Api unggun sudah menyala. Kali ini mereka tidak perlu tidur di sisi sungai lagi karena mereka telah menemukan tempat untuk menyimpan air bersih.
Mereka pun sudah memiliki makanan karena Aiken berhasil menangkap beberapa ekor ikan menggunakan tombak kayu yang dia buat seadanya. Mereka berdua berada di sisi pantai, menikmati makan malam mereka. Di situasi seperti itu, dapat menikmati ikan bakar sudah seperti menikmati hidangan mewah dari restoran saja. Harmoni yang kelaparan makan begitu banyak. Aiken membersihkan tulang ikan untuknya. Dia memperlakukan Harmoni seolah-olah wanita itu benar-benar dia cintai. Dia memang sudah gila tapi anggap dia sedang berakting agar Harmoni percaya jika mereka berdua benar-benar suami istri. “Tidak perlu terburu-buru, Harmoni,” dia kembali memberikan sepotong ikan bakar yang baru saja matang. “Maaf, aku benar-benar lapar dan aku tidak bisa menahannya,” semenjak mereka terdampar, yang dia makan hanyalah buah-buahan yang tidak begitu enak itu Rasa buah yang diberikan oleh Aiken tidak semuanya terasa manis sebab beberapa buah itu terasa sedikit pahit tapi karena lapar membuatnya mau tidak mau harus memakannya. “Tidak apa-apa. Aku yakin besok bantuan sudah datang,” adiknya pasti sedang mencari keberadaan dirinya begitu juga dengan kedua orang tuanya. “Kita tinggal di mana, Aiken?” “Tentu saja di rumah kita, memangnya kita tinggal di mana?” “Bukan itu maksudku. Ki-kita berdua berasal dari mana?” Seharian dia termenung di sisi pantai untuk mencari ingatannya tapi tidak ada satupun yang dapat dia ingat. “Tentu saja dari Amerika,” dia memandangi Harmoni dengan tajam dan dibalik tatapannya itu, dia sedang menyelidiki Harmoni untuk mencari tahu apakah wanita itu sedang bersandiwara atau tidak. “Amerika?” Harmoni mengerutkan dahi. Dia mencoba mengingat tapi lagi-lagi dia tak dapat mengingat apapun. Selain ingatan yang tidak ada, dia juga tidak berasal dari Amerika. Dia adalah pendatang dan bergabung ke dalam sebuah organisasi untuk mencari tahu penyebab kematian kakaknya. “Apa kau mengingat sesuatu, Harmoni?” Setelah dia kembali nanti, dia pasti akan mencari tahu identitas Harmoni dengan lebih rinci lagi. “Tidak. Aku tidak bisa mengingat apapun, Maaf,” Harmoni menunduk, Ikan bakarnya tidak jadi dia nikmati. Dia merasa sedikit bersalah karena dia telah mempersulit Aiken. “Tidak perlu meminta maaf, habiskan makanannya dan setelah itu beristirahatlah!” “Aku sudah tidak lapar lagi!” Harmoni memberikan makanannya kepada Aiken lalu melangkah pergi. Dia duduk di sisi pantai, memandangi laut yang begitu gelap. Aiken pun beranjak dan menghampiri Harmoni. Seharusnya dia tidak memperdulikannya dan membiarkan Harmoni tapi dia tidak bisa mengabaikan pembunuh bayaran itu. “Apa yang sedang kau pikirkan? Bukankah kau bilang kau begitu lapar?” “Sudah tidak lagi!” Harmoni membuang wajah. Dia berusaha menahan air mata. Dia benar-benar berubah total dan dia sudah tidak seperti Harmoni yang biasanya. “Jika ada masalah, katakan saja!” Aiken merangkul bahu Harmoni dan menariknya mendekat. “Aku merasa tidak berguna, Aiken. Aku telah memberikan masalah dalam hidupmu dan sekarang, kau boleh membenci aku karena semua yang terjadi pada kita gara-gara kebodohanku!” “Untuk apa aku membencimu? Ini adalah musibah dan kita berdua tidak menginginkannya!” Sungguh luar biasa, dia tidak menyangka jika dia dapat berakting sampai sejauh ini untuk menipu Harmoni. Sepertinya dia pantas mendapatkan piala Oscar untuk akting yang dia mainkan. “Seandainya aku tidak cemburu?” Harmoni menggigit bibirnya dengan sedikit kuat. “Aku senang kau cemburu, itu berarti kau mencintai aku,” perkataan itu benar-benar menggelikan. Beruntungnya tidak ada yang mendengar kecuali deburan ombak serta para ikan yang sudah mati karena telah menjadi makan malam yang lezat bagi mereka. “Apa benar kau mencintai aku, Aiken?” Kini dia berpaling, memandangi Aiken. Walau sedikit gelap tapi cahaya bulan yang bersinar membuatnya dapat melihat wajah tampan pria itu. “Tentu saja, kemarilah!” Aiken meminta Harmoni untuk duduk di atas pangkuannya. Harmoni pun melakukan apa yang pria itu inginkan. Dia sudah berada di atas pangkuan Aiken dan mereka berdua saling berhadapan. Tangan Aiken berada di wajah Harmoni, dan memberikan usapan lembut di sana.. “Tolong jangan tinggalkan aku, Aiken,” Harmoni memegangi telapak tangan Aiken yang terasa hangat. Dia juga meletakkan wajahnya di atas telapak tangan besar pria itu. Kedua matanya terpejam, sentuhan pria itu membuatnya merasa begitu nyaman. “Aku tidak akan pergi kemanapun, kau tidak perlu khawatir. Pergilah tidur, aku akan menjagamu dan aku akan membangunkanmu ketika bantuan sudah datang.” “Bagaimana denganmu? Apakah tidak ingin tidur bersama denganku?” “Aku ingin berada di sini untuk sesaat!” Sayangnya tidak ada rokok. Jika benda itu ada maka dia akan merenung sampai pagi. “Aku akan berada di sini untuk menemani dirimu!” Harmoni mendekatkan wajah mereka berdua lalu mencium bibir Aiken. Pria itu tidak menyia-nyiakannya, dia membalas ciuman Harmoni dan balasan yang dia berikan adalah ciuman panas yang begitu memabukkan. “Hm,” Harmoni berusaha mendorong tubuh Aiken tapi sudah terlambat. Tangan Aiken sudah bergerak, menyusup masuk ke dalam gaun harmonis yang sudah compang-camping. Lidahnya pun bergerak liar di dalam mulut Harmoni. Wanita itu yang memulainya dan dia hanya mengikuti permainan Harmoni. “Aiken, ahhh!” Tubuh Harmoni bergetar, sentuhan tangan Aiken membuat bagian intimnya terasa berdenyut. Melihat itu membuat Aiken semakin menggerakkan tangannya dengan bebas. Pakaian Harmoni pun diturunkan. Ciumannya kini sudah berpindah ke bahu. Kecupan yang dia berikan membuat jantung Harmoni berdegup. Dia tidak mau memikirkan apapun lagi, yang dia inginkan hanyalah kebersamaan itu. Lagi pula mereka suami istri, jadi melakukan hal itu bukanlah hal aneh. Sedikit cahaya bulan yang menyinari membuat Aiken dapat melihat kedua dada yang begitu padat berisi. Meskipun tidak terlalu besar tapi itu sudah cukup. Dia tidak menyia-nyiakan kesempatan, tubuh Harmoni sedikit diangkat agar dia dapat mencium dadanya dengan mudah. Harmoni tahu apa yang harus dia lakukanx dia mengangkat tubuhnya dan membiarkan bibir pria itu bermain di atas dadanya. Jilatan yang dia dapatkan di puncak dada, membuat Harmoni mendesah. Tidak sabar membuat Aiken mengulumnya, dan menghisapnya bagaikan bayi. “Akh!” Harmoni mencengkram bahu Aiken dan berusaha menopang tubuhnya agar dia tetap dalam posisi seperti itu. Tangan Aiken pun kembali mengusap pahanya dan dengan perlahan masuk ke dalam pakaian dalamnya. "Akh... Ah" Harmoni kembali mendesah panjang tak kala Aiken menyapukan jarinya ke arah intimnya yang sudah basah. "Ternyata kau sudah tidak tahan, Harmoni," Dia kembali mengecup puncak dada Harmoni dan tak henti memainkan jarinya. "Ja... ngan, akh!" Tubuhnya semakin bergetar hebat. "Benarkah?" Dengan sengaja, Aiken memasukkan jarinya yang membuat Harmoni memekik. "Apa aku harus berhenti?" Aiken memaju mundurkan jarinya dibawah sana. "Tidak.. Tidak!" Harmoni tampak putus asa. "Aku tahu kau memang sudah tidak tahan!" Aiken kembali mencium bahunya, menjelajahi dan kembali mengulum dadanya. "A-aku menginginkan dirimu, Aiken!" Dia tidak tahan hanya dengan jari saja. "Katakan sekali lagi?" "Aku menginginkan dirimu," Nafasnya sudah memburu. Dia semakin tidak tahan. Aiken menarik jarinya keluar, lalu menjilatinya. "Seperti keinginanmu!" Dia kembali mencium Harmoni, lalu menggendongnya. Aiken membawa Harmoni mendekat api unggun. Dia membaringkan Harmoni dengan perlahan, pakaiannya pun dilepaskan dengan tidak sabar. Mereka berdua sudah lepas kendali akibat hasrat yang sudah menggebu. Walau hanya beralaskan dedaunan, percintaan mereka pun dilakukan. Aiken menahan satu kaki Harmoni, lalu menyatukan tubuh mereka berdua. Dia mulia mendorong, dengan perlahan tapi semakin dia mendorong, gerakannya semakin cepat saja. Harmoni menikmatinya, menikmati percintaan panas itu. Di pulau yang tak berpenghuni, dia mengerang dengan keras. Aiken pun tidak melepaskan dirinya. Kedua tangan mencengkeram pasir dengan begitu kuat. “Fa-faster, akh… ahh!” permintaannya itu membuat Aiken tersenyum. Bukankah wanita itu melawannya beberapa hari yang lalu? Tapi sekarang lihatlah, Harmoni benar-benar menikmatinya dan dia menikmati perannya sebagai suami palsu wanita itu.“Di sini!” Harmoni melompat di bibir pantai sambil melambaikan kedua tangannya pada beberapa kapal yang tampak mendekati Pulau itu.Pagi sudah menjelang, dia terbangun karena mendengar suara kapal. Aiken masih tidur. Harmoni tidak sempat membangunkannya karena dia takut kapal-kapal itu pergi tanpa melihat keberadaan mereka.Suara teriakannya kini membuat Aiken terbangun. Pria itu beranjak dengan perlahan, Harmoni masih melompat sambil berteriak memanggil kedua kapal yang semakin mendekat."Kenapa kau berteriak?" Harmoni berpaling, mendengar suaranya. “Ada kapal yang datang!” Harmoni berlari menghampiri dengan wajah berseri.“Bagus!” Dia yakin mereka adalah anak buahnya.“Cepat pakai bajumu!” Harmoni melemparkan pakaian Aiken dengan wajah memerah karena di atas tubuh pria itu terdapat bercak merah yang dibuat olehnya.Dia kembali berlari ke sisi pantai dan kembali melompat supaya terlihat oleh orang-orang yang ada di atas kapal itu. Aiken begitu santai. Dia menghampiri Harmoni sambil
Aiken benar-benar membawa Harmoni pulang ke rumahnya. Pakaian yang dapat digunakan oleh Harmoni pun sudah berada di dalam lemari. Semua kebutuhannya telah tersedia dan hal itu dilakukan supaya Harmoni tidak menaruh curiga akan hubungan mereka berdua.Sebelum dia mengetahui siapa orang yang telah memerintahkan Harmoni untuk membunuh adiknya maka dia tidak akan membiarkan Harmoni pergi begitu saja. Dia pun akan membuat hitungan dengan Harmoni setelah dia mendapatkan pelakunya.Harmoni melangkah masuk, mengikuti dirinya. Semua terlihat begitu asing. Tidak ada yang dapat dia ingat sama sekali bahkan tidak ada sedikitpun perasaan yang muncul di hati setelah menginjakkan kaki di rumah itu.Walaupun dia hilang ingatan, seharusnya dia merasa familiar dengan rumah itu tapi kenapa dia tidak merasakannya? Dia merasa sangat asing apalagi para pelayan memandangi dirinya dengan tatapan aneh, tapi tak ada satupun yang berani berbicara.“Pergilah mandi. Aku akan memerintahkan mereka untuk menyiapkan
Harmoni sedang tidur ketika Aleandra datang bersama dengan suaminya. Maximus tidak terlalu peduli tapi istrinya yang heboh. Lagi pula putra mereka sudah dewasa. Aiken sudah bisa mengambil keputusan dan tahu apa yang dia lakukan tapi dia tak bisa menolak keinginan istrinya untuk mengunjungi putra mereka.Dia bahkan ditarik paksa untuk keluar dari lemari padahal dia ingin menikmati waktunya bersantai. Apa boleh buat, mau tidak mau dia mengikuti istrinya tapi pembunuh bayaran yang bersama dengan Putra mereka tidak terlihat sama sekali.“Mana dia, Aiken? Biarkan kami menemui dirinya dan jangan coba-coba menyembunyikan keberadaan wanita itu!” Ucap Aleandra ketika tidak menemukan keberadaan Harmoni.“Mom, Harmoni sedang tidur. Kami terdampar di pulau beberapa hari jadi dia kurang beristirahat apalagi kami harus tidur di atas pasir jadi biarkan saja dia beristirahat .”“Kau begitu baik dengan seorang pembunuh bayaran, Aiken. Jangan terlalu tenggelam dalam permainan karena itu sangat berbahay
Joy kembali mencari keberadaan Harmoni. Dia yakin rekannya itu masih hidup. Dia curiga jika Aiken Smith telah menangkap Harmoni dan menjadikannya tawanan. Dia harap Harmoni dapat menyelamatkan dirinya meski dia sudah mendengar jika tidak ada satu musuh pun yang bisa selamat.Apakah Harmoni menghilang karena telah dihabisi oleh Aiken Smith? Atau jangan-jangan dia sudah berada di markas pria itu dan sedang di introgasi? Apapun caranya, dia harus menemukan keberadaan Harmoni dan membebaskan dirinya.Semua terjadi karena kesalahan yang dia lakukan. Jika dia tidak salah mengenali target maka kejadian itu tidak akan pernah terjadi tapi siapa yang dapat mengenali mereka berdua?Rupa mereka yang sama benar-benar mengecoh. Dia mendapatkan informasi jika yang bisa membedakan mereka berdua hanyalah siat mereka yang jauh berbeda. Joy sedang mengintai di sebuah klub malam yang dimiliki oleh Aiken. Mungkin saja dia bisa bertemu dengan pria itu. Dia akan mengikutinya secara diam-diam jika memang
Aiken mendapatkan telepon dari Stuart jika ada hal penting yang harus dia lakukan. Hari ini dia harus pergi ke kantor tapi dia ragu untuk membawa Harmoni. Dia belum mendapatkan informasi dari organidasi mana Harmoni berasal dan siapa saja sekutunya jadi dia harus waspada karena dia khawatir seseorang yang mengenal Harmoni melihatnya.Jangan sampai Harmoni dibawa pergi secara diam-diam tanpa sepengetahuannya. Dia tidak boleh kehilangan Harmoni begitu saja karena dia adalah petunjuk penting.“Apa kau bisa datang, Master?” Tanya Stuart karena Aiken belum memberikan jawaban.“Aku akan pergi ke sana jadi persiapkan saja semuanya!”“Baiklah. Aku akan memberi mereka kabar untuk segera datang!”Aiken memandangi Harmoni yang sedang sibuk melihat barang-barang yang ada di dalam lemari. Semua barang yang diberikan terlihat bagus tapi dia tidak merasa senang menerima semua barang-barang itu.Hatinya tertuju pada tempat lain dan dia sedang mencari jawaban kenapa dia merasakan hal seperti itu. Har
Aiken telah kembali sebelum makan siang. Dia menyelesaikan semua pekerjaannya dengan cepat agar dia dapat pulang sehingga dia bisa menemani Harmoni. Dia sengaja melakukannya supaya Harmoni tidak tenggelam dalam perasaan takut.Seharusnya dia tidak perlu memperdulikan hal itu. Lagi pula, Harmoni tidak akan bisa pergi ke mana-mana sebab ada anak buahnya.Dia ingin mengajak Harmoni makan siang bersama. Di tengah perasaan gundah yang Harmoni rasakan, dia tahu dia harus membuat Harmoni nyaman bersama dengannya. Dengan begitu Harmoni tidak akan pergi kemanapun karena dia telah mempercayai dirinya.Tak ada yang aneh ketika dia kembali meski dia tidak melihat keberadaan Harmoni. Dia pikir wanita itu sedang tidur atau sedang melakukan sesuatu. Aiken pergi ke dalam kamar tapi dia tidak mendapati Harmoni.“Harmoni!” Aiken memanggilnya sambil mencarinya ke balkon kamar. Dia pun tak menemukan Harmoni di sana oleh karena itu dia keluar dari kamar sambil berteriak.“Ke mana wanita itu?!” Teriakannya
Harmoni duduk di sisi ranjang, sedangkan Aiken membersihkan kakinya dengan obat antiseptik. Akibat berjalan cukup jauh membuat kaki Harmoni mengalami luka-luka. “Sakit!” Harmoni menarik kakinya yang sedang diobati oleh Aiken.“Salahmu sendiri. Kenapa kau pergi padahal aku sudah mengingatkan!”“Aku hanya ingin coba-coba!” Rasa penasarannya justru tidak membuahkan hasil tapi memang dia yang salah.Seandainya dia mengambil arah yang berbeda maka dia akan menemukan kota dan dia tidak akan tersesat seperti yang terjadi.“Jangan melakukan hal seperti ini lagi. Hari ini kau masih beruntung tapi lain kali aku tidak yakin!”“Maaf,” Harmoni menunduk, dia jadi merasa bersalah.“Tidak perlu meminta maaf tapi berjanjilah kau tidak akan pergi kemanapun tanpa sepengetahuanku. Aku pasti akan membawamu pergi jadi bersabarlah.”“Aku hanya ingin mencari tahu jati diriku saja, Aiken. Aku pikir mungkin akan ada yang mengenalku di luar sana dan mungkin saja setelah bertemu dengan orang itu, aku dapat meng
Hubungan yang dilandasi dengan kepura-puraan, justru terasa begitu nyata. Keraguan yang ada di hati tersingkirkan dengan perlahan karena kebersamaan mereka.Harmoni yang tidak dapat menolak setiap kali Aiken menyentuhnya kembali tenggelam dalam dekapan hangat dan sentuhan nikmat yang pria itu berikan. Meski dia tidak dapat mengingat apapun tapi dia tidak munafik sama sekali karena dia pun menyukai apa yang mereka lakukan.Mereka tenggelam dalam percintaan yang terasa tak pernah usai. Mereka melakukannya karena mereka berdua saling membutuhkan. Harmoni tidak ingat Kapan malam pertamanya dengan Aiken tapi dia rasa dia juga menikmati malam pertama mereka berdua.Mereka sudah melewatkan malam bergairah selama beberapa kali, hal itu membuatnya berpikir jika mereka akan memiliki seorang bayi sebentar lagi. Sebagai pasangan suami istri seharusnya itu adalah hal yang paling dinantikan.Harmoni sedang menyisir rambutnya karena mereka berdua baru saja selesai dari kamar mandi. Aiken pun sedang
Tom masih saja tidak mau memberitahu siapa yang telah membunuh Kakak Harmoni. Dia berusaha mempertahankan kesetiaannya agar dia tidak menghianati Danzel. Harmoni semakin kesal dibuatnya. Dia memecut tubuh pria itu dengan tali cambuk berdiri. Dia bahkan memerintahkan anak buah Aiken untuk membantunya. Dia harus mendapatkan jawaban akan kematian kakaknya. Segala cara akan dia lakukan untuk mendapatkan informasi itu. Pada"Kau tidak akan mendapatkan apa pun, Harmoni. Aku tidak akan pernah memberitahu dirimu siapa yang telah membunuh kakakmu!" Dia berteriak setelah mendapatkan satu cambukan dari anak buah Aiken"Kau tidak akan mati dengan mudah. Aku bersumpah tidak akan membiarkan kau mati dengan mudah.""Aku tidak peduli! Ha... Ha... Ha!" Dia justru tertawa terbahak walaupun dia kembali mendapatkan cambukan. "Aku masih ingat bagaimana dengan keadaannya dulu. Kami semua mengeroyoknya dan memukulnya sampai babak belur. Dia memohon pada kami untuk tidak membunuhnya tapi apa kau tahu apa
Anak buahnya sudah tidak bisa menjawab tapi sambungan telepon mereka masih tersambung. Danzel dapat mendengar suara ledakan juga beberapa letusan senjata api. Dia mencoba memanggil orang kepercayaannya tapi tidak ada lagi jawaban.Tiba-tiba saja suasana menjadi hening. Yang terdengar hanya laju mobil saja. Tidak ada yang menyadari jika ponsel anak buahnya terpental di sisi jalan dan berada di rerumputan.“Apa kau mendengar aku, Tom?!” Danzel berteriak, memanggil orang kepercayaannya itu.Dia melakukannya cukup lama sampai akhirnya dia tak mau melakukannya lagi dan mengumpat penuh emosi.“Kurang ajar!” Ponsel dilempar, benda itu membentur dinding hingga hancur berkeping-keping.Semua gara-gara Joy. Dia tidak akan membiarkan wanita itu hidup dengan nyaman setelah menghancurkan seluruh rencananya. Dia pun akan menghancurkan Harmoni yang telah begitu berani mengkhianati dirinya.Danzel keluar dari ruangan. Dia memerintahkan anak buahnya yang tersisa untuk mengikuti dirinya. Saatnya mela
Telepon berdering, Danzel tampak frustasi. Dia tahu itu pasti dari kliennya yang melihat kejadian itu karena berita itu disiarkan secara langsung oleh beberapa stasiun televisi.Anak buahnya sedang membuat kekacauan. Mereka menyerang semua orang yang ada di sana dan menargetkan sang wakil presiden. Kepanikan orang-orang membuatnya kesulitan melihat musuh tapi itu berapa saat saja karena secara tidak terduga, anak buahnya diserang oleh sekelompok orang yang muncul secara tiba-tiba.Kedua mata melotot, Danzel terkejut melihat itu tapi yang membuatnya lebih terkejut adalah kemunculan Aiken dan Harmoni yang menyerang anak buahnya.“Kurang ajar!” Danzel memukul meja. Dia berusaha berbicara dengan anak buahnya tapi suara mereka tidak terdengar jelas.“Joy, apa kau mendengar aku?!” Dia mencari Joy tapi dia juga tak bisa mendengar suara Joy. Lama-lama rekaman mulai kacau. Itu karena Joy yang mengacaukannya supaya Danzel tidak melihat terlalu jauh apa yang dia lakukan.Danzel kembali mengump
Danzel hanya mengawasi dari jauh. Dia mempercayai para anak buahnya untuk melakukan misi itu. Bagaimanapun dia adalah pemilik organisasi jadi dia tidak pernah terlibat secara langsung dalam misi yang dijalankan. Dia hanya perlu menunggu kabar baik dari para anak buahnya. Dia pastikan semuanya dapat berjalan dengan lancar. Dia juga memberi perintah pada orang kepercayaannya untuk memantau joy. Sudah banyak orang berkerumun di tempat bersejarah itu karena wakil Presiden akan berorasi di sana. Rencana itu tentu saja bukan direncanakan satu atau dua bulan sebelumnya tapi telah direncanakan oleh Danzel begitu lama. Dia mendapatkan bayaran yang cukup besar untuk misi itu. Setiap misi yang dia dapatkan tentu mempertaruhkan reputasinya. Tidak saja dituntut untuk berhasil tapi dia pun tidak boleh mengecewakan klien yang mempercayai dirinya dalam misi tersebut. Dia memantau melalui CCTV yang telah diretas oleh Joy. Tugas Joy adalah menunjukkan pada Danzel apa yang terjadi di tempat itu tapi
“Apa yang kau lakukan, Joy?” Danzel mencurigainya. Dia tahu Joy baru saja dari ruangannya.“A-aku mencarimu, Sir,” Joy berusaha menenangkan diri. “Kau mencariku, untuk apa?” Danzel memandangi tas yang dibawa oleh Joy. Firasatnya mengatakan jika anak buahnya itu telah melakukan sesuatu. “Aku hanya ingin memberikan laporan kepadamu jika situasi sudah cukup aman. Kita sudah bisa menjalankan rencana kita.”“Baiklah, pergilah berkumpul dengan yang lain. sebentar lagi kita akan menuju lokasi!”“Baik, Sir,” Joy melangkah pergi, melewati dirinya.Tatapan mata Danzel Mengikuti Joy. Entah kenapa dia curiga dengan anak buahnya itu. Gerak-geriknya terlihat mencurigakan. Terus terang saja, dia mulai meragukan Joy. Apakah ada yang pernah melarikan diri setelah ditangkap oleh Aiken Smith? “Sir, apa kau tidak menaruh rasa curiga terhadap dirinya?” Tanya orang kepercayaannya yang selalu bersama dengannya.“Entahlah. Aku rasa dia memang harus dicurigai," dia semakin meragukan Joy saja. “Sebaikny
Joy bertugas meretas sistem milik Danzel untuk menemukan nama orang yang hendak membunuh Archer.Dia harus menemukan identitas orang itu terlebih dahulu sebelum dia pergi melakukan misinya dengan Danzel dan anak buahnya. Joy melakukannya ketika tidak ada siapapun yang bersama dengannya. Dia harus berhati-hati dan tidak hanya itu saja, dia telah memasang CCTV agar Harmoni dapat memantau tempat itu. Sebuah earphone telah terpasang di telinganya. Dia melihat situasi terlebih dahulu dan setelah itu dia mengendap dengan perlahan menuju ruangan Danzel. Dia kembali memasang CCTV setiap kali dia melewati lorong. Dia berhenti dan bersembunyi ketika mendengar suara orang berbicara. "Kamera ke-5 sudah terpasang, apa kalian sudah bisa melihatnya?" Joy bertanya pada Harmoni yang sedang mengawasi dan sedang berbicara dengannya. "Roger!" Mereka telah melihat rekaman dari kamera ke-5 yang baru saja dipasang. Harmoni sedang bersama dengan Aiken. Dia bukan ahli dalam bidang itu jadi dia memerluka
Kembalinya Joy membuat mereka lebih serius. Harmoni selalu mendapatkan informasi dari Joy dan tak hentinya dia meminta Joy untuk berhati-hati. Dia pun sedang menunggu kabar dari Stuart. Dia ingin tahu apakah Stuart telah berhasil mengamankan keluarga Joy atau tidak karena dia harus menyampaikan kabar itu pada sahabat baiknya. Joy perlu berkonsentrasi supaya Denzel tidak mencurigai dirinya. Jika keluarganya sudah diamankan maka Joy dapat berkonsentrasi dengan penuh. "Bagaimana, Harmoni. Apa keluargaku sudah berhasil diamankan?" Sebentar lagi dia akan pergi ke markas karena Denzel memintanya untuk datang. "Tunggulah sebentar lagi, aku yakin Stuart akan segera memberi aku kabar!" "Kau tahu, aku sangat berharap pria itu dapat meyakinkan keluargaku dan membawa mereka pergi!" Terus terang saja dia khawatir keluarganya tidak mempercayai Stuart. "Jika kau mencemaskan hal itu, kenapa kau tidak menghubungi Stuart saja? Bukankah kalian sudah saling bertukar nomor ponsel?" "A-ak
Seperti yang Harmoni katakan, markas milik Danzel telah hancur satu. Meskipun itu bukanlah markas utama tapi itu sudah cukup membuat Danzel rugi. Dia tidak kembali ke markas itu karena dia tahu di mana Danzel berada. Dia pergi ke markas utama tapi dia bertindak sehati-hati mungkin. Dia berdandan terlebih dahulu agar terlihat menyedihkan. Dia harus berpura-pura seperti seorang tawanan yang baru saja melarikan diri. Itu supaya dia dapat menipu Danzel. Begitu ada yang melihatnya, Joy langsung dicegat dengan sebuah senjata api. Dia dihentikan dan tidak boleh melangkah lebih jauh. "Beraninya kau kembali setelah kau mengkhianati organisasi?" Ujung senjata api sudah menempel di dada Joy. "Siapa yang mengkhianati organisasi? Apa kau tidak melihat apa yang terjadi denganku?""Kau pergi terlalu lama, bukankah kau melakukannya karena kau ingin menghianati organisasi seperti Harmoni?""Jika aku ingin menghianati organisasi lalu untuk apa aku kembali? Jangan membuang waktuku karena ada inform
Joy memperhatikan Harmoni dan Aiken yang sedang berbicara dengan serius. Pria itu sudah datang, karena Harmoni yang memintanya.Sungguh pemandangan yang tak bisa dipercayai oleh Joy karena Harmoni begitu lengket dengan pria itu. Padahal mereka hampir membunuhnya tapi sekarang Harmoni justru memiliki hubungan dengannya. Entah apa yang sedang mereka bicarakan, Joe dapat menebaknya tapi dia juga penasaran. Dia tahu Harmoni sedang membujuk Aiken Smith untuk melepaskan dirinya. Dia rasa pria itu tidak akan melakukannya dengan mudah dan memang, Aiken sedikit ragu untuk mengabulkan keinginan itu."Kenapa aku harus terburu-buru melepaskan sahabatmu itu, Harmoni?" Bukannya tidak ingin menepati janjinya untuk melepaskan Joy tapi permintaan Harmoni lah yang membuatnya ragu. Dia meminta Joy dilepaskan hari ini juga dan dia tahu mereka berdua telah berbicarakan sesuatu karena dia melihatnya dari rekaman CCTV yang dia sembunyikan tanpa diketahui oleh siapapun. Sayangnya mereka cukup pintar sehing