Share

Bab 6

Author: Citra Lestari
Eliska tidak begitu mengerti apa maksud Arjuna bertanya begitu.

"Kalau aku membantumu memetik buah, bagaimana Nona Eliska akan membalas kebaikanku?" tanya Arjuna lagi. Ada konotasi tertentu dalam kata-katanya yang dingin.

Sindiran dalam kalimat ini sangat jelas. Jika Eliska masih seorang gadis yang belum mencapai usia dewasa, dia mungkin tidak akan mengerti.

Namun, Eliska sudah pernah menikah dan sering tidur bersama Arjuna. Mana mungkin dia tidak mengerti maksudnya? Arjuna beranggapan bahwa Eliska hendak menggoda Banyu dengan beralasan ingin membalas budi.

Eliska yang sekarang sebenarnya adalah wanita dewasa. Dia memang berniat untuk mencari suami yang baik, tetapi apa pun yang terjadi pilihannya tidak akan jatuh pada putra dari Keluarga Raja Kawiswara.

Saat ini, Eliska harus berakting selayaknya gadis muda yang polos. Dia pun berpura-pura tidak mengerti dan berucap, "Aku akan membalas kebaikan orang yang memetik buah untukku dengan kaligrafi dan lukisan. Karena Tuan Banyu nggak di sini, apa Putra Bangsawan Arjuna bersedia membantuku?"

Jika Eliska tahu sejak awal bahwa yang menemani mereka adalah Arjuna, dia tidak akan pernah meminta tolong. Berhubung nasi sudah menjadi bubur, dia hanya bisa membiarkan semua berjalan secara natural.

Jika Eliska cukup peka, gadis itu pasti mengerti peringatannya. Tujuan Arjuna sudah tercapai. Dia lantas berkata dengan nada dingin, tetapi tetap sopan, "Sebentar lagi seseorang akan mengantarnya untuk kalian."

Arjuna mengatakan kalian, bukan kamu. Entah berapa banyak gadis yang mengincarnya sehingga dia begitu berhati-hati. Namun, kini Eliska sudah bukan salah satu dari mereka.

"Terima kasih, Putra Bangsawan Arjuna," kata Eliska, lalu menurunkan tirai.

Tak lama kemudian, seseorang datang mengantar satu keranjang penuh buah liar yang sudah dicuci. Sayangnya, Eliska sudah tidak bernafsu makan.

Nindia baru bangun satu jam kemudian. Ketika melihat Arjuna di luar jendela, dia langsung berujar gembira, "Kak Arjuna, Kak Adelia keren sekali dengan pakaian berkudanya, lho. Oh iya, tolong bawakan buah-buahan liar ini padanya."

Mengantar buah hanya alasan. Tujuan Nindia yang sebenarnya adalah menciptakan kesempatan agar kedua orang itu bertemu.

Arjuna melirik keranjang buah yang tak tersentuh, lalu bertanya, "Nona Eliska sudah nggak mau makan?"

"Aku tiba-tiba hilang selera. Putra Bangsawan Arjuna, tolong bawakan untuk Kak Adelia dan yang lainnya," balas Eliska sambil tersenyum sopan.

Dalam hati, Eliska meratapi kesialannya. Barusan dia berkata ingin makan buah, tetapi sekarang buah-buahan ini bahkan tidak disentuh. Eliska jadi terkesan berbohong. Namun, dia benar-benar tidak berbohong!

Setelah pergi, Arjuna tidak datang lagi. Eliska bersyukur karenanya. Jika tidak, sisa perjalanan akan terasa sangat menyiksa.

"Kalau sudah ketemu Kak Adelia, Kak Arjuna bahkan melupakan aku, adiknya," gerutu Nindia. Namun, tidak terdengar nada menyalahkan dalam kata-katanya.

Saat itu, Eliska baru sadar mengapa Arjuna tidak kunjung kembali. Dia menurunkan pandangannya, tidak bicara.

....

Setiba di kaki Gunung Merobu, kereta kuda berhenti. Para pengawal mulai mendirikan tenda.

"Nona Eliska," panggil seseorang ketika Eliska baru turun dari kereta.

Eliska mendongak, lalu melihat Pradipta turun dari kudanya. Pemuda itu berjalan menghampirinya.

Usia Pradipta baru 18 tahun, tetapi Eliska sudah bisa melihat pesona pria dewasa dalam dirinya. Biarpun dia hanya mengenakan pakaian kain biru sederhana, ketampanan dan wibawanya sama sekali tidak bisa diabaikan.

Seorang wanita dewasa tidak hanya menilai pria dari penampilannya. Eliska merasa bahwa Pradipta adalah tipe yang "pekerja keras dan bisa diandalkan".

Eliska sudah pernah menikah, jadi dia tahu betapa pentingnya masalah ranjang dalam pernikahan. Sepasang suami istri boleh saja tidak saling mencintai, tetapi masalah ranjang tetap tidak bisa dihindari.

"Tuan Pradipta." Eliska memberi salam dengan malu-malu.

Sambil menatap Eliska, Pradipta menyerahkan tas kain di tangannya dan berkata, "Aku memetik beberapa buah liar, nggak tahu apakah Nona Eliska akan menyukainya. Kalau Nona Eliska nggak ingin makan, nggak perlu memaksakan diri."

Sebenarnya Eliska sudah tidak mau makan, tetapi dia tidak tega menolaknya. Hati seorang wanita mudah luluh pada pria tampan. Dia pun menyahut sambil tersenyum, "Terima kasih, Tuan Pradipta. Kebetulan aku memang ingin makan buah."

Eliska mengulurkan tangan dan mengambilnya. Tas itu terasa berat.

"Apa Tuan Pradipta memberi buah pada semua gadis?" tanya Eliska.

Pradipta menggeleng dan menjawab, "Aku sangat menyukai kertas cendana pemberian Nona Eliska tempo hari, jadi aku datang khusus untuk mengucapkan terima kasih pada Nona Eliska." Artinya, Pradipta khusus membawakan buah-buahan ini untuknya, bukan untuk para gadis lainnya.

Mengingat sopan santun, Pradipta tidak tinggal terlalu lama dan segera berpamitan.

Eliska mulai merenung. Pradipta memberikan buah hanya untuk dirinya. Biarpun pemuda itu tidak terang-terangan menyatakan suka, dia pasti menyimpan perasaan padanya.

Latar belakang Keluarga Bramantya tidak rumit. Pradipta juga tampan dan memiliki kepribadian yang baik. Jika dia juga setia, dia mungkin bisa jadi pilihan yang baik.

Wanita yang sudah pernah menikah mempertimbangkan calon suami dengan lebih realistis. Latar belakang keluarga dan kepribadian menjadi prioritas utama.

Masalah perasaan, itu bisa ditumbuhkan pelan-pelan. Selama pria itu cukup baik dan sayang keluarga, wanita akan menyukainya secara alami.

Saat Eliska tengah berpikir, tatapannya tanpa sengaja jatuh pada sosok Arjuna. Dia sedang duduk di atas kuda, tidak jauh darinya.

Arjuna menatap tas kain berisi buah-buahan liar di tangan Eliska. Dia tersenyum tipis penuh arti, lalu memacu kudanya pergi. Senyum itu seolah-olah menegaskan asumsinya bahwa Eliska memiliki niat tersembunyi.

Wajah Eliska sontak memerah, lalu berubah pucat. Pada akhirnya, dia hanya berpura-pura tidak melihat apa pun.

Mulai sekarang, mereka hanya orang asing bagi satu sama lain. Seperti apa pun pendapat Arjuna terhadapnya, Eliska tidak lagi peduli.

Masih cukup lama sebelum jamuan malam dimulai. Tidak baik jika para gadis terlalu mencolok. Jadi, mereka tinggal di tenda dan mengobrol santai.

"Aku penasaran tuan muda tadi dari keluarga mana. Dia sampai termangu melihat Kak Adelia," ucap putri Keluarga Jayastu.

"Pria ibu kota mana yang nggak mengagumi Kak Adelia? Banyak tuan muda yang ingin mengobrol dengan Kak Adelia, baik terang-terangan ataupun diam-diam," timpal Nindia.

Seseorang bertanya dengan nada penasaran, "Apa jangan-jangan kakakmu juga menyukai Kak Adelia?"

Nindia tersenyum ke arah Adelia, lalu menyahut, "Ibuku pernah menanyakan pendapat Kak Arjuna tentang Kak Adelia. Dia bilang kalau putri Keluarga Adipati Nismara sangat cerdas, terpelajar, dan mengagumkan."

Meski sedikit iri, semua orang tahu bahwa gadis secemerlang Adelia layak mendapatkan yang terbaik. Mereka puas mendengar Arjuna memilihnya.

"Nindia, berhentilah menggodaku. Putra Bangsawan Arjuna yang begitu hebat pasti akan mendapatkan pendamping yang cocok untuknya. Lagi pula, masalah pernikahan ditentukan oleh orang tua," ujar Adelia. Telinganya sedikit memerah, layaknya gadis muda yang malu-malu.

"Bagaimana dengan Tuan Banyu? Orang seperti apa dia?" tanya gadis lainnya.

Nindia mengerucutkan bibirnya dan menjawab, "Kak Banyu hanya tahu cara mengayunkan pedang dan tongkat. Kalau ada yang menindasku, dia akan membalas mereka dengan pedangnya. Dia benar-benar orang yang sembrono. Kakak iparku di masa depan pasti akan kesulitan."

Semua orang tergelak, tetapi tidak sedikit juga yang menyukai Banyu. Pemuda berwajah dingin dan tidak peka itu pun memiliki daya tariknya sendiri.

Eliska jadi teringat pada kakaknya. Kakak ketiganya juga sangat baik, tetapi saking lamanya dia tinggal di perbatasan, dia seakan-akan sudah dilupakan.

Eliska merindukan kakaknya. Terakhir kali dia melihatnya di kehidupan lampau, kakaknya sudah menjadi mayat dingin.

Padahal belum lama sebelumnya, sang kakak tersenyum dan mengantarnya menikah dengan tidak lupa berpesan, "Kalau Arjuna menjahatimu, Kakak akan menghajarnya. Kalau suatu hari kamu nggak ingin tinggal di Kediaman Raja Kawiswara lagi, Kakak akan membawamu pulang."

Hati Eliska dirundung sendu. Tidak ingin suasana hati suramnya dilihat yang lain, dia keluar tenda, lalu duduk sendirian di tepi danau.

Angin musim gugur yang cukup dingin menyegarkan pikiran Eliska dan mempertajam ingatannya. Dalam surat terakhirnya sebelum meninggal, Raynar hanya menulis sebaris kalimat, pesan agar Eliska menjaga diri dan ibunya dengan baik. Sangat jelas bahwa Raynar sadar bahwa dirinya berada dalam bahaya.

Kematian Raynar bukan kecelakaan. Pihak yang mendapat manfaat dari kematiannya adalah keluarga inti, Keluarga Pradaya, Keluarga Adipati Nismara, dan beberapa lainnya. Jadi, kematian Raynar pasti berkaitan dengan orang-orang ini.

Keluarga inti adalah keluarga sendiri, bisa dimengerti jika mereka mewarisi kemuliaan yang didapatkan Raynar setelah kematiannya. Yang ditakutkan adalah keluarga inti terlibat dalam kematian sang kakak.

Kelopak mata Eliska terkulai. Ini sesuatu yang paling tidak diharapkannya. Namun, jika memang itu kebenarannya ... seluruh kediaman adipati pun tidak akan bisa dibandingkan dengan kakak ketiganya.

Banyu sudah memperhatikan Eliska selama beberapa saat. Dia datang lebih awal dan berniat menghindari Eliska. Hanya saja, gadis itu sudah duduk di tepi danau sebelum dia sempat pergi.

Banyu terpaksa bersembunyi di balik batu dan menunggunya pergi. Sudah satu jam berlalu, tetapi Eliska masih belum menunjukkan tanda-tanda akan pergi. Sebaliknya, Banyu sudah harus pergi.

"Nona Eliska, nggak banyak pengawal di sini. Segeralah kembali," ucap Banyu dengan raut kaku.

Tidak peduli apakah Eliska memang memiliki motif tersembunyi atau tidak, keselamatan seorang gadis tidak bisa diabaikan. Biarpun Banyu waspada padanya, dia tetap harus mengingatkannya.

Eliska menatap pemuda di depannya. Sosoknya sedikit lebih kekar dari Arjuna. Dilihat dari tubuhnya yang gagah dan kuat, siapa pun tahu bahwa dia telah bertahun-tahun berlatih seni bela diri.

Eliska menata emosinya, lalu melirik ke belakang Banyu. Melihat tidak ada tanda-tanda Arjuna di situ, dia menghela napas lega. Eliska berdiri dan membungkuk sambil memberi salam, "Tuan Banyu."

"Pemandangan di tepi danau memang indah, tapi ini tetap di alam liar. Lebih baik minta seseorang untuk menemanimu," kata Banyu.

"Terima kasih sudah mengingatkanku, Tuan Banyu. Aku permisi dulu," sahut Eliska sambil tersenyum.

Senyuman itu sangatlah manis. Biasanya, Banyu paling tidak menyukai sikap wanita yang lembut dan manja seperti itu. Namun, kali ini dia tidak merasa risih. Sebaliknya, dia justru sedikit menikmatinya. Menyadari hal ini, Banyu sontak mengernyit.

Setelah Eliska pergi, aroma persik tercium samar di udara. Sekarang bukan musim bunga persik bermekaran atau berbuah. Mungkinkah aroma ini berasal dari tubuh Eliska?

Banyu bisa menghadapi musuh di medan perang dengan wajah datar, tetapi kini dia tidak bisa menahan wajahnya memerah. Bahkan setelah dia kembali, pikirannya terus melayang pada aroma persik itu.

Nindia beberapa kali mengajaknya bicara, tetapi tidak mendapat tanggapan Banyu. Gadis itu sampai mengomel kesal, "Kak Arjuna, coba lihat Kak Banyu. Apa dia kerasukan hantu atau jangan-jangan jiwanya sudah dicuri seorang gadis?"
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 7

    Banyu merasa canggung mendengar pertanyaan itu. Dia tidak pernah digoda tentang masalah asmara sebelumnya, jadi dia sangat tidak terbiasa. Namun, hal itu tidak kentara karena ekspresi wajahnya yang selalu datar."Aku bukan tipe orang yang akan dipengaruhi gadis cantik. Kamu tenang saja," ujar Banyu sambil duduk tegak.Melihat sikap serius Banyu, Nindia tidak punya pilihan selain berhenti menggodanya. Diam-diam, dia mengeluh betapa membosankan kakaknya itu.Arjuna tahu bahwa Banyu bertemu Eliska tadi, tetapi dia tidak mengatakan apa-apa. Trik Eliska tidak sehebat itu hingga Arjuna perlu merasa khawatir.Para gadis bangsawan sudah berganti pakaian untuk pesta api unggun malam itu. Meskipun tidak semewah dan seindah biasanya, pakaian mereka tetap unik, jelas merupakan buah pemikiran cermat mereka.Eliska mengenakan pakaian pas tubuh berwarna terang. Desain aksesori rambutnya juga tidak mencolok. Penampilannya dibuat sesederhana mungkin."Semua tuan muda di ibu kota ada di sini. Kenapa kam

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 8

    "Ah, maaf. Aku lupa kalau Kak Arjuna nggak peduli dengan para penari. Bahkan para penari Suku Surtara di kediamanku juga nggak pernah menarik perhatianmu," kata Yanuar.Bagi Yanuar, Banyu adalah si dungu yang tidak mengerti masalah asmara. Di sisi lain, Arjuna mengerti segalanya, tetapi tidak begitu tertarik. Ambisi Arjuna hanya berkaitan dengan kekuasaan.Keluarga Raja Kawiswara adalah keluarga ibu Yanuar. Jadi, dia senang-senang saja melihat pengaruh Keluarga Raja Kawiswara kian besar."Para penari Suku Surtara yang kubawa itu bukan untuk hiburanmu," ujar Arjuna dengan tenang."Kak Arjuna, terkadang nggak ada garis batas yang jelas antara urusan resmi dan pribadi," balas Yanuar sambil tersenyum tipis. Kemudian, dia memanggil pelayannya dan berkata, "Pergi dan tanyakan tentang identitas para penari cantik tadi."Ketika Arjuna menatap ke arah Giandra lagi, dia menyadari Pradipta juga tengah memandang ke tempat yang sama. Senyuman dingin dan cuek terlihat sekilas, lalu menghilang dengan

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 9

    Tempat ini datar dan terbuka. Tidak bisa bersembunyi.Eliska hanya bisa menatap pandangan Arjuna yang tertuju padanya. Dia menutup mata dengan pasrah. Angin dingin bertiup kencang, tetapi tidak sedingin hatinya saat ini. Sekarang tinggal melihat apakah Arjuna akan menyelidikinya atau tidak.Jika menyelidikinya, itu urusan mudah bagi Keluarga Raja Kawiswara. Arjuna sudah menebak tentang penari itu. Dengan menyebarkan sedikit rumor, cukup untuk membuat penari itu menjadi pusat perhatian.Nanti, sebuah tandu merah akan membawa penari itu masuk ke Kediaman Raja Kawiswara lewat pintu samping. Dia akan dijadikan selir. Kemudian, dia akan ditempatkan di paviliun terpencil agar tidak terlihat dan tidak mengganggu.Hal ini tidak akan memengaruhi pernikahan dan karier Arjuna di masa depan.Namun, hidup Eliska akan hancur. Menjadi selir dengan cara seperti ini, bahkan lebih buruk dibandingkan dengan istri simpanan di luar. Jika itu terjadi, dia tidak akan bisa ikut campur masalah kakaknya lagi.K

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 10

    Sikap Eliska membuat ekspresi Zuhair tidak terlalu muram lagi. Dia berucap, "Kebetulan hari ini kamu bisa bertemu aku."Eliska berpikir sejenak. Dia bukan hanya perlu menerima bertanding dengan Putri, dia pasti tidak bisa menandingi Putri Belani yang sering berkuda. Eliska juga harus memastikan Zuhair tidak menghukumnya jika dia tidak bisa mengalahkan Putri Belani.Setelah memikirkan hal ini, Eliska melihat Giandra. Sementara itu, Giandra juga memahami maksud Eliska.Giandra maju, lalu berlutut di depan Zuhair dan meminta ampun, "Kaisar, adik saya baru serius belajar memanah dan berkuda nggak lebih dari belasan hari. Beberapa waktu yang lalu, dia juga sakit parah. Saya mengkhawatirkan keselamatannya."Eliska diam-diam merasa malu. Sebenarnya, Eliska yang sudah menjalani 2 kehidupan serius belajar memanah dan berkuda lebih dari belasan hari.Namun, sekarang Eliska memang membutuhkan bantuan Giandra untuk berbicara seperti ini. Jika Eliska kalah, itu juga karena dia baru belajar dan tubu

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 11

    Arjuna tentu saja tidak menganggap serius omongan gadis kecil yang mabuk itu.Meskipun dia mengingat kehidupan sebelumnya, segala sesuatu tetap harus masuk akal. Dia tidak punya alasan untuk menikahi Eliska dan juga tak ada seorang pun yang bisa memaksanya menikahi wanita yang tidak ingin dia nikahi. Mereka berdua mustahil menjadi suami istri.Lantaran tidak bisa mendapatkan jawaban, Arjuna pun tidak ingin membuang waktu lebih lama. Dia berdiri dan menyalakan kembang api sinyal dengan alat pembakar kecil."Aku kedinginan ...," ujar Eliska lirih.Arjuna melepas mantel tebalnya. Eliska baru saja sembuh dari sakit berat, tubuhnya lemah dan tidak tahan dingin. Arjuna tidak keberatan menjual budi kepada Pradipta.Saat Arjuna menyelimutinya, Eliska refleks mencari sumber kehangatan dan langsung merapat ke dalam pelukannya. Dalam benaknya, Eliska masih mengira dirinya sedang berada di kehidupan lalu. Oleh karena itu, dia tidak merasa sungkan.Lagi pula, Eliska sudah mengurus rumah Keluarga Ra

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 12

    "Aku nggak pernah melakukan kontak seperti itu dengan Nona Eliska," jawab Arjuna datar.Gumelar tentu saja tidak mencurigainya. Jika memang benar ada sesuatu antara Arjuna dan Eliska, Keluarga Madaharsa pasti sudah lebih dulu datang menuntut penjelasan darinya."Sungguh kejadian yang aneh," gumamnya. Dia tetap tak bisa menemukan jawaban yang masuk akal.Namun, Arjuna tidak mempermasalahkannya. "Kalau terjadi sesuatu, pasti karena ada sebab. Ini tak lain hanya kemampuan Eliska yang unggul."Asal bisa menemukan tujuan sebenarnya dari orang itu, maka alasan kenapa Eliska memiliki kemampuan memanah seperti itu, pasti akan terungkap dengan sendirinya.Sementara itu, Eliska baru saja kembali ke aula pelatihan. Hanya dalam waktu singkat, Nindia pun kembali dari ujian."Kak Eliska, penampilanmu hari ini benar-benar luar biasa," kata Nindia yang jarang sekali menyapa dengan begitu ramah.Sebelumnya, ketika mendengar bahwa Eliska bertanding dengan Belani saat perburuan musim gugur, Nindia sempat

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 13

    Wanita itu tidak bisa dibilang dekat dengannya, tapi juga tidak terasa asing. Dia seenaknya mengambil alih tempat tinggal Arjuna, menaruh berbagai benda kecil di mana-mana, dan mengubah seluruh tampilan Paviliun Ramaya yang semula bersih menjadi tak lagi dikenali.Namun, Arjuna tidak pernah marah karenanya. Sebaliknya, dia malah menyerahkan kamar utamanya kepada wanita itu, sementara dirinya tidur di ruang kerja.Hingga suatu hari, wanita itu mendorong pintu ruang kerja dan masuk. Di tangannya membawa sebuah busur legendaris bernama Busur Cahabinar. Busur itu milik Jenderal Abiswara dari dinasti sebelumnya yang diidam-idamkan oleh hampir semua pria.Waanita itu sungguh memesona. Kulitnya seputih salju, wajahnya seindah bunga persik yang mekar. Tatapan matanya penuh kelembutan dan cinta. Tak diragukan lagi, wajah itu adalah wajah Eliska. Hanya saja, tampilannya sedikit lebih dewasa.Dengan manja, dia berkata, "Sebelum menikah, banyak pria memohon padaku agar memberinya Busur Cahabinar,

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 14

    Berhubung Dwiana telah menolak, Gayatri juga tidak lagi memaksanya.Saat kembali ke Paviliun Bambu, Eliska berkata kepada ibunya, "Ibu, sebenarnya membantu Bibi Ulfa mengurus Keluarga Madaharsa itu bukan hal yang nggak mungkin."Pertama, Eliska tidak tega melihat keluarga besar mereka semakin terpuruk di tangan Ulfa.Kedua, siapa yang mengendalikan keuangan berarti juga menggenggam kekuasaan. Ayahnya adalah putra kedua dari Keluarga Adipati Madaharsa. Setinggi apa pun jabatannya di luar sana, di dalam keluarga, posisi Raditya tetap akan berada di bawah kakaknya.Selama hubungan kedua bersaudara itu harmonis, semuanya baik-baik saja. Hanya saja, tidak ada jaminan keakraban itu akan bertahan selamanya.Kalau yang mengelola rumah besar adalah Dwiana, maka pihak keluarga paman besarnya tidak akan punya pilihan selain mempertimbangkan kepentingan mereka dengan lebih hati-hati."Tentu saja bukan nggak mungkin, tapi sekarang belum waktunya. Untuk saat ini, Kak Ulfa masih belum rela melepaskan

Latest chapter

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 50

    Nindia mengingat sejenak. Selain para selir, hari ini Adelia memakai tusuk konde bunga dahlia dan Eliska memakai tusuk konde bunga anggrek."Apa Kak Banyu merasa hari ini tusuk konde yang dipakai Kak Eliska sangat cantik?" tanya Nindia. Hari ini dia juga tertarik pada tusuk konde yang dipakai Eliska. Tusuk kondenya sangat mungil. Gaya sanggul Eliska juga sederhana, tetapi unik.Kalau bukan karena Nindia merasa canggung saat berbicara dengan Eliska, dia pasti bertanya kepada Eliska kedai mana yang membuat tusuk konde bunga itu.Sementara itu, sekarang Banyu benar-benar merasa canggung. Dia tidak mungkin memperhatikan dandanan orang lain, menurutnya sama saja. Itulah sebabnya dia memakai Winka sebagai alasan."Kenapa Kak Banyu nggak langsung bilang saja kalau merasa tusuk konde Kak Eliska cantik? Ini bukan hal yang nggak sopan," komentar Nindia.Saat ini, Nindia tidak curiga. Bagaimanapun, Arjuna sudah menolak Eliska. Jadi, Nindia menganggap anggota Keluarga Raja Kawiswara tidak akan ber

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 49

    Eliska tidak menunggu Arjuna menanggapi perkataannya. Dia langsung menambahkan sambil mengernyit, "Apa ke depannya aku harus membiarkan Putra Bangsawan Arjuna menyeleksi dulu waktu memilih suami? Jadi, aku baru bisa menikah setelah mendapatkan persetujuan Putra Bangsawan Arjuna?"Nada bicara Eliska sangat lembut, tetapi sindiran Eliska lebih kentara dari ucapannya tadi. Biasanya Eliska bersedia menoleransi sikap Arjuna dan menerima semua perintahnya demi kepentingan keluarga adipati. Namun, Eliska tidak terima kalau Arjuna terlalu mencampuri urusannya.Arjuna memandangi Eliska. Ekspresi Eliska tetap terlihat ramah dan tidak berubah sedikit pun. Hanya saja, telinga Eliska yang memerah menunjukkan dia sedikit emosional. Sepertinya sekarang Eliska sedang kesal, jadi Arjuna membalas, "Aku bukan meremehkanmu."Eliska tidak berbicara. Arjuna menjelaskan pada Eliska, "Bibiku sudah memilih kandidat untuk menjadi istri Yanuar. Lagi pula, Yanuar itu pria buaya darat. Biarpun sekarang dia menyuka

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 48

    "Kalian main saja, aku mau masuk untuk menyalakan perapian," ujar Winka. Dia tidak ingin main lagi setelah kembang apinya padam. Winka kedinginan, jadi dia buru-buru masuk ke dalam istana.Eliska berpura-pura santai saat bertanya, "Kudengar Tuan Banyu mau pergi ke Surtara setelah tahun baru, ya?"Banyu menjawab, "Iya. Aku bertanggung jawab mengantar gaji prajurit dan pangan. Aku akan berangkat setelah tahun baru hari kelima. Butuh waktu 2 bulan sebelum aku kembali."Eliska berkata seraya menunduk, "Beberapa hari yang lalu, aku bermimpi Tuan Banyu diserang orang dari Suka Surtara secara diam-diam waktu dalam perjalanan mengantar pangan. Kamu terluka parah. Jadi, Tuan Banyu harus hati-hati waktu melakukan perjalanan sendiri."Banyu memang tidak terlalu mahir dalam urusan asmara, tetapi dia bukan orang yang bodoh. Banyu tahu Eliska mengkhawatirkannya. Sepertinya hari ini Eliska mengajak Winka bermain kembang api demi membicarakan hal ini dengan Banyu.Seketika Banyu merasa Eliska sangat l

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 47

    Eliska tanpa sadar mencari Arjuna. Selama ini, Arjuna ingin menikahi Adelia. Namun, sepertinya ini bukan hal yang mudah karena saingannya adalah Taraka. Jika Arjuna kehilangan wanita yang dicintainya lagi, entah siapa yang akan dinikahinya di kehidupan ini.Arjuna melirik Eliska sekilas, lalu tidak melihatnya lagi. Banyu yang berdiri di samping Arjuna tetap menunjukkan ekspresi serius seperti biasanya.Menurut Eliska, Banyu termasuk pria baik. Dia bukan pria yang bisa mengkhianati istrinya dan tertarik pada wanita lain. Sudah jelas, Banyu adalah pria yang jujur dan bertanggung jawab.Sementara itu, Eliska tidak bisa menilai Arjuna adalah pria yang baik atau jahat. Arjuna hanya fokus memikirkan kepentingan Keluarga Raja Kawiswara.Dalam urusan percintaan, Arjuna bukan pria yang setia. Arjuna bisa tertarik pada wanita lain, tetapi biasanya wanita yang tergoda dengannya. Jadi, Arjuna tidak pernah rugi.Eliska teringat masalah di kehidupan sebelumnya saat melihat Banyu. Setelah melewati ta

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 46

    Ucapan Arjuna membuat Banyu lebih tenang. Sekarang mereka berada di istana, bukan di kediaman raja. Jadi, mereka harus tahu batasan. Banyu tetap menunjukkan ekspresi datar, tetapi dia tidak minum arak lagi.Jyena menoleh setelah mendengar suara mereka berdua. Dia berkomentar sembari tersenyum saat melihat ekspresi Banyu, "Kualitas Arak Batari sangat bagus. Kalau Banyu suka, jangan larang dia minum."Zuhair menimpali, "Semua yang merayakan tahun baru di sini keluarga. Nggak masalah kalau mabuk. Apa istana yang besar ini kekurangan tempat untuk istirahat?"Banyu membalas, "Maaf sudah membuat Paman dan Bibi repot."Zuhair memandang Eliska lagi, lalu bercanda dengannya, "Eli, apa kamu mau mencoba arak ini? Aku ingat kamu juga suka minum arak."Yang dimaksud Zuhair adalah kejadian Eliska mabuk saat perburuan musim gugur. Eliska menyahut dengan ekspresi malu, "Setelah pulang ke kediaman, Ibu menceramahiku. Sejak saat itu, aku nggak berniat minum arak lagi. Kalau nggak, Ibu pasti nggak akan m

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 45

    Eliska memberi hormat dan berucap, "Selir Agung Jyena, aku nggak pantas terima pujian seperti itu."Zuhair berkomentar, "Kamu sangat perhatian. Ini pertama kalinya kamu masuk istana, tapi kamu memperhatikan semua selirku."Zuhair melihat burung bayan putih di dalam kandang yang lebih kurus dibandingkan sebelumnya. Burung bayan itu terlihat lemas. Zuhair menambahkan, "Kenapa kamu memelihara burung bayan hingga menjadi seperti ini?"Eliska bersujud. Dia yang malu mengakui kesalahannya, "Paman Zuhair, Paman Sadali sudah bantu aku cari pelatih burung demi memelihara burung bayan ini. Tapi, aku benar-benar nggak mampu memelihara burung. Jadi, aku bawa burung bayan ini ke istana biar Paman Zuhair bisa bantu aku cari cara."Meskipun Yanuar yang menyuruh Eliska membawa burung bayan ke istana, sekarang Eliska tidak boleh mengungkitnya.Zuhair menceletuk, "Yang pandai memelihara burung cuma Yanuar. Biar dia yang bantu kamu pelihara saja."Yanuar memberi hormat sambil menyahut, "Oke, Ayah."Elisk

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 44

    Gayatri berucap sambil mengernyit, "Apa bedanya anak selir atau anak sah? Semuanya tetap cucuku. Lihatlah, Rumi berdandan dengan begitu rapi. Dia juga gadis cantik kok. Kesehariannya pun perlu lebih banyak diawasi dan dibimbing. Kalau saja aku nggak minta orang untuk mengukur badannya, mungkin pakaian baru yang dipakainya hari ini pun nggak akan ada."Sebenarnya, Rumi menuruti ucapan Eliska tempo hari. Itulah sebabnya dia dengan inisiatif mendekati Gayatri beberapa kali dan mengatakan bahwa dirinya kekurangan pakaian. Mendengar itu, Gayatri merasa iba dan langsung memerintahkan pelayan menyiapkan pakaian baru untuknya.Mendengar Gayatri kembali membelanya di hadapan banyak orang hari ini, Rumi tidak kuasa menahan air mata. Dia buru-buru mengangkat tangan dan mengusapnya perlahan.Di sisi lain, Ulfa hanya bisa mencibir dalam hati. Dia merasa Verani benar-benar bodoh, bahkan anak sendiri pun tidak dibela. Namun dia senang melihat kebodohan itu terus berlanjut, jadi dia hanya tersenyum ti

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 43

    "Aku sangat sadar kalau Keluarga Bramantya nggak punya latar belakang yang kuat. Wanita yang kusukai belum tentu juga akan menyukaiku. Sekalipun dia menyukaiku, aku pun nggak mau dia harus hidup menanggung perasaan terpaksa atau teraniaya." Pradipta menatap Eliska dengan serius. Kata-katanya terdengar begitu tulus.Eliska tidak tahu apakah wanita yang dia maksud itu adalah dirinya, tetapi jantungnya tetap saja berdegup makin cepat.Eliska perlahan mendongak dan menatap pria di hadapannya. Wajahnya memiliki garis-garis yang tegas dan rupawan.Meskipun hanya mengenakan pakaian sederhana berwarna hitam, ketampanannya sama sekali tak kalah dibanding pemuda-pemuda dari keluarga terhormat lainnya. Pradipta ibarat secangkir teh harum yang pekat. Makin lama dipandang, makin terasa dalam pesonanya."Semoga apa yang diinginkan Tuan Pradipta bisa segera terwujud," ucap Eliska pelan sambil menundukkan pandangannya.Pradipta melihat telinganya yang memerah. Dia tak kuasa menahan senyum, lalu berkat

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 42

    Menjelang pergantian tahun, barulah Eliska mengerti maksud dari kalimat "lain kali kalau masuk istana" yang pernah diucapkan oleh Yanuar.Zuhair adalah seseorang yang paling tidak menyukai suasana sepi. Setiap malam tahun baru, dia selalu mengundang para wanita dan pemuda yang dekat dengan keluarga kekaisaran untuk masuk istana dan menemaninya merayakan malam pergantian tahun.Tahun-tahun sebelumnya, Eliska tentu saja tidak pernah mendapatkan kehormatan seperti itu. Namun tahun ini, dia sempat menjadi pusat perhatian di hadapan Zuhair. Jadi, sang kaisar pun langsung teringat padanya.Yanuar kemungkinan besar sudah lebih dulu mendengar kabar ini, makanya lebih awal mengisyaratkan hal tersebut pada dirinya.Sepanjang hidupnya, bahkan dihitung dari dua kehidupan sekalipun, kesempatan Eliska untuk masuk istana tak pernah lebih dari sepuluh kali. Jadi meskipun bersikap tenang, tetap saja hatinya terasa sedikit gugup.Bisa mendapatkan perhatian dari Zuhair adalah sebuah kehormatan besar bagi

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status