Share

Bab 478

"Oke." Amel diam-diam melirik Dimas. Melihat Dimas hanya diam saja, Amel pun menyebutkan nomor ponselnya dengan percaya diri.

Meski Dimas merasa agak cemburu, dia juga merupakan orang yang bijaksana. Sekalipun merasa tidak senang, tidak baik baginya untuk menunjukkannya secara terang-terangan.

"Amel, aku benar-benar nggak menyangka kalau kamu akan menikah secepat ini. Setahuku, sepertinya kamu adalah yang pertama menikah di antara teman-teman sekelas kita di SMA."

"Menikahlah saat kamu bertemu dengan orang yang tepat," kata Amel sambil menggenggam tangan Dimas dengan lembut di bawah meja.

"Pak, barbeku untukmu sudah selesai dibungkus." Baru saja mereka mengobrol sebentar, pelayan sudah keluar sambil membawa sekantong barbeku.

"Terima kasih," ucap Richard sambil mengambil barbeku tersebut.

"Barbeku pesananku sudah selesai dibungkus. Jadi, aku nggak akan mengganggu kalian lagi di sini. Aku pergi dulu. Kelak kalau ada apa-apa, kita bisa saling menghubungi lewat telepon," pamit Richard sam
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status