Tempat ini datar dan terbuka. Tidak bisa bersembunyi.Eliska hanya bisa menatap pandangan Arjuna yang tertuju padanya. Dia menutup mata dengan pasrah. Angin dingin bertiup kencang, tetapi tidak sedingin hatinya saat ini. Sekarang tinggal melihat apakah Arjuna akan menyelidikinya atau tidak.Jika menyelidikinya, itu urusan mudah bagi Keluarga Raja Kawiswara. Arjuna sudah menebak tentang penari itu. Dengan menyebarkan sedikit rumor, cukup untuk membuat penari itu menjadi pusat perhatian.Nanti, sebuah tandu merah akan membawa penari itu masuk ke Kediaman Raja Kawiswara lewat pintu samping. Dia akan dijadikan selir. Kemudian, dia akan ditempatkan di paviliun terpencil agar tidak terlihat dan tidak mengganggu.Hal ini tidak akan memengaruhi pernikahan dan karier Arjuna di masa depan.Namun, hidup Eliska akan hancur. Menjadi selir dengan cara seperti ini, bahkan lebih buruk dibandingkan dengan istri simpanan di luar. Jika itu terjadi, dia tidak akan bisa ikut campur masalah kakaknya lagi.K
Sikap Eliska membuat ekspresi Zuhair tidak terlalu muram lagi. Dia berucap, "Kebetulan hari ini kamu bisa bertemu aku."Eliska berpikir sejenak. Dia bukan hanya perlu menerima bertanding dengan Putri, dia pasti tidak bisa menandingi Putri Belani yang sering berkuda. Eliska juga harus memastikan Zuhair tidak menghukumnya jika dia tidak bisa mengalahkan Putri Belani.Setelah memikirkan hal ini, Eliska melihat Giandra. Sementara itu, Giandra juga memahami maksud Eliska.Giandra maju, lalu berlutut di depan Zuhair dan meminta ampun, "Kaisar, adik saya baru serius belajar memanah dan berkuda nggak lebih dari belasan hari. Beberapa waktu yang lalu, dia juga sakit parah. Saya mengkhawatirkan keselamatannya."Eliska diam-diam merasa malu. Sebenarnya, Eliska yang sudah menjalani 2 kehidupan serius belajar memanah dan berkuda lebih dari belasan hari.Namun, sekarang Eliska memang membutuhkan bantuan Giandra untuk berbicara seperti ini. Jika Eliska kalah, itu juga karena dia baru belajar dan tubu
Arjuna tentu saja tidak menganggap serius omongan gadis kecil yang mabuk itu.Meskipun dia mengingat kehidupan sebelumnya, segala sesuatu tetap harus masuk akal. Dia tidak punya alasan untuk menikahi Eliska dan juga tak ada seorang pun yang bisa memaksanya menikahi wanita yang tidak ingin dia nikahi. Mereka berdua mustahil menjadi suami istri.Lantaran tidak bisa mendapatkan jawaban, Arjuna pun tidak ingin membuang waktu lebih lama. Dia berdiri dan menyalakan kembang api sinyal dengan alat pembakar kecil."Aku kedinginan ...," ujar Eliska lirih.Arjuna melepas mantel tebalnya. Eliska baru saja sembuh dari sakit berat, tubuhnya lemah dan tidak tahan dingin. Arjuna tidak keberatan menjual budi kepada Pradipta.Saat Arjuna menyelimutinya, Eliska refleks mencari sumber kehangatan dan langsung merapat ke dalam pelukannya. Dalam benaknya, Eliska masih mengira dirinya sedang berada di kehidupan lalu. Oleh karena itu, dia tidak merasa sungkan.Lagi pula, Eliska sudah mengurus rumah Keluarga Ra
"Aku nggak pernah melakukan kontak seperti itu dengan Nona Eliska," jawab Arjuna datar.Gumelar tentu saja tidak mencurigainya. Jika memang benar ada sesuatu antara Arjuna dan Eliska, Keluarga Madaharsa pasti sudah lebih dulu datang menuntut penjelasan darinya."Sungguh kejadian yang aneh," gumamnya. Dia tetap tak bisa menemukan jawaban yang masuk akal.Namun, Arjuna tidak mempermasalahkannya. "Kalau terjadi sesuatu, pasti karena ada sebab. Ini tak lain hanya kemampuan Eliska yang unggul."Asal bisa menemukan tujuan sebenarnya dari orang itu, maka alasan kenapa Eliska memiliki kemampuan memanah seperti itu, pasti akan terungkap dengan sendirinya.Sementara itu, Eliska baru saja kembali ke aula pelatihan. Hanya dalam waktu singkat, Nindia pun kembali dari ujian."Kak Eliska, penampilanmu hari ini benar-benar luar biasa," kata Nindia yang jarang sekali menyapa dengan begitu ramah.Sebelumnya, ketika mendengar bahwa Eliska bertanding dengan Belani saat perburuan musim gugur, Nindia sempat
Wanita itu tidak bisa dibilang dekat dengannya, tapi juga tidak terasa asing. Dia seenaknya mengambil alih tempat tinggal Arjuna, menaruh berbagai benda kecil di mana-mana, dan mengubah seluruh tampilan Paviliun Ramaya yang semula bersih menjadi tak lagi dikenali.Namun, Arjuna tidak pernah marah karenanya. Sebaliknya, dia malah menyerahkan kamar utamanya kepada wanita itu, sementara dirinya tidur di ruang kerja.Hingga suatu hari, wanita itu mendorong pintu ruang kerja dan masuk. Di tangannya membawa sebuah busur legendaris bernama Busur Cahabinar. Busur itu milik Jenderal Abiswara dari dinasti sebelumnya yang diidam-idamkan oleh hampir semua pria.Waanita itu sungguh memesona. Kulitnya seputih salju, wajahnya seindah bunga persik yang mekar. Tatapan matanya penuh kelembutan dan cinta. Tak diragukan lagi, wajah itu adalah wajah Eliska. Hanya saja, tampilannya sedikit lebih dewasa.Dengan manja, dia berkata, "Sebelum menikah, banyak pria memohon padaku agar memberinya Busur Cahabinar,
Berhubung Dwiana telah menolak, Gayatri juga tidak lagi memaksanya.Saat kembali ke Paviliun Bambu, Eliska berkata kepada ibunya, "Ibu, sebenarnya membantu Bibi Ulfa mengurus Keluarga Madaharsa itu bukan hal yang nggak mungkin."Pertama, Eliska tidak tega melihat keluarga besar mereka semakin terpuruk di tangan Ulfa.Kedua, siapa yang mengendalikan keuangan berarti juga menggenggam kekuasaan. Ayahnya adalah putra kedua dari Keluarga Adipati Madaharsa. Setinggi apa pun jabatannya di luar sana, di dalam keluarga, posisi Raditya tetap akan berada di bawah kakaknya.Selama hubungan kedua bersaudara itu harmonis, semuanya baik-baik saja. Hanya saja, tidak ada jaminan keakraban itu akan bertahan selamanya.Kalau yang mengelola rumah besar adalah Dwiana, maka pihak keluarga paman besarnya tidak akan punya pilihan selain mempertimbangkan kepentingan mereka dengan lebih hati-hati."Tentu saja bukan nggak mungkin, tapi sekarang belum waktunya. Untuk saat ini, Kak Ulfa masih belum rela melepaskan
Gayatri benar-benar kesal. "Kamu lihat tadi seberapa angkuhnya dia? Padahal aku cuma mau berdiskusi baik-baik, tapi malah terasa seperti aku menyerahkan Eliska untuk diinjak-injak!""Eliska secantik itu, sekarang juga jadi juara panahan, calon suami dari seluruh Negara Yardi mana yang nggak bisa dia pilih sesuka hati? Kita nggak usah lagi mempertimbangkan Keluarga raja Kawiswara," bujuk Ulfa.Gayatri memang sangat menjaga gengsi. Setelah kejadian ini, keinginannya untuk menjalin hubungan pernikahan dengan Keluarga Kawiswara pun bisa dibilang sudah benar-benar padam.Sementara itu, dalam hati Ulfa justru merasa agak lega. Ternyata memang benar, kalau Keluarga Kawiswara tidak mempertimbangkan putrinya, mereka sudah pasti tidak akan mempertimbangkan Eliska.Bukan berarti Ulfa membenci Eliska. Hanya saja, manusia memang secara naluriah bersifat egois. Sulit untuk tidak merasa iri saat melihat orang lain melampaui anaknya sendiri.Beberapa hari kemudian, saat berkunjung ke kediaman putrinya
Ibunya dari Kediaman Putri sehingga Eliska mendapatkan harta sesan yang sangat mewah. Hanya saja, tetap tidak mudah untuk mendapatkan Busur Cahabinar.Busur Cahabinar terbuat dari kayu cendana, lebih berat dari busur biasa, tetapi jauh lebih elastis. Warnanya merah gelap. Pada bagian lengan busur tersemat batu giok hitam transparan.Giok biasanya bening seperti air danau, atau mencolok seperti matahari senja, kadang berwarna kuning keemasan. Yang benar-benar hitam sangatlah langka. Beberapa batu ini saja sudah sangat berharga.Kali ini, Eliska tidak melihat buku gambar di dasar peti yang berisi ajaran tentang hubungan suami istri.Dia baru saja bereinkarnasi. Setelah selesai mengaguminya, dia bahkan sempat menambahkan catatan. Jika sampai dilihat orang lain, dia akan malu sendiri. Terlebih lagi, Arjuna pasti tidak akan membiarkannya begitu saja.Namun, Eliska tidak terlalu memikirkannya. Gudang dijaga ketat, tidak ada yang berani masuk, barang pun sangat banyak, jadi mungkin terselip d
Nindia mengingat sejenak. Selain para selir, hari ini Adelia memakai tusuk konde bunga dahlia dan Eliska memakai tusuk konde bunga anggrek."Apa Kak Banyu merasa hari ini tusuk konde yang dipakai Kak Eliska sangat cantik?" tanya Nindia. Hari ini dia juga tertarik pada tusuk konde yang dipakai Eliska. Tusuk kondenya sangat mungil. Gaya sanggul Eliska juga sederhana, tetapi unik.Kalau bukan karena Nindia merasa canggung saat berbicara dengan Eliska, dia pasti bertanya kepada Eliska kedai mana yang membuat tusuk konde bunga itu.Sementara itu, sekarang Banyu benar-benar merasa canggung. Dia tidak mungkin memperhatikan dandanan orang lain, menurutnya sama saja. Itulah sebabnya dia memakai Winka sebagai alasan."Kenapa Kak Banyu nggak langsung bilang saja kalau merasa tusuk konde Kak Eliska cantik? Ini bukan hal yang nggak sopan," komentar Nindia.Saat ini, Nindia tidak curiga. Bagaimanapun, Arjuna sudah menolak Eliska. Jadi, Nindia menganggap anggota Keluarga Raja Kawiswara tidak akan ber
Eliska tidak menunggu Arjuna menanggapi perkataannya. Dia langsung menambahkan sambil mengernyit, "Apa ke depannya aku harus membiarkan Putra Bangsawan Arjuna menyeleksi dulu waktu memilih suami? Jadi, aku baru bisa menikah setelah mendapatkan persetujuan Putra Bangsawan Arjuna?"Nada bicara Eliska sangat lembut, tetapi sindiran Eliska lebih kentara dari ucapannya tadi. Biasanya Eliska bersedia menoleransi sikap Arjuna dan menerima semua perintahnya demi kepentingan keluarga adipati. Namun, Eliska tidak terima kalau Arjuna terlalu mencampuri urusannya.Arjuna memandangi Eliska. Ekspresi Eliska tetap terlihat ramah dan tidak berubah sedikit pun. Hanya saja, telinga Eliska yang memerah menunjukkan dia sedikit emosional. Sepertinya sekarang Eliska sedang kesal, jadi Arjuna membalas, "Aku bukan meremehkanmu."Eliska tidak berbicara. Arjuna menjelaskan pada Eliska, "Bibiku sudah memilih kandidat untuk menjadi istri Yanuar. Lagi pula, Yanuar itu pria buaya darat. Biarpun sekarang dia menyuka
"Kalian main saja, aku mau masuk untuk menyalakan perapian," ujar Winka. Dia tidak ingin main lagi setelah kembang apinya padam. Winka kedinginan, jadi dia buru-buru masuk ke dalam istana.Eliska berpura-pura santai saat bertanya, "Kudengar Tuan Banyu mau pergi ke Surtara setelah tahun baru, ya?"Banyu menjawab, "Iya. Aku bertanggung jawab mengantar gaji prajurit dan pangan. Aku akan berangkat setelah tahun baru hari kelima. Butuh waktu 2 bulan sebelum aku kembali."Eliska berkata seraya menunduk, "Beberapa hari yang lalu, aku bermimpi Tuan Banyu diserang orang dari Suka Surtara secara diam-diam waktu dalam perjalanan mengantar pangan. Kamu terluka parah. Jadi, Tuan Banyu harus hati-hati waktu melakukan perjalanan sendiri."Banyu memang tidak terlalu mahir dalam urusan asmara, tetapi dia bukan orang yang bodoh. Banyu tahu Eliska mengkhawatirkannya. Sepertinya hari ini Eliska mengajak Winka bermain kembang api demi membicarakan hal ini dengan Banyu.Seketika Banyu merasa Eliska sangat l
Eliska tanpa sadar mencari Arjuna. Selama ini, Arjuna ingin menikahi Adelia. Namun, sepertinya ini bukan hal yang mudah karena saingannya adalah Taraka. Jika Arjuna kehilangan wanita yang dicintainya lagi, entah siapa yang akan dinikahinya di kehidupan ini.Arjuna melirik Eliska sekilas, lalu tidak melihatnya lagi. Banyu yang berdiri di samping Arjuna tetap menunjukkan ekspresi serius seperti biasanya.Menurut Eliska, Banyu termasuk pria baik. Dia bukan pria yang bisa mengkhianati istrinya dan tertarik pada wanita lain. Sudah jelas, Banyu adalah pria yang jujur dan bertanggung jawab.Sementara itu, Eliska tidak bisa menilai Arjuna adalah pria yang baik atau jahat. Arjuna hanya fokus memikirkan kepentingan Keluarga Raja Kawiswara.Dalam urusan percintaan, Arjuna bukan pria yang setia. Arjuna bisa tertarik pada wanita lain, tetapi biasanya wanita yang tergoda dengannya. Jadi, Arjuna tidak pernah rugi.Eliska teringat masalah di kehidupan sebelumnya saat melihat Banyu. Setelah melewati ta
Ucapan Arjuna membuat Banyu lebih tenang. Sekarang mereka berada di istana, bukan di kediaman raja. Jadi, mereka harus tahu batasan. Banyu tetap menunjukkan ekspresi datar, tetapi dia tidak minum arak lagi.Jyena menoleh setelah mendengar suara mereka berdua. Dia berkomentar sembari tersenyum saat melihat ekspresi Banyu, "Kualitas Arak Batari sangat bagus. Kalau Banyu suka, jangan larang dia minum."Zuhair menimpali, "Semua yang merayakan tahun baru di sini keluarga. Nggak masalah kalau mabuk. Apa istana yang besar ini kekurangan tempat untuk istirahat?"Banyu membalas, "Maaf sudah membuat Paman dan Bibi repot."Zuhair memandang Eliska lagi, lalu bercanda dengannya, "Eli, apa kamu mau mencoba arak ini? Aku ingat kamu juga suka minum arak."Yang dimaksud Zuhair adalah kejadian Eliska mabuk saat perburuan musim gugur. Eliska menyahut dengan ekspresi malu, "Setelah pulang ke kediaman, Ibu menceramahiku. Sejak saat itu, aku nggak berniat minum arak lagi. Kalau nggak, Ibu pasti nggak akan m
Eliska memberi hormat dan berucap, "Selir Agung Jyena, aku nggak pantas terima pujian seperti itu."Zuhair berkomentar, "Kamu sangat perhatian. Ini pertama kalinya kamu masuk istana, tapi kamu memperhatikan semua selirku."Zuhair melihat burung bayan putih di dalam kandang yang lebih kurus dibandingkan sebelumnya. Burung bayan itu terlihat lemas. Zuhair menambahkan, "Kenapa kamu memelihara burung bayan hingga menjadi seperti ini?"Eliska bersujud. Dia yang malu mengakui kesalahannya, "Paman Zuhair, Paman Sadali sudah bantu aku cari pelatih burung demi memelihara burung bayan ini. Tapi, aku benar-benar nggak mampu memelihara burung. Jadi, aku bawa burung bayan ini ke istana biar Paman Zuhair bisa bantu aku cari cara."Meskipun Yanuar yang menyuruh Eliska membawa burung bayan ke istana, sekarang Eliska tidak boleh mengungkitnya.Zuhair menceletuk, "Yang pandai memelihara burung cuma Yanuar. Biar dia yang bantu kamu pelihara saja."Yanuar memberi hormat sambil menyahut, "Oke, Ayah."Elisk
Gayatri berucap sambil mengernyit, "Apa bedanya anak selir atau anak sah? Semuanya tetap cucuku. Lihatlah, Rumi berdandan dengan begitu rapi. Dia juga gadis cantik kok. Kesehariannya pun perlu lebih banyak diawasi dan dibimbing. Kalau saja aku nggak minta orang untuk mengukur badannya, mungkin pakaian baru yang dipakainya hari ini pun nggak akan ada."Sebenarnya, Rumi menuruti ucapan Eliska tempo hari. Itulah sebabnya dia dengan inisiatif mendekati Gayatri beberapa kali dan mengatakan bahwa dirinya kekurangan pakaian. Mendengar itu, Gayatri merasa iba dan langsung memerintahkan pelayan menyiapkan pakaian baru untuknya.Mendengar Gayatri kembali membelanya di hadapan banyak orang hari ini, Rumi tidak kuasa menahan air mata. Dia buru-buru mengangkat tangan dan mengusapnya perlahan.Di sisi lain, Ulfa hanya bisa mencibir dalam hati. Dia merasa Verani benar-benar bodoh, bahkan anak sendiri pun tidak dibela. Namun dia senang melihat kebodohan itu terus berlanjut, jadi dia hanya tersenyum ti
"Aku sangat sadar kalau Keluarga Bramantya nggak punya latar belakang yang kuat. Wanita yang kusukai belum tentu juga akan menyukaiku. Sekalipun dia menyukaiku, aku pun nggak mau dia harus hidup menanggung perasaan terpaksa atau teraniaya." Pradipta menatap Eliska dengan serius. Kata-katanya terdengar begitu tulus.Eliska tidak tahu apakah wanita yang dia maksud itu adalah dirinya, tetapi jantungnya tetap saja berdegup makin cepat.Eliska perlahan mendongak dan menatap pria di hadapannya. Wajahnya memiliki garis-garis yang tegas dan rupawan.Meskipun hanya mengenakan pakaian sederhana berwarna hitam, ketampanannya sama sekali tak kalah dibanding pemuda-pemuda dari keluarga terhormat lainnya. Pradipta ibarat secangkir teh harum yang pekat. Makin lama dipandang, makin terasa dalam pesonanya."Semoga apa yang diinginkan Tuan Pradipta bisa segera terwujud," ucap Eliska pelan sambil menundukkan pandangannya.Pradipta melihat telinganya yang memerah. Dia tak kuasa menahan senyum, lalu berkat
Menjelang pergantian tahun, barulah Eliska mengerti maksud dari kalimat "lain kali kalau masuk istana" yang pernah diucapkan oleh Yanuar.Zuhair adalah seseorang yang paling tidak menyukai suasana sepi. Setiap malam tahun baru, dia selalu mengundang para wanita dan pemuda yang dekat dengan keluarga kekaisaran untuk masuk istana dan menemaninya merayakan malam pergantian tahun.Tahun-tahun sebelumnya, Eliska tentu saja tidak pernah mendapatkan kehormatan seperti itu. Namun tahun ini, dia sempat menjadi pusat perhatian di hadapan Zuhair. Jadi, sang kaisar pun langsung teringat padanya.Yanuar kemungkinan besar sudah lebih dulu mendengar kabar ini, makanya lebih awal mengisyaratkan hal tersebut pada dirinya.Sepanjang hidupnya, bahkan dihitung dari dua kehidupan sekalipun, kesempatan Eliska untuk masuk istana tak pernah lebih dari sepuluh kali. Jadi meskipun bersikap tenang, tetap saja hatinya terasa sedikit gugup.Bisa mendapatkan perhatian dari Zuhair adalah sebuah kehormatan besar bagi