Share

Bab 477

Penulis: Lucy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-01 17:39:49
"Kamu sendirian? Mau duduk dan makan bersama kami?" Melihat Richard berdiri sendirian di restoran tersebut, Amel pun berbasa-basi untuk menawarinya.

Namun, tanpa diduga, Richard langsung menyetujuinya tanpa ragu sedikit pun.

"Oke. Kalau begitu, aku nggak akan sungkan lagi denganmu. Hari ini aku nggak terlalu banyak pekerjaan di kantor. Tiba-tiba saja, aku kangen makan barbeku di tempat ini. Jadi, aku menyetir sendirian kemari untuk mencobanya. Aku nggak menyangka akan ditakdirkan untuk bertemu denganmu," kata Richard sambil menarik kursi dan duduk di tempat yang baru saja diduduki Dimas.

Clara menelan ludah dengan gugup. Diam-diam dia berkata dalam hati, 'Tamat sudah orang ini. Berani-beraninya dia duduk di kursi bos.'

"Kalau begitu, aku akan meminta pemilik restoran untuk menambahkan satu kursi lagi." Amel tahu jika suaminya adalah orang yang picik. Jika Dimas melihat ini setelah kembali, dia pasti akan cemburu.

Begitu Dimas kembali dari toilet dan memasuki restoran, dia melihat seora
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 478

    "Oke." Amel diam-diam melirik Dimas. Melihat Dimas hanya diam saja, Amel pun menyebutkan nomor ponselnya dengan percaya diri.Meski Dimas merasa agak cemburu, dia juga merupakan orang yang bijaksana. Sekalipun merasa tidak senang, tidak baik baginya untuk menunjukkannya secara terang-terangan."Amel, aku benar-benar nggak menyangka kalau kamu akan menikah secepat ini. Setahuku, sepertinya kamu adalah yang pertama menikah di antara teman-teman sekelas kita di SMA.""Menikahlah saat kamu bertemu dengan orang yang tepat," kata Amel sambil menggenggam tangan Dimas dengan lembut di bawah meja."Pak, barbeku untukmu sudah selesai dibungkus." Baru saja mereka mengobrol sebentar, pelayan sudah keluar sambil membawa sekantong barbeku."Terima kasih," ucap Richard sambil mengambil barbeku tersebut."Barbeku pesananku sudah selesai dibungkus. Jadi, aku nggak akan mengganggu kalian lagi di sini. Aku pergi dulu. Kelak kalau ada apa-apa, kita bisa saling menghubungi lewat telepon," pamit Richard sam

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-01
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 479

    Amel membujuk Dimas dengan lembut.Dimas langsung mengabaikan hal-hal lain yang dikatakan Amel seolah-olah yang didengarnya hanyalah pujian Amel saja."Aku sudah jelas-jelas mengatakan kepadamu kalau aku ini cemburu. Tapi, kamu malah memujinya. Kalau dia orang yang sangat baik, kenapa kamu nggak bersamanya saja sejak dulu?" Dimas mendengus dingin dan berpura-pura marah.Begitu Amel mendengar hal tersebut, senyum di wajahnya langsung menghilang. Diam-diam dia menatap keluar jendela dengan ekspresi rumit.Dimas menyadari jika kata-katanya barusan memang agak berlebihan. Dia pun mengerutkan kening tanpa kentara."Maafkan aku, Sayang. Aku hanya asal mengatakannya saja. Nggak ada maksud apa-apa." Sikap Dimas langsung melunak."Kita berdua ini sudah menikah. Bagaimana bisa kamu berkata seperti itu? Apalagi, aku dan dia hanya teman sekelas saja waktu SMA," tegas Amel dengan wajah serius."Aku tahu. Kita berdua jangan bertengkar lagi ya, Sayang, oke?" bujuk Dimas sambil tersenyum tipis.Amel m

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-01
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 480

    Tanggapan Dimas membuat Amel merasa agak terkejut. Dia tidak menyangka jika pria pencemburu ini akan langsung menyetujuinya."Memangnya kamu nggak cemburu, Sayang?" tanya Amel dengan manja sambil mengedipkan matanya dengan genit dan memeluk leher Dimas."Tentu saja nggak. Aku percaya sama istriku." Dimas menempelkan hidungnya ke hidung Amel dengan penuh kasih."Sudah, sekarang cepatlah mandi."Amel pun melepaskan pelukannya. Setelah selesai mandi dan keluar dari kamar mandi, Amel tidak melihat Dimas. Amel menduga Dimas pasti sedang berada di ruang kerja untuk melanjutkan pekerjaannya.Amel pun membuka lemari pakaiannya dan melihat-lihat pakaian di dalamnya. Dia sedikit bingung karena tidak tahu harus mengenakan apa saat menghadiri acara reuni nanti. Jika mengenakan pakaian yang terlalu sederhana, Amel pasti akan dipandang rendah oleh mereka. Amel ingin berdandan dengan gaya yang lebih berkelas. Namun, dia tidak punya banyak pakaian bagus.Amel menghela napas dan merasa agak cemas. "Kal

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-01
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 481

    Entah kenapa, Amel merasa sedikit gelisah, tapi dia tidak sempat berpikir terlalu banyak. Dia mengenakan pakaian kerja, lalu fokus bekerja.Sekitar pukul sepuluh, semua kue sudah selesai dibuat. Amel memasukkan semua kue ke dalam toples kecil dengan bantuan Sarah."Kak Amel, sekarang sudah jam setengah sepuluh. Ayo kita antar kuenya sekarang." Clara melihat jam, lalu mengingatkan Amel. Jika mereka menundanya lebih lama lagi, mereka mungkin akan terlambat."Oke, kalau begitu kita akan mengantarkannya sekarang. Sarah, kamu tolong jaga tokonya. Kami akan segera kembali setelah mengantarkan kue.""Kak Amel, tenang saja. Kalian cepatlah pergi."Amel memanggil taksi di depan toko, lalu langsung pergi ke Grup Angkasa bersama Clara. Kali ini, perjalanan mereka jelas jauh lebih cepat dari kemarin, jalanan juga tidak macet. Mereka tiba di Grup Angkasa pada pukul 11.50. Setelah itu, keduanya masuk sambil membawa kuenya.Saat ini, begitu Hardi keluar dari lift, dia kebetulan melihat Amel yang berj

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-01
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 482

    "Terima kasih untuk kuenya. Aku akan menerimanya." Amel tidak enak hati menerima kebaikan ini begitu saja. Jadi, Irfan tidak punya pilihan selain menerima kuenya untuk membuat hati Amel merasa lebih baik.Setelah mengantarkan kue ke Grup Angkasa, Amel dan Clara segera pergi. Sementara itu, Hardi berdiri di tempat dengan ekspresi canggung. Dia tidak hanya menyinggung perasaan Pak Irfan, tapi juga sudah meninggalkan kesan bahwa dirinya adalah orang yang berpikiran sempit di perusahaan."Pak Irfan, izinkan aku membantumu membawa kue-kue ini ke atas." Hardi menggosok tangannya, mencoba merayu Irfan.Irfan melirik Hardi dengan tatapan dingin sambil berkata, "Nggak perlu, seseorang akan datang untuk membawanya nanti." Setelah mengatakan itu, Irfan berbalik, lalu berjalan menuju lift. Hardi berdiri di tempatnya dengan canggung, merasa bahwa dia telah dipermalukan.Lisa, sang resepsionis di meja depan, menundukkan kepala sambil menahan senyum di wajahnya. Melihat ini, Hardi memelototi Lisa sam

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-01
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 483

    "Oke, aku akan membelinya. Kebetulan aku membawa uangnya ke sini hari ini. Aku akan bayar uang mukanya dulu," kata Lili sambil mengeluarkan kartu ATM dari tasnya."Bibi, bukankah kamu bilang kamu mau membeli rumah untuk putramu? Kenapa dia nggak ikut datang?" tanya Jefri dengan ragu."Nggak, dia terlalu sibuk bekerja, jadi nggak bisa datang. Rumah itu akan ditulis atas namaku dulu. Kemudian, aku akan memberikan padanya saat dia menikah nanti.""Jadi begitu. Total harga rumah ini adalah 3 miliar. Uang mukanya adalah 20% dari total harga, jadi 600 juta."Mendengar itu, Lili mengangguk. Sebelumnya dia memang sudah memperkirakan anggaran sekitar 600 juta. Angka ini masih dapat diterima olehnya."Bibi, karena kamu sudah yakin, aku akan membuatkan kontraknya untukmu. Apa kamu sudah membawa KTP dan Kartu Keluarga?""Iya," kata Lili sambil mengeluarkan KTP dan Kartu Keluarga dari dalam tasnya."Baiklah, kalau begitu tunggu di sini sebentar. Aku akan menggandakannya, lalu menyiapkan kontraknya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-01
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 484

    Setelah menyelesaikan urusan di lokasi konstruksi, Dimas langsung menuju pusat perbelanjaan terbesar dan termewah di Kota Nataya.Mengenai pakaian apa yang paling cocok untuk Amel kenakan saat menghadiri reuni kelas, Dimas sudah secara khusus bertanya pada Yunita. Atas rekomendasi Yunita, Dimas masuk ke toko LX. LX adalah merek internasional yang terkenal. Semua pakaian di dalamnya adalah pakaian kustom dan hanya ada satu potong pakaian untuk setiap modelnya. Mereka melakukan ini agar menghindari pembelinya mengenakan pakaian yang sama."Halo, Pak. Apa ada yang bisa dibantu?" sambut pramuniaga dengan antusias sambil tersenyum."Apa kalian punya baju ini di sini?" tanya Dimas sambil menunjukkan foto yang dikirimkan Yunita padanya ke pramuniaga."Ada, baju ini adalah model terbaru yang baru saja tiba. Silakan ikut denganku. Baju ini digantung di depan." Setelah pramuniaga selesai berbicara, dia membawa Dimas ke dalam toko.Dimas melihat mantel yang tergantung di depannya, lalu mengangguk

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-01
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 485

    Setelah sampai, kebetulan sekali Dimas bertemu dengan Amel yang baru saja selesai bekerja. Dia pun berkata, "Sayang, aku datang untuk menjemputmu. Ayo cepat masuk ke mobil."Dimas membuka pintu mobil dengan gembira."Kenapa kamu nggak memberitahuku sebelumnya kalau kamu akan datang menjemputku hari ini? Untung saja kita bertemu di pintu toko. Kalau aku pergi lima menit lebih awal, kamu nggak akan bertemu denganku," kata Amel sambil mengerutkan bibirnya."Aku hanya ingin memberimu sedikit kejutan. Ayo cepat masuk ke mobil," kata Dimas sambil membuka pintu mobil bagai seorang pria sejati."Sayang, besok kamu akan menghadiri reuni kelas. Apa kamu mau membeli tas baru?"Amel segera menggelengkan kepala, lalu menjawab, "Nggak, nggak. Yunita sudah memberiku begitu banyak tas dari merek terkenal sebelumnya. Aku bisa memilih salah satunya, nggak perlu mengeluarkan uang untuk membeli tas lagi."Amel tidak rela membawa tas-tas dari merek terkenal itu untuk dipakai sehari-hari. Dia hanya akan men

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-01

Bab terbaru

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 541

    Lidya sudah terbiasa bebas dan tidak ingin terlalu cepat terikat oleh pernikahan."Baiklah, kita berdua nggak perlu terburu-buru. Orang tuamu dan orang tuaku mungkin sudah nggak sabar untuk menyuruh kita menikah karena ingin segera punya cucu," kata Andi dengan nada bercanda."Kalau Amel nggak menceraikan Dimas, dia mungkin harus mengikuti Dimas kembali ke Kota Ambara. Akan sulit untuk bertemu dengannya lagi di masa depan," sahut Lidya dengan sedih ketika memikirkan hal ini.Andi memeluk bahu Lidya dengan hangat sambil berkata, "Nggak apa-apa. Kalau kamu merindukan kakakku, kita bisa mengunjunginya kapan saja. Lagi pula, sekarang masih ada aku yang menemanimu, 'kan?"Lidya menghela napas, lalu menjawab, "Bagaimana kamu bisa dibandingkan dengan kakakmu."Di sisi lain, Dimas mengambil sup penghilang rasa mabuk yang sudah dimasak, lalu dengan hati-hati menyuapkannya kepada Amel. Setelah sibuk selama setengah malam, dia baru tertidur di samping Amel dengan mengantuk.Sinar matahari pagi me

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 540

    Pada saat ini, Amel sudah tersungkur di atas meja, sementara Lidya terbelalak saat melihat Dimas melangkahkan kakinya selangkah demi selangkah ke arah mereka. Lidya pun mengguncang bahu Amel dengan lembut sambil berkata, "Amel, Dimas ada di sini.""Dimas? Dia itu penipu besar. Aku nggak akan pernah peduli lagi padanya," ucap Amel dengan tidak jelas sambil memeluk botol bir.Dimas mengerutkan kening saat mendengar kata-kata Amel. Melihat Amel dalam keadaan mabuk seperti itu, Dimas merasakan sakit di dalam hatinya."Amel, aku akan mengantarmu pulang," kata Dimas dengan lembut. Amel memaksakan diri untuk mengangkat kepalanya, lalu menatap Dimas yang ada di depannya. Dimas tampak tersenyum kepadanya."Aku nggak akan pulang." Amel menegaskan setiap kata yang diucapkannya. Dia masih marah karena Dimas sudah menipunya."Ka ... kalau begitu, aku serahkan Amel kepadamu. Aku pergi dulu." Melihat suasananya tidak terlalu bagus, Lidya pun bersiap untuk menyelinap pergi. Identitas Dimas sebagai dir

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 539

    Amel ragu-ragu untuk beberapa saat, sebelumnya akhirnya perlahan-lahan berkata, "Sejujurnya, aku benar-benar nggak rela berpisah dari Dimas. Sejak kami menikah sampai sekarang, dia selalu memperlakukanku dengan sangat baik. Dimas adalah contoh sempurna dari suami yang baik."Semalam saat berbaring di tempat tidur, yang terlintas di benak Amel hanyalah kebaikan Dimas kepada dirinya. Amel pun menjadi tidak begitu marah lagi."Hatiku masih sangat kacau sekarang." Amel menggaruk-garuk kepalanya dengan kesal."Jangan khawatir. Semua pasti akan ada jalan keluarnya," bujuk Lidya sambil menepuk bahu Amel dengan lembut."Bagaimana kalau kita minum bersama malam ini, untuk menenangkan suasana hati?" usul Lidya saat melihat Amel tampak bingung dan gelisah.Sebelumnya, Amel pasti akan menolaknya. Namun, sekarang Amel langsung menyetujuinya tanpa ragu. "Oke."Dimas menghabiskan sepanjang pagi di rumah sakit. Kondisi Nenek Salma juga sudah stabil. "Ayah, Ibu, Nenek, masih ada beberapa hal yang harus

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 538

    "Tentu saja, Kak Amel. Aku benar-benar ingin terus bekerja di sini," kata Clara dengan tegas. Dia sudah memantapkan hati untuk tetap bekerja pada Amel."Oke." Raut wajah Amel langsung menunjukkan perasaan lega.Dimas memesan penerbangan paling awal dan bergegas pulang malam itu juga. Sesampainya di rumah sakit, Salma sudah beristirahat di bangsal."Ayah, Ibu, aku datang.""Akhirnya kamu datang juga. Nenekmu terus menyebut-nyebut namamu sepanjang malam tadi," tegur Bela.Dimas berjalan menghampiri ranjang Salma dengan perasaan bersalah. Tiba-tiba saja Dimas menyadari jika neneknya benar-benar sudah sangat tua. Entah sejak kapan, rambut neneknya sudah memutih semua.Untuk sementara waktu ini, Dimas tidak memenuhi kewajibannya sebagai cucu. Dimas juga gagal membina hubungan asmaranya. Tiba-tiba saja, Dimas merasa agak sedih dan kecewa karenanya.Salma perlahan-lahan membuka matanya. Melihat Dimas, raut wajahnya tampak agak emosional."Aku sudah pulang, Nek." Dimas menggenggam erat tangan

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 537

    Amel memandangi punggung kepergian Dimas. Dia merasa agak kehilangan di dalam hati. Namun, melihat Dimas yang tampak begitu cemas, Amel merasa pasti ada suatu masalah yang sangat penting.Lantaran suasana hatinya sedang buruk, Amel tidak punya keinginan untuk mengurus toko makanan penutup miliknya. Dia memutuskan untuk sementara waktu membiarkan Clara membantunya mengawasi toko. Keesokan harinya, Amel bangun pagi-pagi sekali, lalu pergi ke toko untuk memberi penjelasan pada Clara."Tenang saja, Pak Irfan. Aku pasti akan membantu Bu Amel menjaga toko dengan baik. Aku yakin Pak Dimas dan Bu Amel pasti akan baikan nanti."Begitu memasuki pintu, Amel mendengar suara Clara. Amel pun mengerutkan kening. Dia bertanya-tanya kenapa Clara berkata seperti itu.Memikirkan kembali sikap Clara terhadap Dimas dan fakta bahwa Clara yang merupakan seorang ahli pembuat makanan penutup top, tapi bersedia merendahkan diri untuk bekerja di toko makanan penutup kecil miliknya ini, Amel pun sepertinya sudah

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 536

    Amel sangat sadar diri dan tahu bahwa dia tidak layak untuk pria di depannya ini. Mungkin sekarang Dimas memiliki perasaan padanya, tetapi jika kesenjangan antara keduanya mulai ditemukan di masa depan, kemungkinan besar cinta mereka akan perlahan-lahan kandas.Dimas cukup baik, orang-orang di sekitar Dimas juga sangat baik. Amel hanya seorang wanita biasa, benar-benar tidak bisa berjalan berdampingan dengan pria itu.Saat mendengar kata cerai, Dimas langsung terbelalak kaget, lalu berkata, "Aku nggak bisa. Amel, jangan cerai, ya? Nggak peduli siapa aku, cintaku padamu nggak akan pernah berubah."Dimas menjelaskan dengan tegas kepada Amel alasan kenapa dia menyembunyikan identitasnya, tetapi Amel tampaknya tetap bertekad untuk menceraikannya."Dimas, beri aku waktu untuk menenangkan diri dulu," jawab Amel, lalu menutup pintunya lagi.Lili menepuk bahu Dimas sambil berkata, "Beri dia waktu. Bagaimanapun, ini bukan masalah sepele. Dia perlu waktu untuk menerimanya."Dimas mengangguk frus

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 535

    "Kami nggak bisa menerima permintaan maaf dari seorang direktur," sahut Gibran dengan kesal.Dimas mengerutkan keningnya dan kembali menjelaskan "Ayah, Ibu, aku benar-benar nggak bermaksud menyembunyikan identitasku.""Kalau begitu, beri tahu aku kenapa kamu menyembunyikan identitasmu?" sahut Lili dengan nada dingin.Saat menghadapi Dimas, Lili masih mengalah dan ingin memberi Dimas kesempatan untuk menjelaskan. Bagaimanapun, dia masih bisa memercayai karakter Dimas.Mereka juga dapat melihat bahwa Dimas tidak memperlakukan putri mereka hanya untuk bermain-main saja."Orang yang bertanggung jawab atas cabang Grup Angkasa adalah kerabat jauh Keluarga Cahyadi. Ketika aku meninjau dana pada akhir tahun lalu, aku menemukan ada celah keuangan yang besar. Aku menyelidikinya secara pribadi dan menemukan kalau dia telah menggelapkan dana publik. Dia sering mengabaikan tugasnya dan membeli properti dalam jumlah besar. Tapi karena kurangnya bukti, aku dan asistenku menyembunyikan identitas kami

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 534

    Sebagai seorang profesor, Gibran tidak pernah memperhatikan ketenaran dan kekayaan selama bertahun-tahun. Meskipun identitas asli Dimas adalah direktur Grup Angkasa, menurutnya juga tidak ada yang istimewa dengan itu."Kenapa Dimas menyembunyikan identitasnya? Mungkinkah dia sengaja melakukannya pada kita karena takut kita menginginkan uangnya?" sahut Lili dengan nada kecewa.Lili selalu merasa bahwa Dimas lumayan baik. Dia bahkan menganggap Dimas seperti putranya sendiri."Amel, karena kamu sudah memikirkannya dan memutuskan untuk menceraikannya, Ayah akan mendukung keputusanmu. Keluarga Santoso nggak peduli apakah dia direktur atau bukan," ucap Gibran. Pria itu adalah orang pertama yang mengungkapkan sikapnya."Ibu juga mendukungmu. Hal yang paling penting bagi pasangan untuk hidup bersama adalah kejujuran. Dia bahkan nggak bisa melakukan integritas paling dasar. Meskipun Keluarga Cahyadi kaya, Amel juga nggak bisa menikmatinya. Jadi, lebih baik lupakan saja," ujar Lili dengan nada k

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 533

    "Aku ingin menceraikannya. Dia adalah seorang direktur Grup Angkasa, sementara aku cuma gadis biasa. Kami nggak berasal dari dunia yang sama dan nggak akan mendapatkan hasil apa pun di masa depan," tukas Amel. Ketika mengatakan itu, Amel merasa sakit yang menyesakkan datang dari hatinya.Ketika mendengar itu, Lidya langsung mengerutkan dahinya. Dia bisa melihat betapa Amel sangat mencintai Dimas."Huh ...." Lidya menghela napas panjang."Aku nggak pernah mengira bahwa hal dramatis yang ditampilkan di TV akan terjadi padaku," ujar Amel. Dia merasa sangat kecewa dengan Dimas ketika mengingat kembali berapa banyak kebohongan yang sudah dibuat pria ini untuk menipunya sejak mereka menikah."Ya, ini sudah keterlaluan. Kupikir hal semacam ini hanya ada di TV, tapi nggak disangka hal ini benar-benar terjadi di kehidupan nyata," sahut Lidya dengan emosi.Setelah suasana hati Amel sedikit stabil, Lidya mengantarnya pulang ke rumah Keluarga Santoso.Saat ini, Mirna sedang berbicara dengan Lili,

DMCA.com Protection Status