Share

Bab 7

Author: Citra Lestari
Banyu merasa canggung mendengar pertanyaan itu. Dia tidak pernah digoda tentang masalah asmara sebelumnya, jadi dia sangat tidak terbiasa. Namun, hal itu tidak kentara karena ekspresi wajahnya yang selalu datar.

"Aku bukan tipe orang yang akan dipengaruhi gadis cantik. Kamu tenang saja," ujar Banyu sambil duduk tegak.

Melihat sikap serius Banyu, Nindia tidak punya pilihan selain berhenti menggodanya. Diam-diam, dia mengeluh betapa membosankan kakaknya itu.

Arjuna tahu bahwa Banyu bertemu Eliska tadi, tetapi dia tidak mengatakan apa-apa. Trik Eliska tidak sehebat itu hingga Arjuna perlu merasa khawatir.

Para gadis bangsawan sudah berganti pakaian untuk pesta api unggun malam itu. Meskipun tidak semewah dan seindah biasanya, pakaian mereka tetap unik, jelas merupakan buah pemikiran cermat mereka.

Eliska mengenakan pakaian pas tubuh berwarna terang. Desain aksesori rambutnya juga tidak mencolok. Penampilannya dibuat sesederhana mungkin.

"Semua tuan muda di ibu kota ada di sini. Kenapa kamu berpakaian begitu sederhana?" tanya Ayuna sambil menatap Eliska.

Eliska memang cantik natural, tetapi dengan pakaian seperti ini, dia sama sekali tidak akan menarik perhatian di tengah keramaian.

Eliska memang sengaja berdandan seperti ini supaya tidak mencolok. Sebelum dirinya bertunangan di kehidupan lampau, Eliska harus menghadapi beberapa pelamar yang tidak menyenangkan.

Salah satuya adalah Yanuar, Pangeran Keenam. Jika bukan karena pertunangannya dengan Arjuna, dia mungkin akan dipaksa menjadi selir pemuda itu.

Di antara para pangeran, saat ini hanya Yanuar yang berada di ibu kota. Dia pasti datang ke perburuan musim gugur. Eliska tidak ingin menarik perhatiannya.

"Kak Ayuna, aku datang untuk berlatih berkuda dan memanah, bukan untuk memilih pendamping," ujar Eliska sambil tersenyum.

"Nggak apa-apa kalau begitu. Mendapat terlalu banyak perhatian juga bukan hal yang baik," sahut Ayuna. "Aku harus menyiapkan para penari sebentar lagi. Aku akan mencarimu lagi setelah senggang."

Putri Keluarga Pradaya ini cukup ahli dalam musik dan tari. Setya, sang kepala keluarga bekerja di Kementerian Ritus dan bertanggung jawab atas upacara, ritual, dan sejenisnya.

Setiap kali tamu asing datang, Keluarga Pradaya selalu bertugas mengatur para penari. Kali ini, tanggung jawab diserahkan pada Ayuna.

Eliska mengangguk.

Jamuan makan dimulai pada sore hari. Para gadis bangsawan ibu kota datang dengan pesona mereka masing-masing. Begitu mereka muncul, seakan-akan ada ratusan bunga yang tiba-tiba bermekaran.

Ada Adelia yang anggun seperti bunga teratai, murni dan tanpa terkesan menggoda. Nindia yang ceria dan lincah bak bunga sepatu. Ada pula Kendhis Lawana yang cantik dan angkuh seperti anggrek. Banyak sekali gadis cantik yang berkumpul di sana.

Kemunculan mereka seketika menimbulkan kegaduhan di tengah para tuan muda yang belum bertunangan.

Giandra mencari ke sana kemari, tetapi tidak menemukan adiknya. Tiba-tiba, seseorang menarik lengan bajunya dan memanggilnya.

Giandra menunduk dan melihat seorang gadis berpakaian warna terang. Dia tidak lain adalah adik yang sedang dicarinya.

Biarpun wajah Eliska sangatlah menawan, pakaiannya begitu polos dan tidak menarik perhatian. Jika tidak memperhatikannya secara khusus, dia mungkin bisa dikira pelayan.

"Kak, apa aku boleh pinjam kuda besok?" tanya Eliska, duduk di samping Giandra.

Eliska ingin memenangkan gelar Gadis Berbakat. Medan Gunung Merobu terjal dan berliku-liku. Jika dia berlatih berkuda dan memanah dengan baik di sini, memperoleh nilai tertinggi dalam ujian seharusnya tidak akan menjadi masalah.

"Kamu nggak pandai berkuda, bahaya kalau berlatih di sini," tolak Giandra.

Eliska melirik Pradipta yang duduk tegak di seberangnya. Pemuda itu tengah menatapnya. Tatapannya begitu lekat, bahkan ada binar sayang di sana. Seakan-akan hatinya rapuh karena kehilangan sesuatu dan telah mendapatkannya kembali.

Eliska melempar senyum cerah padanya. Pradipta tertegun sejenak, lalu segera menoleh ke arah lain. Meskipun wajahnya tidak menunjukkan perubahan ekspresi, telinganya terlihat sedikit memerah.

Eliska berpikir sejenak sebelum berkata, "Aku ingin menggunakan kesempatan ini untuk berlatih. Kak, tolong tanyakan pada Tuan Pradipta apa dia bersedia mengajariku berkuda."

Giandra adalah seorang pejabat sipil, dia tidak ahli dalam bela diri. Di antara para tuan muda di sini, memang lebih pas untuk meminta bantuan Pradipta.

Pertama, Pradipta orang yang jujur, bukan tipe yang akan bermain-main dengan wanita. Kedua, keterampilan berkuda dan memanahnya memang sangat baik. Selain itu, Eliska juga tidak keberatan berdekatan dengannya.

Giandra sedikit dilema, tetapi akhirnya berkata, "Sebenarnya Tuan Pradipta juga menanyakan hal ini padaku. Dia bilang kalau kamu nggak mengerti sesuatu, kamu bisa tanya padanya."

Eliska sempat khawatir ada orang lain yang mendahuluinya meminta bantuan pada Pradipta. Meskipun Keluarga Bramantya bukan keluarga yang menonjol di ibu kota, Pradipta tetap sangat menarik di mata para gadis. Setelah mendengar perkataan Giandra, Eliska merasa lega.

Kaisar Zuhair dan Putri Belani tiba belakangan.

Usia Zuhair sudah di atas 50 tahun, tetapi rambutnya masih belum beruban. Sosoknya energik dan aura kaisarnya begitu mendominasi seperti dewa.

Putri Belani memiliki fitur wajah yang khas, sedikit berbeda dari orang-orang Yardin. Dia juga gadis yang sangat cantik.

Yang datang bersama mereka adalah Arjuna dan Yanuar. Keduanya adalah saudara sepupu. Ibu Yanuar, Selir Agung Marani, adalah adik Raja Kawiswara dan saat ini sangat disayangi Kaisar.

Selain para pangeran, satu-satunya yang memiliki kualifikasi untuk menemani Kaisar di acara seperti ini adalah Arjuna. Bukan tanpa alasan orang-orang berkata bahwa Raja Kawiswara adalah kerabat yang paling dihargai Kaisar.

"Yang Mulia, para gadis Yardin benar-benar secantik dewi yang turun dari surga. Aku sampai silau dengan pesona mereka," ujar Putri Belani.

"Apa pemuda di Yardin nggak tampan?" balas Zuhair sambil tersenyum.

"Itu karena aku bertemu giok murni seperti Putra Bangsawan Arjuna dan Pangeran Yanuar dulu. Biarpun yang lainnya juga tampan, mereka jadi nggak terlihat memukau," kata Putri Belani.

Putri Belani berkata begitu sambil melirik Arjuna. Pemuda itulah yang menjemputnya di ibu kota. Pada pertemuan pertama itu, bunga seperti kehilangan wanginya dan giok seperti luntur pesonanya. Daya tarik putra bangsawan itu seperti bunga plum, wangi hingga meresap ke dalam tulang.

"Karena kamu merasa keponakanku seperti giok murni, bagaimana kalau aku menjodohkanmu dengannya?" goda Zuhair sambil memandang Arjuna.

Kata-kata ini mengejutkan banyak orang. Eliska tahu bahwa sang putri ingin mencari pendamping, tetapi dia tidak menduga pilihannya akan jatuh pada Arjuna. Bahkan wajah Adelia juga sedikit memucat.

Eliska menatap Arjuna dan tidak menemukan perubahan ekspresi di wajahnya. Setelah dia memikirkannya sejenak, dia mengerti.

Raja Kawiswara memegang kekuasaan militer. Mana mungkin putranya akan diizinkan menjadi pendamping putri dari negara asing?

Zuhair hanya berkata seperti itu untuk menguji Arjuna. Dia mungkin ingin tahu pendapat pemuda itu tentang pernikahannya.

Zuhair memercayai Raja Kawiswara, tetapi dia tidak ingin ambisi Keluarga Raja Kawiswara tumbuh terlalu besar. Yang diinginkan para penguasa adalah konflik internal di antara para menterinya, bukan aliansi yang kuat.

"Apa Yang Mulia benar-benar bersedia membiarkan Putra Bangsawan Arjuna menjadi suamiku?" tanya sang putri dengan mata berbinar. Tampaknya dia menganggap serius kata-kata Kaisar.

Masih sambil tersenyum, Zuhair menjawab, "Itu tergantung keputusan Arjuna sendiri. Aku nggak bisa memaksanya."

Putri Belani menatap Arjuna dengan penuh semangat.

Arjuna berkata pada Zuhair, "Biarpun perang di Surtara sudah berakhir, masih butuh waktu hingga situasi benar-benar stabil. Ayahku belum kembali dalam kemenangan. Aku belum ingin mempertimbangkan pernikahan untuk saat ini."

Eliska sudah menduga Arjuna akan menggunakan Raja Kawiswara sebagai alasan untuk menolak. Raja Kawiswara telah memenangkan perang tahun lalu dan sekarang sedang memerintah Surtara. Kaisar tentu harus menunjukkan rasa hormatnya.

Eliska melirik Adelia lagi. Terlihat jelas bahwa gadis itu sudah merasa lebih tenang.

Putri Belani tetap ceria, sama sekali tidak terlihat sedih karena ditolak. Dia berkata, "Putra Bangsawan Arjuna, kalau kamu sudah mengenalku dengan lebih baik, kamu akan tahu betapa baiknya aku."

"Putri adalah gadis hebat yang berstatus tinggi. Hanya saja, itu bukan ambisiku," sahut Arjuna dengan sopan.

Zuhair berujar, "Karena Arjuna mengkhawatirkan urusan negara, aku nggak akan mempersulitnya. Masih ada banyak pemuda hebat di Yardin, aku akan carikan suami yang baik untuk Putri."

Jamuan makan dilanjutkan dengan pertunjukan menyanyi dan menari. Putri Belani memperagakan Tarian Pedang Belani yang sangat heroik dan berani. Orang-orang bertepuk tangan takjub melihatnya.

Saking tidak mencoloknya, Eliska yang duduk di sebelah Giandra hampir transparan. Bukan saja Yanuar, bahkan mata Arjuna yang luar biasa tajam pun tidak memperhatikannya.

Namun, Eliska tidak bisa menikmati tarian pedang Putri Belani dengan tenang. Seorang pelayan diam-diam menghampirinya dan berbisik, "Nona Eliska, Nona Ayuna mencarimu."

Melihat ekspresi panik si pelayan, Eliska tahu pasti telah terjadi suatu masalah. Dia segera mengikuti pelayan itu pergi.

Di belakang panggung, air mata Ayuna hampir tumpah. Dia berucap dengan panik, "Eli, aku harus bagaimana?"

"Kak Ayuna, ceritakan pelan-pelan. Ada apa?" tanya Eliska.

Ayuna menata emosinya, lalu menjelaskan akar permasalahan. Dia telah merancang koreografi tarian, tetapi dia melalaikan sesuatu.

Yang diperhatikan Ayuna adalah penampilan tarian itu terlihat bagus. Namun, seorang penari baru saja mengingatkan suatu hal yang sangat penting.

Salah satu segmen dalam tarian, yakni "Tubuh Giok Berbaring", hanyalah gerakan tarian biasa di Yardin. Namun, itu adalah tarian terlarang di Belani yang menyindir kebejatan keluarga kerajaan.

Jika gerakan tari ini ditampilkan di hadapan Putri Belani, seperti apa dampaknya pada kedua negara nanti? Yang jelas, Ayuna tidak akan sanggup menanggungnya.

"Tarian ini nggak boleh ditampilkan," kata Eliska dengan tenang.

Ayuna mengangguk dan berujar, "Rencananya aku mau ganti ke Tarian Tekuk Pinggang. Para penari sudah sering berlatih tarian ini, jadi nggak akan ada kesalahan. Hanya saja ... kami masih kurang satu orang."

Eliska menangkap maksud Ayuna. Dia memang bisa menarikan Tarian Tekuk Pinggang, tetapi seorang gadis bangsawan harus menjaga kehormatannya. Jika Eliska ketahuan menari dengan penari lain di acara seperti ini, reputasinya akan tercoreng. Martabat keluarga adipati juga akan terpengaruh.

Namun, Ayuna adalah calon menantu Keluarga Adipati Madaharsa. Jika Keluarga Pradaya tertimpa masalah, keluarga adipati juga akan ikut terseret.

Eliska mempertimbangkan pilihannya dalam hati. Bagaimanapun, Ayuna selalu memperlakukannya dengan baik dan tulus. Dia juga tidak akan meminta bantuannya jika tidak benar-benar terdesak.

"Kak Ayuna, ini adalah rahasia kita berdua. Kalau ada yang tanya, katakan saja aku nggak enak badan dan sedang beristirahat di tendamu," ucap Eliska.

Ayuna mengangguk, lalu berkata pada pelayannya, "Kenakan pakaian Eli dan berbaringlah di tenda. Kalau ada yang masuk, jangan bicara. Pura-pura tidur saja."

Eliska pergi ke belakang layar dan segera mengenakan kostum tari yang memang dirancang untuk menonjolkan lekuk tubuhnya. Begitu dia keluar sesudah berganti pakaian, Ayuna bahkan tersipu melihatnya.

Eliska mengikuti Ayuna mendekati para penari, lalu berlatih sebentar. Untuk menyembunyikan identitasnya dari para penari, Eliska mengenakan cadar dan tidak berbicara. Kemudian, dia mengikuti para penari naik ke atas panggung.

Posisi Eliska tidak berada di tengah-tengah, tetapi dia merasakan banyak pasang mata mengawasinya, baik sengaja maupun tidak sengaja.

Eliska melirik ke arah Pradipta. Pemuda itu tengah mengernyit. Tatapan Eliska beralih ke arah Arjuna. Keduanya saling bertatapan untuk sesaat. Kemudian, dia memandang ke kursi kosong di sebelah Giandra.

Jantung Eliska berdebar-debar. Hawa dingin menjalar ke punggungnya. Namun, sekarang bukan waktunya untuk berpikir macam-macam.

Begitu musik didendangkan, Eliska mulai menari dengan gerakan anggun. Ketika dia mengangkat lengan baju dan memutar pinggangnya, tak seorang pun yang bisa mengalahkan pesonanya.

Kecantikan seorang wanita sangatlah memikat. Banyak pemuda yang matanya terpaku pada tubuh Eliska.

Di tengah tarian, Eliska bertukar posisi dengan penari di sebelahnya. Kini, dia berdiri tepat di depan Arjuna.

Eliska sedikit malu untuk menari dengan begitu sensual di hadapan Arjuna. Bahkan saat ingin membujuk pemuda itu bercinta di kehidupan lampau, dia juga tidak pernah segenit ini.

Arjuna melirik pinggang Eliska sejenak, lalu dia mengangkat gelas anggurnya. Sambil menyesap minumannya dengan tenang, matanya kembali sesekali melirik pinggang gadis itu.

Untung saja Eliska bisa menyembunyikan rasa malunya di balik cadar. Tarian itu terasa sangat panjang baginya.

Begitu sesi tarian berakhir, Eliska buru-buru kabur. Saat itu, dia tidak sengaja melihat Yanuar sedang menatapnya, tepatnya ke arah dadanya.

Yanuar adalah orang yang paling ingin dijauhi Eliska. Makin dekat seseorang dengan kekuasaan istana, makin berbahaya pula dirinya.

Di kehidupan lampau, Eliska sangat sering ditindas Yanuar. Di satu sisi, pemuda itu meremehkannya, tetapi di sisi lain dia juga memaksa Eliska menjadi selirnya.

Eliska berjalan secepat yang dia bisa.

"Para penari dari Kementerian Ritus ini menarik juga," gumam Yanuar sambil memandangi punggung para penari yang berjalan pergi.

Arjuna hanya mengelus gelasnya, tidak berkata apa-apa.
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 8

    "Ah, maaf. Aku lupa kalau Kak Arjuna nggak peduli dengan para penari. Bahkan para penari Suku Surtara di kediamanku juga nggak pernah menarik perhatianmu," kata Yanuar.Bagi Yanuar, Banyu adalah si dungu yang tidak mengerti masalah asmara. Di sisi lain, Arjuna mengerti segalanya, tetapi tidak begitu tertarik. Ambisi Arjuna hanya berkaitan dengan kekuasaan.Keluarga Raja Kawiswara adalah keluarga ibu Yanuar. Jadi, dia senang-senang saja melihat pengaruh Keluarga Raja Kawiswara kian besar."Para penari Suku Surtara yang kubawa itu bukan untuk hiburanmu," ujar Arjuna dengan tenang."Kak Arjuna, terkadang nggak ada garis batas yang jelas antara urusan resmi dan pribadi," balas Yanuar sambil tersenyum tipis. Kemudian, dia memanggil pelayannya dan berkata, "Pergi dan tanyakan tentang identitas para penari cantik tadi."Ketika Arjuna menatap ke arah Giandra lagi, dia menyadari Pradipta juga tengah memandang ke tempat yang sama. Senyuman dingin dan cuek terlihat sekilas, lalu menghilang dengan

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 9

    Tempat ini datar dan terbuka. Tidak bisa bersembunyi.Eliska hanya bisa menatap pandangan Arjuna yang tertuju padanya. Dia menutup mata dengan pasrah. Angin dingin bertiup kencang, tetapi tidak sedingin hatinya saat ini. Sekarang tinggal melihat apakah Arjuna akan menyelidikinya atau tidak.Jika menyelidikinya, itu urusan mudah bagi Keluarga Raja Kawiswara. Arjuna sudah menebak tentang penari itu. Dengan menyebarkan sedikit rumor, cukup untuk membuat penari itu menjadi pusat perhatian.Nanti, sebuah tandu merah akan membawa penari itu masuk ke Kediaman Raja Kawiswara lewat pintu samping. Dia akan dijadikan selir. Kemudian, dia akan ditempatkan di paviliun terpencil agar tidak terlihat dan tidak mengganggu.Hal ini tidak akan memengaruhi pernikahan dan karier Arjuna di masa depan.Namun, hidup Eliska akan hancur. Menjadi selir dengan cara seperti ini, bahkan lebih buruk dibandingkan dengan istri simpanan di luar. Jika itu terjadi, dia tidak akan bisa ikut campur masalah kakaknya lagi.K

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 10

    Sikap Eliska membuat ekspresi Zuhair tidak terlalu muram lagi. Dia berucap, "Kebetulan hari ini kamu bisa bertemu aku."Eliska berpikir sejenak. Dia bukan hanya perlu menerima bertanding dengan Putri, dia pasti tidak bisa menandingi Putri Belani yang sering berkuda. Eliska juga harus memastikan Zuhair tidak menghukumnya jika dia tidak bisa mengalahkan Putri Belani.Setelah memikirkan hal ini, Eliska melihat Giandra. Sementara itu, Giandra juga memahami maksud Eliska.Giandra maju, lalu berlutut di depan Zuhair dan meminta ampun, "Kaisar, adik saya baru serius belajar memanah dan berkuda nggak lebih dari belasan hari. Beberapa waktu yang lalu, dia juga sakit parah. Saya mengkhawatirkan keselamatannya."Eliska diam-diam merasa malu. Sebenarnya, Eliska yang sudah menjalani 2 kehidupan serius belajar memanah dan berkuda lebih dari belasan hari.Namun, sekarang Eliska memang membutuhkan bantuan Giandra untuk berbicara seperti ini. Jika Eliska kalah, itu juga karena dia baru belajar dan tubu

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 11

    Arjuna tentu saja tidak menganggap serius omongan gadis kecil yang mabuk itu.Meskipun dia mengingat kehidupan sebelumnya, segala sesuatu tetap harus masuk akal. Dia tidak punya alasan untuk menikahi Eliska dan juga tak ada seorang pun yang bisa memaksanya menikahi wanita yang tidak ingin dia nikahi. Mereka berdua mustahil menjadi suami istri.Lantaran tidak bisa mendapatkan jawaban, Arjuna pun tidak ingin membuang waktu lebih lama. Dia berdiri dan menyalakan kembang api sinyal dengan alat pembakar kecil."Aku kedinginan ...," ujar Eliska lirih.Arjuna melepas mantel tebalnya. Eliska baru saja sembuh dari sakit berat, tubuhnya lemah dan tidak tahan dingin. Arjuna tidak keberatan menjual budi kepada Pradipta.Saat Arjuna menyelimutinya, Eliska refleks mencari sumber kehangatan dan langsung merapat ke dalam pelukannya. Dalam benaknya, Eliska masih mengira dirinya sedang berada di kehidupan lalu. Oleh karena itu, dia tidak merasa sungkan.Lagi pula, Eliska sudah mengurus rumah Keluarga Ra

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 12

    "Aku nggak pernah melakukan kontak seperti itu dengan Nona Eliska," jawab Arjuna datar.Gumelar tentu saja tidak mencurigainya. Jika memang benar ada sesuatu antara Arjuna dan Eliska, Keluarga Madaharsa pasti sudah lebih dulu datang menuntut penjelasan darinya."Sungguh kejadian yang aneh," gumamnya. Dia tetap tak bisa menemukan jawaban yang masuk akal.Namun, Arjuna tidak mempermasalahkannya. "Kalau terjadi sesuatu, pasti karena ada sebab. Ini tak lain hanya kemampuan Eliska yang unggul."Asal bisa menemukan tujuan sebenarnya dari orang itu, maka alasan kenapa Eliska memiliki kemampuan memanah seperti itu, pasti akan terungkap dengan sendirinya.Sementara itu, Eliska baru saja kembali ke aula pelatihan. Hanya dalam waktu singkat, Nindia pun kembali dari ujian."Kak Eliska, penampilanmu hari ini benar-benar luar biasa," kata Nindia yang jarang sekali menyapa dengan begitu ramah.Sebelumnya, ketika mendengar bahwa Eliska bertanding dengan Belani saat perburuan musim gugur, Nindia sempat

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 13

    Wanita itu tidak bisa dibilang dekat dengannya, tapi juga tidak terasa asing. Dia seenaknya mengambil alih tempat tinggal Arjuna, menaruh berbagai benda kecil di mana-mana, dan mengubah seluruh tampilan Paviliun Ramaya yang semula bersih menjadi tak lagi dikenali.Namun, Arjuna tidak pernah marah karenanya. Sebaliknya, dia malah menyerahkan kamar utamanya kepada wanita itu, sementara dirinya tidur di ruang kerja.Hingga suatu hari, wanita itu mendorong pintu ruang kerja dan masuk. Di tangannya membawa sebuah busur legendaris bernama Busur Cahabinar. Busur itu milik Jenderal Abiswara dari dinasti sebelumnya yang diidam-idamkan oleh hampir semua pria.Waanita itu sungguh memesona. Kulitnya seputih salju, wajahnya seindah bunga persik yang mekar. Tatapan matanya penuh kelembutan dan cinta. Tak diragukan lagi, wajah itu adalah wajah Eliska. Hanya saja, tampilannya sedikit lebih dewasa.Dengan manja, dia berkata, "Sebelum menikah, banyak pria memohon padaku agar memberinya Busur Cahabinar,

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 14

    Berhubung Dwiana telah menolak, Gayatri juga tidak lagi memaksanya.Saat kembali ke Paviliun Bambu, Eliska berkata kepada ibunya, "Ibu, sebenarnya membantu Bibi Ulfa mengurus Keluarga Madaharsa itu bukan hal yang nggak mungkin."Pertama, Eliska tidak tega melihat keluarga besar mereka semakin terpuruk di tangan Ulfa.Kedua, siapa yang mengendalikan keuangan berarti juga menggenggam kekuasaan. Ayahnya adalah putra kedua dari Keluarga Adipati Madaharsa. Setinggi apa pun jabatannya di luar sana, di dalam keluarga, posisi Raditya tetap akan berada di bawah kakaknya.Selama hubungan kedua bersaudara itu harmonis, semuanya baik-baik saja. Hanya saja, tidak ada jaminan keakraban itu akan bertahan selamanya.Kalau yang mengelola rumah besar adalah Dwiana, maka pihak keluarga paman besarnya tidak akan punya pilihan selain mempertimbangkan kepentingan mereka dengan lebih hati-hati."Tentu saja bukan nggak mungkin, tapi sekarang belum waktunya. Untuk saat ini, Kak Ulfa masih belum rela melepaskan

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 15

    Gayatri benar-benar kesal. "Kamu lihat tadi seberapa angkuhnya dia? Padahal aku cuma mau berdiskusi baik-baik, tapi malah terasa seperti aku menyerahkan Eliska untuk diinjak-injak!""Eliska secantik itu, sekarang juga jadi juara panahan, calon suami dari seluruh Negara Yardi mana yang nggak bisa dia pilih sesuka hati? Kita nggak usah lagi mempertimbangkan Keluarga raja Kawiswara," bujuk Ulfa.Gayatri memang sangat menjaga gengsi. Setelah kejadian ini, keinginannya untuk menjalin hubungan pernikahan dengan Keluarga Kawiswara pun bisa dibilang sudah benar-benar padam.Sementara itu, dalam hati Ulfa justru merasa agak lega. Ternyata memang benar, kalau Keluarga Kawiswara tidak mempertimbangkan putrinya, mereka sudah pasti tidak akan mempertimbangkan Eliska.Bukan berarti Ulfa membenci Eliska. Hanya saja, manusia memang secara naluriah bersifat egois. Sulit untuk tidak merasa iri saat melihat orang lain melampaui anaknya sendiri.Beberapa hari kemudian, saat berkunjung ke kediaman putrinya

Latest chapter

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 50

    Nindia mengingat sejenak. Selain para selir, hari ini Adelia memakai tusuk konde bunga dahlia dan Eliska memakai tusuk konde bunga anggrek."Apa Kak Banyu merasa hari ini tusuk konde yang dipakai Kak Eliska sangat cantik?" tanya Nindia. Hari ini dia juga tertarik pada tusuk konde yang dipakai Eliska. Tusuk kondenya sangat mungil. Gaya sanggul Eliska juga sederhana, tetapi unik.Kalau bukan karena Nindia merasa canggung saat berbicara dengan Eliska, dia pasti bertanya kepada Eliska kedai mana yang membuat tusuk konde bunga itu.Sementara itu, sekarang Banyu benar-benar merasa canggung. Dia tidak mungkin memperhatikan dandanan orang lain, menurutnya sama saja. Itulah sebabnya dia memakai Winka sebagai alasan."Kenapa Kak Banyu nggak langsung bilang saja kalau merasa tusuk konde Kak Eliska cantik? Ini bukan hal yang nggak sopan," komentar Nindia.Saat ini, Nindia tidak curiga. Bagaimanapun, Arjuna sudah menolak Eliska. Jadi, Nindia menganggap anggota Keluarga Raja Kawiswara tidak akan ber

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 49

    Eliska tidak menunggu Arjuna menanggapi perkataannya. Dia langsung menambahkan sambil mengernyit, "Apa ke depannya aku harus membiarkan Putra Bangsawan Arjuna menyeleksi dulu waktu memilih suami? Jadi, aku baru bisa menikah setelah mendapatkan persetujuan Putra Bangsawan Arjuna?"Nada bicara Eliska sangat lembut, tetapi sindiran Eliska lebih kentara dari ucapannya tadi. Biasanya Eliska bersedia menoleransi sikap Arjuna dan menerima semua perintahnya demi kepentingan keluarga adipati. Namun, Eliska tidak terima kalau Arjuna terlalu mencampuri urusannya.Arjuna memandangi Eliska. Ekspresi Eliska tetap terlihat ramah dan tidak berubah sedikit pun. Hanya saja, telinga Eliska yang memerah menunjukkan dia sedikit emosional. Sepertinya sekarang Eliska sedang kesal, jadi Arjuna membalas, "Aku bukan meremehkanmu."Eliska tidak berbicara. Arjuna menjelaskan pada Eliska, "Bibiku sudah memilih kandidat untuk menjadi istri Yanuar. Lagi pula, Yanuar itu pria buaya darat. Biarpun sekarang dia menyuka

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 48

    "Kalian main saja, aku mau masuk untuk menyalakan perapian," ujar Winka. Dia tidak ingin main lagi setelah kembang apinya padam. Winka kedinginan, jadi dia buru-buru masuk ke dalam istana.Eliska berpura-pura santai saat bertanya, "Kudengar Tuan Banyu mau pergi ke Surtara setelah tahun baru, ya?"Banyu menjawab, "Iya. Aku bertanggung jawab mengantar gaji prajurit dan pangan. Aku akan berangkat setelah tahun baru hari kelima. Butuh waktu 2 bulan sebelum aku kembali."Eliska berkata seraya menunduk, "Beberapa hari yang lalu, aku bermimpi Tuan Banyu diserang orang dari Suka Surtara secara diam-diam waktu dalam perjalanan mengantar pangan. Kamu terluka parah. Jadi, Tuan Banyu harus hati-hati waktu melakukan perjalanan sendiri."Banyu memang tidak terlalu mahir dalam urusan asmara, tetapi dia bukan orang yang bodoh. Banyu tahu Eliska mengkhawatirkannya. Sepertinya hari ini Eliska mengajak Winka bermain kembang api demi membicarakan hal ini dengan Banyu.Seketika Banyu merasa Eliska sangat l

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 47

    Eliska tanpa sadar mencari Arjuna. Selama ini, Arjuna ingin menikahi Adelia. Namun, sepertinya ini bukan hal yang mudah karena saingannya adalah Taraka. Jika Arjuna kehilangan wanita yang dicintainya lagi, entah siapa yang akan dinikahinya di kehidupan ini.Arjuna melirik Eliska sekilas, lalu tidak melihatnya lagi. Banyu yang berdiri di samping Arjuna tetap menunjukkan ekspresi serius seperti biasanya.Menurut Eliska, Banyu termasuk pria baik. Dia bukan pria yang bisa mengkhianati istrinya dan tertarik pada wanita lain. Sudah jelas, Banyu adalah pria yang jujur dan bertanggung jawab.Sementara itu, Eliska tidak bisa menilai Arjuna adalah pria yang baik atau jahat. Arjuna hanya fokus memikirkan kepentingan Keluarga Raja Kawiswara.Dalam urusan percintaan, Arjuna bukan pria yang setia. Arjuna bisa tertarik pada wanita lain, tetapi biasanya wanita yang tergoda dengannya. Jadi, Arjuna tidak pernah rugi.Eliska teringat masalah di kehidupan sebelumnya saat melihat Banyu. Setelah melewati ta

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 46

    Ucapan Arjuna membuat Banyu lebih tenang. Sekarang mereka berada di istana, bukan di kediaman raja. Jadi, mereka harus tahu batasan. Banyu tetap menunjukkan ekspresi datar, tetapi dia tidak minum arak lagi.Jyena menoleh setelah mendengar suara mereka berdua. Dia berkomentar sembari tersenyum saat melihat ekspresi Banyu, "Kualitas Arak Batari sangat bagus. Kalau Banyu suka, jangan larang dia minum."Zuhair menimpali, "Semua yang merayakan tahun baru di sini keluarga. Nggak masalah kalau mabuk. Apa istana yang besar ini kekurangan tempat untuk istirahat?"Banyu membalas, "Maaf sudah membuat Paman dan Bibi repot."Zuhair memandang Eliska lagi, lalu bercanda dengannya, "Eli, apa kamu mau mencoba arak ini? Aku ingat kamu juga suka minum arak."Yang dimaksud Zuhair adalah kejadian Eliska mabuk saat perburuan musim gugur. Eliska menyahut dengan ekspresi malu, "Setelah pulang ke kediaman, Ibu menceramahiku. Sejak saat itu, aku nggak berniat minum arak lagi. Kalau nggak, Ibu pasti nggak akan m

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 45

    Eliska memberi hormat dan berucap, "Selir Agung Jyena, aku nggak pantas terima pujian seperti itu."Zuhair berkomentar, "Kamu sangat perhatian. Ini pertama kalinya kamu masuk istana, tapi kamu memperhatikan semua selirku."Zuhair melihat burung bayan putih di dalam kandang yang lebih kurus dibandingkan sebelumnya. Burung bayan itu terlihat lemas. Zuhair menambahkan, "Kenapa kamu memelihara burung bayan hingga menjadi seperti ini?"Eliska bersujud. Dia yang malu mengakui kesalahannya, "Paman Zuhair, Paman Sadali sudah bantu aku cari pelatih burung demi memelihara burung bayan ini. Tapi, aku benar-benar nggak mampu memelihara burung. Jadi, aku bawa burung bayan ini ke istana biar Paman Zuhair bisa bantu aku cari cara."Meskipun Yanuar yang menyuruh Eliska membawa burung bayan ke istana, sekarang Eliska tidak boleh mengungkitnya.Zuhair menceletuk, "Yang pandai memelihara burung cuma Yanuar. Biar dia yang bantu kamu pelihara saja."Yanuar memberi hormat sambil menyahut, "Oke, Ayah."Elisk

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 44

    Gayatri berucap sambil mengernyit, "Apa bedanya anak selir atau anak sah? Semuanya tetap cucuku. Lihatlah, Rumi berdandan dengan begitu rapi. Dia juga gadis cantik kok. Kesehariannya pun perlu lebih banyak diawasi dan dibimbing. Kalau saja aku nggak minta orang untuk mengukur badannya, mungkin pakaian baru yang dipakainya hari ini pun nggak akan ada."Sebenarnya, Rumi menuruti ucapan Eliska tempo hari. Itulah sebabnya dia dengan inisiatif mendekati Gayatri beberapa kali dan mengatakan bahwa dirinya kekurangan pakaian. Mendengar itu, Gayatri merasa iba dan langsung memerintahkan pelayan menyiapkan pakaian baru untuknya.Mendengar Gayatri kembali membelanya di hadapan banyak orang hari ini, Rumi tidak kuasa menahan air mata. Dia buru-buru mengangkat tangan dan mengusapnya perlahan.Di sisi lain, Ulfa hanya bisa mencibir dalam hati. Dia merasa Verani benar-benar bodoh, bahkan anak sendiri pun tidak dibela. Namun dia senang melihat kebodohan itu terus berlanjut, jadi dia hanya tersenyum ti

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 43

    "Aku sangat sadar kalau Keluarga Bramantya nggak punya latar belakang yang kuat. Wanita yang kusukai belum tentu juga akan menyukaiku. Sekalipun dia menyukaiku, aku pun nggak mau dia harus hidup menanggung perasaan terpaksa atau teraniaya." Pradipta menatap Eliska dengan serius. Kata-katanya terdengar begitu tulus.Eliska tidak tahu apakah wanita yang dia maksud itu adalah dirinya, tetapi jantungnya tetap saja berdegup makin cepat.Eliska perlahan mendongak dan menatap pria di hadapannya. Wajahnya memiliki garis-garis yang tegas dan rupawan.Meskipun hanya mengenakan pakaian sederhana berwarna hitam, ketampanannya sama sekali tak kalah dibanding pemuda-pemuda dari keluarga terhormat lainnya. Pradipta ibarat secangkir teh harum yang pekat. Makin lama dipandang, makin terasa dalam pesonanya."Semoga apa yang diinginkan Tuan Pradipta bisa segera terwujud," ucap Eliska pelan sambil menundukkan pandangannya.Pradipta melihat telinganya yang memerah. Dia tak kuasa menahan senyum, lalu berkat

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 42

    Menjelang pergantian tahun, barulah Eliska mengerti maksud dari kalimat "lain kali kalau masuk istana" yang pernah diucapkan oleh Yanuar.Zuhair adalah seseorang yang paling tidak menyukai suasana sepi. Setiap malam tahun baru, dia selalu mengundang para wanita dan pemuda yang dekat dengan keluarga kekaisaran untuk masuk istana dan menemaninya merayakan malam pergantian tahun.Tahun-tahun sebelumnya, Eliska tentu saja tidak pernah mendapatkan kehormatan seperti itu. Namun tahun ini, dia sempat menjadi pusat perhatian di hadapan Zuhair. Jadi, sang kaisar pun langsung teringat padanya.Yanuar kemungkinan besar sudah lebih dulu mendengar kabar ini, makanya lebih awal mengisyaratkan hal tersebut pada dirinya.Sepanjang hidupnya, bahkan dihitung dari dua kehidupan sekalipun, kesempatan Eliska untuk masuk istana tak pernah lebih dari sepuluh kali. Jadi meskipun bersikap tenang, tetap saja hatinya terasa sedikit gugup.Bisa mendapatkan perhatian dari Zuhair adalah sebuah kehormatan besar bagi

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status