menemukan buku antologi puisi itu selama masa pemulihannya. Bahkan dia juga menemukan "buku spesial" yang disiapkan sang ibu untuk keperluan masa depannya.

Walaupun Eliska sudah pernah menikah, dia tetap merona ketika melihatnya. Meski begitu, gadis itu tetap membaca setiap halamannya.

Biarpun Arjuna bukan suami yang baik, dalam hal itu Eliska tetap mendapatkan kepuasan. Bahkan dia sedikit merindukannya. Melihat-lihat buku ini setidaknya bisa meringankan hasratnya. Saat dirinya bosan, Eliska juga sempat membaca beberapa halaman buku antologi puisi itu.

Eliska cukup pandai dalam memilih hadiah. Baik Arjuna maupun Pradipta tidak bisa menolak hadiah yang diberikannya.

Beberapa saat kemudian, Arjuna mencari alasan dan berpamitan. Sebaliknya, Pradipta tetap tinggal dan mengobrol sebentar.

....

Setelah pulang ke kediaman raja, Arjuna pergi mandi. Tidak punya kegiatan lain, dia pun membuka "Antologi Puisi Tuan Wiyasa" pemberian Eliska dengan santai.

Begitu membuka buku itu, Arjuna mematung. Itu sama sekali bukan antologi puisi, melainkan buku ilustrasi yang mengajarkan cara suami dan istri berhubungan intim!

Isinya sangat berani dan bisa membuat siapa pun yang melihatnya tersipu malu. Walaupun Arjuna membolak-balik halaman buku itu dengan raut datar, ujung telinganya sedikit memerah.

Di salah satu halaman, terlihat sebaris tulisan tangan wanita yang rapi di atasnya.

[ Pinggang dan perut Arjuna nggak kuat, kemungkinan nggak akan sanggup mendukung posisi ini. ]

Komentar itu seperti diwarnai nada penyesalan dan keluhan. Arjuna memandangi tulisan itu sejenak. Kemudian, dia mendengus dan melempar buku itu ke samping.
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 4

    Selama hari-hari berikutnya, Eliska sangat jarang keluar. Sebagian besar waktunya dihabiskan untuk mengejar ketinggalan dalam studinya di ruang kerja.Beberapa hari sebelum kembali ke akademi, Dwiana baru mengajak Eliska ke Paviliun Raksi untuk mengunjungi Gayatri.Paviliun Raksi, tempat tinggal Gayatri, ditanami pohon osmanthus di kedua sisinya. Meskipun bunganya sudah layu, pohon-pohon itu masih menyebarkan aroma segar samar, sangat pantas menyandang nama Paviliun Raksi."Nenek!" panggil Eliska, bahkan sebelum dirinya masuk ke dalam."Sayang, cepat kemari, duduk di sebelah nenek," ujar Gayatri.Segera setelah Eliska duduk, pelayan yang sedang melayani Gayatri memberinya sebuah penghangat tangan.Gayatri mengamati gadis itu selama beberapa saat, lalu berkata, "Kamu kelihatan energik hari ini."Dwiana yang berada di sebelah berucap sambil tersenyum, "Beberapa hari lagi, dia akan kembali ke akademi. Aku sengaja membawanya ke sini untuk memberi tahu Ibu."Gayatri mengernyit, hatinya sedi

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 5

    Jika Arjuna sudah bertunangan, mau tidak mau Keluarga Adipati Madaharsa harus menyerah atas keinginan mereka menjadi besan Keluarga Raja Kawiswara.Selain itu, di antara banyaknya gadis bangsawan di ibu kota, Adelia adalah yang terbaik dan terpopuler di antara para tuan muda. Untuk menghindari persaingan di masa depan, Banyu rasa pernikahan ini lebih baik segera ditetapkan."Situasi di istana belum pasti, masih terlalu dini untuk membahas pernikahan sekarang," ujar Arjuna.Kecurigaan Kaisar seperti pedang tajam yang tergantung di atas kepala. Takutnya Kaisar akan menganggap persatuan antara Keluarga Raja Kawiswara dan Keluarga Adipati Nismara sebagai upaya untuk menyeimbangkan kekuasaan.Putra mahkota belum diangkat, sekarang memang masa yang penuh gejolak. Banyu terpaksa menahan lidahnya dan tidak bicara lagi.....Selama beberapa jam Eliska dan Dwiana bertamu di Kediaman Raja Kawiswara, dua tuan muda yang sudah memasuki usia dewasa itu sama sekali tidak menampakkan diri.Apa implikas

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 6

    Eliska tidak begitu mengerti apa maksud Arjuna bertanya begitu."Kalau aku membantumu memetik buah, bagaimana Nona Eliska akan membalas kebaikanku?" tanya Arjuna lagi. Ada konotasi tertentu dalam kata-katanya yang dingin.Sindiran dalam kalimat ini sangat jelas. Jika Eliska masih seorang gadis yang belum mencapai usia dewasa, dia mungkin tidak akan mengerti.Namun, Eliska sudah pernah menikah dan sering tidur bersama Arjuna. Mana mungkin dia tidak mengerti maksudnya? Arjuna beranggapan bahwa Eliska hendak menggoda Banyu dengan beralasan ingin membalas budi.Eliska yang sekarang sebenarnya adalah wanita dewasa. Dia memang berniat untuk mencari suami yang baik, tetapi apa pun yang terjadi pilihannya tidak akan jatuh pada putra dari Keluarga Raja Kawiswara.Saat ini, Eliska harus berakting selayaknya gadis muda yang polos. Dia pun berpura-pura tidak mengerti dan berucap, "Aku akan membalas kebaikan orang yang memetik buah untukku dengan kaligrafi dan lukisan. Karena Tuan Banyu nggak di si

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 7

    Banyu merasa canggung mendengar pertanyaan itu. Dia tidak pernah digoda tentang masalah asmara sebelumnya, jadi dia sangat tidak terbiasa. Namun, hal itu tidak kentara karena ekspresi wajahnya yang selalu datar."Aku bukan tipe orang yang akan dipengaruhi gadis cantik. Kamu tenang saja," ujar Banyu sambil duduk tegak.Melihat sikap serius Banyu, Nindia tidak punya pilihan selain berhenti menggodanya. Diam-diam, dia mengeluh betapa membosankan kakaknya itu.Arjuna tahu bahwa Banyu bertemu Eliska tadi, tetapi dia tidak mengatakan apa-apa. Trik Eliska tidak sehebat itu hingga Arjuna perlu merasa khawatir.Para gadis bangsawan sudah berganti pakaian untuk pesta api unggun malam itu. Meskipun tidak semewah dan seindah biasanya, pakaian mereka tetap unik, jelas merupakan buah pemikiran cermat mereka.Eliska mengenakan pakaian pas tubuh berwarna terang. Desain aksesori rambutnya juga tidak mencolok. Penampilannya dibuat sesederhana mungkin."Semua tuan muda di ibu kota ada di sini. Kenapa kam

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 8

    "Ah, maaf. Aku lupa kalau Kak Arjuna nggak peduli dengan para penari. Bahkan para penari Suku Surtara di kediamanku juga nggak pernah menarik perhatianmu," kata Yanuar.Bagi Yanuar, Banyu adalah si dungu yang tidak mengerti masalah asmara. Di sisi lain, Arjuna mengerti segalanya, tetapi tidak begitu tertarik. Ambisi Arjuna hanya berkaitan dengan kekuasaan.Keluarga Raja Kawiswara adalah keluarga ibu Yanuar. Jadi, dia senang-senang saja melihat pengaruh Keluarga Raja Kawiswara kian besar."Para penari Suku Surtara yang kubawa itu bukan untuk hiburanmu," ujar Arjuna dengan tenang."Kak Arjuna, terkadang nggak ada garis batas yang jelas antara urusan resmi dan pribadi," balas Yanuar sambil tersenyum tipis. Kemudian, dia memanggil pelayannya dan berkata, "Pergi dan tanyakan tentang identitas para penari cantik tadi."Ketika Arjuna menatap ke arah Giandra lagi, dia menyadari Pradipta juga tengah memandang ke tempat yang sama. Senyuman dingin dan cuek terlihat sekilas, lalu menghilang dengan

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 9

    Tempat ini datar dan terbuka. Tidak bisa bersembunyi.Eliska hanya bisa menatap pandangan Arjuna yang tertuju padanya. Dia menutup mata dengan pasrah. Angin dingin bertiup kencang, tetapi tidak sedingin hatinya saat ini. Sekarang tinggal melihat apakah Arjuna akan menyelidikinya atau tidak.Jika menyelidikinya, itu urusan mudah bagi Keluarga Raja Kawiswara. Arjuna sudah menebak tentang penari itu. Dengan menyebarkan sedikit rumor, cukup untuk membuat penari itu menjadi pusat perhatian.Nanti, sebuah tandu merah akan membawa penari itu masuk ke Kediaman Raja Kawiswara lewat pintu samping. Dia akan dijadikan selir. Kemudian, dia akan ditempatkan di paviliun terpencil agar tidak terlihat dan tidak mengganggu.Hal ini tidak akan memengaruhi pernikahan dan karier Arjuna di masa depan.Namun, hidup Eliska akan hancur. Menjadi selir dengan cara seperti ini, bahkan lebih buruk dibandingkan dengan istri simpanan di luar. Jika itu terjadi, dia tidak akan bisa ikut campur masalah kakaknya lagi.K

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 10

    Sikap Eliska membuat ekspresi Zuhair tidak terlalu muram lagi. Dia berucap, "Kebetulan hari ini kamu bisa bertemu aku."Eliska berpikir sejenak. Dia bukan hanya perlu menerima bertanding dengan Putri, dia pasti tidak bisa menandingi Putri Belani yang sering berkuda. Eliska juga harus memastikan Zuhair tidak menghukumnya jika dia tidak bisa mengalahkan Putri Belani.Setelah memikirkan hal ini, Eliska melihat Giandra. Sementara itu, Giandra juga memahami maksud Eliska.Giandra maju, lalu berlutut di depan Zuhair dan meminta ampun, "Kaisar, adik saya baru serius belajar memanah dan berkuda nggak lebih dari belasan hari. Beberapa waktu yang lalu, dia juga sakit parah. Saya mengkhawatirkan keselamatannya."Eliska diam-diam merasa malu. Sebenarnya, Eliska yang sudah menjalani 2 kehidupan serius belajar memanah dan berkuda lebih dari belasan hari.Namun, sekarang Eliska memang membutuhkan bantuan Giandra untuk berbicara seperti ini. Jika Eliska kalah, itu juga karena dia baru belajar dan tubu

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 11

    Arjuna tentu saja tidak menganggap serius omongan gadis kecil yang mabuk itu.Meskipun dia mengingat kehidupan sebelumnya, segala sesuatu tetap harus masuk akal. Dia tidak punya alasan untuk menikahi Eliska dan juga tak ada seorang pun yang bisa memaksanya menikahi wanita yang tidak ingin dia nikahi. Mereka berdua mustahil menjadi suami istri.Lantaran tidak bisa mendapatkan jawaban, Arjuna pun tidak ingin membuang waktu lebih lama. Dia berdiri dan menyalakan kembang api sinyal dengan alat pembakar kecil."Aku kedinginan ...," ujar Eliska lirih.Arjuna melepas mantel tebalnya. Eliska baru saja sembuh dari sakit berat, tubuhnya lemah dan tidak tahan dingin. Arjuna tidak keberatan menjual budi kepada Pradipta.Saat Arjuna menyelimutinya, Eliska refleks mencari sumber kehangatan dan langsung merapat ke dalam pelukannya. Dalam benaknya, Eliska masih mengira dirinya sedang berada di kehidupan lalu. Oleh karena itu, dia tidak merasa sungkan.Lagi pula, Eliska sudah mengurus rumah Keluarga Ra

Bab terbaru

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 50

    Nindia mengingat sejenak. Selain para selir, hari ini Adelia memakai tusuk konde bunga dahlia dan Eliska memakai tusuk konde bunga anggrek."Apa Kak Banyu merasa hari ini tusuk konde yang dipakai Kak Eliska sangat cantik?" tanya Nindia. Hari ini dia juga tertarik pada tusuk konde yang dipakai Eliska. Tusuk kondenya sangat mungil. Gaya sanggul Eliska juga sederhana, tetapi unik.Kalau bukan karena Nindia merasa canggung saat berbicara dengan Eliska, dia pasti bertanya kepada Eliska kedai mana yang membuat tusuk konde bunga itu.Sementara itu, sekarang Banyu benar-benar merasa canggung. Dia tidak mungkin memperhatikan dandanan orang lain, menurutnya sama saja. Itulah sebabnya dia memakai Winka sebagai alasan."Kenapa Kak Banyu nggak langsung bilang saja kalau merasa tusuk konde Kak Eliska cantik? Ini bukan hal yang nggak sopan," komentar Nindia.Saat ini, Nindia tidak curiga. Bagaimanapun, Arjuna sudah menolak Eliska. Jadi, Nindia menganggap anggota Keluarga Raja Kawiswara tidak akan ber

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 49

    Eliska tidak menunggu Arjuna menanggapi perkataannya. Dia langsung menambahkan sambil mengernyit, "Apa ke depannya aku harus membiarkan Putra Bangsawan Arjuna menyeleksi dulu waktu memilih suami? Jadi, aku baru bisa menikah setelah mendapatkan persetujuan Putra Bangsawan Arjuna?"Nada bicara Eliska sangat lembut, tetapi sindiran Eliska lebih kentara dari ucapannya tadi. Biasanya Eliska bersedia menoleransi sikap Arjuna dan menerima semua perintahnya demi kepentingan keluarga adipati. Namun, Eliska tidak terima kalau Arjuna terlalu mencampuri urusannya.Arjuna memandangi Eliska. Ekspresi Eliska tetap terlihat ramah dan tidak berubah sedikit pun. Hanya saja, telinga Eliska yang memerah menunjukkan dia sedikit emosional. Sepertinya sekarang Eliska sedang kesal, jadi Arjuna membalas, "Aku bukan meremehkanmu."Eliska tidak berbicara. Arjuna menjelaskan pada Eliska, "Bibiku sudah memilih kandidat untuk menjadi istri Yanuar. Lagi pula, Yanuar itu pria buaya darat. Biarpun sekarang dia menyuka

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 48

    "Kalian main saja, aku mau masuk untuk menyalakan perapian," ujar Winka. Dia tidak ingin main lagi setelah kembang apinya padam. Winka kedinginan, jadi dia buru-buru masuk ke dalam istana.Eliska berpura-pura santai saat bertanya, "Kudengar Tuan Banyu mau pergi ke Surtara setelah tahun baru, ya?"Banyu menjawab, "Iya. Aku bertanggung jawab mengantar gaji prajurit dan pangan. Aku akan berangkat setelah tahun baru hari kelima. Butuh waktu 2 bulan sebelum aku kembali."Eliska berkata seraya menunduk, "Beberapa hari yang lalu, aku bermimpi Tuan Banyu diserang orang dari Suka Surtara secara diam-diam waktu dalam perjalanan mengantar pangan. Kamu terluka parah. Jadi, Tuan Banyu harus hati-hati waktu melakukan perjalanan sendiri."Banyu memang tidak terlalu mahir dalam urusan asmara, tetapi dia bukan orang yang bodoh. Banyu tahu Eliska mengkhawatirkannya. Sepertinya hari ini Eliska mengajak Winka bermain kembang api demi membicarakan hal ini dengan Banyu.Seketika Banyu merasa Eliska sangat l

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 47

    Eliska tanpa sadar mencari Arjuna. Selama ini, Arjuna ingin menikahi Adelia. Namun, sepertinya ini bukan hal yang mudah karena saingannya adalah Taraka. Jika Arjuna kehilangan wanita yang dicintainya lagi, entah siapa yang akan dinikahinya di kehidupan ini.Arjuna melirik Eliska sekilas, lalu tidak melihatnya lagi. Banyu yang berdiri di samping Arjuna tetap menunjukkan ekspresi serius seperti biasanya.Menurut Eliska, Banyu termasuk pria baik. Dia bukan pria yang bisa mengkhianati istrinya dan tertarik pada wanita lain. Sudah jelas, Banyu adalah pria yang jujur dan bertanggung jawab.Sementara itu, Eliska tidak bisa menilai Arjuna adalah pria yang baik atau jahat. Arjuna hanya fokus memikirkan kepentingan Keluarga Raja Kawiswara.Dalam urusan percintaan, Arjuna bukan pria yang setia. Arjuna bisa tertarik pada wanita lain, tetapi biasanya wanita yang tergoda dengannya. Jadi, Arjuna tidak pernah rugi.Eliska teringat masalah di kehidupan sebelumnya saat melihat Banyu. Setelah melewati ta

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 46

    Ucapan Arjuna membuat Banyu lebih tenang. Sekarang mereka berada di istana, bukan di kediaman raja. Jadi, mereka harus tahu batasan. Banyu tetap menunjukkan ekspresi datar, tetapi dia tidak minum arak lagi.Jyena menoleh setelah mendengar suara mereka berdua. Dia berkomentar sembari tersenyum saat melihat ekspresi Banyu, "Kualitas Arak Batari sangat bagus. Kalau Banyu suka, jangan larang dia minum."Zuhair menimpali, "Semua yang merayakan tahun baru di sini keluarga. Nggak masalah kalau mabuk. Apa istana yang besar ini kekurangan tempat untuk istirahat?"Banyu membalas, "Maaf sudah membuat Paman dan Bibi repot."Zuhair memandang Eliska lagi, lalu bercanda dengannya, "Eli, apa kamu mau mencoba arak ini? Aku ingat kamu juga suka minum arak."Yang dimaksud Zuhair adalah kejadian Eliska mabuk saat perburuan musim gugur. Eliska menyahut dengan ekspresi malu, "Setelah pulang ke kediaman, Ibu menceramahiku. Sejak saat itu, aku nggak berniat minum arak lagi. Kalau nggak, Ibu pasti nggak akan m

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 45

    Eliska memberi hormat dan berucap, "Selir Agung Jyena, aku nggak pantas terima pujian seperti itu."Zuhair berkomentar, "Kamu sangat perhatian. Ini pertama kalinya kamu masuk istana, tapi kamu memperhatikan semua selirku."Zuhair melihat burung bayan putih di dalam kandang yang lebih kurus dibandingkan sebelumnya. Burung bayan itu terlihat lemas. Zuhair menambahkan, "Kenapa kamu memelihara burung bayan hingga menjadi seperti ini?"Eliska bersujud. Dia yang malu mengakui kesalahannya, "Paman Zuhair, Paman Sadali sudah bantu aku cari pelatih burung demi memelihara burung bayan ini. Tapi, aku benar-benar nggak mampu memelihara burung. Jadi, aku bawa burung bayan ini ke istana biar Paman Zuhair bisa bantu aku cari cara."Meskipun Yanuar yang menyuruh Eliska membawa burung bayan ke istana, sekarang Eliska tidak boleh mengungkitnya.Zuhair menceletuk, "Yang pandai memelihara burung cuma Yanuar. Biar dia yang bantu kamu pelihara saja."Yanuar memberi hormat sambil menyahut, "Oke, Ayah."Elisk

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 44

    Gayatri berucap sambil mengernyit, "Apa bedanya anak selir atau anak sah? Semuanya tetap cucuku. Lihatlah, Rumi berdandan dengan begitu rapi. Dia juga gadis cantik kok. Kesehariannya pun perlu lebih banyak diawasi dan dibimbing. Kalau saja aku nggak minta orang untuk mengukur badannya, mungkin pakaian baru yang dipakainya hari ini pun nggak akan ada."Sebenarnya, Rumi menuruti ucapan Eliska tempo hari. Itulah sebabnya dia dengan inisiatif mendekati Gayatri beberapa kali dan mengatakan bahwa dirinya kekurangan pakaian. Mendengar itu, Gayatri merasa iba dan langsung memerintahkan pelayan menyiapkan pakaian baru untuknya.Mendengar Gayatri kembali membelanya di hadapan banyak orang hari ini, Rumi tidak kuasa menahan air mata. Dia buru-buru mengangkat tangan dan mengusapnya perlahan.Di sisi lain, Ulfa hanya bisa mencibir dalam hati. Dia merasa Verani benar-benar bodoh, bahkan anak sendiri pun tidak dibela. Namun dia senang melihat kebodohan itu terus berlanjut, jadi dia hanya tersenyum ti

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 43

    "Aku sangat sadar kalau Keluarga Bramantya nggak punya latar belakang yang kuat. Wanita yang kusukai belum tentu juga akan menyukaiku. Sekalipun dia menyukaiku, aku pun nggak mau dia harus hidup menanggung perasaan terpaksa atau teraniaya." Pradipta menatap Eliska dengan serius. Kata-katanya terdengar begitu tulus.Eliska tidak tahu apakah wanita yang dia maksud itu adalah dirinya, tetapi jantungnya tetap saja berdegup makin cepat.Eliska perlahan mendongak dan menatap pria di hadapannya. Wajahnya memiliki garis-garis yang tegas dan rupawan.Meskipun hanya mengenakan pakaian sederhana berwarna hitam, ketampanannya sama sekali tak kalah dibanding pemuda-pemuda dari keluarga terhormat lainnya. Pradipta ibarat secangkir teh harum yang pekat. Makin lama dipandang, makin terasa dalam pesonanya."Semoga apa yang diinginkan Tuan Pradipta bisa segera terwujud," ucap Eliska pelan sambil menundukkan pandangannya.Pradipta melihat telinganya yang memerah. Dia tak kuasa menahan senyum, lalu berkat

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 42

    Menjelang pergantian tahun, barulah Eliska mengerti maksud dari kalimat "lain kali kalau masuk istana" yang pernah diucapkan oleh Yanuar.Zuhair adalah seseorang yang paling tidak menyukai suasana sepi. Setiap malam tahun baru, dia selalu mengundang para wanita dan pemuda yang dekat dengan keluarga kekaisaran untuk masuk istana dan menemaninya merayakan malam pergantian tahun.Tahun-tahun sebelumnya, Eliska tentu saja tidak pernah mendapatkan kehormatan seperti itu. Namun tahun ini, dia sempat menjadi pusat perhatian di hadapan Zuhair. Jadi, sang kaisar pun langsung teringat padanya.Yanuar kemungkinan besar sudah lebih dulu mendengar kabar ini, makanya lebih awal mengisyaratkan hal tersebut pada dirinya.Sepanjang hidupnya, bahkan dihitung dari dua kehidupan sekalipun, kesempatan Eliska untuk masuk istana tak pernah lebih dari sepuluh kali. Jadi meskipun bersikap tenang, tetap saja hatinya terasa sedikit gugup.Bisa mendapatkan perhatian dari Zuhair adalah sebuah kehormatan besar bagi

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status