Share

Bab 2

Author: Citra Lestari
Hujan di musim gugur membawa hawa dingin. Embun pagi menyelimuti tanah.

Eliska yang tidak sadarkan diri beberapa hari lalu, baru saja sadar. Pada pagi hari, orang-orang di Kediaman Adipati Madaharsa sudah sibuk ke sana kemari.

"Kabarnya, orang yang mendorong Nona Eliska ke dalam air sudah ditangkap. Kemarin, Tuan Raditya sudah menginterogasinya semalaman. Orang itu juga sudah dipukul sampai babak belur, tapi belum berhasil mengetahui dalangnya."

"Sekalipun dipukul sampai mati, terus kenapa? Kalau bukan karena Nona Eliska berumur panjang .... Orang sejahat itu pantas dihukum mati!"

Eliska yang berada di dalam kamar mendengar gosip orang-orang di luar. Perasaannya tidak karuan, tetapi lebih banyak rasa bahagia.

Eliska kembali ke enam tahun yang lalu, saat dia belum dijodohkan dengan Arjuna. Dia tidak perlu merasakan penderitaan diabaikan.

Selain itu, kehidupan lampau Eliska memang termasuk berjalan lancar. Namun, ada beberapa penyesalan yang sulit untuk dilupakan. Kini, dia memiliki kesempatan untuk memperbaikinya.

"Tubuhmu masih lemah. Kenapa duduk tanpa pakai mantel?" tanya Dwiana, ibu Eliska. Ketika membawakan obat dan melihat putrinya duduk di tempat tidur tanpa memakai mantel, dia mengernyit.

Dwiana meletakkan obat, lalu mengambil mantel bulu putih yang ada di samping. Ketika membungkuk untuk memakaikannya pada Eliska, tiba-tiba dia dipeluk.

"Ibu," panggil Eliska dengan suara tercekat.

Eliska tidak memiliki penyesalan apa pun terhadap kehidupan lampau, kecuali kematiannya. Seorang ibu yang sudah mengalami penderitaan atas kematian putranya, lalu kehilangan putrinya. Dia tidak bisa membayangkan hal semenyakitkan itu.

Dwiana mengelus rambut Eliska. Matanya memerah. Kemudian, dia memeluk Eliska dengan lebih erat sembari menenangkan, "Ibu pasti akan menemukan orang yang mencelakaimu. Eli jangan takut."

Tubuh Eliska seketika gemetaran.

Di kehidupan lampau, Dwiana menemukan bahwa pelaku yang mencelakai Eliska adalah Lestari, selir ayahnya. Namun, satu-satunya saksi sudah dilenyapkan oleh Lestari. Lantaran takut Lestari akan mencelakai Eliska lagi, Dwiana menghukum Lestari meski belum ada bukti yang kuat.

Latar belakang keluarga Dwiana sangat kuat sehingga Keluarga Adipati Madaharsa hanya bisa meredam masalah. Ayahnya, Raditya Madaharsa, sangat membenci Dwiana karena terlalu kejam.

Sejak kejadian itu, pemikiran Dwiana dan Raditya sudah tidak sejalan. Tidak pernah ada kedamaian. Mereka bahkan tidak dikaruniai anak lagi.

Kemudian, satu-satunya kakak Eliska meninggal dunia. Kesehatan Dwiana makin memburuk. Dia hanya sedikit tersenyum saat melihat Eliska. Selebihnya, dia tampak dingin dan seperti tidak bernyawa.

Sementara itu, semua kehormatan yang diraih kakak Eliska semasa hidup, jatuh ke tangan keluarga inti.

Mengenai pria yang ditangkap itu, dia adalah kekasih lama Lestari sebelum menjadi bagian Keluarga Madaharsa. Jadi, dia tidak mau mengakui bahwa Lestari terlibat. Eliska baru mengetahui hal ini setelah menikah dengan Arjuna.

Sayangnya, saat itu semuanya sudah terlambat. Meskipun sudah mengetahui kebenarannya, hubungan Raditya dan Dwiana sudah sulit diperbaiki.

Untung saja, Dwiana tidak akan jatuh ke dalam situasi seperti itu lagi di kehidupan ini.

"Ibu, aku mau bertemu Ayah," tutur Eliska sambil mendongak menatap Dwiana.

"Ayahmu sudah tahu kamu sadar. Dia sedang bergegas pulang. Nanti kamu bisa bertemu dengannya. Sekarang, kamu minum obat dulu," bujuk Dwiana.

Eliska mengambil obat dari tangan Dwiana. Begitu meminumnya, terdengar suara langkah kaki yang mantap. Orang yang datang itu adalah ayahnya.

Pria itu berusia 40 tahun dan bertubuh tinggi. Dia baru kembali dari istana sehingga masih memakai baju pemerintahan. Penampilannya terlihat sangat tegas, tetapi tatapannya penuh kelembutan.

"Eli," panggil Raditya.

"Ayah," balas Eliska seraya tersenyum pada Raditya. Matanya dipenuhi air mata.

"Kamu sudah menderita," ucap Raditya. Ketika melihat wajah Eliska yang makin kurus, dia merasa sangat iba. Biasanya, dia tidak berkedip sekalipun tertusuk pedang. Namun, kali ini dia menitikkan air mata beberapa kali karena masalah putrinya.

"Kali ini, kita harus berterima kasih pada Putra Bangsawan Arjuna dan Tuan Pradipta. Kalau bukan karena bantuan mereka, mungkin ...," ujar Raditya yang tidak sanggup meneruskan perkataannya. Dia hampir saja berpisah dengan putrinya untuk selamanya.

Ketika Eliska mendengar nama Arjuna lagi, kenangan masa lalu terlintas di benaknya. Hatinya terasa sangat pedih dan nyeri. Arjuna memang tidak menyukainya, tetapi Eliska benar-benar menganggap Arjuna sebagai suaminya.

Begitu mendengar nama Pradipta, Eliska merasa asing. Di kehidupan lampau, Eliska sakit untuk waktu yang cukup lama. Dia hanya mengingat bahwa yang menolongnya adalah Arjuna dan putra Keluarga Bramantya. Ketika pergi berkunjung, Eliska juga tidak pernah bertemu dengannya.

"Tuan Pradipta?" tanya Eliska.

"Pradipta baru kembali ke ibu kota bulan ini. Kamu tentu nggak kenal dia. Setelah kondisimu membaik, minta ibumu membawamu ke Kediaman Raja Kawiswara dan Kediaman Bramantya untuk berterima kasih," sahut Raditya.

Eliska tidak ingin bertemu dengan Arjuna lagi. Akan tetapi, urusan ini tidak bisa ditunda. Dia pun terpaksa mengangguk sebelum bertanya lagi, "Ayah, bagaimana hasil interogasi orang yang mendorongku?"

"Dia cukup keras kepala, Tapi, Ayah punya cara," jawab Raditya sambil tertawa dingin.

Eliska ingin mengatakan sesuatu, tetapi ragu.

Melihat keraguan Eliska, Raditya meyakinkan, "Di depan Ayah, kamu bisa katakan yang ada di pikiranmu. Nggak apa-apa."

Eliska menunduk sembari berkata, "Ayah, orang itu kekasih lama Bibi Lestari. Apa mungkin Bibi Lestari yang mencelakaiku?"

Eliska mengatakannya lebih dulu. Bagaimanapun, masalah ini tidak bisa disalahkan pada ibunya. Lagi pula, hubungan gelap kedua orang itu memang benar. Meskipun tidak bisa mendapatkan bukti bahwa Lestari yang mencelakai Eliska, Lestari setidaknya tidak akan lolos begitu saja.

Ekspresi Raditya sedikit berubah. Dia bertanya, "Apa buktimu?"

"Aku pernah melihat orang itu berpelukan dengan Bibi Lestari," jawab Eliska.

Di kehidupan lampau, Eliska tidak sadar orang yang dia lihat sedang berpelukan sebelum dirinya terjatuh ke dalam air, ternyata Lestari dan pria itu. Dia hanya mendengar pria itu memanggil nama Yuni.

Dulu, Eliska tidak tahu siapa itu Yuni. Setelah hidup di kehidupan ini, dia baru tahu semuanya dengan jelas, ternyata Yuni adalah nama lama Lestari. Lestari mencelakai Eliska karena mengira Eliska telah memegergoki hubungan gelapnya.

Begitu memikirkan hal ini, raut wajah Raditya makin muram. Selingkuh saja sudah salah. Bisa-bisanya Lestari juga mau menghabisi nyawa putri kesayangannya. Jika ini benar, dia tidak akan mengampuni Lestari.

Dwiana menyindir, "Orang-orang di sisimu itu memang sangat baik."

Meskipun Lestari adalah selir yang dinikahkan karena paksaan ibunya, kali ini Raditya juga tidak bisa membantah. Dia hanya bisa menerima sindiran istrinya dan berkata dengan lembut, "Kamu tenang saja. Aku pasti akan memberikan keadilan untuk Eli."

....

Setelah ada titik terang, masalah Eliska yang terjatuh ke dalam air diselidiki dengan sangat cepat.

Orang kepercayaan Raditya pergi ke selatan untuk mengunjungi kampung halaman Lestari. Dia mendapat informasi bahwa Lestari dan pria itu adalah teman masa kecil. Kemudian, Lestari dijual orang tuanya dan diselamatkan Gayatri, ibunya Raditya.

Gayatri menjadikan Lestari sebagai pelayan. Setelah cukup lama, Gayatri melihat Lestari sangat cerdas. Dia pun menikahkan Lestari pada Raditya.

Raditya memakai nama Lestari untuk mengancam orang yang mendorong putrinya. Pria itu mengira Raditya sudah tahu semuanya. Pada akhirnya, dia mengaku.

Kebenarannya persis yang dikatakan Eliska. Lestari takut hubungan gelapnya terbongkar. Itu sebabnya, dia merencanakan untuk melenyapkan Eliska.

Raditya tidak menyangka ternyata ada wanita sejahat itu di sisinya.

Kondisi Eliska belum pulih, tetapi Lestari sudah dihukum oleh Dwiana yang merupakan istri sah. Meskipun Lestari adalah orangnya Gayatri dan selalu mendapatkan perlakuan istimewa, kali ini Gayatri sama sekali tidak menghalangi.

Dwiana memang tidak membahas hal ini di hadapan Eliska. Namun, melihat ibunya bersikap setenang itu dan tidak pernah membahas tentang Lestari, Eliska bisa menebak bagaimana Lestari akan berakhir. Ibunya bukan orang yang bisa terima diperlakukan tidak adil.

Eliska masuk angin karena kedinginan, jadi dia hanya bisa beristirahat. Kakak keduanya masih berada di luar perbatasan.

Selain keluarga inti dan keluarga Dwiana yang menjenguknya beberapa kali, dia tidak pernah bertemu orang luar. Bisa dibilang, hidupnya tenang untuk sementara.

Dua minggu kemudian, Eliska akhirnya bisa turun dari tempat tidur.

"Beberapa hari lagi, ada jamuan untukmu di kediaman. Entah wajahmu bisa kembali gemuk lagi atau nggak," ucap Dwiana mengeluh.

"Menurut Ibu, sekarang aku sudah nggak cantik?" tanya Eliska.

"Kamu putri Ibu. Bagaimana mungkin nggak cantik?" timpal Dwiana dengan percaya diri. Dulu, dia termasuk terkenal cantik di ibu kota. Raditya juga termasuk tampan dan berbakat. Anak-anak mereka tentu tidak kalah tampan dan cantik.

Namun, Eliska sudah akan genap berusia 15 tahun. Dia malah baru mulai tumbuh tinggi. Pertumbuhannya cukup lambat dibandingkan gadis lain. Tubuhnya yang kurus membuatnya terlihat lebih mungil.

Dwiana benar-benar khawatir beberapa pemuda yang dia pertimbangkan akan diambil orang lain lebih dulu.

Keluarga Raja Kawiswara memiliki dua putra, Arjuna Rajendra dan Banyu Rajendra. Mereka bukan hanya diincar oleh banyak keluarga, bahkan diperhatikan oleh Keluarga Adipati Nismara. Dwiana tidak mau ikut berebut, jadi mereka tidak termasuk ke dalam pertimbangan.

Putra bungsu Keluarga Pradaya memang punya latar belakang keluarga yang baik. Sayangnya, ibunya sangat dominan. Dwiana tidak rela membiarkan Eliska menjadi menantu mereka.

Mengenai Keluarga Bramantya, status keluarga mereka sedikit lebih rendah. Dwiana tidak akan membiarkan putrinya menderita di keluarga itu.

Ketika Dwiana hendak mengesampingkan Keluarga Bramantya, tiba-tiba sosok Pradipta yang menyelamatkan Eliska saat itu tebersit di benaknya. Hal ini membuatnya berpikir sejenak.

Kabarnya, Pradipta berbakat dan berpengetahuan. Parasnya juga tampan. Sikapnya juga tidak arogan seperti putra keluarga bangsawan. Dia rendah hati, sopan, dan sepertinya mudah bergaul.

Dwiana mulai tertarik pada Pradipta, tetapi dia tidak membahasnya dengan Eliska. Dia akan mencari tahu semuanya untuk putrinya lebih dulu, lalu memberitahunya. Jika tidak memenuhi standar, masalah ini akan dianggap berlalu.

Dalam sekejap, hari perjamuan Keluarga Adipati Madaharsa telah tiba. Setelah Eliska lolos dari maut, Gayatri ingin menciptakan keramaian untuk mendatangkan kebahagiaan.

Ini adalah pertama kalinya Eliska muncul setelah kejadian terjatuh ke dalam air. Dia memang terlihat agak kurus, tetapi kulitnya halus, tubuhnya tinggi, alis dan matanya sangat menawan. Ketika tersenyum, kedua matanya terlihat begitu jernih seperti telaga yang tenang.

Gaun hijau muda dengan ukiran hijau zamrud sangat cocok saat dikenakan Eliska. Gaun ini membuat kecantikannya menonjol, seakan-akan bunga yang baru mekar. Begitu dia muncul, hampir semua pandangan tertuju padanya.

Eliska menemani Gayatri dan Dwiana menyambut para tamu lebih dulu. Kemudian, dia menoleh ke meja anak-anak seusianya. Di sana ada putri-putri bangsawan ibu kota. Semuanya memiliki kecantikan masing-masing. Pemandangan ini pantas disebut bunga-bunga yang bermekaran di taman.

"Belakangan ini, kamu kelihatan makin dewasa. Nggak sampai setengah tahun, pasti akan ada banyak pelamar yang berbondong-bondong ke Kediaman Madaharsa," goda Ayuna Pradaya saat melihat Eliska duduk.

Ayuna adalah putri ketiga Keluarga Pradaya. Dia sudah bertunangan dengan Giandra Madaharsa, kakaknya Eliska. Hubungan Eliska dengannya juga sangat akrab.

"Kamu nggak ada kerjaan, ya? Untuk apa menggodaku?" timpal Eliska.

"Saat itu, kamu diselamatkan Arjuna. Bagaimana perasaanmu?" tanya Ayuna. Kemudian, dia berbisik di telinga Eliska dan bertanya lagi, "Apa kamu makin jatuh hati padanya?"

Eliska seketika tertegun. Setelah beberapa saat, dia mengernyit dan tidak membalas Ayuna.

Selain Ayuna yang menyadarinya, tidak ada satu pun orang yang tahu bahwa Eliska menyukai Arjuna. Ketika diselamatkan di kehidupan sebelumnya, Eliska sudah lama merasa gembira. Kini, perasaannya sangat tidak karuan.

Eliska menatap gadis yang ada di depannya. Senyuman di matanya tampak sangat lembut dan anggun. Dia Adelia Nismara, putri kedua Keluarga Adipati Nismara dan gadis yang disukai Arjuna.

Adelia adalah gadis terkenal di ibu kota yang berparas cantik dan menguasai enam seni. Dia juga gadis yang paling dikagumi oleh Eliska.

Adat di Yardan memang tidak terlalu ketat. Namun, pria dan wanita tetap duduk terpisah.

Eliska tanpa sadar mencari sosok yang familier di tempat duduk pria. Arjuna pernah menjadi suaminya selama tiga tahun. Mereka juga sudah berbagi ranjang.

Arjuna yang sekarang baru genap berumur 20 tahun. Tubuhnya berbeda dengan dirinya di masa depan. Namun, Eliska bisa menemukan sosok Arjuna dengan mudah.

Arjuna mengenakan jubah sutra berwarna hitam. Hidungnya mancung. Paras yang tampan dan bentuk wajah yang tegas saling melengkapi. Ini membuatnya tampak dingin dan berwibawa.

Pandangannya tanpa sadar melirik ke tempat duduk wanita. Jika diperhatikan dengan saksama, dia hanya melihat satu orang, seolah-olah hanya tersisa orang itu di dunia ini.

Di kehidupan lampau, Eliska yang berada di situasi ini sama sekali tidak tahu bahwa Arjuna suka pada Adelia. Eliska duduk tepat di belakang Adelia. Dia selalu mengira Arjuna sedang menatap dirinya.

Kala ini, Eliska merasa sangat tidak nyaman. Dia masih belum sepenuhnya melepaskan identitasnya sebagai istri Arjuna. Sekarang, dia hanya merasa bahwa suaminya berselingkuh.

Eliska teringat dengan malam pernikahannya. Saat itu, Arjuna sama sekali tidak tidur sekamar dan menyentuhnya. Setelah menikah tiga bulan, Arjuna baru masuk ke kamar Eliska. Selesai berhubungan, Eliska memanggil Arjuna dengan manja, tetapi Arjuna tidak segera meresponsnya.

"Apa Arjuna sedang menatapmu?" tanya Ayuna tiba-tiba.

Eliska seolah-olah disiram air dingin. Berbagai kepedihan di kehidupan lampau seketika muncul di dalam benaknya. Hal ini membuatnya hatinya sangat terluka.

Namun, Eliska justru tersenyum sembari menimpali dengan pelan, "Kak Ayuna, sudah terlalu banyak orang yang mau menjadi menantu Keluarga Raja Kawiswara, tapi jelas bukan aku. Ke depannya, jangan goda aku seperti ini lagi."

Eliska tidak ingin merasa sakit hati lagi. Di kehidupan ini, dia tidak akan merendahkan diri demi sebuah pernikahan. Masih ada banyak pria di dunia ini.
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 3

    Di sesi permainan minum berikutnya, Eliska tidak lagi menjadi sorotan seperti di kehidupan lampau. Kala itu, dia hanya berusaha menarik perhatian seseorang. Namun, sekarang hal itu sudah tidak perlu.Orang yang memenangkan permainan kali ini adalah putri Keluarga Lingga.Seperti sebelumnya, Adelia tidak pernah suka menjadi pusat perhatian. Kali ini pun demikian. Dia hanya berucap sambil tersenyum tipis, "Bakat literasi Naya sangat bagus.""Ini karena Kak Adelia mengalah padaku," sahut putri Keluarga Lingga itu dengan wajah merona."Jangan terlalu menyanjungku, Naya. Oh iya, Eli, kenapa kamu pendiam sekali hari ini? Apa tubuhmu belum sepenuhnya pulih?" tanya Adelia dengan perhatian.Hubungan Eliska dan Adelia tidak terbilang dekat, jadi dia sedikit terkejut ketika menerima perhatian gadis itu. Dia menyahut, "Ya, kurasa tubuhku masih sedikit lemas. Tapi nggak apa-apa. Kak Adelia nggak perlu khawatir."Sebagai tuan rumah, Eliska sangat murah hati. Lagi pula, Dwiana berasal dari keluarga k

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 4

    Selama hari-hari berikutnya, Eliska sangat jarang keluar. Sebagian besar waktunya dihabiskan untuk mengejar ketinggalan dalam studinya di ruang kerja.Beberapa hari sebelum kembali ke akademi, Dwiana baru mengajak Eliska ke Paviliun Raksi untuk mengunjungi Gayatri.Paviliun Raksi, tempat tinggal Gayatri, ditanami pohon osmanthus di kedua sisinya. Meskipun bunganya sudah layu, pohon-pohon itu masih menyebarkan aroma segar samar, sangat pantas menyandang nama Paviliun Raksi."Nenek!" panggil Eliska, bahkan sebelum dirinya masuk ke dalam."Sayang, cepat kemari, duduk di sebelah nenek," ujar Gayatri.Segera setelah Eliska duduk, pelayan yang sedang melayani Gayatri memberinya sebuah penghangat tangan.Gayatri mengamati gadis itu selama beberapa saat, lalu berkata, "Kamu kelihatan energik hari ini."Dwiana yang berada di sebelah berucap sambil tersenyum, "Beberapa hari lagi, dia akan kembali ke akademi. Aku sengaja membawanya ke sini untuk memberi tahu Ibu."Gayatri mengernyit, hatinya sedi

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 5

    Jika Arjuna sudah bertunangan, mau tidak mau Keluarga Adipati Madaharsa harus menyerah atas keinginan mereka menjadi besan Keluarga Raja Kawiswara.Selain itu, di antara banyaknya gadis bangsawan di ibu kota, Adelia adalah yang terbaik dan terpopuler di antara para tuan muda. Untuk menghindari persaingan di masa depan, Banyu rasa pernikahan ini lebih baik segera ditetapkan."Situasi di istana belum pasti, masih terlalu dini untuk membahas pernikahan sekarang," ujar Arjuna.Kecurigaan Kaisar seperti pedang tajam yang tergantung di atas kepala. Takutnya Kaisar akan menganggap persatuan antara Keluarga Raja Kawiswara dan Keluarga Adipati Nismara sebagai upaya untuk menyeimbangkan kekuasaan.Putra mahkota belum diangkat, sekarang memang masa yang penuh gejolak. Banyu terpaksa menahan lidahnya dan tidak bicara lagi.....Selama beberapa jam Eliska dan Dwiana bertamu di Kediaman Raja Kawiswara, dua tuan muda yang sudah memasuki usia dewasa itu sama sekali tidak menampakkan diri.Apa implikas

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 6

    Eliska tidak begitu mengerti apa maksud Arjuna bertanya begitu."Kalau aku membantumu memetik buah, bagaimana Nona Eliska akan membalas kebaikanku?" tanya Arjuna lagi. Ada konotasi tertentu dalam kata-katanya yang dingin.Sindiran dalam kalimat ini sangat jelas. Jika Eliska masih seorang gadis yang belum mencapai usia dewasa, dia mungkin tidak akan mengerti.Namun, Eliska sudah pernah menikah dan sering tidur bersama Arjuna. Mana mungkin dia tidak mengerti maksudnya? Arjuna beranggapan bahwa Eliska hendak menggoda Banyu dengan beralasan ingin membalas budi.Eliska yang sekarang sebenarnya adalah wanita dewasa. Dia memang berniat untuk mencari suami yang baik, tetapi apa pun yang terjadi pilihannya tidak akan jatuh pada putra dari Keluarga Raja Kawiswara.Saat ini, Eliska harus berakting selayaknya gadis muda yang polos. Dia pun berpura-pura tidak mengerti dan berucap, "Aku akan membalas kebaikan orang yang memetik buah untukku dengan kaligrafi dan lukisan. Karena Tuan Banyu nggak di si

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 7

    Banyu merasa canggung mendengar pertanyaan itu. Dia tidak pernah digoda tentang masalah asmara sebelumnya, jadi dia sangat tidak terbiasa. Namun, hal itu tidak kentara karena ekspresi wajahnya yang selalu datar."Aku bukan tipe orang yang akan dipengaruhi gadis cantik. Kamu tenang saja," ujar Banyu sambil duduk tegak.Melihat sikap serius Banyu, Nindia tidak punya pilihan selain berhenti menggodanya. Diam-diam, dia mengeluh betapa membosankan kakaknya itu.Arjuna tahu bahwa Banyu bertemu Eliska tadi, tetapi dia tidak mengatakan apa-apa. Trik Eliska tidak sehebat itu hingga Arjuna perlu merasa khawatir.Para gadis bangsawan sudah berganti pakaian untuk pesta api unggun malam itu. Meskipun tidak semewah dan seindah biasanya, pakaian mereka tetap unik, jelas merupakan buah pemikiran cermat mereka.Eliska mengenakan pakaian pas tubuh berwarna terang. Desain aksesori rambutnya juga tidak mencolok. Penampilannya dibuat sesederhana mungkin."Semua tuan muda di ibu kota ada di sini. Kenapa kam

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 8

    "Ah, maaf. Aku lupa kalau Kak Arjuna nggak peduli dengan para penari. Bahkan para penari Suku Surtara di kediamanku juga nggak pernah menarik perhatianmu," kata Yanuar.Bagi Yanuar, Banyu adalah si dungu yang tidak mengerti masalah asmara. Di sisi lain, Arjuna mengerti segalanya, tetapi tidak begitu tertarik. Ambisi Arjuna hanya berkaitan dengan kekuasaan.Keluarga Raja Kawiswara adalah keluarga ibu Yanuar. Jadi, dia senang-senang saja melihat pengaruh Keluarga Raja Kawiswara kian besar."Para penari Suku Surtara yang kubawa itu bukan untuk hiburanmu," ujar Arjuna dengan tenang."Kak Arjuna, terkadang nggak ada garis batas yang jelas antara urusan resmi dan pribadi," balas Yanuar sambil tersenyum tipis. Kemudian, dia memanggil pelayannya dan berkata, "Pergi dan tanyakan tentang identitas para penari cantik tadi."Ketika Arjuna menatap ke arah Giandra lagi, dia menyadari Pradipta juga tengah memandang ke tempat yang sama. Senyuman dingin dan cuek terlihat sekilas, lalu menghilang dengan

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 9

    Tempat ini datar dan terbuka. Tidak bisa bersembunyi.Eliska hanya bisa menatap pandangan Arjuna yang tertuju padanya. Dia menutup mata dengan pasrah. Angin dingin bertiup kencang, tetapi tidak sedingin hatinya saat ini. Sekarang tinggal melihat apakah Arjuna akan menyelidikinya atau tidak.Jika menyelidikinya, itu urusan mudah bagi Keluarga Raja Kawiswara. Arjuna sudah menebak tentang penari itu. Dengan menyebarkan sedikit rumor, cukup untuk membuat penari itu menjadi pusat perhatian.Nanti, sebuah tandu merah akan membawa penari itu masuk ke Kediaman Raja Kawiswara lewat pintu samping. Dia akan dijadikan selir. Kemudian, dia akan ditempatkan di paviliun terpencil agar tidak terlihat dan tidak mengganggu.Hal ini tidak akan memengaruhi pernikahan dan karier Arjuna di masa depan.Namun, hidup Eliska akan hancur. Menjadi selir dengan cara seperti ini, bahkan lebih buruk dibandingkan dengan istri simpanan di luar. Jika itu terjadi, dia tidak akan bisa ikut campur masalah kakaknya lagi.K

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 10

    Sikap Eliska membuat ekspresi Zuhair tidak terlalu muram lagi. Dia berucap, "Kebetulan hari ini kamu bisa bertemu aku."Eliska berpikir sejenak. Dia bukan hanya perlu menerima bertanding dengan Putri, dia pasti tidak bisa menandingi Putri Belani yang sering berkuda. Eliska juga harus memastikan Zuhair tidak menghukumnya jika dia tidak bisa mengalahkan Putri Belani.Setelah memikirkan hal ini, Eliska melihat Giandra. Sementara itu, Giandra juga memahami maksud Eliska.Giandra maju, lalu berlutut di depan Zuhair dan meminta ampun, "Kaisar, adik saya baru serius belajar memanah dan berkuda nggak lebih dari belasan hari. Beberapa waktu yang lalu, dia juga sakit parah. Saya mengkhawatirkan keselamatannya."Eliska diam-diam merasa malu. Sebenarnya, Eliska yang sudah menjalani 2 kehidupan serius belajar memanah dan berkuda lebih dari belasan hari.Namun, sekarang Eliska memang membutuhkan bantuan Giandra untuk berbicara seperti ini. Jika Eliska kalah, itu juga karena dia baru belajar dan tubu

Latest chapter

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 50

    Nindia mengingat sejenak. Selain para selir, hari ini Adelia memakai tusuk konde bunga dahlia dan Eliska memakai tusuk konde bunga anggrek."Apa Kak Banyu merasa hari ini tusuk konde yang dipakai Kak Eliska sangat cantik?" tanya Nindia. Hari ini dia juga tertarik pada tusuk konde yang dipakai Eliska. Tusuk kondenya sangat mungil. Gaya sanggul Eliska juga sederhana, tetapi unik.Kalau bukan karena Nindia merasa canggung saat berbicara dengan Eliska, dia pasti bertanya kepada Eliska kedai mana yang membuat tusuk konde bunga itu.Sementara itu, sekarang Banyu benar-benar merasa canggung. Dia tidak mungkin memperhatikan dandanan orang lain, menurutnya sama saja. Itulah sebabnya dia memakai Winka sebagai alasan."Kenapa Kak Banyu nggak langsung bilang saja kalau merasa tusuk konde Kak Eliska cantik? Ini bukan hal yang nggak sopan," komentar Nindia.Saat ini, Nindia tidak curiga. Bagaimanapun, Arjuna sudah menolak Eliska. Jadi, Nindia menganggap anggota Keluarga Raja Kawiswara tidak akan ber

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 49

    Eliska tidak menunggu Arjuna menanggapi perkataannya. Dia langsung menambahkan sambil mengernyit, "Apa ke depannya aku harus membiarkan Putra Bangsawan Arjuna menyeleksi dulu waktu memilih suami? Jadi, aku baru bisa menikah setelah mendapatkan persetujuan Putra Bangsawan Arjuna?"Nada bicara Eliska sangat lembut, tetapi sindiran Eliska lebih kentara dari ucapannya tadi. Biasanya Eliska bersedia menoleransi sikap Arjuna dan menerima semua perintahnya demi kepentingan keluarga adipati. Namun, Eliska tidak terima kalau Arjuna terlalu mencampuri urusannya.Arjuna memandangi Eliska. Ekspresi Eliska tetap terlihat ramah dan tidak berubah sedikit pun. Hanya saja, telinga Eliska yang memerah menunjukkan dia sedikit emosional. Sepertinya sekarang Eliska sedang kesal, jadi Arjuna membalas, "Aku bukan meremehkanmu."Eliska tidak berbicara. Arjuna menjelaskan pada Eliska, "Bibiku sudah memilih kandidat untuk menjadi istri Yanuar. Lagi pula, Yanuar itu pria buaya darat. Biarpun sekarang dia menyuka

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 48

    "Kalian main saja, aku mau masuk untuk menyalakan perapian," ujar Winka. Dia tidak ingin main lagi setelah kembang apinya padam. Winka kedinginan, jadi dia buru-buru masuk ke dalam istana.Eliska berpura-pura santai saat bertanya, "Kudengar Tuan Banyu mau pergi ke Surtara setelah tahun baru, ya?"Banyu menjawab, "Iya. Aku bertanggung jawab mengantar gaji prajurit dan pangan. Aku akan berangkat setelah tahun baru hari kelima. Butuh waktu 2 bulan sebelum aku kembali."Eliska berkata seraya menunduk, "Beberapa hari yang lalu, aku bermimpi Tuan Banyu diserang orang dari Suka Surtara secara diam-diam waktu dalam perjalanan mengantar pangan. Kamu terluka parah. Jadi, Tuan Banyu harus hati-hati waktu melakukan perjalanan sendiri."Banyu memang tidak terlalu mahir dalam urusan asmara, tetapi dia bukan orang yang bodoh. Banyu tahu Eliska mengkhawatirkannya. Sepertinya hari ini Eliska mengajak Winka bermain kembang api demi membicarakan hal ini dengan Banyu.Seketika Banyu merasa Eliska sangat l

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 47

    Eliska tanpa sadar mencari Arjuna. Selama ini, Arjuna ingin menikahi Adelia. Namun, sepertinya ini bukan hal yang mudah karena saingannya adalah Taraka. Jika Arjuna kehilangan wanita yang dicintainya lagi, entah siapa yang akan dinikahinya di kehidupan ini.Arjuna melirik Eliska sekilas, lalu tidak melihatnya lagi. Banyu yang berdiri di samping Arjuna tetap menunjukkan ekspresi serius seperti biasanya.Menurut Eliska, Banyu termasuk pria baik. Dia bukan pria yang bisa mengkhianati istrinya dan tertarik pada wanita lain. Sudah jelas, Banyu adalah pria yang jujur dan bertanggung jawab.Sementara itu, Eliska tidak bisa menilai Arjuna adalah pria yang baik atau jahat. Arjuna hanya fokus memikirkan kepentingan Keluarga Raja Kawiswara.Dalam urusan percintaan, Arjuna bukan pria yang setia. Arjuna bisa tertarik pada wanita lain, tetapi biasanya wanita yang tergoda dengannya. Jadi, Arjuna tidak pernah rugi.Eliska teringat masalah di kehidupan sebelumnya saat melihat Banyu. Setelah melewati ta

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 46

    Ucapan Arjuna membuat Banyu lebih tenang. Sekarang mereka berada di istana, bukan di kediaman raja. Jadi, mereka harus tahu batasan. Banyu tetap menunjukkan ekspresi datar, tetapi dia tidak minum arak lagi.Jyena menoleh setelah mendengar suara mereka berdua. Dia berkomentar sembari tersenyum saat melihat ekspresi Banyu, "Kualitas Arak Batari sangat bagus. Kalau Banyu suka, jangan larang dia minum."Zuhair menimpali, "Semua yang merayakan tahun baru di sini keluarga. Nggak masalah kalau mabuk. Apa istana yang besar ini kekurangan tempat untuk istirahat?"Banyu membalas, "Maaf sudah membuat Paman dan Bibi repot."Zuhair memandang Eliska lagi, lalu bercanda dengannya, "Eli, apa kamu mau mencoba arak ini? Aku ingat kamu juga suka minum arak."Yang dimaksud Zuhair adalah kejadian Eliska mabuk saat perburuan musim gugur. Eliska menyahut dengan ekspresi malu, "Setelah pulang ke kediaman, Ibu menceramahiku. Sejak saat itu, aku nggak berniat minum arak lagi. Kalau nggak, Ibu pasti nggak akan m

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 45

    Eliska memberi hormat dan berucap, "Selir Agung Jyena, aku nggak pantas terima pujian seperti itu."Zuhair berkomentar, "Kamu sangat perhatian. Ini pertama kalinya kamu masuk istana, tapi kamu memperhatikan semua selirku."Zuhair melihat burung bayan putih di dalam kandang yang lebih kurus dibandingkan sebelumnya. Burung bayan itu terlihat lemas. Zuhair menambahkan, "Kenapa kamu memelihara burung bayan hingga menjadi seperti ini?"Eliska bersujud. Dia yang malu mengakui kesalahannya, "Paman Zuhair, Paman Sadali sudah bantu aku cari pelatih burung demi memelihara burung bayan ini. Tapi, aku benar-benar nggak mampu memelihara burung. Jadi, aku bawa burung bayan ini ke istana biar Paman Zuhair bisa bantu aku cari cara."Meskipun Yanuar yang menyuruh Eliska membawa burung bayan ke istana, sekarang Eliska tidak boleh mengungkitnya.Zuhair menceletuk, "Yang pandai memelihara burung cuma Yanuar. Biar dia yang bantu kamu pelihara saja."Yanuar memberi hormat sambil menyahut, "Oke, Ayah."Elisk

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 44

    Gayatri berucap sambil mengernyit, "Apa bedanya anak selir atau anak sah? Semuanya tetap cucuku. Lihatlah, Rumi berdandan dengan begitu rapi. Dia juga gadis cantik kok. Kesehariannya pun perlu lebih banyak diawasi dan dibimbing. Kalau saja aku nggak minta orang untuk mengukur badannya, mungkin pakaian baru yang dipakainya hari ini pun nggak akan ada."Sebenarnya, Rumi menuruti ucapan Eliska tempo hari. Itulah sebabnya dia dengan inisiatif mendekati Gayatri beberapa kali dan mengatakan bahwa dirinya kekurangan pakaian. Mendengar itu, Gayatri merasa iba dan langsung memerintahkan pelayan menyiapkan pakaian baru untuknya.Mendengar Gayatri kembali membelanya di hadapan banyak orang hari ini, Rumi tidak kuasa menahan air mata. Dia buru-buru mengangkat tangan dan mengusapnya perlahan.Di sisi lain, Ulfa hanya bisa mencibir dalam hati. Dia merasa Verani benar-benar bodoh, bahkan anak sendiri pun tidak dibela. Namun dia senang melihat kebodohan itu terus berlanjut, jadi dia hanya tersenyum ti

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 43

    "Aku sangat sadar kalau Keluarga Bramantya nggak punya latar belakang yang kuat. Wanita yang kusukai belum tentu juga akan menyukaiku. Sekalipun dia menyukaiku, aku pun nggak mau dia harus hidup menanggung perasaan terpaksa atau teraniaya." Pradipta menatap Eliska dengan serius. Kata-katanya terdengar begitu tulus.Eliska tidak tahu apakah wanita yang dia maksud itu adalah dirinya, tetapi jantungnya tetap saja berdegup makin cepat.Eliska perlahan mendongak dan menatap pria di hadapannya. Wajahnya memiliki garis-garis yang tegas dan rupawan.Meskipun hanya mengenakan pakaian sederhana berwarna hitam, ketampanannya sama sekali tak kalah dibanding pemuda-pemuda dari keluarga terhormat lainnya. Pradipta ibarat secangkir teh harum yang pekat. Makin lama dipandang, makin terasa dalam pesonanya."Semoga apa yang diinginkan Tuan Pradipta bisa segera terwujud," ucap Eliska pelan sambil menundukkan pandangannya.Pradipta melihat telinganya yang memerah. Dia tak kuasa menahan senyum, lalu berkat

  • Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan   Bab 42

    Menjelang pergantian tahun, barulah Eliska mengerti maksud dari kalimat "lain kali kalau masuk istana" yang pernah diucapkan oleh Yanuar.Zuhair adalah seseorang yang paling tidak menyukai suasana sepi. Setiap malam tahun baru, dia selalu mengundang para wanita dan pemuda yang dekat dengan keluarga kekaisaran untuk masuk istana dan menemaninya merayakan malam pergantian tahun.Tahun-tahun sebelumnya, Eliska tentu saja tidak pernah mendapatkan kehormatan seperti itu. Namun tahun ini, dia sempat menjadi pusat perhatian di hadapan Zuhair. Jadi, sang kaisar pun langsung teringat padanya.Yanuar kemungkinan besar sudah lebih dulu mendengar kabar ini, makanya lebih awal mengisyaratkan hal tersebut pada dirinya.Sepanjang hidupnya, bahkan dihitung dari dua kehidupan sekalipun, kesempatan Eliska untuk masuk istana tak pernah lebih dari sepuluh kali. Jadi meskipun bersikap tenang, tetap saja hatinya terasa sedikit gugup.Bisa mendapatkan perhatian dari Zuhair adalah sebuah kehormatan besar bagi

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status