Share

Bab 508

Author: Lucy
last update Last Updated: 2024-02-01 17:39:49
Dimas menyusul Amel ke dapur, lalu berujar, "Sayang, kamu sedang terluka. Bagaimana kalau kamu nggak perlu masak hari ini? Aku akan membeli beberapa makanan dari restoran, lalu mengantarkannya untuk Ibu."

Amel menggelengkan kepala sembari menjawab, "Luka sekecil ini nggak akan menjadi masalah." Dia enggan keluar untuk membeli makanan lagi.

Rumah sakit relatif sibuk pada sore hari. Sebagai kepala perawat, Lili juga sangat sibuk. Pada waktu makan malam, pasien baru menjadi sedikit berkurang. Dia duduk di bangku dengan sedikit lelah.

Setelah beristirahat selama tiga tahun di rumah, Lili merasa agak sulit beradaptasi saat harus kembali bekerja secara tiba-tiba. Dulu dia juga harus bekerja shift malam selama seminggu, tapi dia tidak merasa selelah hari ini.

"Panggil kepala perawat kalian. Apa yang kalian lakukan? Sekelompok orang nggak berguna!" Sebelum Lili bisa duduk lama, dia mendengar suara teriakan yang keras datang dari luar.

Lili pun merapikan pakaiannya dengan cepat, lalu berjalan k
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 509

    "Aku khawatir Ibu masih nggak bisa beradaptasi di hari pertama Ibu bekerja, jadi aku datang ke sini untuk menghibur Ibu. Coba tebak, makanan lezat apa yang aku buatkan untuk Ibu hari ini.""Nggak tahu.""Iga bakar, tumis daging, nasi dan sup jamur es favorit Ibu," ucap Dimas seraya meletakkan makanan yang dibawanya ke meja Lili satu per satu."Bu, makanlah selagi masih panas. Kita pulang dulu," kata Amel. Dia tahu bahwa ibunya sangat sibuk, jadi dia tidak menunda waktu makan ibunya dan langsung pergi setelah mengantarkan makanan.Setelah Amel keluar dari rumah sakit, ekspresinya sedikit berubah dan terlihat agak tidak senang. Ibunya sudah tua dan masih diperlakukan dengan sangat buruk oleh para pasien. Sebagai anak perempuannya, Amel merasa sangat tidak nyaman."Apa kamu mengkhawatirkan Ibu?"Dimas menebak apa yang Amel pikirkan dan wanita itu sontak mengangguk."Aku sudah meminta temanku untuk merundingkan masalah uang, pasti akan segera ada hasilnya."Mendengar itu, Amel tiba-tiba me

    Last Updated : 2024-02-01
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 510

    Dio tahu bahwa Irfan adalah tangan kanan Dimas. Jika Irfan bersedia membantunya, dia tidak perlu mengkhawatirkan lagi masalah uang.Melihat hal ini, Irfan menunjukkan sedikit rasa sungkan di wajahnya, kemudian berkata, "Pak Dio, masalah ini terlalu sulit bagiku. Aku cuma asisten biasa dan nggak punya kekuatan sebesar itu. Selain itu, sekali berurusan dengan departemen keuangan perusahaan, meskipun aku nggak mengatakannya, Pak Dimas pasti akan langsung mengetahuinya."Mendengar jawaban Irfan, Dio mengerutkan keningnya sambil menyahut, "Pak Irfan, aku tahu masalah ini agak sulit bagimu, tapi coba lihat dulu apa kamu bisa memikirkan solusinya?"Dio berkata seraya menyelipkan sebuah kartu bank ke tangan Irfan. Irfan sontak menggelengkan kepalanya, berpura-pura bersikap sungkan."Pak Dio, bukan ini masalahnya. Kalau masalah ini ketahuan, kita berdua akan masuk penjara," sahut Irfan. Dia berpura-pura takut sambil menggelengkan kepalanya.Melihat itu, Dio menjadi muram. Ternyata Irfan tidak b

    Last Updated : 2024-02-01
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 511

    Amel terlihat kecewa. Amel bukannya menolak untuk berhubungan dengan orang tua Dimas, tetapi dia selalu merasa bahwa Dimas tidak terlalu ingin dirinya bertemu dengan keluarga pria itu."Sayang, kalau begitu selesaikan pekerjaanmu dulu. Aku nggak akan mengganggumu lagi," sahut Amel. Setelah berkata demikian, dia segera berbalik dan keluar dari ruang kerja."Lidya, aku nggak tahu kenapa, tapi Dimas sepertinya nggak mau membiarkanku berhubungan dengan keluarganya. Dia dan aku sudah lama menikah, tapi kami belum pernah mengunjungi orang tuanya. Dia juga nggak pernah berinisiatif untuk membawaku berkunjung ke rumah orang tuanya."Amel menekan rasa tidak nyaman di hatinya dan mengirim pesan teks pada Lidya untuk mengeluh. Tidak lama kemudian, Lidya membalas pesannya."Seharusnya kalian mengunjungi orang tuanya pada hari kedua setelah menerima akta nikah, tapi sepertinya Dimas nggak pernah membahas masalah ini. Mungkin saja demi harga dirinya atau mungkin keluarga dan orang tuanya nggak menja

    Last Updated : 2024-02-01
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 512

    Lili selesai dari shift malam, lalu meninggalkan rumah sakit dengan lelah.Setelah turun dari bus, Lili berjalan menuju pintu masuk perumahan."Bibi!" panggil Jefri sambil berlari ke arah Lili dan tersenyum penuh perhatian.Lili yang awalnya mengantuk, langsung kembali energik saat melihat Jefri. Kemudian, keterkejutan di wajahnya berubah menjadi kemarahan."Ternyata kamu, beraninya kamu datang kemari?" sahut Lili sambil meraih lengan Jefri begitu tersadar. Dia takut Jefri akan melarikan diri.Jefri terlihat agak takut, kemudian dia segera membela diri, "Bibi, jangan terlalu bersemangat dulu. Hari ini aku di sini untuk mengembalikan uangmu."Jefri menjelaskan tujuan kedatangannya dengan cepat, karena jika tidak Lili mungkin ingin akan memakannya hidup-hidup.Mendengar itu, Lili langsung senang. Kemudian, dia bertanya untuk memastikan, "Apa katamu?""Bibi, kubilang aku di sini untuk mengembalikan uangmu," sahut Jefri yang tidak punya pilihan selain menjelaskannya lagi.Pada saat itu, Li

    Last Updated : 2024-02-01
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 513

    Sorot mata Gibran tampak kebingungan. Dia bahkan berpikir bahwa Lili sudah terlalu emosional hingga memiliki masalah mental."Kenapa bisa begitu?""Hari ini setelah aku pulang kerja dan masuk ke gerbang perumahan, anak laki-laki yang menipu uangku itu tiba-tiba muncul dan bilang mau mengembalikan uangnya kembali. Jadi, sekarang uang 600 juta itu sudah kembali!" seru Lili dengan kegembiraan yang tertahan di wajahnya. Dia tidak bisa tidur nyenyak dalam beberapa hari terakhir setelah kejadian tersebut. Namun, sekarang dia akhirnya bisa merasa tenang."Ada hal baik seperti ini?""Ya, menurutku alasan bisa begitu, mungkin karena bantuan dari Dimas, menantu kita yang baik itu," sahut Lili. Dia sudah menduga bahwa Dimas-lah yang membantu."Aku akan tidur dulu baru beli sayur nanti, kemudian mengundang mereka ke sini untuk makan dan merayakannya," sambung Lili dengan penuh semangat."Baiklah," sahut Gibran sambil mengangguk."Halo, selamat datang!" sambut Amel dengan penuh antusias dan senyum

    Last Updated : 2024-02-01
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 514

    'Gawat sudah, sepertinya bonus bulan ini nggak akan keluar!' gumam Irfan. Dia diam-diam berspekulasi di dalam hatinya, karena dia sudah mengenal temperamen Dimas dengan sangat baik.Tidak jauh di luar toko makanan penutup Amel, terparkir sebuah mobil hitam."Nyonya, apakah kita masih perlu tinggal di sini?" tanya sang sopir dengan ragu."Ayo pergi saja," ucap wanita itu sambil mengalihkan pandangannya. Dia sudah merasa cukup puas dengan menantunya ini.Begitu Dimas masuk ke dalam mobil, dia segera mengeluarkan ponselnya dan menemukan nomor yang dikenalnya. Tidak lama kemudian, panggilannya segera tersambung."Bu, kenapa Ibu nggak bicara dulu kalau datang ke Kota Nataya?" tanya Dimas dengan nada mengeluh."Kenapa aku harus mendapat persetujuanmu dulu kalau mau melakukan sesuatu?" tanya Bela sambil mendengus dingin."Apa Ibu pergi mencari Amel?" tanya Dimas langsung pada intinya."Ya benar. Dasar bocah nakal, kamu benar-benar hebat, ya. Kamu bahkan nggak datang berkunjung setelah menerim

    Last Updated : 2024-02-01
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 515

    "Bukan berarti aku nggak mau pulang. Pertama, beri tahu Ibu kapan kamu berencana memberi cucu untuk kami?" tanya Bela dengan kilatan di matanya.Dimas menggerakkan sudut mulutnya, kemudian menyahut, "Secepat mungkin." Dia menggertakkan giginya."Baiklah, Ayah dan Ibu sudah membuat kesepakatan. Ketika kalian punya anak, kami berdua akan fokus membesarkan anak kalian. Tunggu sampai anak itu agak besar, kami akan membawanya bepergian," ujar Bela yang sudah mulai memikirkan hal-hal indah di masa mendatang."Bu, sekarang bukannya masih terlalu awal untuk memikirkan hal itu?" sahut Dimas. Dia tak bisa menahan diri untuk membuat ibunya menyadari kenyataan."Sama sekali nggak. Ayahmu sudah memesankan tiket pesawat untuk Ibu besok pagi. Ibu akan kembali besok pagi," jawab Bela. Dia menghentikan senyum di wajahnya dan menjadi serius.Dimas tidak bisa menyembunyikan kebahagiaan di wajahnya, kemudian berkata, "Benarkah? Kalau begitu hati-hati di jalan!""Sepertinya kamu sangat berharap Ibu cepat p

    Last Updated : 2024-02-01
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 516

    Suara klakson yang keras terdengar dari belakang, Amel langsung bergidik ketakutan dan segera menarik diri dari pikirannya. Amel baru menyadari bahwa lampu merah sudah berubah menjadi hijau. Dia pun dengan cepat menyalakan mesin dan bergegas pergi.Ketika kembali ke toko, Clara langsung mendatangi Amel dan berkata, "Kak Amel, hari ini penjualan toko kita cukup lumayan bagus.""Benarkah? Nanti kamu bisa membuat perhitungan untuk melihat makanan mana yang terbaik. Aku akan pergi membeli bahannya besok pagi," ujar Amel dengan sedikit linglung."Oke, nggak masalah. Kak Amel, sepertinya kamu sedang memikirkan sesuatu. Apa ada masalah?" tanya Clara dengan hati-hati.Amel menggelengkan kepalanya, kemudian menjawab, "Nggak apa-apa."Begitu selesai berbicara, ponsel Amel tiba-tiba berdering. Dia pun segera menjawabnya."Amel, nanti setelah pulang kerja, kamu dan Dimas pulang ke rumah untuk makan malam, ya!" ujar Lili. Suaranya terdengar sangat bahagia di telepon, tidak lagi tertekan seperti seb

    Last Updated : 2024-02-01

Latest chapter

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 541

    Lidya sudah terbiasa bebas dan tidak ingin terlalu cepat terikat oleh pernikahan."Baiklah, kita berdua nggak perlu terburu-buru. Orang tuamu dan orang tuaku mungkin sudah nggak sabar untuk menyuruh kita menikah karena ingin segera punya cucu," kata Andi dengan nada bercanda."Kalau Amel nggak menceraikan Dimas, dia mungkin harus mengikuti Dimas kembali ke Kota Ambara. Akan sulit untuk bertemu dengannya lagi di masa depan," sahut Lidya dengan sedih ketika memikirkan hal ini.Andi memeluk bahu Lidya dengan hangat sambil berkata, "Nggak apa-apa. Kalau kamu merindukan kakakku, kita bisa mengunjunginya kapan saja. Lagi pula, sekarang masih ada aku yang menemanimu, 'kan?"Lidya menghela napas, lalu menjawab, "Bagaimana kamu bisa dibandingkan dengan kakakmu."Di sisi lain, Dimas mengambil sup penghilang rasa mabuk yang sudah dimasak, lalu dengan hati-hati menyuapkannya kepada Amel. Setelah sibuk selama setengah malam, dia baru tertidur di samping Amel dengan mengantuk.Sinar matahari pagi me

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 540

    Pada saat ini, Amel sudah tersungkur di atas meja, sementara Lidya terbelalak saat melihat Dimas melangkahkan kakinya selangkah demi selangkah ke arah mereka. Lidya pun mengguncang bahu Amel dengan lembut sambil berkata, "Amel, Dimas ada di sini.""Dimas? Dia itu penipu besar. Aku nggak akan pernah peduli lagi padanya," ucap Amel dengan tidak jelas sambil memeluk botol bir.Dimas mengerutkan kening saat mendengar kata-kata Amel. Melihat Amel dalam keadaan mabuk seperti itu, Dimas merasakan sakit di dalam hatinya."Amel, aku akan mengantarmu pulang," kata Dimas dengan lembut. Amel memaksakan diri untuk mengangkat kepalanya, lalu menatap Dimas yang ada di depannya. Dimas tampak tersenyum kepadanya."Aku nggak akan pulang." Amel menegaskan setiap kata yang diucapkannya. Dia masih marah karena Dimas sudah menipunya."Ka ... kalau begitu, aku serahkan Amel kepadamu. Aku pergi dulu." Melihat suasananya tidak terlalu bagus, Lidya pun bersiap untuk menyelinap pergi. Identitas Dimas sebagai dir

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 539

    Amel ragu-ragu untuk beberapa saat, sebelumnya akhirnya perlahan-lahan berkata, "Sejujurnya, aku benar-benar nggak rela berpisah dari Dimas. Sejak kami menikah sampai sekarang, dia selalu memperlakukanku dengan sangat baik. Dimas adalah contoh sempurna dari suami yang baik."Semalam saat berbaring di tempat tidur, yang terlintas di benak Amel hanyalah kebaikan Dimas kepada dirinya. Amel pun menjadi tidak begitu marah lagi."Hatiku masih sangat kacau sekarang." Amel menggaruk-garuk kepalanya dengan kesal."Jangan khawatir. Semua pasti akan ada jalan keluarnya," bujuk Lidya sambil menepuk bahu Amel dengan lembut."Bagaimana kalau kita minum bersama malam ini, untuk menenangkan suasana hati?" usul Lidya saat melihat Amel tampak bingung dan gelisah.Sebelumnya, Amel pasti akan menolaknya. Namun, sekarang Amel langsung menyetujuinya tanpa ragu. "Oke."Dimas menghabiskan sepanjang pagi di rumah sakit. Kondisi Nenek Salma juga sudah stabil. "Ayah, Ibu, Nenek, masih ada beberapa hal yang harus

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 538

    "Tentu saja, Kak Amel. Aku benar-benar ingin terus bekerja di sini," kata Clara dengan tegas. Dia sudah memantapkan hati untuk tetap bekerja pada Amel."Oke." Raut wajah Amel langsung menunjukkan perasaan lega.Dimas memesan penerbangan paling awal dan bergegas pulang malam itu juga. Sesampainya di rumah sakit, Salma sudah beristirahat di bangsal."Ayah, Ibu, aku datang.""Akhirnya kamu datang juga. Nenekmu terus menyebut-nyebut namamu sepanjang malam tadi," tegur Bela.Dimas berjalan menghampiri ranjang Salma dengan perasaan bersalah. Tiba-tiba saja Dimas menyadari jika neneknya benar-benar sudah sangat tua. Entah sejak kapan, rambut neneknya sudah memutih semua.Untuk sementara waktu ini, Dimas tidak memenuhi kewajibannya sebagai cucu. Dimas juga gagal membina hubungan asmaranya. Tiba-tiba saja, Dimas merasa agak sedih dan kecewa karenanya.Salma perlahan-lahan membuka matanya. Melihat Dimas, raut wajahnya tampak agak emosional."Aku sudah pulang, Nek." Dimas menggenggam erat tangan

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 537

    Amel memandangi punggung kepergian Dimas. Dia merasa agak kehilangan di dalam hati. Namun, melihat Dimas yang tampak begitu cemas, Amel merasa pasti ada suatu masalah yang sangat penting.Lantaran suasana hatinya sedang buruk, Amel tidak punya keinginan untuk mengurus toko makanan penutup miliknya. Dia memutuskan untuk sementara waktu membiarkan Clara membantunya mengawasi toko. Keesokan harinya, Amel bangun pagi-pagi sekali, lalu pergi ke toko untuk memberi penjelasan pada Clara."Tenang saja, Pak Irfan. Aku pasti akan membantu Bu Amel menjaga toko dengan baik. Aku yakin Pak Dimas dan Bu Amel pasti akan baikan nanti."Begitu memasuki pintu, Amel mendengar suara Clara. Amel pun mengerutkan kening. Dia bertanya-tanya kenapa Clara berkata seperti itu.Memikirkan kembali sikap Clara terhadap Dimas dan fakta bahwa Clara yang merupakan seorang ahli pembuat makanan penutup top, tapi bersedia merendahkan diri untuk bekerja di toko makanan penutup kecil miliknya ini, Amel pun sepertinya sudah

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 536

    Amel sangat sadar diri dan tahu bahwa dia tidak layak untuk pria di depannya ini. Mungkin sekarang Dimas memiliki perasaan padanya, tetapi jika kesenjangan antara keduanya mulai ditemukan di masa depan, kemungkinan besar cinta mereka akan perlahan-lahan kandas.Dimas cukup baik, orang-orang di sekitar Dimas juga sangat baik. Amel hanya seorang wanita biasa, benar-benar tidak bisa berjalan berdampingan dengan pria itu.Saat mendengar kata cerai, Dimas langsung terbelalak kaget, lalu berkata, "Aku nggak bisa. Amel, jangan cerai, ya? Nggak peduli siapa aku, cintaku padamu nggak akan pernah berubah."Dimas menjelaskan dengan tegas kepada Amel alasan kenapa dia menyembunyikan identitasnya, tetapi Amel tampaknya tetap bertekad untuk menceraikannya."Dimas, beri aku waktu untuk menenangkan diri dulu," jawab Amel, lalu menutup pintunya lagi.Lili menepuk bahu Dimas sambil berkata, "Beri dia waktu. Bagaimanapun, ini bukan masalah sepele. Dia perlu waktu untuk menerimanya."Dimas mengangguk frus

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 535

    "Kami nggak bisa menerima permintaan maaf dari seorang direktur," sahut Gibran dengan kesal.Dimas mengerutkan keningnya dan kembali menjelaskan "Ayah, Ibu, aku benar-benar nggak bermaksud menyembunyikan identitasku.""Kalau begitu, beri tahu aku kenapa kamu menyembunyikan identitasmu?" sahut Lili dengan nada dingin.Saat menghadapi Dimas, Lili masih mengalah dan ingin memberi Dimas kesempatan untuk menjelaskan. Bagaimanapun, dia masih bisa memercayai karakter Dimas.Mereka juga dapat melihat bahwa Dimas tidak memperlakukan putri mereka hanya untuk bermain-main saja."Orang yang bertanggung jawab atas cabang Grup Angkasa adalah kerabat jauh Keluarga Cahyadi. Ketika aku meninjau dana pada akhir tahun lalu, aku menemukan ada celah keuangan yang besar. Aku menyelidikinya secara pribadi dan menemukan kalau dia telah menggelapkan dana publik. Dia sering mengabaikan tugasnya dan membeli properti dalam jumlah besar. Tapi karena kurangnya bukti, aku dan asistenku menyembunyikan identitas kami

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 534

    Sebagai seorang profesor, Gibran tidak pernah memperhatikan ketenaran dan kekayaan selama bertahun-tahun. Meskipun identitas asli Dimas adalah direktur Grup Angkasa, menurutnya juga tidak ada yang istimewa dengan itu."Kenapa Dimas menyembunyikan identitasnya? Mungkinkah dia sengaja melakukannya pada kita karena takut kita menginginkan uangnya?" sahut Lili dengan nada kecewa.Lili selalu merasa bahwa Dimas lumayan baik. Dia bahkan menganggap Dimas seperti putranya sendiri."Amel, karena kamu sudah memikirkannya dan memutuskan untuk menceraikannya, Ayah akan mendukung keputusanmu. Keluarga Santoso nggak peduli apakah dia direktur atau bukan," ucap Gibran. Pria itu adalah orang pertama yang mengungkapkan sikapnya."Ibu juga mendukungmu. Hal yang paling penting bagi pasangan untuk hidup bersama adalah kejujuran. Dia bahkan nggak bisa melakukan integritas paling dasar. Meskipun Keluarga Cahyadi kaya, Amel juga nggak bisa menikmatinya. Jadi, lebih baik lupakan saja," ujar Lili dengan nada k

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 533

    "Aku ingin menceraikannya. Dia adalah seorang direktur Grup Angkasa, sementara aku cuma gadis biasa. Kami nggak berasal dari dunia yang sama dan nggak akan mendapatkan hasil apa pun di masa depan," tukas Amel. Ketika mengatakan itu, Amel merasa sakit yang menyesakkan datang dari hatinya.Ketika mendengar itu, Lidya langsung mengerutkan dahinya. Dia bisa melihat betapa Amel sangat mencintai Dimas."Huh ...." Lidya menghela napas panjang."Aku nggak pernah mengira bahwa hal dramatis yang ditampilkan di TV akan terjadi padaku," ujar Amel. Dia merasa sangat kecewa dengan Dimas ketika mengingat kembali berapa banyak kebohongan yang sudah dibuat pria ini untuk menipunya sejak mereka menikah."Ya, ini sudah keterlaluan. Kupikir hal semacam ini hanya ada di TV, tapi nggak disangka hal ini benar-benar terjadi di kehidupan nyata," sahut Lidya dengan emosi.Setelah suasana hati Amel sedikit stabil, Lidya mengantarnya pulang ke rumah Keluarga Santoso.Saat ini, Mirna sedang berbicara dengan Lili,

DMCA.com Protection Status