Share

Bab 8

Penulis: Citra Lestari
"Ah, maaf. Aku lupa kalau Kak Arjuna nggak peduli dengan para penari. Bahkan para penari Suku Surtara di kediamanku juga nggak pernah menarik perhatianmu," kata Yanuar.

Bagi Yanuar, Banyu adalah si dungu yang tidak mengerti masalah asmara. Di sisi lain, Arjuna mengerti segalanya, tetapi tidak begitu tertarik. Ambisi Arjuna hanya berkaitan dengan kekuasaan.

Keluarga Raja Kawiswara adalah keluarga ibu Yanuar. Jadi, dia senang-senang saja melihat pengaruh Keluarga Raja Kawiswara kian besar.

"Para penari Suku Surtara yang kubawa itu bukan untuk hiburanmu," ujar Arjuna dengan tenang.

"Kak Arjuna, terkadang nggak ada garis batas yang jelas antara urusan resmi dan pribadi," balas Yanuar sambil tersenyum tipis. Kemudian, dia memanggil pelayannya dan berkata, "Pergi dan tanyakan tentang identitas para penari cantik tadi."

Ketika Arjuna menatap ke arah Giandra lagi, dia menyadari Pradipta juga tengah memandang ke tempat yang sama. Senyuman dingin dan cuek terlihat sekilas, lalu menghilang dengan cepat dari wajahnya.

....

Eliska kembali ke belakang panggung, berganti pakaian secepat kilat, lalu bergegas pergi ke tenda Ayuna.

"Eli, aku benar-benar nggak tahu bagaimana harus berterima kasih padamu," ucap Ayuna sambil menggenggam tangan Eliska. Bahkan dia masih sedikit gemetar ketakutan. Hatinya sekarang terasa sangat lega, tetapi air matanya mengalir tanpa bisa ditahan.

Eliska memeluk erat gadis itu dan menyeka air matanya. Katanya, "Kak Ayuna, kamu tahu kalau aku selalu menganggapmu seperti kakakku sendiri. Aku nggak ingin kamu tertimpa masalah."

"Mulai sekarang, hidupku ini adalah milikmu. Kalau kamu punya masalah, aku akan mengusahakan segalanya untuk membantumu," janji Ayuna.

Eliska samar-samar merasakan bahwa hubungan mereka menjadi lebih dekat dari sebelumnya. Hal ini membuatnya gembira dan tersentuh.

"Kak Ayuna, kalau ada yang menanyakan tentang penari itu, cari saja gadis yang sosoknya mirip denganku untuk menipu mereka," pesan Eliska. Sekarang malam hari, jadi seharusnya orang-orang tidak bisa melihat sosoknya dengan terlalu jelas.

Ayuna juga tahu bahwa Eliska memang terlalu menarik perhatian kali ini. Berhubung orang lain mengira dia hanya seorang penari, bukan tidak mungkin ada yang berniat untuk mendapatkannya.

"Tenang saja, nggak ada yang akan menebak kalau itu adalah kamu," ujar Ayuna.

Eliska hanya tersenyum pahit dalam hati. Seseorang sudah mengenalinya.

Eliska tidak kembali ke acara jamuan. Meskipun risiko terjadi masalah cukup rendah, dia terus berpikir sepanjang malam apakah perbuatannya akan diketahui semua orang. Jika ketahuan semua orang, bagaimana dia bisa melindungi reputasi keluarga adipati?

Namun, Eliska rasa dia sudah mengambil pilihan terbaik. Takdir keluarga adipati dan Keluarga Pradaya kini sudah terikat. Mereka akan berjaya dan jatuh bersama.

Jika Keluarga Pradaya melakukan sesuatu yang mempermalukan negara, Ayuna akan dijatuhi hukuman mati dan keluarga adipati juga pasti ikut terseret. Karier ayahnya, pamannya, dan kedua kakak laki-lakinya juga akan terpengaruh. Hal ini jauh lebih buruk daripada rusaknya reputasi Eliska.

Berbagai pemikiran ini membuat Eliska tidak bisa tidur semalaman. Esok harinya, gadis itu jatuh sakit.

Tabib istana yang ikut pergi memeriksa denyut nadinya. Eliska didiagnosis sakit karena terlalu banyak pikiran. Ditambah kondisi tubuhnya yang lemah, dia pun masuk angin.

Ayuna tidak keluar tenda untuk bermain, melainkan merawatnya dengan perhatian. Suara orang-orang pergi berburu terdengar menyenangkan. Sayang sekali, Ayuna dan Eliska tidak bisa ikut.

"Tebakanmu benar. Banyak yang datang dan bertanya tentang penari itu, tapi aku mengusir mereka semua," kata Ayuna.

Tubuh Eliska terasa lesu dan tidak bersemangat.

Ayuna teringat sesuatu, lalu menambahkan, "Oh iya, barusan aku bertemu Putra Bangsawan Arjuna. Dia bertanya tentang kondisimu."

Eliska sedikit panik saat mendengar Arjuna bertanya tentangnya. Katanya, "Dia hanya tanya tentang kondisiku?"

"Dia tanya apa kamu sudah merasa baikan, hanya itu," jawab Ayuna.

Eliska tidak tahu apa maksud Arjuna dengan tiba-tiba bertanya seperti itu. Sekarang dia hanya bisa bersabar dan menunggu.

Menjelang sore, Giandra datang menengok Eliska. Pradipta juga ikut bersamanya.

Eliska tidak seharusnya menerima tamu pria yang bukan keluarga di tenda. Namun, berhubung ada kakaknya di sini, jadi tidak apa-apa.

"Kak Giandra, Tuan Pradipta," sapa Eliska.

"Sebelum kita pergi, Bibi sudah berpesan agar aku menjagamu baik-baik. Tapi, sekarang kamu malah sakit. Aku nggak tahu bagaimana harus menjelaskannya pada Bibi nanti," keluh Giandra.

Eliska mengulum senyum dan berkata, "Aku akan sembuh dalam beberapa hari, Kakak nggak usah khawatir. Aku masih harus berlatih berkuda dan memanah. Tuan Pradipta, aku akan merepotkanmu lagi."

Sambil berkata begitu, Eliska menatap Pradipta. Raut wajah pemuda itu terlihat sangat cuek. Eliska belum pernah melihatnya sedingin itu sebelumnya.

Pradipta yang menyadari tatapan Eliska lantas menyahut datar, "Nggak masalah."

Eliska tidak berkata lebih banyak. Di kehidupan lampau, dia sudah terbiasa diperlakukan dingin oleh Arjuna. Dia sudah terlalu malas untuk meladeninya.

Dua hari kemudian, Eliska sudah lebih berenergi. Ketika dia tiba di arena berkuda, dari kejauhan dia melihat Pradipta yang duduk di samping sebuah batu. Eliska penasaran apakah pemuda itu sedang menunggunya.

Lantaran sikap Pradipta yang dingin tempo hari, Eliska tidak memberitahunya kapan dia akan berlatih berkuda. Dia juga tidak tahu apakah pemuda itu datang atau tidak selama beberapa hari terakhir.

"Tuan Pradipta," panggil Eliska seraya berjalan mendekat.

Pradipta berdiri, membersihkan debu yang sebenarnya tidak ada dari pakaiannya. Dia membalas, "Nona Eliska."

"Apa kamu selalu menungguku di sini selama beberapa hari ini?" tanya Eliska.

Pradipta menatapnya, lalu mengangguk pelan.

Hati Eliska sedikit luluh. Dia berkata dengan nada yang lebih ramah, sekaligus diliputi rasa bersalah, "Seharusnya aku kasih tahu kapan aku akan datang. Maaf membuatmu menunggu sia-sia."

Pradipta tampak tidak peduli dan mulai mengajari Eliska berkuda. Dia mengajar dengan serius dan profesional.

Hanya dalam waktu singkat, Pradipta sudah bisa melihat kelemahannya. Namun, sikap Pradipta masih acuh tak acuh dan tidak banyak bicara. Dia hanya menjawab saat ditanya.

Eliska mulai kesal lagi dan langsung berkata, "Tuan Pradipta, sikapmu ini mirip sekali dengan seseorang."

Pradipta menoleh, lalu bertanya dengan tenang, "Mirip siapa?"

Eliska menurunkan pandangan, tidak berkata apa-apa. Seperti Arjuna. Bukan Arjuna yang sekarang, tetapi Arjuna saat menjadi suaminya di kehidupan lampau.

"Tuan Pradipta, kalau ada kesalahan yang kubuat selama beberapa hari ini, kamu bisa katakan padaku," ujar Eliska.

Gadis itu memikirkannya sejenak, lalu melanjutkan, "Kita pernah berinteraksi sebelumnya, jadi aku tahu kamu bukan orang yang dingin. Aku nggak suka diabaikan, rasanya sedikit menyakitkan."

Pradipta terdiam sejenak, lalu berkata, "Nona Eliska ... kamu salah satu dari antara para penari hari itu, 'kan?"

Begitu hal itu diungkit, tubuh Eliska sontak meringkuk, seolah-olah titik lemahnya baru saja diketahui orang lain.

"Para penari itu diatur oleh Nona Ayuna. Aku rasa Nona Ayuna pasti mengalami masalah tertentu, tapi Nona Eliska nggak seharusnya mengambil risiko sebesar itu," ucap Pradipta.

"Aku juga ketakutan setelahnya. Ke depannya aku akan lebih berhati-hati. Tolong rahasiakan hal ini, Tuan Pradipta," mohon Eliska.

Pradipta mengernyit dan membalas, "Aku tentu saja nggak akan mengumbar tentang urusan Nona Eliska pada orang lain."

Keterampilan berkuda Eliska tidak buruk. Setelah membiasakan diri selama dua hari, dia mulai paham triknya. Pradipta pada dasarnya adalah orang asing, jadi Eliska lebih sering berlatih sendiri.

Terkadang, Eliska bertemu Adelia dan Arjuna yang bersama-sama. Putra bangsawan itu bukan orang hangat, lagi pula dia sangat sibuk. Banyak yang meminta bimbingannya dalam berkuda. Namun, dia hanya setuju untuk mengajar Adelia. Meski begitu, keduanya tetap menjaga jarak yang pantas.

Adelia pendiam dan Arjuna selalu berhati-hati. Keduanya paling mengerti sopan santun dan bersikap penuh pertimbangan agar tidak menimbulkan skandal.

Eliska juga sengaja menghindari mereka. Namun, ada kalanya seseorang justru dipertemukan dengan hal yang dihindari.

Hari ini, Eliska bangun pagi-pagi seperti biasa. Kabut pagi menyelimuti gunung, membuatnya terasa seperti negeri dongeng.

Eliska menuntun kudanya, siap untuk mulai berlatih. Dia diam-diam menghela napas, memikirkan pujian semua orang atas kemajuan pesatnya dalam berkuda dan memanah. Hanya sedikit yang tahu bahwa dia berlatih lebih keras daripada siapa pun.

Sekitar 100 meter dari danau, Eliska melepaskan kekang, hendak membiarkan kudanya makan rumput.

Namun, begitu memandang ke kejauhan, Eliska malah melihat Arjuna yang bertelanjang dada. Bahu lebar dan pinggang rampingnya terpampang jelas. Pemuda itu baru selesai mandi.

Seperti bunga teratai yang muncul dari air, Arjuna begitu indah. Ketampanan yang dimilikinya sangat langka di dunia ini.

Tempat berburu ini terpencil, tidak seperti ibu kota yang serba praktis. Tenaga kerja juga terbatas di sini. Air panas diprioritaskan untuk para gadis bangsawan mandi. Kebanyakan pria lebih memilih untuk mandi di danau saat tidak ada orang.

Arjuna memakai pakaian ketat, menutupi keindahan tubuhnya, lalu mengencangkan ikat pinggang.

Eliska menahan napas, situasi ini membuatnya terpojok. Dia melihat tubuh Arjuna dan sekarang mereka hanya berduaan. Orang yang reputasinya akan tercoreng jelas adalah dirinya.

Detik berikutnya, kuda Eliska malah berderap dengan berisik. Suara itu membuat Arjuna berbalik.

Tatapan pemuda itu begitu memesona hingga jantung Eliska berdebar gila-gilaan. Dibalik aura mulia dan wibawa Arjuna, terdapat pesona yang menggoda. Hanya saja, matanya menyorot tajam dan dingin.
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 9

    Tempat ini datar dan terbuka. Tidak bisa bersembunyi.Eliska hanya bisa menatap pandangan Arjuna yang tertuju padanya. Dia menutup mata dengan pasrah. Angin dingin bertiup kencang, tetapi tidak sedingin hatinya saat ini. Sekarang tinggal melihat apakah Arjuna akan menyelidikinya atau tidak.Jika menyelidikinya, itu urusan mudah bagi Keluarga Raja Kawiswara. Arjuna sudah menebak tentang penari itu. Dengan menyebarkan sedikit rumor, cukup untuk membuat penari itu menjadi pusat perhatian.Nanti, sebuah tandu merah akan membawa penari itu masuk ke Kediaman Raja Kawiswara lewat pintu samping. Dia akan dijadikan selir. Kemudian, dia akan ditempatkan di paviliun terpencil agar tidak terlihat dan tidak mengganggu.Hal ini tidak akan memengaruhi pernikahan dan karier Arjuna di masa depan.Namun, hidup Eliska akan hancur. Menjadi selir dengan cara seperti ini, bahkan lebih buruk dibandingkan dengan istri simpanan di luar. Jika itu terjadi, dia tidak akan bisa ikut campur masalah kakaknya lagi.K

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 10

    Sikap Eliska membuat ekspresi Zuhair tidak terlalu muram lagi. Dia berucap, "Kebetulan hari ini kamu bisa bertemu aku."Eliska berpikir sejenak. Dia bukan hanya perlu menerima bertanding dengan Putri, dia pasti tidak bisa menandingi Putri Belani yang sering berkuda. Eliska juga harus memastikan Zuhair tidak menghukumnya jika dia tidak bisa mengalahkan Putri Belani.Setelah memikirkan hal ini, Eliska melihat Giandra. Sementara itu, Giandra juga memahami maksud Eliska.Giandra maju, lalu berlutut di depan Zuhair dan meminta ampun, "Kaisar, adik saya baru serius belajar memanah dan berkuda nggak lebih dari belasan hari. Beberapa waktu yang lalu, dia juga sakit parah. Saya mengkhawatirkan keselamatannya."Eliska diam-diam merasa malu. Sebenarnya, Eliska yang sudah menjalani 2 kehidupan serius belajar memanah dan berkuda lebih dari belasan hari.Namun, sekarang Eliska memang membutuhkan bantuan Giandra untuk berbicara seperti ini. Jika Eliska kalah, itu juga karena dia baru belajar dan tubu

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 11

    Arjuna tentu saja tidak menganggap serius omongan gadis kecil yang mabuk itu.Meskipun dia mengingat kehidupan sebelumnya, segala sesuatu tetap harus masuk akal. Dia tidak punya alasan untuk menikahi Eliska dan juga tak ada seorang pun yang bisa memaksanya menikahi wanita yang tidak ingin dia nikahi. Mereka berdua mustahil menjadi suami istri.Lantaran tidak bisa mendapatkan jawaban, Arjuna pun tidak ingin membuang waktu lebih lama. Dia berdiri dan menyalakan kembang api sinyal dengan alat pembakar kecil."Aku kedinginan ...," ujar Eliska lirih.Arjuna melepas mantel tebalnya. Eliska baru saja sembuh dari sakit berat, tubuhnya lemah dan tidak tahan dingin. Arjuna tidak keberatan menjual budi kepada Pradipta.Saat Arjuna menyelimutinya, Eliska refleks mencari sumber kehangatan dan langsung merapat ke dalam pelukannya. Dalam benaknya, Eliska masih mengira dirinya sedang berada di kehidupan lalu. Oleh karena itu, dia tidak merasa sungkan.Lagi pula, Eliska sudah mengurus rumah Keluarga Ra

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 12

    "Aku nggak pernah melakukan kontak seperti itu dengan Nona Eliska," jawab Arjuna datar.Gumelar tentu saja tidak mencurigainya. Jika memang benar ada sesuatu antara Arjuna dan Eliska, Keluarga Madaharsa pasti sudah lebih dulu datang menuntut penjelasan darinya."Sungguh kejadian yang aneh," gumamnya. Dia tetap tak bisa menemukan jawaban yang masuk akal.Namun, Arjuna tidak mempermasalahkannya. "Kalau terjadi sesuatu, pasti karena ada sebab. Ini tak lain hanya kemampuan Eliska yang unggul."Asal bisa menemukan tujuan sebenarnya dari orang itu, maka alasan kenapa Eliska memiliki kemampuan memanah seperti itu, pasti akan terungkap dengan sendirinya.Sementara itu, Eliska baru saja kembali ke aula pelatihan. Hanya dalam waktu singkat, Nindia pun kembali dari ujian."Kak Eliska, penampilanmu hari ini benar-benar luar biasa," kata Nindia yang jarang sekali menyapa dengan begitu ramah.Sebelumnya, ketika mendengar bahwa Eliska bertanding dengan Belani saat perburuan musim gugur, Nindia sempat

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 13

    Wanita itu tidak bisa dibilang dekat dengannya, tapi juga tidak terasa asing. Dia seenaknya mengambil alih tempat tinggal Arjuna, menaruh berbagai benda kecil di mana-mana, dan mengubah seluruh tampilan Paviliun Ramaya yang semula bersih menjadi tak lagi dikenali.Namun, Arjuna tidak pernah marah karenanya. Sebaliknya, dia malah menyerahkan kamar utamanya kepada wanita itu, sementara dirinya tidur di ruang kerja.Hingga suatu hari, wanita itu mendorong pintu ruang kerja dan masuk. Di tangannya membawa sebuah busur legendaris bernama Busur Cahabinar. Busur itu milik Jenderal Abiswara dari dinasti sebelumnya yang diidam-idamkan oleh hampir semua pria.Waanita itu sungguh memesona. Kulitnya seputih salju, wajahnya seindah bunga persik yang mekar. Tatapan matanya penuh kelembutan dan cinta. Tak diragukan lagi, wajah itu adalah wajah Eliska. Hanya saja, tampilannya sedikit lebih dewasa.Dengan manja, dia berkata, "Sebelum menikah, banyak pria memohon padaku agar memberinya Busur Cahabinar,

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 14

    Berhubung Dwiana telah menolak, Gayatri juga tidak lagi memaksanya.Saat kembali ke Paviliun Bambu, Eliska berkata kepada ibunya, "Ibu, sebenarnya membantu Bibi Ulfa mengurus Keluarga Madaharsa itu bukan hal yang nggak mungkin."Pertama, Eliska tidak tega melihat keluarga besar mereka semakin terpuruk di tangan Ulfa.Kedua, siapa yang mengendalikan keuangan berarti juga menggenggam kekuasaan. Ayahnya adalah putra kedua dari Keluarga Adipati Madaharsa. Setinggi apa pun jabatannya di luar sana, di dalam keluarga, posisi Raditya tetap akan berada di bawah kakaknya.Selama hubungan kedua bersaudara itu harmonis, semuanya baik-baik saja. Hanya saja, tidak ada jaminan keakraban itu akan bertahan selamanya.Kalau yang mengelola rumah besar adalah Dwiana, maka pihak keluarga paman besarnya tidak akan punya pilihan selain mempertimbangkan kepentingan mereka dengan lebih hati-hati."Tentu saja bukan nggak mungkin, tapi sekarang belum waktunya. Untuk saat ini, Kak Ulfa masih belum rela melepaskan

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 15

    Gayatri benar-benar kesal. "Kamu lihat tadi seberapa angkuhnya dia? Padahal aku cuma mau berdiskusi baik-baik, tapi malah terasa seperti aku menyerahkan Eliska untuk diinjak-injak!""Eliska secantik itu, sekarang juga jadi juara panahan, calon suami dari seluruh Negara Yardi mana yang nggak bisa dia pilih sesuka hati? Kita nggak usah lagi mempertimbangkan Keluarga raja Kawiswara," bujuk Ulfa.Gayatri memang sangat menjaga gengsi. Setelah kejadian ini, keinginannya untuk menjalin hubungan pernikahan dengan Keluarga Kawiswara pun bisa dibilang sudah benar-benar padam.Sementara itu, dalam hati Ulfa justru merasa agak lega. Ternyata memang benar, kalau Keluarga Kawiswara tidak mempertimbangkan putrinya, mereka sudah pasti tidak akan mempertimbangkan Eliska.Bukan berarti Ulfa membenci Eliska. Hanya saja, manusia memang secara naluriah bersifat egois. Sulit untuk tidak merasa iri saat melihat orang lain melampaui anaknya sendiri.Beberapa hari kemudian, saat berkunjung ke kediaman putrinya

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 16

    Ibunya dari Kediaman Putri sehingga Eliska mendapatkan harta sesan yang sangat mewah. Hanya saja, tetap tidak mudah untuk mendapatkan Busur Cahabinar.Busur Cahabinar terbuat dari kayu cendana, lebih berat dari busur biasa, tetapi jauh lebih elastis. Warnanya merah gelap. Pada bagian lengan busur tersemat batu giok hitam transparan.Giok biasanya bening seperti air danau, atau mencolok seperti matahari senja, kadang berwarna kuning keemasan. Yang benar-benar hitam sangatlah langka. Beberapa batu ini saja sudah sangat berharga.Kali ini, Eliska tidak melihat buku gambar di dasar peti yang berisi ajaran tentang hubungan suami istri.Dia baru saja bereinkarnasi. Setelah selesai mengaguminya, dia bahkan sempat menambahkan catatan. Jika sampai dilihat orang lain, dia akan malu sendiri. Terlebih lagi, Arjuna pasti tidak akan membiarkannya begitu saja.Namun, Eliska tidak terlalu memikirkannya. Gudang dijaga ketat, tidak ada yang berani masuk, barang pun sangat banyak, jadi mungkin terselip d

Bab terbaru

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 50

    Nindia mengingat sejenak. Selain para selir, hari ini Adelia memakai tusuk konde bunga dahlia dan Eliska memakai tusuk konde bunga anggrek."Apa Kak Banyu merasa hari ini tusuk konde yang dipakai Kak Eliska sangat cantik?" tanya Nindia. Hari ini dia juga tertarik pada tusuk konde yang dipakai Eliska. Tusuk kondenya sangat mungil. Gaya sanggul Eliska juga sederhana, tetapi unik.Kalau bukan karena Nindia merasa canggung saat berbicara dengan Eliska, dia pasti bertanya kepada Eliska kedai mana yang membuat tusuk konde bunga itu.Sementara itu, sekarang Banyu benar-benar merasa canggung. Dia tidak mungkin memperhatikan dandanan orang lain, menurutnya sama saja. Itulah sebabnya dia memakai Winka sebagai alasan."Kenapa Kak Banyu nggak langsung bilang saja kalau merasa tusuk konde Kak Eliska cantik? Ini bukan hal yang nggak sopan," komentar Nindia.Saat ini, Nindia tidak curiga. Bagaimanapun, Arjuna sudah menolak Eliska. Jadi, Nindia menganggap anggota Keluarga Raja Kawiswara tidak akan ber

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 49

    Eliska tidak menunggu Arjuna menanggapi perkataannya. Dia langsung menambahkan sambil mengernyit, "Apa ke depannya aku harus membiarkan Putra Bangsawan Arjuna menyeleksi dulu waktu memilih suami? Jadi, aku baru bisa menikah setelah mendapatkan persetujuan Putra Bangsawan Arjuna?"Nada bicara Eliska sangat lembut, tetapi sindiran Eliska lebih kentara dari ucapannya tadi. Biasanya Eliska bersedia menoleransi sikap Arjuna dan menerima semua perintahnya demi kepentingan keluarga adipati. Namun, Eliska tidak terima kalau Arjuna terlalu mencampuri urusannya.Arjuna memandangi Eliska. Ekspresi Eliska tetap terlihat ramah dan tidak berubah sedikit pun. Hanya saja, telinga Eliska yang memerah menunjukkan dia sedikit emosional. Sepertinya sekarang Eliska sedang kesal, jadi Arjuna membalas, "Aku bukan meremehkanmu."Eliska tidak berbicara. Arjuna menjelaskan pada Eliska, "Bibiku sudah memilih kandidat untuk menjadi istri Yanuar. Lagi pula, Yanuar itu pria buaya darat. Biarpun sekarang dia menyuka

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 48

    "Kalian main saja, aku mau masuk untuk menyalakan perapian," ujar Winka. Dia tidak ingin main lagi setelah kembang apinya padam. Winka kedinginan, jadi dia buru-buru masuk ke dalam istana.Eliska berpura-pura santai saat bertanya, "Kudengar Tuan Banyu mau pergi ke Surtara setelah tahun baru, ya?"Banyu menjawab, "Iya. Aku bertanggung jawab mengantar gaji prajurit dan pangan. Aku akan berangkat setelah tahun baru hari kelima. Butuh waktu 2 bulan sebelum aku kembali."Eliska berkata seraya menunduk, "Beberapa hari yang lalu, aku bermimpi Tuan Banyu diserang orang dari Suka Surtara secara diam-diam waktu dalam perjalanan mengantar pangan. Kamu terluka parah. Jadi, Tuan Banyu harus hati-hati waktu melakukan perjalanan sendiri."Banyu memang tidak terlalu mahir dalam urusan asmara, tetapi dia bukan orang yang bodoh. Banyu tahu Eliska mengkhawatirkannya. Sepertinya hari ini Eliska mengajak Winka bermain kembang api demi membicarakan hal ini dengan Banyu.Seketika Banyu merasa Eliska sangat l

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 47

    Eliska tanpa sadar mencari Arjuna. Selama ini, Arjuna ingin menikahi Adelia. Namun, sepertinya ini bukan hal yang mudah karena saingannya adalah Taraka. Jika Arjuna kehilangan wanita yang dicintainya lagi, entah siapa yang akan dinikahinya di kehidupan ini.Arjuna melirik Eliska sekilas, lalu tidak melihatnya lagi. Banyu yang berdiri di samping Arjuna tetap menunjukkan ekspresi serius seperti biasanya.Menurut Eliska, Banyu termasuk pria baik. Dia bukan pria yang bisa mengkhianati istrinya dan tertarik pada wanita lain. Sudah jelas, Banyu adalah pria yang jujur dan bertanggung jawab.Sementara itu, Eliska tidak bisa menilai Arjuna adalah pria yang baik atau jahat. Arjuna hanya fokus memikirkan kepentingan Keluarga Raja Kawiswara.Dalam urusan percintaan, Arjuna bukan pria yang setia. Arjuna bisa tertarik pada wanita lain, tetapi biasanya wanita yang tergoda dengannya. Jadi, Arjuna tidak pernah rugi.Eliska teringat masalah di kehidupan sebelumnya saat melihat Banyu. Setelah melewati ta

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 46

    Ucapan Arjuna membuat Banyu lebih tenang. Sekarang mereka berada di istana, bukan di kediaman raja. Jadi, mereka harus tahu batasan. Banyu tetap menunjukkan ekspresi datar, tetapi dia tidak minum arak lagi.Jyena menoleh setelah mendengar suara mereka berdua. Dia berkomentar sembari tersenyum saat melihat ekspresi Banyu, "Kualitas Arak Batari sangat bagus. Kalau Banyu suka, jangan larang dia minum."Zuhair menimpali, "Semua yang merayakan tahun baru di sini keluarga. Nggak masalah kalau mabuk. Apa istana yang besar ini kekurangan tempat untuk istirahat?"Banyu membalas, "Maaf sudah membuat Paman dan Bibi repot."Zuhair memandang Eliska lagi, lalu bercanda dengannya, "Eli, apa kamu mau mencoba arak ini? Aku ingat kamu juga suka minum arak."Yang dimaksud Zuhair adalah kejadian Eliska mabuk saat perburuan musim gugur. Eliska menyahut dengan ekspresi malu, "Setelah pulang ke kediaman, Ibu menceramahiku. Sejak saat itu, aku nggak berniat minum arak lagi. Kalau nggak, Ibu pasti nggak akan m

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 45

    Eliska memberi hormat dan berucap, "Selir Agung Jyena, aku nggak pantas terima pujian seperti itu."Zuhair berkomentar, "Kamu sangat perhatian. Ini pertama kalinya kamu masuk istana, tapi kamu memperhatikan semua selirku."Zuhair melihat burung bayan putih di dalam kandang yang lebih kurus dibandingkan sebelumnya. Burung bayan itu terlihat lemas. Zuhair menambahkan, "Kenapa kamu memelihara burung bayan hingga menjadi seperti ini?"Eliska bersujud. Dia yang malu mengakui kesalahannya, "Paman Zuhair, Paman Sadali sudah bantu aku cari pelatih burung demi memelihara burung bayan ini. Tapi, aku benar-benar nggak mampu memelihara burung. Jadi, aku bawa burung bayan ini ke istana biar Paman Zuhair bisa bantu aku cari cara."Meskipun Yanuar yang menyuruh Eliska membawa burung bayan ke istana, sekarang Eliska tidak boleh mengungkitnya.Zuhair menceletuk, "Yang pandai memelihara burung cuma Yanuar. Biar dia yang bantu kamu pelihara saja."Yanuar memberi hormat sambil menyahut, "Oke, Ayah."Elisk

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 44

    Gayatri berucap sambil mengernyit, "Apa bedanya anak selir atau anak sah? Semuanya tetap cucuku. Lihatlah, Rumi berdandan dengan begitu rapi. Dia juga gadis cantik kok. Kesehariannya pun perlu lebih banyak diawasi dan dibimbing. Kalau saja aku nggak minta orang untuk mengukur badannya, mungkin pakaian baru yang dipakainya hari ini pun nggak akan ada."Sebenarnya, Rumi menuruti ucapan Eliska tempo hari. Itulah sebabnya dia dengan inisiatif mendekati Gayatri beberapa kali dan mengatakan bahwa dirinya kekurangan pakaian. Mendengar itu, Gayatri merasa iba dan langsung memerintahkan pelayan menyiapkan pakaian baru untuknya.Mendengar Gayatri kembali membelanya di hadapan banyak orang hari ini, Rumi tidak kuasa menahan air mata. Dia buru-buru mengangkat tangan dan mengusapnya perlahan.Di sisi lain, Ulfa hanya bisa mencibir dalam hati. Dia merasa Verani benar-benar bodoh, bahkan anak sendiri pun tidak dibela. Namun dia senang melihat kebodohan itu terus berlanjut, jadi dia hanya tersenyum ti

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 43

    "Aku sangat sadar kalau Keluarga Bramantya nggak punya latar belakang yang kuat. Wanita yang kusukai belum tentu juga akan menyukaiku. Sekalipun dia menyukaiku, aku pun nggak mau dia harus hidup menanggung perasaan terpaksa atau teraniaya." Pradipta menatap Eliska dengan serius. Kata-katanya terdengar begitu tulus.Eliska tidak tahu apakah wanita yang dia maksud itu adalah dirinya, tetapi jantungnya tetap saja berdegup makin cepat.Eliska perlahan mendongak dan menatap pria di hadapannya. Wajahnya memiliki garis-garis yang tegas dan rupawan.Meskipun hanya mengenakan pakaian sederhana berwarna hitam, ketampanannya sama sekali tak kalah dibanding pemuda-pemuda dari keluarga terhormat lainnya. Pradipta ibarat secangkir teh harum yang pekat. Makin lama dipandang, makin terasa dalam pesonanya."Semoga apa yang diinginkan Tuan Pradipta bisa segera terwujud," ucap Eliska pelan sambil menundukkan pandangannya.Pradipta melihat telinganya yang memerah. Dia tak kuasa menahan senyum, lalu berkat

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 42

    Menjelang pergantian tahun, barulah Eliska mengerti maksud dari kalimat "lain kali kalau masuk istana" yang pernah diucapkan oleh Yanuar.Zuhair adalah seseorang yang paling tidak menyukai suasana sepi. Setiap malam tahun baru, dia selalu mengundang para wanita dan pemuda yang dekat dengan keluarga kekaisaran untuk masuk istana dan menemaninya merayakan malam pergantian tahun.Tahun-tahun sebelumnya, Eliska tentu saja tidak pernah mendapatkan kehormatan seperti itu. Namun tahun ini, dia sempat menjadi pusat perhatian di hadapan Zuhair. Jadi, sang kaisar pun langsung teringat padanya.Yanuar kemungkinan besar sudah lebih dulu mendengar kabar ini, makanya lebih awal mengisyaratkan hal tersebut pada dirinya.Sepanjang hidupnya, bahkan dihitung dari dua kehidupan sekalipun, kesempatan Eliska untuk masuk istana tak pernah lebih dari sepuluh kali. Jadi meskipun bersikap tenang, tetap saja hatinya terasa sedikit gugup.Bisa mendapatkan perhatian dari Zuhair adalah sebuah kehormatan besar bagi

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status