Anak buahnya sudah tidak bisa menjawab tapi sambungan telepon mereka masih tersambung. Danzel dapat mendengar suara ledakan juga beberapa letusan senjata api. Dia mencoba memanggil orang kepercayaannya tapi tidak ada lagi jawaban.Tiba-tiba saja suasana menjadi hening. Yang terdengar hanya laju mobil saja. Tidak ada yang menyadari jika ponsel anak buahnya terpental di sisi jalan dan berada di rerumputan.“Apa kau mendengar aku, Tom?!” Danzel berteriak, memanggil orang kepercayaannya itu.Dia melakukannya cukup lama sampai akhirnya dia tak mau melakukannya lagi dan mengumpat penuh emosi.“Kurang ajar!” Ponsel dilempar, benda itu membentur dinding hingga hancur berkeping-keping.Semua gara-gara Joy. Dia tidak akan membiarkan wanita itu hidup dengan nyaman setelah menghancurkan seluruh rencananya. Dia pun akan menghancurkan Harmoni yang telah begitu berani mengkhianati dirinya.Danzel keluar dari ruangan. Dia memerintahkan anak buahnya yang tersisa untuk mengikuti dirinya. Saatnya mela
Tom masih saja tidak mau memberitahu siapa yang telah membunuh Kakak Harmoni. Dia berusaha mempertahankan kesetiaannya agar dia tidak menghianati Danzel. Harmoni semakin kesal dibuatnya. Dia memecut tubuh pria itu dengan tali cambuk berdiri. Dia bahkan memerintahkan anak buah Aiken untuk membantunya. Dia harus mendapatkan jawaban akan kematian kakaknya. Segala cara akan dia lakukan untuk mendapatkan informasi itu. Pada"Kau tidak akan mendapatkan apa pun, Harmoni. Aku tidak akan pernah memberitahu dirimu siapa yang telah membunuh kakakmu!" Dia berteriak setelah mendapatkan satu cambukan dari anak buah Aiken"Kau tidak akan mati dengan mudah. Aku bersumpah tidak akan membiarkan kau mati dengan mudah.""Aku tidak peduli! Ha... Ha... Ha!" Dia justru tertawa terbahak walaupun dia kembali mendapatkan cambukan. "Aku masih ingat bagaimana dengan keadaannya dulu. Kami semua mengeroyoknya dan memukulnya sampai babak belur. Dia memohon pada kami untuk tidak membunuhnya tapi apa kau tahu apa
Hujan mengguyur dengan begitu deras pada malam itu. Begitu mengetahui lokasi keberadaan jasad kakaknya, Harmoni langsung bergegas pergi ke lokasi yang Tom tunjukkan.Markas itu telah kosong karena telah ditinggalkan oleh Danzel dan anak buahnya. Rupanya pria itu bergerak dengan cepat untuk melarikan diri padahal mereka sudah membawa beberapa anak buah untuk menangkapnya. Dia tahu Danzel bukanlah orang bodoh yang akan duduk diam menunggu kematian mendatangi dirinya.Setidaknya mereka tidak perlu bersusah payah walaupun sangat disayangkan karena mereka gagal menangkap Danzel hari itu juga.Di bawah guyuran hujan yang begitu deras, anak buah Aiken berusaha keras menggali tanah untuk menemukan keberadaan jasad Kakak Harmoni. Terdapat tiga pohon besar di belakang markas dan mereka tidak tahu yang mana.Tidak ingin menerka membuat Aiken memerintahkan anak buahnya untuk segera menggali. Dia juga memerintahkan Stuart untuk membawa alat berat supaya mereka tidak menghabiskan waktu terlalu ba
Harmoni terbangun karena sentuhan tangan Aiken. Rasanya dingin dan menenangkan. Aiken justru mengkhawatirkan dirinya karena suhu tubuhnya begitu tinggi. Harmoni pun menggigil karena kedinginan.Dia demam setelah hujan-hujanan dan angin malam yang dingin membuat keadaannya memburuk. Padahal dia sudah memperingati Harmoni untuk kembali tapi lihatlah sekarang, dia terbaring tak berdaya di bawah selimut.“Aiken?” Harmoni tak dapat membuka kedua matanya yang berat. Kepalanya terasa sakit, dia merasa keadaannya tidak baik-baik saja.“Beristirahatlah, kau sedang demam.”“A-aku harus pergi!” Harmoni mencoba mengangkat tubuhnya tapi dia kembali jatuh terbaring karena dia tidak memiliki tenaga sama sekali.“Jangan memaksakan diri, Harmoni. Sudah aku katakan kau harus beristirahat.”“Tidak, bagaimana dengan kakakku? Aku harus segera membawanya pulang.”“Tulang belulang itu sedang diperiksa, jadi tunggulah. Dalam keadaanmu yang seperti ini, bagaimana kau bisa membawanya kembali?”“Aku baik-baik
Aiken tidak menaruh curiga sama sekali. Dia telah menghubungi pelayannya untuk menanyakan keadaan Harmoni. Pelayannya berkata Harmoni sedang tidur. Mendengarnya membuatnya sangat lega. Setelah selesai dengan adiknya, dia akan segera pulang.“Jadi bagaimana, apa kau telah menangkap orang yang hendak membunuhmu? Jika kau belum melakukannya, aku yang akan pergi menangkapnya!”“Tidak perlu, Kakak. Dia sudah berada di markas!”“Wow, begitu cepat?” Dia tahu Archer tidak akan berlama-lama.“Sangat mudah menangkapnya karena dia tidak tahu aku telah menyadari jika dialah pelakunya. Bagaimana denganmu, apa kau sudah menangkap musuhmu?”“Kau tahu, pemilik organisasi itu melarikan diri. Harmoni sedang sakit, aku harus menjaga Harmoni terlebih dahulu barulah aku bisa fokus mencari dirinya,” setelah menggagalkan misi Danzel, dia memang berencana untuk mencari pria itu karena telah melarikan diri darinya.Namun, keadaan Harmoni yang tidak memungkinkan harus membuatnya menunda hal itu terlebih dahul
Serangan tiba-tiba yang dilakukan oleh Harmoni, membuat kekacauan di rumah mereka. Archer yang sudah terkapar di atas lantai membuat Aleandra sangat marah. Aiken memegang tangan adiknya. Dia tidak melakukan perlawanan. Dia merasa semua yang terjadi tidaklah benar. Tidak mungkin Harmoni melakukan hal itu. Suara tembakan itu membangunkan Maximus. Dia bergegas keluar dari kamar dan terkejut melihat apa yang telah terjadi. Pria itu sangat marah karena Putra keduanya sudah bersimbah darah. Maximus berlari keluar dan lagi-lagi dia terkejut ketika melihat orang yang telah membuat kekacauan itu. Harmoni tidak luput, dia diserang habis-habisan oleh Aleandra dengan anak buah yang berjaga di luar. Dia menyerang mereka sambil menuju pintu karena dia harus melarikan diri sebab misinya telah selesai. Telinga Aiken seolah tuli. Suara tembakan semakin lama semakin tak terdengar. Dia mendadak linglung, dia masih belum bisa menerima itu. Dia memegangi tangan adiknya tanpa melakukan apa pun
Dia tidak peduli dengan apa yang terjadi dengannya, yang harus dia lakukan adalah menyelamatkan Joy dan membunuh Danzel. Dia harap Joy masih hidup sehingga dia memiliki kesempatan untuk menyelamatkan sahabat baik yang telah berkorban untuk membantunya. Harmoni terpaksa mengikuti keinginan Danzel agar pria itu tidak membunuh Joy. Dia tidak diberi kesempatan untuk berpikir karena dia diawasi. Dia mendapatkan pilihan yang sulit, antara menyelamatkan nyawa Joy atau menghianati Aiken. Dia harus memilih salah satunya sampai akhirnya dia terpaksa menghianati Aiken untuk menyelamatkan nyawa Joy. Dia tahu pria itu pasti akan sangat marah dan membenci dirinya karena penghianatan itu tapi itu lebih baik daripada dia membiarkan Joy mati begitu saja. Dia tidak akan hidup dengan tenang jika dia tidak melakukan apa pun untuk menyelamatkan nyawa Joy. Dia tidak peduli akan hubungannya dengan Aiken asalkan dia dapat menyelamatkan Joy dan dia pun sudah tak peduli dengan nyawanya. Motor yang dia ba
Kedatangan Aiken benar-benar tidak terduga. Danzel bergegas keluar untuk melihat apa yang terjadi. Pria itu menerjang masuk, menyerang anak buahnya yang melawan. Sungguh kurang ajar, rupanya Harmoni membawa pria itu serta.Harmoni menyeret tubuhnya dengan susah payah untuk mendekati Joy. Selagi Danzel sibuk, dia harus membebaskan sahabatnya itu. Walaupun keadaannya sudah babak belur dan tak memungkinkan tapi dia tetap berusaha.Dia bahkan berteriak ketika mengangkat tubuhnya agar dapat berdiri. Rasa sakit di seluruh tubuh, dia tahan mati-matian sampai dia berhasil berdiri.“Kau harus pergi, Joy. Kau harus segera menyelamatkan dirimu!” Suaranya bergetar, darah menetes dari lengannya.“Kita akan pergi bersama, Harmoni. Kita berdua akan pergi bersama!”“Tidak. Aku tidak mau mempersulit hidupmu lagi. Selamatkanlah dirimu dan jangan pedulikan aku. Sekalipun aku bisa lolos dari Danzel, tapi aku tidak akan bisa lolos dari Aiken Smith.”“Kenapa kau begitu bodoh, Harmoni. Kenapa kau mengikut
Beberapa waktu telah berlalu. Tidak ada kabar akan keberadaan Harmoni. Joy mendatangi tempat itu dengan seikat bunga. Dia tidak bertanya pada Aiken karena dia tahu pria itulah yang paling kehilangan.Dia juga tahu kenapa Aiken tidak memberinya kabar. Pria itu pasti sudah berusaha mencari keberadaan Harmoni.Tumpukan puing sudah berserakan akibat dibongkar. Tidak ada yang tersisa. Semuanya hancur kecuali sebuah lemari yang terlihat menghitam akibat terbakar. Lemari itu tempat Danzel menyimpan senjata api dan hanya itu satu-satunya yang tidak begitu hancur.Joy meletakkan bunga yang dia bawa. Air mata tak dapat dia tahan, semua itu gara-gara dirinya yang lengah. Seharusnya dia langsung menyembunyikan diri setelah berhasil meloloskan diri tapi dia justru kembali ke rumahnya.Dia tidak menyangka, Danzel akan mendatanginya begitu cepat lalu menangkap dirinya. Jika bukan karena kelalaiannya itu, maka Harmoni tidak akan pergi dengan cara seperti itu.“Maaf,” Air mata menetes. Rasanya tidak
Semua puing sudah dibongkar, mereka tidak juga menemukan Harmoni. Jasadnya tidak ada, jejak kematiannya pun tidak ada. Mereka menghabiskan waktu belasan jam untuk mencari tapi nihil. Hujan mulai mengguyur. Cuaca tidak mendukung dan semua anak buahnya mulai kelelahan.Joy tidak mau dibawa ke rumah sakit, dia tetap bertahan di sana karena dia ingin tahu bagaimana dengan nasib Harmoni. Dia masih berharap ada keajaiban tapi sudah lama mereka mencari, tidak ada tanda-tanda mereka akan menemukan Harmoni walau serpihan tubuhnya saja. "Berhenti mencari!" Perintah yang diucapkan oleh Aiken mengejutkan Joy. "Apa maksudmu? Apa kau menyerah?""Tidak ada gunanya, mereka sudah kelelahan tapi tidak ada hasil!""Harmoni masih hidup, kau tidak boleh berhenti mencarinya!" Joy merangkak mendekatinya, dia harap pria itu tidak menyerah. Aiken tidak menjawab. Apa lagi yang bisa mereka lakukan? Hampir semua puing sudah disingkirkan tapi tidak ada yang mereka temukan. Aiken melangkah pergi, dengan peras
“Harmoni!” Joy berteriak dengan keras setelah ledakan itu terjadi.Api membumbung tinggi, membakar apa saja yang ada di dekatnya. Setelah ledakan itu, mereka harus melarikan diri dan melindungi diri agar mereka tidak terkena ledakan senjata peluru yang mengarah ke sembarang tempat.Beberapa pistol tertembak secara otomatis akibat panas dan beberapa ledakan kembali terjadi.Joy meringkuk dalam persembunyian. Dia tak berhenti menyebut nama Harmoni karena dia tidak yakin sahabatnya itu bisa selamat akibat ledakan yang bertubi-tubi.“Mana Harmoni, Katakan padaku!” Aiken mendesaknya agar memberi tahu dimana Harmoni berada. Dia masih belum tahu jika Harmoni berada di dalam ruangan yang meledak karena Joy belum mengatakannya secara rinci. Joy hanya menggeleng. Dia tak sanggup mengatakan jika Harmoni berada di dalam ruangan itu yang sudah hancur berkeping-keping akibat ledakan. Sangat mustahil bagi Harmoni untuk selamat dan jika sampai hal itu terjadi, itu terjadi karena sebuah keajaiban.
Kedatangan Aiken benar-benar tidak terduga. Danzel bergegas keluar untuk melihat apa yang terjadi. Pria itu menerjang masuk, menyerang anak buahnya yang melawan. Sungguh kurang ajar, rupanya Harmoni membawa pria itu serta.Harmoni menyeret tubuhnya dengan susah payah untuk mendekati Joy. Selagi Danzel sibuk, dia harus membebaskan sahabatnya itu. Walaupun keadaannya sudah babak belur dan tak memungkinkan tapi dia tetap berusaha.Dia bahkan berteriak ketika mengangkat tubuhnya agar dapat berdiri. Rasa sakit di seluruh tubuh, dia tahan mati-matian sampai dia berhasil berdiri.“Kau harus pergi, Joy. Kau harus segera menyelamatkan dirimu!” Suaranya bergetar, darah menetes dari lengannya.“Kita akan pergi bersama, Harmoni. Kita berdua akan pergi bersama!”“Tidak. Aku tidak mau mempersulit hidupmu lagi. Selamatkanlah dirimu dan jangan pedulikan aku. Sekalipun aku bisa lolos dari Danzel, tapi aku tidak akan bisa lolos dari Aiken Smith.”“Kenapa kau begitu bodoh, Harmoni. Kenapa kau mengikut
Dia tidak peduli dengan apa yang terjadi dengannya, yang harus dia lakukan adalah menyelamatkan Joy dan membunuh Danzel. Dia harap Joy masih hidup sehingga dia memiliki kesempatan untuk menyelamatkan sahabat baik yang telah berkorban untuk membantunya. Harmoni terpaksa mengikuti keinginan Danzel agar pria itu tidak membunuh Joy. Dia tidak diberi kesempatan untuk berpikir karena dia diawasi. Dia mendapatkan pilihan yang sulit, antara menyelamatkan nyawa Joy atau menghianati Aiken. Dia harus memilih salah satunya sampai akhirnya dia terpaksa menghianati Aiken untuk menyelamatkan nyawa Joy. Dia tahu pria itu pasti akan sangat marah dan membenci dirinya karena penghianatan itu tapi itu lebih baik daripada dia membiarkan Joy mati begitu saja. Dia tidak akan hidup dengan tenang jika dia tidak melakukan apa pun untuk menyelamatkan nyawa Joy. Dia tidak peduli akan hubungannya dengan Aiken asalkan dia dapat menyelamatkan Joy dan dia pun sudah tak peduli dengan nyawanya. Motor yang dia ba
Serangan tiba-tiba yang dilakukan oleh Harmoni, membuat kekacauan di rumah mereka. Archer yang sudah terkapar di atas lantai membuat Aleandra sangat marah. Aiken memegang tangan adiknya. Dia tidak melakukan perlawanan. Dia merasa semua yang terjadi tidaklah benar. Tidak mungkin Harmoni melakukan hal itu. Suara tembakan itu membangunkan Maximus. Dia bergegas keluar dari kamar dan terkejut melihat apa yang telah terjadi. Pria itu sangat marah karena Putra keduanya sudah bersimbah darah. Maximus berlari keluar dan lagi-lagi dia terkejut ketika melihat orang yang telah membuat kekacauan itu. Harmoni tidak luput, dia diserang habis-habisan oleh Aleandra dengan anak buah yang berjaga di luar. Dia menyerang mereka sambil menuju pintu karena dia harus melarikan diri sebab misinya telah selesai. Telinga Aiken seolah tuli. Suara tembakan semakin lama semakin tak terdengar. Dia mendadak linglung, dia masih belum bisa menerima itu. Dia memegangi tangan adiknya tanpa melakukan apa pun
Aiken tidak menaruh curiga sama sekali. Dia telah menghubungi pelayannya untuk menanyakan keadaan Harmoni. Pelayannya berkata Harmoni sedang tidur. Mendengarnya membuatnya sangat lega. Setelah selesai dengan adiknya, dia akan segera pulang.“Jadi bagaimana, apa kau telah menangkap orang yang hendak membunuhmu? Jika kau belum melakukannya, aku yang akan pergi menangkapnya!”“Tidak perlu, Kakak. Dia sudah berada di markas!”“Wow, begitu cepat?” Dia tahu Archer tidak akan berlama-lama.“Sangat mudah menangkapnya karena dia tidak tahu aku telah menyadari jika dialah pelakunya. Bagaimana denganmu, apa kau sudah menangkap musuhmu?”“Kau tahu, pemilik organisasi itu melarikan diri. Harmoni sedang sakit, aku harus menjaga Harmoni terlebih dahulu barulah aku bisa fokus mencari dirinya,” setelah menggagalkan misi Danzel, dia memang berencana untuk mencari pria itu karena telah melarikan diri darinya.Namun, keadaan Harmoni yang tidak memungkinkan harus membuatnya menunda hal itu terlebih dahul
Harmoni terbangun karena sentuhan tangan Aiken. Rasanya dingin dan menenangkan. Aiken justru mengkhawatirkan dirinya karena suhu tubuhnya begitu tinggi. Harmoni pun menggigil karena kedinginan.Dia demam setelah hujan-hujanan dan angin malam yang dingin membuat keadaannya memburuk. Padahal dia sudah memperingati Harmoni untuk kembali tapi lihatlah sekarang, dia terbaring tak berdaya di bawah selimut.“Aiken?” Harmoni tak dapat membuka kedua matanya yang berat. Kepalanya terasa sakit, dia merasa keadaannya tidak baik-baik saja.“Beristirahatlah, kau sedang demam.”“A-aku harus pergi!” Harmoni mencoba mengangkat tubuhnya tapi dia kembali jatuh terbaring karena dia tidak memiliki tenaga sama sekali.“Jangan memaksakan diri, Harmoni. Sudah aku katakan kau harus beristirahat.”“Tidak, bagaimana dengan kakakku? Aku harus segera membawanya pulang.”“Tulang belulang itu sedang diperiksa, jadi tunggulah. Dalam keadaanmu yang seperti ini, bagaimana kau bisa membawanya kembali?”“Aku baik-baik
Hujan mengguyur dengan begitu deras pada malam itu. Begitu mengetahui lokasi keberadaan jasad kakaknya, Harmoni langsung bergegas pergi ke lokasi yang Tom tunjukkan.Markas itu telah kosong karena telah ditinggalkan oleh Danzel dan anak buahnya. Rupanya pria itu bergerak dengan cepat untuk melarikan diri padahal mereka sudah membawa beberapa anak buah untuk menangkapnya. Dia tahu Danzel bukanlah orang bodoh yang akan duduk diam menunggu kematian mendatangi dirinya.Setidaknya mereka tidak perlu bersusah payah walaupun sangat disayangkan karena mereka gagal menangkap Danzel hari itu juga.Di bawah guyuran hujan yang begitu deras, anak buah Aiken berusaha keras menggali tanah untuk menemukan keberadaan jasad Kakak Harmoni. Terdapat tiga pohon besar di belakang markas dan mereka tidak tahu yang mana.Tidak ingin menerka membuat Aiken memerintahkan anak buahnya untuk segera menggali. Dia juga memerintahkan Stuart untuk membawa alat berat supaya mereka tidak menghabiskan waktu terlalu ba