Share

Part 05

Abizar kembali memutar posisi mereka dengan dirinya yang menindih tubuh Sania. Ia mengelus pipi Sania dengan pergerakan lembut membuat perempuan itu memejamkan mata menikmati sentuhan Abizar. Tubuh keduanya menempel sempurna, tidak ada space sama sekali.

“Aku menginginkanmu malam ini!” ucap Abizar tanpa sadar

Sania langsung membuka mata setelah mendengar perkataan Abizar. Ia tersenyum manis menatapnya. Sania sudah siap menyerahkan tubuhnya pada Abizar, laki-laki yang dicintainya. Ia tidak ingin merasakan penyesalan yang kedua kalinya karena telah melepas Abizar.

Sania mengelus pipi Abizar dengan Ibu jarinya. “Lakukan sekarang, Bi! Aku sudah siap.” ucapnya sembari tersenyum manis

Abizar tersenyum smirk mendengar jawaban Sania. “Tapi aku ingin melakukan pemanasan terlebih dulu.”

“Lakukan apa yang ingin kamu lakukan, Bi!”

Cup

“Huhh..”

Sania mengatur nafasnya agar tetap beraturan ketika Abizar menciumi lehernya. Hembusan nafas Abizar terasa hangat di lehernya, hal itu membuat sensasi aneh di tubuh Sania. “Awss.. Kenapa nggak melakukannya sekarang, Bi?”

“Aku sudah nggak tahan.” bisik Sania dengan suara beratnya

“Mau sekarang, hm?”

“I-iyahh.”

“Baiklah.”

Dan…

Jleb

“Aakkhh..” pekik Sania sembari memejamkan matanya kuat ketika Abizar benar-benar memulainya.

Sania membuka mata ketika sudah cukup tenang dan seketika tatapannya bertemu dengan mata indah Abizar. Keduanya saling menatap sembari melempar senyum kehangatan. Keduanya sudah benar-benar menyatu. Apa yang Abizar lakukan saat ini tanpa kesadarannya karena pengaruh obat.

“Kamu benar-benar melakukannya, Bi!” lirih Sania

“Hmm,”

“Aku sudah menjadi milik kamu seutuhnya, dan begitupun dengan sebaliknya, Bi!”

“Kita akan mempunyai anak kan, Bi?” tanya Sania dengan suara beratnya

“Aku akan menanamkan benihku di rahim kamu sebanyak mungkin, sayang.” lirih Abizar tanpa sadar

“Lakukanlah, Bi! Memang itu yang aku mau.”

“Aku akan melakukannya.”

“Sshh..” ringis Sania sembari tersenyum bahagia

Sania benar-benar pasrah di bawah tubuh Abizar.

Ia pasrah sekaligus menikmati apa saja yang dilakukan Abizar padanya. Bahkan Abizar meninggalkan banyak kemerahan di tubuh Sania, hal itu membuat Sania bahagia karena dengan tanda kemerahan itu ia akan menunjukkan jika Abizar benar-benar melakukannya.

“Abizar, aku mencintaimu!” bisik Sania

“Awss.. Pelan-pelan saja, Bi!”

“Sshh.. Bihh!” Sania benar-benar kehilangan akal karena perlakuan Abizar padanya.

Sania meremas rambut Abizar dengan cukup kuat sembari memejamkan mata menikmati setiap sentuhan yang dilakukan suaminya. Nafas keduanya memburu, tapi hal itu tidak membuat mereka berhenti melakukannya. Dan…

“Aakhhh..” pekik Sania dan Abizar bersamaan

Sania merasakan sesuatu yang hangat masuk ke dalam perutnya, hal itu membuat Sania tersenyum lebar. Ia yakin benih di perut Abizar akan tumbuh seorang malaikat kecil yang akan menyatukan mereka berdua. Abizar dan Sania sudah merasakan kepuasan bersama.

Bruk

Abizar menjatuhkan tubuhnya di atas tubuh Sania. Keringat membasahi tubuh keduanya, bahkan tubuh mereka terasa lengket akibat aktivitas mereka barusan. Sania memeluk punggung kokoh Abizar dengan begitu erat dengan sesekali mengelusnya dengan gerakan lembut.

“Huhh.. Kamu berat, Bi!” lirih Sania

“Hmm,”

“Aku mau lagi!” kata Abizar tiba-tiba

“Tapi—"

“Aku belum puas jika hanya sekali.” Sania tersenyum mendengarnya

“Memang mau berapa kali, hm?”

“Kita melakukannya sampai pagi.”

Sania terkekeh geli mendengar perkataan Abizar. “Kalau aku nggak bisa jalan gimana, hm?”

“Aku yang akan bertanggung jawab.”

“Benar? Kamu nggak akan lari dari tanggung jawab jika aku hamil, kan?”

Cup

“Jika itu darah dagingku maka aku akan bertanggung jawab.” kata Abizar sembari mencium bibir Sania.

“Kalau begitu—“

“Awss.. Pelan-pelan aja megangnya, Bi! Sakit!” ringis Sania

“Sakit atau keenakan, hm?”

“Dua-duanya, Bi.”

Mendengar suara Sania justru membuat Abizar semakin terpancing. Tangannya semakin kuat memegang buah dada Sania. “Sshh..”

“Apa kamu baru pertama kali melakukannya bersamaku?” tanya Abizar

Deg

Tubuh Sania mematung mendengar pertanyaan Abizar. Entah laki-laki itu sadar dengan pertanyaannya atau tidak, tapi Sania harap Abizar tidak menyadari sesuatu. Sania mengalungkan kedua tangannya di leher Abizar sembari tersenyum manis.

“Aku baru melakukannya bersama kamu, Bi. Aku cinta sama kamu, Bi.”

“Aku mau menikah sama kamu.”

Abizar hanya tersenyum smirk mendengar jawaban Sania. Ia samar-samar mendengar suara Sania, dirinya lebih fokus dengan aktivitasnya sendiri. Tangannya tidak berhenti bergerak menyentuh setiap anggota tubuh Sania. Pengaruh obat itu begitu besar membuat Abizar ingin terus melakukannya lagi dan lagi.

“Aku menginginkannya lagi!” bisik Abizar dengan begitu lembut

“Tapi—“

“Awss... Shh,” tanpa menunggu jawaban Sania ia langsung melakukannya begitu saja. Abizar melakukannya berulang kali sampai tubuh Sania benar-benar lemas. Sania bahkan sampai tidak mempunyai tenaga untuk menyeimbangi tubuh Abizar.

Salam dari Author yang cantik❣️

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status