Share

[S2] Sudah Ada Yang Punya

Penulis: CH. Blue Lilac
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-10 21:03:45

"Darimana aja? Kenapa baru muncul?"

Nilam menghela napas. "Hari ini sibuk banget aku, Mba. Padahal hari pertama tapi Pak Jean udah ngasih banyak kerjaan."

"Ututuuu... Kasian..." Talita memasang wajah prihatin. "Terus sekarang kamu mau ke mana?"

"Mau makan siang."

"Hah? Kamu belum makan? Udah mau jam 3 ini."

"Tadi Pak Jean nyuruh beli makan, tapi aku gak bisa makan dengan tenang kalau kerjaan belum selesai, makanya aku lanjut kerja dulu," balas Nilam.

"Nanti kamu balik jam berapa?"

Nilam menggeleng. "Belum tau, Mba. Tapi kayaknya lembur sih. Soalnya setengah jam lagi mau diajakin Pak Bos meeting."

Jawaban Nilam semakin membuat Talita terperangah. "Meeting? Seriusan? Ini hari pertama kamu loh?"

"Mau gimana lagi Mba. Kayaknya Pak Jean pengen aku cepet-cepet paham apa aja tugas-tugasku di sini."

Talita menghela napas panjang, lalu menatap Nilam dengan wajah penuh simpati. "Kamu sabar aja, ya!"

"Aku sabar kok Mba, ehehehe."

"Aku jadi penasaran gimana sih Pak Jean? Dia galak gak
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Jadi Pelakor

    “Tapi... dia kan udah punya istri!” Nilam mengguncang-guncang kepalanya sendiri, mencoba menghilangkan pikiran itu. "Eh— punya belum ya?" Tiba-tiba ia teringat peringatan dari mamanya sebelum ia menerima pekerjaan ini. ["Hati-hati kerja sama bos laki-laki, apalagi kalau dia ganteng dan kamu sering dekat sama dia. Jangan sampai kamu jadi pelakor, Nilam!"] “Aku gak mau jadi pelakor,” katanya sambil menghela napas panjang. "Tapi kalo Bosnya seganteng Pak Jean, aku takut gak bisa tahan godaan." Sadar dengan apa yang dia pikirkan, Nilam langsung geleng-geleng kepala. "Astaga Nilam! Sadar! Sadar!" "Udahlah, mending aku abisin makanannya terus balik ke atas." Waktu hampir menunjukkan pukul tiga sore. Nilam buru-buru membereskan makanannya dan kembali ke ruangannya. Ia tak mau memberi kesan buruk dengan datang terlambat ke rapat pertama. Di ruang rapat, semua orang sudah berkumpul. Jean berdiri di depan, terlihat sedang mempersiapkan proyektor untuk presentasi. Begitu melihat Nilam ma

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-11
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Kamu Naksir Ya?

    Jean membuka pintu kamar putrinya dengan hati-hati, memastikan tidak ada suara yang bisa membangunkan anaknya yang sudah mulai beranjak remaja itu.Namun, saat memasuki kamarnya, dia dikejutkan dengan sebuah bingkai foto yang sedang dipeluk oleh anaknya. Juga, jejak basah disudut mata putrinya yang menandakan jika Qila baru saja menangis.Dengan perlahan, Jean menarik bingkai foto tersebut dari pelukan Qila. Bocah itu menggeliat pelan dalam tidurnya. Namun untungnya dia tidak terbangun.Jean duduk di tepi ranjang putrinya, memandangi bingkai foto yang baru saja ia ambil. Foto itu adalah gambar keluarga mereka sebelum semuanya berubah— Jean, mantan istrinya, dan Qila yang masih kecil, tersenyum bahagia di sebuah taman.Pandangan Jean menjadi kabur oleh emosi yang tak bisa ia tahan. Ia tahu betul bahwa Qila merindukan keutuhan yang dulu mereka miliki. Tetapi situasi yang terjadi tak lagi bisa diubah. Dengan lembut, Jean mengusap kepala Qila, menggeser beberapa helaian rambut dari waja

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-11
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Ingatan Samar

    "Ughh..." Ia menutup kedua matanya dengan telapak tangan. Mencoba menghalau rasa sakit itu."Nilam, kamu kenapa?"Perempuan itu tersentak kaget saat Jean tiba-tiba sudah berdiri di depannya. "P- Pak Jean.""Kamu kenapa? Sakit?" Jean mengerutkan keningnya, wajahnya tampak khawatir.Nilam menggeleng. "Enggak Pak. Saya gak apa-apa kok."Tak puas dengan jawaban yang Nilam berikan, Jean justru memandangi perempuan itu dengan lamat, memastikan jika Nilam tidak sedang berbohong padanya. "Kamu yakin?""Iya Pak.""Kamu kalau sakit mending pulang aja!"Nilam kaget. "E— enggak usah Pak. Saya gak apa kok. Barusan itu cuman vertigo aja. Ehehehe."Jean melipat kedua tangannya. Meskipun dia tidak yakin, namun Jean mencoba untuk mempercayai ucapan Nilam. Toh, kalau dia terlalu khawatir dia takut Nilam akan merasa canggung."Ya sudah kalau kamu baik-baik saja," kata Jean pada akhirnya. "Omong-omong, rangkuman rapat kemarin sudah siap kan?"Nilam mengangguk. "Sudah Pak. Mau dicek sekarang?""Boleh. Lan

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-11
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Kok Deg-deg'an?

    Setelah satu jam, rapat akhirnya selesai. Para peserta mulai keluar dari ruangan sambil berbincang-bincang. Jean membereskan beberapa dokumen di meja, sementara Nilam berdiri di belakang, ragu apakah harus langsung pergi atau menunggu instruksi lebih lanjut. Jean menoleh ke arahnya, menatapnya dengan senyum tipis. "Nilam, kamu bisa ke ruanganku sebentar? Ada yang perlu kita diskusikan." "Baik, Pak," jawab Nilam dengan nada hati-hati. Di dalam ruangan Jean, pria itu duduk di kursinya sambil menyeruput kopi yang tadi dibuat Nilam. Ia menunjuk kursi di depannya. "Duduk aja, Nilam!" Nilam menurut, meskipun hatinya masih berdebar. "Kamu kelihatan banyak melamun di rapat tadi," kata Jean tiba-tiba. "Ada yang salah?" Pertanyaan itu membuat Nilam semakin canggung. 'Hah? Kok Pak Jean bisa nyadar sih? Jangan-jangan diam-diam dia juga merhatiin aku?' pipi Nilam memerah karena pikirannya sendiri. "Kamu okey kan?" "A-ah, maaf Pak. Saya kurang fokus karena..." Suara perempuan it

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-12
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Momen Bersama Yang Tersayang

    Jean duduk di meja makan bersama Qila, menikmati sarapan yang sudah disiapkan oleh asisten rumah tangga mereka. Pagi Qila terlihat lebih semangat dari biasanya. Gadis kecil itu menyendok bubur ayamnya sambil berbicara tanpa henti tentang persiapannya untuk lomba menari nanti siang."Qila, kostum sama perlengkapan buat lombanya udah siap semua kan?""Udah Pa. Kemarin Bibi bantu siapin.""Nanti sebelum berangkat papa bantu cek ya, supaya gak ada yang ketinggalan.""Siap Pa."Jean tersenyum. Semangat putrinya pagi ini membuatnya ikut bersemangat juga."Papa, Qila udah siap banget buat lomba nanti!" katanya dengan senyum lebar.Qila tak bisa menyembunyikan rasa gembiranya sejak pagi hari. Ia tak berhenti bercerita tentang gerakan tarinya, musik yang akan dimainkan, hingga urutan tampilnya. Matanya berbinar-binar seperti bintang, dan suaranya dipenuhi antusiasme setiap kali ia menyebut kata "lomba". "Papa gak sabar liat penampilan kamu." Ia mengusap pipi Qila dengan penuh kasih sayang."

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-14
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Darimana Kamu Tau?

    "Nilam..." panggil Jean dengan suara pelan, mencoba membangunkannya tanpa membuatnya terkejut.Namun, Nilam hanya bergumam kecil, masih terlelap. Jean berjalan mendekat, bukannya membangunkan Nilam. Jean justru mengambil kursi yang berada tak jauh darinya dan duduk di hadapan sang sekertaris yang sedang menahan keseimbangan kepalanya agar tidak jatuh ke meja.Jean terkekeh kecil melihat ulah perempuan itu. Dengan cepat ia melipat jasnya dan meletakkannya di depan Nilam. Dengan penuh hati-hati dan kelembutan, Jean menahan kepala Nilam dan menidurkannya di atas jas yang sudah ia lipat menyerupai bantal."Sekarang kamu bisa tidur dengan nyenyak," gumamnya sambil merapikan helai rambut yang menutupi wajah mantan pacarnya tersebut.Jean duduk di depan Nilam, pandangannya tertuju pada wanita itu dengan tatapan yang sulit diartikan. Campuran kerinduan, cinta, dan kesedihan yang terpendam memenuhi matanya. Hatinya terasa hangat dan hampa dalam waktu yang bersamaan. Nilam ada di hadapannya, t

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-14
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Apa Kamu Mengingatnya?

    "Dari mana kamu tahu nama anakku?" Pertanyaan itu membuat Nilam terpaku. Ia tampak kebingungan. Jujur dia juga tidak sadar saat menyebut nama itu. "Loh... Saya... Emm..." "Nilam," suara Jean semakin serius, "Kamu tadi menyebut nama Qila, dan aku yakin belum pernah menyebutkan nama anakku di depan kamu." Jean kembali mengulang kalimatnya. Seolah berharap jika Nilam sedang berpura-pura hilang ingatan dan akhirnya keceplosan. Wajah Nilam langsung memucat. Ia mencoba menjelaskan, tapi lidahnya terasa kelu. "S-serius, Pak... Saya juga bingung kenapa saya bilang begitu. Nama itu keluar begitu saja dari mulut saya." Jean berdiri dari kursinya, perlahan berjalan mengelilingi meja dan berdiri di depan Nilam. Ia menatap perempuan itu dengan penuh rasa penasaran, sekaligus emosi yang ia sembunyikan dengan baik. Daripada terus menerus ditatap begitu intens oleh Jean, Niann memilih untuk menunduk. Jujur dia mulai merasa tidak nyaman dengan situasi itu. Ia menggenggam jas Jean dan menyerahkan

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-15
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Ada apa ini?

    Nilam melangkah keluar dari gedung bersama Talita. Keduanya baru saja ke luar dari gedung berlantai 20 itu karena sempat mampir ke kantin terlebih dahulu."Besok sabtu nongkrong yuk, Mba!""Nongkrong di mana?" tanya Nilam dengan kening berkerut."Kamu tau gultik gak?""Gultik?""Itu looh, gulai tikungan yang lagi viral. Aku pengen makan di sana. Kayaknya enak, Mba.""Seenak itu emangnya?""Yah, aku belum coba sih, tapi banyak reviewer makanan yang bilang kalau rasanya enak. Mana ada yang sampai habis 20 piring," balas Talita dengan nada yang terdengar menggebu.Nilam melotot. "Dua puluh piring? Yang bener aja Mba? Gak meledak perutnya?""Porsinya itu minimalis, Mba Nilam. Makanya banyak yang nambah."Mereka berdua sibuk mengobrol sampai ke arah parkiran. Namun, langkah Nilam tiba-tiba terhenti begitu matanya menangkap sosok Surya dan Jean di kejauhan. Mereka berdiri berhadapan di area parkir, tampak tengah mengobrol serius. Surya tersenyum lebar, sementara Jean terlihat mendengarkan

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-15

Bab terbaru

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Bekerja Sama

    PERANGKAP DIKTA"Kamu percaya aku, kan?"Talita menatap mata pria itu, mencoba mencari kebohongan. Namun, Dikta terlalu pandai menyembunyikan niatnya—ekspresinya begitu tulus, penuh luka.Talita mengangguk pelan. "Aku... aku gak tahu, Dik. Tapi aku akan mencari tahu kebenarannya."Dikta tersenyum tipis. "Itu sudah cukup."Talita menghela napas, merasa terjebak dalam sesuatu yang jauh lebih besar dari dugaannya.Yang tidak ia sadari, malam itu ia telah masuk ke dalam perangkap Dikta.Talita duduk di pojokan kafe, menunggu Dikta yang sedikit terlambat. Jujur, ia masih bimbang. Setelah pertemuan terakhir mereka, ia berusaha mengabaikan semua cerita Dikta, mencoba meyakinkan dirinya bahwa Nilam tidak seperti yang pria itu katakan. Namun, semakin ia menghindar, semakin banyak hal yang terasa janggal.Pakaian mahal. Ponsel terbaru. Supir pribadi yang selalu berganti mobil. Dan yang paling mencurigakan, caranya menghindari pertanyaan tentang keluarganya."Maaf telat," suara Dikta mengagetkan

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Kebohongan 02

    "Mba Talita!"Talita tersentak lagi. Kali ini, yang memanggilnya adalah Nilam sendiri. "Kamu kenapa? Dari tadi diem terus. Ada masalah? Cerita dong! Siapa tau aku bisa bantu." Talita tersenyum tipis, berusaha terlihat santai. "Aku lagi capek. Dikit," lanjutnya sambil memaksakan diri untuk tersenyum."Kamu gak pulang?""Ini masih nunggu ojol. Daritadi gak dapet-dapet."Nilam mengangguk sambil melirik jam tangannya yang juga tampak mahal. "Em, taksi langganan aku udah datang, kamu mau pulang bareng gak?"Talita melirik jam dinding. Masih jam lima sore, waktu yang biasa mereka pakai untuk pulang bersama. Biasanya, Nilam akan menunggu atau mengajak Talita mampir dulu ke kafe dekat kantor."Kok tumben langsung pulang?" tanya Talita hati-hati. Nilam tersenyum, tapi kali ini terasa berbeda—seperti ada sesuatu yang disembunyikannya. "Ada urusan di rumah, dan Mama minta aku pulang cepat. Kamu gak bareng?"Talita hanya bisa menggeleng sambil melihat Nilam melangkah keluar kantor. "Enggak

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Kebohongan 01

    Talita mengerjapkan mata, sedikit terkejut. “Iya. Kok kamu tahu?” Jantung Dikta berdetak lebih cepat. Ia mencondongkan tubuhnya sedikit ke depan, berusaha tetap tenang. “Dia… kerja di mana sekarang?”“Oh, dia sekertaris di perusahaan tempat aku kerja juga. Kami lumayan dekat,” jawab Talita santai, tidak menyadari ketegangan yang tiba-tiba muncul di wajah Dikta. “Kenapa? Kamu kenal sama Nilam?”Dikta menatapnya sejenak sebelum akhirnya menghela napas. Ia menyandarkan tubuhnya ke kursi, menatap langit-langit kafe seolah mencari cara terbaik untuk menjelaskan sesuatu yang berat."Bukan cuma kenal, Talita," katanya akhirnya. "Nilam adalah salah satu alasan kenapa aku masuk penjara."Talita terperanjat. "Apa?!" Dikta menatapnya lekat, memperhatikan bagaimana ekspresi Talita berubah dari bingung menjadi terkejut. "Mustahil," ujar Talita cepat. "Nilam itu cuma gadis biasa, Dikta. Aku gak mungkin percaya kalau dia ada hubungannya sama kamu, apalagi sampai bikin kamu masuk penjara!" Di

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Awal Kerja Sama

    Flashback...["Dikta... Ini aku. Talita."]Talita?Dikta mengerutkan keningnya. Nama itu terdengar begitu asing baginya. Dia tidak ingat sama sekali siapa wanita ini dan untuk apa dia menghubunginya.["Tapi sepertinya kamu sudah lupa, ya kan?"]["Btw, kita ini teman satu sekolah. Aku adik kelas kamu lebih tepatnya."]"Talita..." Ia kembali mengingat. "Oh? Si cupu itu? Aku baru ingat."Begitu gambaran tentang si perempuan muncul di dalam benaknya, ia pun segera membalas pesan Talita, "Iya. Aku ingat kok. Kamu yang dulu pakai kacamata tebal dan pendiam itu kan?"["Ternyata kamu notice juga."]["Duh. Jadi malu."]Dikta membalas lagi, "Ada perlu denganku?"["Aku dengar kamu udah keluar dari penjara kemarin. Apa itu benar?"]"Ya, aku baru keluar kemarin."["Dikta, kalau ada waktu apa bisa kita ketemu? Aku kangen banget sama kamu."]Dikta menatap layar ponselnya cukup lama, mempertimbangkan pesan dari Talita. Ia memang tidak terlalu mengenal perempuan itu saat sekolah dulu. Talita hanya seo

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Pertemuan Talita dan Dikta

    Kafe itu terletak di sudut kota, agak tersembunyi dari keramaian. Bangunannya bergaya industrial dengan dinding bata ekspos dan lampu-lampu redup yang menciptakan suasana hangat, namun juga penuh rahasia. Musik jazz mengalun pelan, menemani percakapan para pelanggan yang lebih banyak memilih duduk di sudut ruangan, seolah ingin menjaga privasi masing-masing. Talita melangkah masuk dengan hati gelisah. Matanya langsung menyapu ruangan, mencari sosok yang telah menunggunya. Di sudut dekat jendela, seseorang duduk dengan santai. Siluetnya terlihat tenang, tetapi ada aura tekanan yang sulit dijelaskan. Tatapannya tajam, penuh perhitungan, seperti sedang menunggu sesuatu yang lebih dari sekadar pertemuan biasa. Talita menarik napas panjang sebelum akhirnya melangkah mendekat. "Akhirnya kamu sampai?" gumam suara itu begitu ia duduk.Talita menelan ludah. "Kamu nunggu kelamaan ya?"Pria itu menggeleng. "Aku baru aja datang kok."Ada jeda sejenak sebelum suara itu kembali terdengar. "

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Boleh Cium?

    "Aku ingin mencium kamu." Nilam membeku. Matanya membesar, napasnya tercekat.Jean tersenyum semakin lebar melihat ekspresi gadis itu. Tangannya masih bertumpu di dagu Nilam, sementara wajahnya tetap dekat, menunggu respons dari gadis yang kini jelas-jelas sedang panik. "Lalu?" lanjutnya pelan, suaranya seperti bisikan berbahaya. "Aku boleh kan meminta ciuman darimu?" Nilam membuka mulutnya, ingin menjawab— Tapi sebelum ia bisa mengatakan sesuatu, Jean sudah lebih dulu menutup jarak, mengecup bibirnya dengan lembut. Dan saat itu juga, dunia seolah berhenti berputar bagi Nilam.Ciuman itu dimulai dengan lembut. Bibir Jean menekan bibir Nilam dengan penuh perasaan, seolah ingin meyakinkan dirinya bahwa gadis ini benar-benar nyata—bahwa ia benar-benar ada di sini bersamanya.Nilam sempat membeku di awal, terlalu terkejut dengan keberanian Jean. Namun, seiring detik berlalu, tubuhnya mulai rileks. Jantungnya berdetak kencang, tetapi bukan karena panik. Melainkan karena sensasi y

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Bibir Pink Favorit Jean

    Jean menghela napas panjang sebelum akhirnya melepas jasnya dan meletakkannya di sandaran kursi. Raut wajahnya masih serius, menunjukkan bahwa sesuatu memang sedang mengganggu pikirannya. Nilam menelan ludah, sedikit canggung berdiri di depan meja Jean sambil menunggu pria itu berbicara. "Polisi bekerja terlalu lambat," gumam Jean akhirnya, nada suaranya penuh ketidakpuasan. "Sudah berhari-hari, dan mereka masih belum bisa menemukan siapa yang menyerang kamu di vila." Mata Nilam sedikit melembut. Ia tahu Jean masih menyimpan amarah karena kejadian itu. Wajar saja, pria itu hampir kehilangan kendali saat pertama kali tahu seseorang menyerangnya. Nilam melangkah mendekat dan berdiri di sisi meja, menatap Jean dengan penuh pengertian. "Pak Jean," katanya lembut, "aku tau kamu marah dan khawatir. Tapi percaya deh, polisi pasti berusaha yang terbaik. Emang butuh waktu untuk menemukan pelaku untuk menemukan pelakunya kan? Apalagi gak ada saksi di sana?"Jean mengusap wajahnya dengan

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Reaksi Yang Mengejutkan

    Keesokan paginya, Nilam datang ke kantor dengan wajah berseri-seri. Senyumnya mengembang sejak ia melangkah masuk ke dalam ruangan. Aura bahagia jelas terpancar darinya, seolah dunia sedang berkonspirasi untuk membuatnya terus merasa berbunga-bunga.Saat melewati meja Talita dan Rani, dua rekan kerjanya itu langsung menangkap perubahan ekspresi Nilam. Mereka saling melirik penuh arti sebelum akhirnya menyapanya dengan penuh rasa ingin tahu."Duh, ada apa nih senyum-senyum terus? Pasti lagi happy ya?" tanya Rani sambil mencondongkan tubuhnya ke meja Nilam."Iya, ih! Dari wajahnya, kamu pasti punya kabar baik. Ya kan?" Talita ikut menimpali. Matanya berbinar penasaran. "Kalau punya kabar baik, jangan disimpan sendiri dong. Bagilah sama kita!"Nilam masih mempertahankan senyumnya yang penuh rahasia. Ia menatap kedua temannya dengan tatapan jahil, menikmati rasa penasaran yang jelas terlihat di wajah mereka. "Tapi jangan sampai kaget ya!" ujarnya menggoda. "Apa-apa! Cepetan kasih tahu

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Elisha... Di mana?

    Di sebuah sel sempit dan dingin, seorang wanita duduk termenung. Tubuhnya sedikit lebih kurus dari terakhir kali dunia melihatnya, tetapi matanya tetap menyala—bukan dengan kelembutan, melainkan dengan ambisi yang seperti sebelumnya.Tangan rampingnya mencengkeram kain lusuh yang membalut tubuhnya. Bibirnya bergetar, bukan karena udara yang dingin, tetapi karena emosi yang ia tahan selama ini. Mereka benar-benar berpikir bisa melupakannya begitu saja?Ia menutup matanya, mengingat kembali hari-hari sebelum semuanya berubah. Dulu, hidupnya sempurna. Ia punya segalanya—cinta, kehormatan, kehidupan yang diimpikan banyak orang. Tapi dalam sekejap, semuanya direnggut darinya. Dan kini, dari balik jeruji besi, ia hanya bisa mendengar kabar bahwa seseorang telah menggantikan posisinya. Tangannya mengepal kuat hingga buku-buku jarinya memutih. Amarah itu masih ada, membara lebih kuat dari sebelumnya. Ia menunduk, rahangnya mengeras.Wanita itu— Elisha.Ia masih duduk diam di sudut selny

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status