Share

[S2] Kamu Naksir Ya?

last update Huling Na-update: 2025-01-11 17:51:26

Jean membuka pintu kamar putrinya dengan hati-hati, memastikan tidak ada suara yang bisa membangunkan anaknya yang sudah mulai beranjak remaja itu.

Namun, saat memasuki kamarnya, dia dikejutkan dengan sebuah bingkai foto yang sedang dipeluk oleh anaknya. Juga, jejak basah disudut mata putrinya yang menandakan jika Qila baru saja menangis.

Dengan perlahan, Jean menarik bingkai foto tersebut dari pelukan Qila. Bocah itu menggeliat pelan dalam tidurnya. Namun untungnya dia tidak terbangun.

Jean duduk di tepi ranjang putrinya, memandangi bingkai foto yang baru saja ia ambil. Foto itu adalah gambar keluarga mereka sebelum semuanya berubah— Jean, mantan istrinya, dan Qila yang masih kecil, tersenyum bahagia di sebuah taman.

Pandangan Jean menjadi kabur oleh emosi yang tak bisa ia tahan. Ia tahu betul bahwa Qila merindukan keutuhan yang dulu mereka miliki. Tetapi situasi yang terjadi tak lagi bisa diubah.

Dengan lembut, Jean mengusap kepala Qila, menggeser beberapa helaian rambut dari waja
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Ingatan Samar

    "Ughh..." Ia menutup kedua matanya dengan telapak tangan. Mencoba menghalau rasa sakit itu."Nilam, kamu kenapa?"Perempuan itu tersentak kaget saat Jean tiba-tiba sudah berdiri di depannya. "P- Pak Jean.""Kamu kenapa? Sakit?" Jean mengerutkan keningnya, wajahnya tampak khawatir.Nilam menggeleng. "Enggak Pak. Saya gak apa-apa kok."Tak puas dengan jawaban yang Nilam berikan, Jean justru memandangi perempuan itu dengan lamat, memastikan jika Nilam tidak sedang berbohong padanya. "Kamu yakin?""Iya Pak.""Kamu kalau sakit mending pulang aja!"Nilam kaget. "E— enggak usah Pak. Saya gak apa kok. Barusan itu cuman vertigo aja. Ehehehe."Jean melipat kedua tangannya. Meskipun dia tidak yakin, namun Jean mencoba untuk mempercayai ucapan Nilam. Toh, kalau dia terlalu khawatir dia takut Nilam akan merasa canggung."Ya sudah kalau kamu baik-baik saja," kata Jean pada akhirnya. "Omong-omong, rangkuman rapat kemarin sudah siap kan?"Nilam mengangguk. "Sudah Pak. Mau dicek sekarang?""Boleh. Lan

    Huling Na-update : 2025-01-11
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Kok Deg-deg'an?

    Setelah satu jam, rapat akhirnya selesai. Para peserta mulai keluar dari ruangan sambil berbincang-bincang. Jean membereskan beberapa dokumen di meja, sementara Nilam berdiri di belakang, ragu apakah harus langsung pergi atau menunggu instruksi lebih lanjut. Jean menoleh ke arahnya, menatapnya dengan senyum tipis. "Nilam, kamu bisa ke ruanganku sebentar? Ada yang perlu kita diskusikan." "Baik, Pak," jawab Nilam dengan nada hati-hati. Di dalam ruangan Jean, pria itu duduk di kursinya sambil menyeruput kopi yang tadi dibuat Nilam. Ia menunjuk kursi di depannya. "Duduk aja, Nilam!" Nilam menurut, meskipun hatinya masih berdebar. "Kamu kelihatan banyak melamun di rapat tadi," kata Jean tiba-tiba. "Ada yang salah?" Pertanyaan itu membuat Nilam semakin canggung. 'Hah? Kok Pak Jean bisa nyadar sih? Jangan-jangan diam-diam dia juga merhatiin aku?' pipi Nilam memerah karena pikirannya sendiri. "Kamu okey kan?" "A-ah, maaf Pak. Saya kurang fokus karena..." Suara perempuan it

    Huling Na-update : 2025-01-12
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Momen Bersama Yang Tersayang

    Jean duduk di meja makan bersama Qila, menikmati sarapan yang sudah disiapkan oleh asisten rumah tangga mereka. Pagi Qila terlihat lebih semangat dari biasanya. Gadis kecil itu menyendok bubur ayamnya sambil berbicara tanpa henti tentang persiapannya untuk lomba menari nanti siang."Qila, kostum sama perlengkapan buat lombanya udah siap semua kan?""Udah Pa. Kemarin Bibi bantu siapin.""Nanti sebelum berangkat papa bantu cek ya, supaya gak ada yang ketinggalan.""Siap Pa."Jean tersenyum. Semangat putrinya pagi ini membuatnya ikut bersemangat juga."Papa, Qila udah siap banget buat lomba nanti!" katanya dengan senyum lebar.Qila tak bisa menyembunyikan rasa gembiranya sejak pagi hari. Ia tak berhenti bercerita tentang gerakan tarinya, musik yang akan dimainkan, hingga urutan tampilnya. Matanya berbinar-binar seperti bintang, dan suaranya dipenuhi antusiasme setiap kali ia menyebut kata "lomba". "Papa gak sabar liat penampilan kamu." Ia mengusap pipi Qila dengan penuh kasih sayang."

    Huling Na-update : 2025-01-14
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Darimana Kamu Tau?

    "Nilam..." panggil Jean dengan suara pelan, mencoba membangunkannya tanpa membuatnya terkejut.Namun, Nilam hanya bergumam kecil, masih terlelap. Jean berjalan mendekat, bukannya membangunkan Nilam. Jean justru mengambil kursi yang berada tak jauh darinya dan duduk di hadapan sang sekertaris yang sedang menahan keseimbangan kepalanya agar tidak jatuh ke meja.Jean terkekeh kecil melihat ulah perempuan itu. Dengan cepat ia melipat jasnya dan meletakkannya di depan Nilam. Dengan penuh hati-hati dan kelembutan, Jean menahan kepala Nilam dan menidurkannya di atas jas yang sudah ia lipat menyerupai bantal."Sekarang kamu bisa tidur dengan nyenyak," gumamnya sambil merapikan helai rambut yang menutupi wajah mantan pacarnya tersebut.Jean duduk di depan Nilam, pandangannya tertuju pada wanita itu dengan tatapan yang sulit diartikan. Campuran kerinduan, cinta, dan kesedihan yang terpendam memenuhi matanya. Hatinya terasa hangat dan hampa dalam waktu yang bersamaan. Nilam ada di hadapannya, t

    Huling Na-update : 2025-01-14
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Apa Kamu Mengingatnya?

    "Dari mana kamu tahu nama anakku?" Pertanyaan itu membuat Nilam terpaku. Ia tampak kebingungan. Jujur dia juga tidak sadar saat menyebut nama itu. "Loh... Saya... Emm..." "Nilam," suara Jean semakin serius, "Kamu tadi menyebut nama Qila, dan aku yakin belum pernah menyebutkan nama anakku di depan kamu." Jean kembali mengulang kalimatnya. Seolah berharap jika Nilam sedang berpura-pura hilang ingatan dan akhirnya keceplosan. Wajah Nilam langsung memucat. Ia mencoba menjelaskan, tapi lidahnya terasa kelu. "S-serius, Pak... Saya juga bingung kenapa saya bilang begitu. Nama itu keluar begitu saja dari mulut saya." Jean berdiri dari kursinya, perlahan berjalan mengelilingi meja dan berdiri di depan Nilam. Ia menatap perempuan itu dengan penuh rasa penasaran, sekaligus emosi yang ia sembunyikan dengan baik. Daripada terus menerus ditatap begitu intens oleh Jean, Niann memilih untuk menunduk. Jujur dia mulai merasa tidak nyaman dengan situasi itu. Ia menggenggam jas Jean dan menyerahkan

    Huling Na-update : 2025-01-15
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Ada apa ini?

    Nilam melangkah keluar dari gedung bersama Talita. Keduanya baru saja ke luar dari gedung berlantai 20 itu karena sempat mampir ke kantin terlebih dahulu."Besok sabtu nongkrong yuk, Mba!""Nongkrong di mana?" tanya Nilam dengan kening berkerut."Kamu tau gultik gak?""Gultik?""Itu looh, gulai tikungan yang lagi viral. Aku pengen makan di sana. Kayaknya enak, Mba.""Seenak itu emangnya?""Yah, aku belum coba sih, tapi banyak reviewer makanan yang bilang kalau rasanya enak. Mana ada yang sampai habis 20 piring," balas Talita dengan nada yang terdengar menggebu.Nilam melotot. "Dua puluh piring? Yang bener aja Mba? Gak meledak perutnya?""Porsinya itu minimalis, Mba Nilam. Makanya banyak yang nambah."Mereka berdua sibuk mengobrol sampai ke arah parkiran. Namun, langkah Nilam tiba-tiba terhenti begitu matanya menangkap sosok Surya dan Jean di kejauhan. Mereka berdiri berhadapan di area parkir, tampak tengah mengobrol serius. Surya tersenyum lebar, sementara Jean terlihat mendengarkan

    Huling Na-update : 2025-01-15
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Ck, Gak Seru!

    Namun, bukannya menanggapi keluhan Nilam dengan serius, Bu Mala malah tersenyum kecil. "Kamu gak lupa kan janji kamu kemarin?""Janji apa?" Nilam balik bertanya, ia pura-pura lupa."Janji buat selalu di antar jemput sama si Surya kalau mama kasih ijin buat kerja."Melihat tatapan tegas sang Mama, membuat Nilam kehabisan kata-kata. Kalau sudah begini, jelas wanita itu tidak akan bisa dibantah. "Ck, mama gak seru."Bu Mala tergelak melihat putrinya cemberut. "Udah-udah! Mending kamu mandi, ganti baju, terus kita makan. Kamu mau dimasakin apa?""Apa aja deh," balas Nilam sambil meraih tasnya dan bergerak naik meninggalkan ibunya. Dia terlihat BT karena sang mama terlalu overprotective kepadanya.Dan akhirnya, selepas makan malam, Nilam menghabiskan waktu santainya di kamar. Gadis itu sedang duduk di tempat tidur, menikmati waktu santainya setelah hari yang panjang. Ia membungkus dirinya dengan selimut, sambil menonton drama favoritnya di laptop. Tiba-tiba, ponselnya yang tergeletak di me

    Huling Na-update : 2025-01-16
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Tipe Ideal

    Nilam berencana tidur sekarang. Namun, sebelum ia benar-benar bisa memejamkan mata, ponselnya kembali bergetar. Ia meraihnya dan melihat nama seseorang muncul di layar. ["Aku baik juga kok, Nilam."]["Seneng banget akhirnya kamu baca chatku."]Nilam menatap pesan itu dengan sedikit rasa bersalah. "Maaf ya, akhir-akhir ini aku sibuk kerja. Tau sendirilah gimana sibuknya anak training."["It's okey. Aku paham kok."]["BTW, kapan kamu libur?"]"Emang kenapa?"["Aku ingin ngajak kamu jalan."]Nilam menggigit bibir bawahnya. Sudah bisa dia tebak sih apa maksud pertanyaan Dewa tadi. "Minggu aku free sih. Tapi aku udah ada acara." Nilam mengetik dengan cepatn jawaban atas pertanyaan Dewa barusan. Dia berharap Dewa mengurungkan niatnya untuk mengajaknya Hangout.["Kalau sabtu?"]"Aku kerja. Tapi cuma setengah hari aja sih."["Oke, sabtu aku jemput ya. Aku traktir kamu makan. Gimana?"]Duh—Nilam memandang layar ponselnya dengan tatapan bimbang. Ajakan Dewa terlihat sederhana, tapi di matany

    Huling Na-update : 2025-01-17

Pinakabagong kabanata

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Honeymoon 21+

    "Sayang... Sayaaang...""Sayaaang ayo banguuun...""Hnggg?" Tidur Jean hari itu sedikit terganggu karena panggilan lembut Nilam. "Apa Nilam sayang?" Mau tak mau, ia membuka kedua matanya dan membiasakan sinar matahari menyilaukan pandangannya."Sayang, liat deh!" Nilam memegang pipi Jean yang masih sibuk memfokuskan penglihatannya, memaksa pria yang beberapa tahun lebih tua darinya ini untuk menatap langsung ke arahnya."Nilam? Ngapain kamu pake baju gitu?" Rasa kantuk Jean seketika lenyap, matanya bahkan nyaris mendelik saat melihat istrinya hanya memakai bikini.Yup— BIKINI! Warna pink pula. Ada hiasan pita di bagian dada pula. Dan celananya— kalau ditarik sedikit saja sudah ke mana-mana itu aurotnya Nilam."Iih! Kamu gimana sih?" Nilam yang tadinya berdiri di samping ranjang dengan posisi setengah membungkuk supaya bisa melihat wajah suaminya dari dekat langsung mundur. Dia duduk dengan posisi W di atas tempat tidur sambil memasang raut cemberut. "Katanya mau ngajakin renang pagi-p

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Kamu Gak Apa Kan?

    Devi menatap Elisha dengan mata berkaca-kaca. Bukan karena kasihan—tapi karena ia bisa merasakan tulusnya penyesalan itu. Rasa bersalah yang tak hanya tertahan di kepala, tapi meresap hingga ke dalam tulang. Elisha mungkin tak lagi bersama Jean, tapi luka yang ditinggalkan masih menggores.“Sha… semua orang pernah buat kesalahan,” ucap Devi lirih. “Yang membedakan kita adalah gimana kita belajar dari situ.”Elisha hanya menunduk. Tangannya kembali meremas ujung selimut. Kali ini, ia tak lagi menahan air mata. Setetes jatuh, menyusul satu lagi. Tapi tak ada isakan, tak ada tangisan keras—hanya keheningan yang menyakitkan.“Aku cuma pengen jadi ibu yang layak buat Qila,” ucap Elisha lirih. “Aku gak bisa balikin waktu, tapi aku pengen punya kesempatan kedua. Meskipun kecil… meskipun aku harus mulai dari nol.”Devi meraih bahunya, menepuk pelan. “Dan kamu akan punya kesempatan itu, Sha. Kamu udah jalanin hukumannya, kamu udah bayar semua. Yang penting sekarang, kamu harus semangat. Kamu j

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Kabar Pernikahan Jean

    Di saat begitu, tiba-tiba saja suara dari televisi kecil yang menggantung di sudut ruangan terdengar lebih jelas. Awalnya hanya sekilas suara pembawa berita yang menyebut nama-nama populer di dunia bisnis, tapi tak lama, gambar wajah Jean dan Nilam terpampang jelas di layar.Devi yang tadinya menunduk menepuk-nepuk punggung balita, refleks mendongak ke arah TV.“Eh, itu bukannya?” gumam Devi.Elisha pun spontan ikut menoleh. Pandangannya langsung tertumbuk pada tayangan berita infotainment yang menampilkan potongan-potongan video pernikahan mewah. Ada kilatan blitz kamera, dekorasi bunga warna peach dan putih, dan tentu saja—sosok Jean yang mengenakan setelan jas putih elegan, berdiri di samping seorang wanita cantik bergaun pengantin berwarna senada.“Jean, pengusaha muda sukses sekaligus duda beranak satu, hari ini resmi menikahi Ayunda Nilam Wijaya anak dari pengusaha properti Wijaya dan ibunya Bu Mala, pemilik franchise minuman terkenal di Indonesia. Pernikahan mereka digelar seca

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Hari-hari Elisha

    Suara anak-anak menyanyi riang memenuhi aula kecil yang terang oleh cahaya matahari yang menyusup dari jendela. Di tengah kerumunan anak-anak itu, berdiri seorang wanita dengan senyum keibuan—rambutnya dikuncir sederhana, seragam berwarna abu-abu yang dikenakan pun tak bisa menyembunyikan aura keibuannya.Elisha...Mantan istri Jean itu kini tengah menjalani kegiatannya yang seperti biasa. Dan karena hari ini hari senin, ia dapat jadwal mengajar untuk anak-anak panti asuhan sebagai bentuk kontribusi sosialnya“Ayo, kita ulang lagi dari bagian reff-nya ya, pelan-pelan, satu-satu.”Elisha mengangkat tangannya memberi aba-aba. Tangannya menggenggam ukulele kecil, yang ia petik lembut untuk mengiringi anak-anak menyanyi. Suaranya sabar, tidak pernah meninggi, bahkan ketika beberapa anak mulai tak fokus."Bunda, aku lupa nadanyaaa,” rengek salah satu anak.Elisha tertawa kecil. “Nggak apa-apa, kita ulang bareng-bareng. Kita belajar pelan-pelan ya, sayang.”Anak-anak kembali tertawa, suasan

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Dihantui Rasa Iri

    "Liat deh, Dikta!"Dikta yang sedang bersantai sambil bermain ponsel, dikejutkan dengan kedatangan ibunya yang heboh. Di tangan kanannya Bu Sinta membawa sebuah ponsel yang hendak ditunjukkan padanya."Liat ini deh, Nak!" Bu Sinta memberikan hapenya pada Dikta."Apa ini Ma?" tanya pria berambut sedikit panjang itu."Itu acara pernikahan Jean dan Nilam kemarin."Dikta yang tadinya tak begitu tertarik dengan kabar yang akan di sampaikan oleh Mamanya, seketika mengalihkan pandangannya ke arah ponsel pintar tersebut.Di dalamnya ada beberapa foto pernikahan Nilam yang meriah. Dari proses pengikatan janji suci hingga resepsi. Foto-foto itu di posting di akun IG bu Mala. Tentu saja caption yang menyayat hati."Akhirnya Nilam nikah juga ya," ucap Bu Sinta kagum. "Tapi sayang, suaminya itu duda. Musuh kamu pula."Dikta terdiam. Ucapan sang Mama terdengar nyelekit tapi ada benarnya. Yang dimaksud musuh di sini bukanlah musuh di persidangan, tapi rival sesama CEO perusahaan."Padahal Nilam masi

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Bulan Madu 21+

    "Kayaknya, ga usah nunggu lama, aku bakal hamil deh, Yang." Jean yang sudah dilanda rasa kantuk itu seketika membuka lagi kelopak matanya, karena mendengar ucapan Nilam barusan. "Kenapa?" Ia melirik ke arah sang istri yang sedang membalut tubuhnya menggunakan bedcover hingga sebatas leher. "Gimana enggak, kamu jago banget nembaknya. Rahimku berasa penuh gara-gara kamu keluar beberapa kali tadi." Jean seketika jadi salting. Ucapan Nilam yang terdengar Nilam itu benar-benar membuatnya salah tingkah. Ia memiringkan tubuhnya dan memeluk perut Nilam. "Ya bagus dong, supaya Qila gak terlalu lama menunggu punya adiknya." Nilam meringis kecil. Ia sedikit kegelian saat Jean mengusap pelan perutnya yang rata. "Aku juga seneng banget kalau punya anak dari ibu se gemesin dan secantik kamu," lanjut Jean sambil mengecup pipi Nilam. "Kamu maunya anak laki-laki atau perempuan?" tanya Nilam kemudian. Sejujurnya dia memang sudah sangat mengantuk, ditambah aktivitas panas keduanya beberapa waktu

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Malam Indah (21+)

    "Capeknya..." Kasur yang empuk adalah tempat yang paling Nilam impikan sejak beberapa jam yang lalu. Punggungnya benar-benar sudah pegel karena terus berdiri di acara resepsi. Kakinya juga. Kalau bukan Tuhan yang nyiptain, kakinya udah patah sih kayaknya. "Ganti baju dulu, Nilam sayang. Kamu juga belum bersih-bersih." Jean yang mengikuti gadis itu di belakangnya, mulai melepaskan jas pengantinnya. FYI, mereka emang langsung nyewa satu kamar hotel yang berada di gedung yang sama dengan acara resepsi karena permintaan Nilam. Maklum, kaum mager seperti Nilam ga bakal sanggup kalau setelah resepsi harus pulang dulu ke rumah atau apartemen. Apalagi jaraknya hampir 2 jam dari sini. "Mager sayang. Maunya langsung tidur." "Emang kamu ga sumpek pake gaun gitu?" Nilam membuka matanya. Ia melihat ke arah Jean yang sedang menyingsingkan lengan kemeja panjangnya. "Ya sumpek sih. Tapi beneran mager banget ini." Jean menggelengkan kepalanya. Ia tersenyum maklum sambil menarik kedua pergelanga

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Hari Terbaik

    Setelah Nana dan Reno pamit, Jean menoleh pada Nilam yang dari tadi terus tersenyum sambil menyambut para tamu. Tapi ia tahu, senyuman itu mulai terasa dipaksakan. “Sayang, kamu kelihatan capek.” Nilam sempat menggeleng kecil, masih ramah melambai ke tamu lain. “Nggak kok. Aku gak apa-apa.” Jean tersenyum tipis, lalu mengisyaratkan pada salah satu panitia untuk membawakan segelas air putih. Tak lama, air itu datang bersamaan dengan dua kursi yang langsung diletakkan agak ke sisi, masih dekat pelaminan tapi sedikit lebih tenang. “Duduk dulu, ya!” bisik Jean seraya menggandeng tangan istrinya. Nilam sempat ragu, tapi akhirnya menurut. Sepatunya yang berhak tinggi sudah terasa menyiksa dari tadi. Ia duduk pelan-pelan sambil menarik napas dalam. “Thanks, sayang,” ucapnya tulus. Jean ikut duduk di sebelahnya, lalu meraih tangannya dan menggenggamnya erat. “Hari ini milik kita berdua. Tapi aku gak mau kamu maksain diri demi kelihatan kuat. Nikmati aja, ya?” Nilam tersenyum lembut.

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Hari Pernikahan Jean dan Nilam

    Hari H pun tiba. Suasana pernikahan Nilam dan Jean dipenuhi dengan kebahagiaan dan kehangatan keluarga. Rangkaian bunga yang indah dan dekorasi yang bersinar menambah nuansa romantis di ruang pernikahan. Kedua pasangan itu berdiri di panggung resepsi dengan senyuman yang tak terus terkembang di wajah masing-masing, sama-sama siap untuk memulai babak baru dalam kehidupan mereka. "Kamu cantik banget." Nilam tersenyum malu, entah sudah berapa kali Jean mengatakan itu padanya hari ini. Dan yeah, gadis itu memang terlihat sangat cantik sekaligus anggun. Gaun pengantin warna putihnya begitu pas di tubuh ramping Nilam, rambutnya sengaja di sanggul ala modern. "Kamu juga keren banget," balas Nilam sambil memandang ke arah suaminya. Yah, beberapa saat yang lalu mereka telah mengikat janji suci pernikahan dengan di saksikan para tamu undangan. Manik gelap Nilam menatap lekat ke arah Jean yang begitu gagah dengan setelan jas warna putih, dasi hitam, dan sepatu fantofel. Terlihat sederh

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status