“Aku baru saja pergi ke MyLux Mall yang berada di Lovatown. Aku memasuki sebuah outlet mewah yang ternyata adalah milik Caroline,” ujar Rebecca.“Apa?” Susan sontak terkejut. “Itu tidak mungkin, Rebecca. MyLux adalah salah satu pusat perbelanjaan mewah. Harga satu outletnya pasti sangatlah mahal.”“Awalnya, aku juga berpikir demikian, Bu. Akan tetapi, setelah aku bertanya pada salah satu staff dan melihat foto Caroline, aku baru mulai mempercayai hal itu.”“Da-dari mana kau mendapatkan informasi mengenai hal itu, Rebecca?” Susan kembali teringat dengan pakaian dan aksesoris yang Caroline kenakan ketika di rumah sakit.“Ethan mengatakan bahwa dia melihat Caroline sedang bersitegang dengan seorang wanita di sebuah outlet, dan untuk membungkam wanita itu Caroline membeli outlet itu. Aku sejujurnya belum sepenuhnya mempercayai hal itu sampai saat ini, tetapi itulah yang terjadi.”Rebecca mengembus napas panjang. “Aku sangat yakin jika rentenir tua itulah yang sudah membelikan Caroline sebu
Caroline merasa bersalah pada Eric atas sikapnya yang cukup kasar. Eric memberikan banyak hal yang sebelumnya tidak pernah ia rasakan lagi selama bertahun-tahun lamanya. Akan tetapi, hal yang paling penting adalah pria itu mau melindungi dan menjaga ayahnya.Caroline merasa canggung setiap kali melihat dan bersama Eric. Selain karena ketampanan pria itu, ia masih terbelenggu dengan traumanya setelah mendapatkan pengkhianatan dari Ethan.Caroline takut jika kebaikan Eric padanya hanyalah sebuah kamuflase. Akan tetapi, setelah dipikir-pikir lebih dalam, ia merasa tidak memiliki apa pun lagi selain dirinya sendiri. Kalaupun Eric mau, pria itu bisa mendapatkan wanita yang jauh lebih baik darinya.Caroline berniat membantu menyiapkan makanan. Akan tetapi, Layla dan para maid tidak mengizinkannya untuk membantu bahkan memasuki dapur sekalipun. Setelah membersihkan diri dan memakai pakaian baru, ia bersiap untuk makan malam.Caroline mengamati penampilannya di cermin, berlenggak-lenggok, ter
Ethan bereaksi setenang mungkin. “Dia adalah salah satu pegawai di perusahaan lain yang sedang menangani proyek yang sama denganku.”Ethan mengangkat panggilan Luna. “Apa kau sudah membaca dokumen yang sudah aku kirimkan pada emailmu semalam, Nona Luna?”Ethan melirik Rebecca sekilas. “Ya, terima kasih atas bantuanmu. Kita akan memiliki waktu untuk berbincang mengenai proyek ini di waktu yang akan datang.”Ethan menyimpan ponsel, menatap Rebecca yang tampak cemberut, tersenyum. “Apa kau cemburu, Rebecca?”Rebecca mengembus napas panjang. “Tidak.”Ethan mengecup Rebecca. “Ayolah, Rebecca. Kau tahu aku sangat mencintaimu. Kau adalah wanita terbaik dan paling tepat untukku. Aku tidak mungkin berselingkuh darimu.”Rebecca mengembus napas panjang. “Aku tidak ingin membahas hal itu sekarang, Ethan. Kita harus fokus pada tujuan kita pergi ke rumah itu. Kita harus mengetahui apa yang terjadi dengan Caroline dan rentenir tua itu.”“Ya, kau benar, Rebecca.” Ethan beruntung karena Rebecca tidak
“Astaga, di mana Eric?” Caroline tampak kesal ketika melihat meja makan yang sepi. Hanya terlihat makanan yang asapnya meliuk-meliuk di udara.Caroline mendekat seraya mengawasi keadaan sekeliling. “Eric sangat malas. Dia pasti masih tertidur sekarang.”Caroline duduk di kursi, menunggu selama beberapa menit. Ia seringkali menoleh ke arah Eric biasanya muncul. “Di mana Eric? Apa dia sedang mengerjaiku?”“Nona Caroline, Tuan Eric tidak bisa sarapan bersama Anda. Dia memiliki hal yang tidak bisa dia tinggalkan sekarang,” ujar Layla.Caroline mendengkus kesal. “Eric sangat keterlaluan. Dia membiarkan aku terus menunggu. Aku tidak akan lagi bicara dengannya.”Caroline sangat jengkel meski ia menghabiskan banyak makanan. Ia berjalan-jalan di halaman, menoleh pada kamar Eric. Layla sudah menunjukkan kamar Eric padanya, tetapi ia belum mau untuk menemui Eric di sana.“Eric pasti masih kesal karena aku membeli outlet kemarin. Dia benar-benar kekanakan.” Caroline bersantai di halaman, menikmat
“Caroline akan hadir jika kita mengundangnya. Kita belum tahu kehidupan apa yang sedang Carolne jalani sekarang. Akan tetapi, aku tahu pasti jika dia ingin membalaskan dendam pada kita. Aku menduga Caroline akan menyombongkan diri dan mengacaukan pesta pertunangan itu,” jelas Ethan.Rebecca tersenyum. “Kau sangat cerdas, Ethan. Aku bisa memanas-manasi Caroline dengan mengatakan bahwa dia hanyalah wanita lemah yang belum mampu melupakanmu.”Ethan mencolek hidung Rebecca. “Kaulah yang cerdas, Rebecca.”“Baiklah, kita sebaiknya membuat pesta pertunangan ini sebaik mungkin.”Rebecca mulai menyusun rencana dan seluruh persiapan. Ia sangat penasaran dengan kehidupan Caroline, dan dirinya tidak ingin mati sebelum mengetahui apa yang terjadi pada saudari tirinya itu.Ethan pergi ke toilet, menerima panggilan dari Luna dan beberapa kekasihnya yang lain. Ia sejujurnya sangat malas dengan Rebecca maupun semua kekasihnya. Ia menjadi tertarik dengan Caroline setelah melihat betapa angkuhnya wanit
Caroline menghubungi Layla. “Layla, aku ingin berbicara denganmu sekarang. Masuklah ke kemarku.”Layla mengetuk pintu. “Tuan Caroline, aku datang atas permintaanmu.”“Masuklah, Layla.” Caroline tersenyum membayangkan jika seandainya rencananya berhasil. “Ethan dan Rebecca pasti hancur.”Layla memasuki kamar, membungkuk sesaat.“Ethan dan Rebecca mengundangku ke acara pertunangan mereka minggu depan. Aku tahu jika mereka ingin menjebakku di sana. Aku memiliki sebuah rencana untuk menghancurkan mereka. Dengarkan aku baik-baik.”Layla mendengarkan dengan saksam. “Aku mengerti, Nona. Aku akan menjalankan tugas Anda dan mengabari Anda setiap prosesnya.”“Kau boleh keluar sekarang.” Caroline beranjak menuju balkon bersamaan dengan pintu kamar yang tertutup. “Aku belum sepenuhnya tahu tujuan Eric sebenarnya, tetapi aku akan menggunakan kesempatan ini dengan sebaik mungkin untuk membalas sakit hatiku pada Ethan dan Rebecca, terutama wanita jahat bernama Susan itu.”Caroline menoleh pada sebua
Caroline nyatanya sangat kesal dengan pesta pertunangan Ethan dan Rebecca. Ia teringat dengan angan-angannya untuk bertunangan dan menikah dengan Ethan dahulu. “Aku sangat bodoh karena aku terlalu mempercayai pria brengsek seperti Ethan. Akan tetapi, Rebecca juga bodoh karena mempercayai Ethan.”Caroline meneguk minuman, menikmati makan malam dengan rasa jengkel. Pada akhirnya, ia tidak memungkiri jika dirinya masih sakit hati karena pengkhianatan. Ia merasa menjadi wanita bodoh karena sudah memberikan dan mengorbankan banyak hal pada Ethan. “Kau tampaknya dalam suasana hati yang buruk,” ujar Eric.Caroline sontak terkejut, menatap Eric lekat-lekat. Wajahnya tampak bahagia meski pada akhirnya kembali berubah jengkel. Ia sudah berjanji tidak akan berbicara dengan Eric.“Baiklah, aku akan memberimu waktu untuk menenangkan diri.”Caroline menggebrak meja. Eric benar-benar pria yang tidak peka. Ia ingin pria itu bertanya padanya mengenai kejengkelannya atau menjelaskan ke mana dirinya s
Hari-hari berjalan dengan cepat. Caroline tidak sabar untuk menghadiri pesta pertunangan Ethan dan Rebecca. Ia ingin menghancurkan mereka di depan banyak orang seperti mereka menghancurkannya.Selama hari-hari itu pula, Caroline tidak bisa berhenti memikirkan Eric. Ia seringkali mengamati pria itu dari jauh maupun, melewati kamarnya, tetapi di saat yang sama ia terus bersikap ketus ketika bersama Eric.Caroline tidak ingin mengatakan jika dirinya menyukai Eric. Ia sudah berjanji tidak akan lagi dekat dan percaya dengan pria mana pun. Rasa kecewa dan sakit hatinya karena pengkhinatan Ethan nyatanya masih membekas.Saat ini, para pelayan wanita tengah merias Caroline di dalam kamar. Sejak pagi hingga detik ini, Caroline sangat sibuk dengan persiapan penampilannya. Wanita itu melakukan rangkaian perawatan tubuh dari ujung kepala hingga ujung kaki. Ia tentu ingin tampak memesona dan luar biasa di pesta pertunangan dua musuhnya. Bukan karena turut berbahagia, tetapi ia menghancurkan pesta