Share

Patah Hatinya Jean

last update Last Updated: 2024-09-26 11:26:31

"Sha... Kamu di mana sih? Kenapa nggak mau balas chat-ku? Telfon juga kenapa nggak kamu angkat Sha? Jangan bikin aku khawatir, Sha."

Saat ini, Jean masih berpikir positif. Bahkan ia berdoa untuk istrinya agar wanita itu baik-baik saja.

Kruuuk

"Hhhh..." Jean menghela nafas. Perutnya benar-benar keroncongan sekarang ini. Dan Elisha juga masih sama, tidak ada kabar.

Jean menatap lilin di atas meja yang sudah meleleh dan hampir padam. Tiga jam lebih dia di tempat itu, sendirian seperti orang bosoh sambil berharap istrinya datang atau setidaknya memberi kabar. Namun semua itu tidak terjadi.

Dengan langkah gontai, dan perasaan hati yang tak menentu Jean akhirnya memutuskan untuk pulang. Kakinya terasa begitu berat meninggalkan restoran yang sudah hampir tutup tersebut. Bagaimana tidak begitu, banyak uang yang ia keluarkan untuk reservasi dan sebagainya, tapi bahkan ia tidak mencicipi satu hidangan pun di sana. Nasibnya begitu buruk, sama sepert
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Apa Kamu Menikmatinya?

    Jean meringis. Nilam sangat berbeda dengan Elisha. Kata-kata nakal yang keluar dari mulut gadis 20 tahun itu semakin membuatnya terangsang saja. Beda dengan sang istri yang sedikit monoton ketika mereka bercinta. "Bisa keluar asi nggak?" "Kalau belum dicoba, mana bisa kita tau Pak," balas Nilam sambil menatap sensual ke arah Jean. "Kamu nakal banget sih?" "Banyak yang bilang begi— akhh..." Tubuh Nilam langsung menggelinjang keenakan saat nipple-nya diraup dengan rakus oleh Jean. Mulut dan tangan Jean, bekerja dengan sangat kompak membuat Nilam kelabakan. Menyerang titik sensitif perempuan berambut panjang itu hingga lubang surga sang gadis mulai basah. "Kamu pasti sangat terangsang ya? Dari tadi kamu nggeh berhenti mendesah," bisik Jean sambil memperhatikan Nilam yang menutup bibirnya karena terus mengeluarkan suara merdunya. "Hmm... Jila

    Last Updated : 2024-09-27
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Ditemani Pembantu Seksi

    Nilam dibuat syok saat Jean menarik pergelangan tangannya. Parahnya lagi, pria dengan kemeja warna putih itu menyudutkan Nilam di dinding dan mulai meraup bibirnya."Ehmmp..." Pembantu cantik itu tak berkutik. Jangankan untuk menghindar, dia hanya bisa meremas bagian samping celananya ketika Jean menciumnya dengan brutal."Enghhmm..." Jean memasukkan lidahnya ke dalam mulut Nilam. Tidak hanya mengajak lidah si pembantu untuk bergulat, tapi Jean juga dengan begitu lihai mengabsen deretan gigi putih perempuan itu.Jean menahan kedua sisi pipi Nilam, berusaha menikmati setiap inchi rongga hangat wanita yang 8 tahun lebih muda darinya itu."Enhhm..." Setitik cairan bening ke luar dari sudut mata Nilam ketika Jean mulai menggigit bibirnya hingga sedikit berdarah. Agak perih, tapi entah kenapa jantung Nilam justru berdetak lebih cepat karena perlakuan kasar pria beranak satu tersebut."Ahhh..." Jean menatap sayu ke arah Nilam, pun sebaliknya sa

    Last Updated : 2024-09-27
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Awas Ketagihan (21+)

    Hampir pukul 3 dini hari saat Jean tersadar dari tidurnya. Ia memperhatikan Nilam yang tidur dengan menggunakan pahanya sebagai bantal. Sedangkan dia sendiri tidur dalam posisi duduk dengan bersandar di sofa. "Sial, gara-gara mabuk, aku sampai nggak sadar ketiduran di sini." Jean mengusap wajahnya beberapa kali. Sebelum fokusnya kembali tertuju pada Nilam yang masih belum sadarkan diri. "Sssshh..." Dengan hati-hati, Jean memindahkan kepala Nilam ke lantai. Dia terpaksa melakukan hal tersebut supaya bisa menggendong Nilam ala bridal dan memindahkan gadis cantik berbaju baby doll itu ke kamarnya. "Enghhh..." Nilam menggumam lirih saat Jean menidurkan dirinya di kamar. Bahkan pria yang masih ngantuk itu dengan begitu hati-hati merapikan baju Nilam yang sedikit terbuka dan menyelimutinya. Jean membelai pipi perempuan itu seraya tersenyum. "Makasih ya udah mau jadi teman curhatku malam ini. Seenggakng, hatiku sedikit plong karen

    Last Updated : 2024-09-27
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Bagaimana Hubungan Kita?

    "Kamu suka nggak Nilam?" tanya Jean.Nilam mengangguk pelan. Dia terlalu menikmati gerakan Jean hingga kesulitan untuk megatakan hal lain kecuali desahan."Kok kamu diem aja Nilam? Aku— nggak lagi nyakitin kamu kan?""Enggak Pak. Ini terlalu enak, nikmat banget sampai aku nggak tau harus ngomong apa," ucap Nilam sedikit terengah.Jean menyeringai. Kalimat itu justru membuatnya lebih bersemangat untuk menggagahi Nilam. Ia kembali mempercepat gerakannya. Hingga perempuan itu tak berdaya. Menikmati menit demi menit dalam penyatuan keduanya.Hingga sampai di mana mereka sama-sama mencapai puncak kenikmatan yang sesungguhnya. Tubuh Nilam melengkung saat orgasmenya datang untuk kali kedua. Rasanya ia bisa melihat jutaan bintang di pelupuk matanya saat gelombang kenikmatan itu datang.Pun sebaliknya. Jean seperti di hisap oleh Nilam hingga ia hanya bisa melenguh kesenangan. Bahkan itu terlalu nikmat melebihi yang pernah dia lakukan bers

    Last Updated : 2024-09-28
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Kenapa Kamu Ngelakuin Ini?

    Enggak-enggak! Sebenarnya bukan itu yang mau Nilam katakan. Cuma karena gengsinya yang setinggi Burj Kalifah, jadi malah kalimat tersebut yang tadi yang keluar dari bibirnya."Udah ya Pak. Saya mau fokus makan dulu! Jangan diajak ngomong terus, mienya makin lembek soalnya."Jean menatap perempuan itu dengan ekspresi wajah yang sukar dimengerti. Dia sendiri bingung harus membalas ucapan Nilam seperti apa. Sebenarnya dia sangat bingung dengan karakter Nilam. Kadang perempuan itu bisa bersikap sangat manja dan begitu polos, tapi di saat tertentu Nilam juga bisa menjadi sangat savage dan tidak terduga.***Jika pagi Jean dan Nilam sedikit tegang karena kejadian semalam, berbeda dengan Dikta yang justru merasa sangat sebaliknya. CEO itu tampak menikmati kopi sembari menghirup segarnya udara di Pulau Bali. Tak ada sedikit pun perasaan bersalah di benak CEO muda itu, setelah apa yang dia lakukan pada Elisha malam kemarin.Bahkan ia rela keluar k

    Last Updated : 2024-09-28
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Kemarahan Elisha

    "Setelah sampai di Jakarta, aku bakal kirim surat pengunduran diri. Aku mau resign jadi sekertaris bapak."Dikta menatap tajam ke arah Elisha. Ia sudutkan perempuan itu ke dinding sambil berkata, "Ingat kan kontrak kita? Seenaknya saja kamu bilang ingin resign!""Aku udah nggak tahan lagi ama sikap kamu yang egois. Aku capek jadi sekertaris kamu! Aku capek jadi teman ranjang kamu, Pak!" balas Elisha tak mau kalah."Aku nggak akan ngelepasin kamu!" Dikta membalas ucapan Nilam dengan tegas. "Aku nggak mau kamu resign dari pergi dari sisiku."Elisha menatap sinis ke arah Dikta, pun sebaliknya. "Jangan gila kamu Pak!""Menurut kamu aku gila?""Kamu emang udah nggak waras Pak.""Iya bener. Aku emang udah gila! Aku gila karena suka sama kamu! Aku udah nggak waras karena jatuh cinta sama wanita yang sudah bersuami. Aku akui itu Sha."Suasana hening seketika ketika CEO berwajah rupawan itu mengucapkan kalimatnya barusan

    Last Updated : 2024-09-28
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Ingin Berhenti Kerja

    "Iya Pak. Aku yakin dengan keputusanku.""Kalau gitu, kamu juga udah siap sama konsekuensi-nya kan?"Elisha menoleh ke arah Dikta, dia bingung apa yang dimaksud konsekuensi oleh pria itu. "Maksud kamu apa?"Dikta tidak memberikan jawaban apapun dan hanya mengeluarkan ponselnya. Senyum seringainya membuat Elisha semakin was-was saja."Kalau kamu kekeh untuk resign, aku bakal kirim foto-foto kebersamaan kita ke Jean."Deg!Elisha tersentak kaget. Dia tidak menyangka jika Dikta akan melakukan hal keji itu padanya. "Kamu beneran nggak waras ya?""Pilihannya hanya ada dua Elisha, jika aku tidak bisa bersama kamu, maka Jean juga tidak. Biar kita sama-sama han—"Plak!Tamparan keras Elisha membuat Dikta tak sempat melanjutkan ucapannya. "Licik banget kamu!""Karena kelicikanku inilah, aku bisa punya perusahaan sebesar ini sekarang."Elisha benar-benar sudah tidak bisa berkata apapun lagi. Dia tidak menyangka jika Dikta akan berbuat seperti ini kepadanya."Kamu benar gila!" umpat Elisha denga

    Last Updated : 2024-09-29
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Jean Masih Marah

    Di mobil, Nilam dan Jean sama sekali tak berniat untuk saling berbicara satu sama lain, bukan karena marahan tapi memang tidak ada yang dibicarakan. Walupun, sebenarnya Nilam memang sedikit dongkol karena harus berganti pakaian yang lebih tertutup seperti sekarang."Kalau kamu kelihatan lebih cantik dan cute kalau pakai hoodie kayak gitu. Daripada pakaian yang sebelumnya, bikin yang lihat ngelus dada."Nilam yang sedang memandangi jalanan di depannya reflek mencebikkan bibirnya. Kurang setuju dengan apa yang dikatakan Jean barusan. "Tapi saya mau kelihatan seksi Pak. Bukan kelihatan kayak orang pilek kayak gini."Jean tertawa kencang. Ucapan random Nilam selalu saja berhasil membuatnya tertawa. "Justru baju kayak gitu yang nggak bikin kamu masuk angin, Nilam.""Iya. Tapi ini nggak keren. Pasti nanti teman saya bakal ketawa kalau lihat penampilan saya yang kayak gini, bayanginnya aja udah bikin saya males Pak.""Padahal kamu beneran cute l

    Last Updated : 2024-09-30

Latest chapter

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Jauhi Suamiku

    "Kamu siapa? Ngapain di rumahku?!" bentak wanita itu dengan tatapan tajam. Nilam mengerjapkan matanya beberapa kali, mencoba memahami situasi. Wanita yang berdiri di hadapannya tampak anggun dengan balutan pakaian kantoran yang rapi. Rambut panjangnya tersisir sempurna, wajahnya terlihat cantik meski sorot matanya dipenuhi kebencian. "Maaf, tapi siapa ya?" tanya Nilam, masih bingung. Nilam seperti pernah lihat, tapi lupa di mana.Wanita itu mendengus, lalu melipat tangannya di depan dada. "Harusnya aku yang nanya! Kamu siapa? Ngapain di rumahku? Atau jangan-jangan kamu ini maling ya!" Nilam sontak membelalakkan mata. "Apa?! Maling? Aku bukan maling!" "Lalu kamu siapa?!" "Aku pacarnya Jean!" tegas Nilam, tak ingin dituduh yang bukan-bukan. Sejenak, ekspresi wanita itu berubah. Namun, detik berikutnya dia justru terkekeh sinis. "Pacar? Jangan becanda! Aku istrinya!" Deg! Nilam menelan ludah. "Tapi… bukannya kalian sudah cerai?" Elisha—wanita itu—menyipitkan matanya. "C

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Harus Waspada

    Nilam mengangguk, kali ini ekspresinya berubah sedikit lebih serius. "Iya, aku yakin. Aku gak tahu kenapa dia ngikutin aku terus, tapi rasanya aneh aja."Jean menggenggam tangan Nilam erat. "Mulai sekarang, kamu hati-hati, ya. Kalau ada yang aneh, langsung kasih tahu aku. HARUS!" tekan Jean."Aku juga akan minta pihak kepolisian buat cari tau siapa dia. Karena gak mungkin kalian bisa kebetulan bertemu sampai beberapa kali."Nilam mengangguk paham dan patuh pada perintah Jean. Tangannya menggenggam erat lengan pria itu, merasa sedikit lebih tenang dengan kehadirannya. "Aku ngerti, Pak. Aku bakal lebih hati-hati," ujar Nilam dengan suara pelan. Jean masih terlihat tegang. Ia mengusap punggung tangan Nilam dengan ibu jarinya, berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa semuanya akan baik-baik saja."Dan satu lagi!" Jean menatap Nilam dengan ekspresi serius. "Jangan mudah terkecoh hanya karena penampilan cowok itu ganteng. Paham?"Nilam mencebikkan bibirnya dan mengangguk. "Kalau itu ak

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Selalu Waspada

    "Hai Nilam."Si empunya nama semakin kebingungan. Terlebih ketika lelaki itu mengetahui siapa namanya."K- kamu siapa ya?" tanya Nilam pada cowok berhoodie hitam, memakai masker, dan celana panjang warna senada. Dari suaranya, memang terdengar tidak asing. Tapi wajahnya— wajah itu tidak pernah ia lihat sebelumnya.Penampilan misterius seperti itu tentu saja membuat Nilam menjadi sedikit was-was sehingga mundur beberapa langkah."Kamu lupa ama aku?""Hn?"Gimana dia bisa tau siapa cowok di depannya, jika penampilan orang itu aja sangat mencurigakan."Aku beneran ga inget."Cowok itu menurunkan maskernya. Membuat wajahnya terlihat jelas sekarang.Tapi— lagi-lagi Nilam hanya bisa menggelengkan kepalanya karena tidak bisa mengingat wajahmu udah di depannya.Bahkan meskipun pemuda itu sudah memperlihatkan wajahnya, tapi Nilam masih belum mengingat apapun."Nilam..."Saat pemuda itu akan mengatakan sesuatu, terdengar suara teriakan Jean dari kejauhan."Kalau gitu aku permisi dulu ya. Semog

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Kamar Kedap Suara

    "Nanti, di kamar ini, kita bakal produksi baby Je-Ni." Sambil mengecupi pelipis Nilam, Jean mengungkap apa yang dia pikirkan."B-baby Jeni?" Nilam mengerutkan keningnya."Iya, Jean Nilam junior maksudnya."Pipi Nilam kian memanas. Ia hampir meledak karena kata-kata pria itu."Karena sebelah langsung kamarnya Qila, jadi aku sengaja bikin ruangan ini kedap suara. Biar nanti pas kamu jerit keenakan ga kedengeran Qila," goda Jean makin menjadi-jadi.Nilam langsung berbalik. Ia menatap Jean dan langsung menjewer kupingnya sampai duda ganteng itu kesakitan."Jangan mancing-mancing ya!""Mancing gimana? Aku bicara sesuai fakta.""Fakta apanya! Kamu ngomongnya ngaco, Pak!" tukas Nilam dengan nada tegas.Jean meringis. Ia mengusap pipi Nilam lembut, sementara matanya tak pernah lepas dari wajah ayu sang kekasih. "Apa kamu perlu bukti?"Nilam makin syok."Kalau mau bukti, aku bisa kok nunjukin itu sekarang." Jean semakin intens menggoda perempuan itu.Nilam mendelik. Ia dorong wajah Jean hingga

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Hadiah Buat Kamu

    Hari ini, Nilam benar-benar tak tahu akan dibawa ke mana oleh Jean. Pria itu hanya mengatakan bahwa ia ingin menunjukkan sesuatu yang istimewa. Dari raut wajahnya, Jean tampak begitu bersemangat, seakan-akan telah menunggu momen ini sejak lama. Mobil mereka akhirnya berhenti di depan sebuah gedung pencakar langit di pusat kota. Bangunan apartemen mewah itu menjulang tinggi, mencerminkan kemegahan dan eksklusivitas. Fasade bangunan yang berlapis kaca tampak berkilauan, memantulkan sinar matahari pagi yang cerah. "Selamat datang," ucap Jean dengan senyum penuh arti. Nilam menatapnya dengan bingung sekaligus penasaran. "Kita ke sini ngapain, Pak?" Jean tak langsung menjawab. Ia justru menggandeng tangan Nilam, membawanya masuk ke dalam lobi yang sangat luas dan elegan. Lantai marmernya mengilap, langit-langit tinggi dengan lampu kristal yang menggantung menambah kesan mewah. Resepsionis menyambut mereka dengan ramah, sementara beberapa penghuni yang terlihat lewat berpakaian rapi

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Saling Mengenang

    Nilam sudah siap sejak pagi, dia duduk di ruang tamu dengan kaki bersilang, mengenakan gaun selutut krem dengan motif bunga yang membuatnya terlihat santai namun tetap rapi. Rambutnya yang sebahu dibiarkan terurai, membuat wajahnya terlihat lebih lembut. Pandangannya sesekali mengarah ke layar ponsel, namun ia menahan diri untuk tidak menghubungi Jean.Sesuai janji pria itu semalam, mereka akan pergi ke suatu tempat—meski Jean tak menyebutkan di mana. Nilam sebenarnya penasaran, tapi di sisi lain ia juga menikmati sensasi kejutan yang pria itu siapkan.Suara langkah kaki terdengar mendekat. Ibunya, Bu Mala, muncul dari arah dapur dengan secangkir teh di tangan. Wanita paruh baya itu mengenakan daster batik favoritnya, rambutnya disanggul seadanya. Ia lalu duduk di sebelah Nilam dengan santai.“Masih belum datang ya si Jean?” tanyanya, menyesap teh melati yang aromanya begitu khas. “Belum, Ma. Kayaknya masih di jalan.” “Coba chat aja?” Nilam menggeleng. “Nggak deh. Takutnya dia l

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Calon Istriku

    "Memang ada yang berani masuk ke sini tanpa ketuk pintu dulu?" Ia semakin mendekat, nyaris membuat bibir mereka bersentuhan.Nilam menelan ludah. Dalam jarak seperti ini, ia dapat merasakan helaan nafas sang kekasih.Hanya ada dirinya dan Jean dalam ruangan ini, terperangkap dalam jarak yang begitu dekat hingga ia bisa merasakan hembusan napas pria itu. Jean masih menatapnya dalam, matanya seperti ingin menelusuri setiap inci ekspresi di wajahnya. Bibirnya melengkung dalam senyum samar, penuh godaan."Kamu kalau diem gini jadi makin gemesin," bisiknya lembut, suara rendahnya bergetar di udara di antara mereka.Jantung Nilam berdetak begitu kencang, ia bisa merasakannya hingga ke ujung jari. "Pak Jean..." desis Nilam lirih, tapi tubuhnya tetap diam di tempat. Jean tersenyum semakin lebar, seolah membaca gelagat bahwa gadis di hadapannya tidak benar-benar ingin menjauh. "Apa sayang?""Posisi kita terlalu de—"Tanpa memberikan kesempatan bagi Nilam untuk menyelesaikan ucapannya, Jean

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Ada Yang Aneh

    Setelah seminggu penuh istirahat di rumah, akhirnya hari ini Nilam kembali ke kantor. Meski tubuhnya sudah lebih segar, perasaannya masih sedikit berat. Ada rasa cemas yang belum sepenuhnya hilang. Lebih tepatnya perasaan bersalah pada teman-temannya karena acara kantor mereka jadi gagal.Saat melangkah masuk ke gedung kantor, Nilam menghela napas dalam-dalam. Rasanya seperti sudah lama sekali ia tidak berada di sini. Ia hanya khawatir dengan reaksi teman-temannya nanti.Namun, baru beberapa langkah memasuki lobi, suara familiar langsung menyambutnya."Mba Nilam!"Gadis itu melihat Talita dan Rina yang sedang berlari ke arahnya. Talita terlihat begitu antusias, sementara Rina—meskipun ekspresinya tidak seheboh Talita—jelas-jelas tampak lega melihat Nilam. "Kamu udah sehat, Mba?" Talita langsung memeluk Nilam erat, nyaris membuatnya kehilangan keseimbangan. "Aku khawatir banget sama kamu Mba.""Kalau aku udah masuk kerja, berarti aku udah sehat," balas Nilam yang tak kuasa menahan s

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Awal Permainan

    "Itulah yang sedang kami dalami." Polisi itu menatap Jean dengan ekspresi serius. "Kami sudah meminta teknisi villa untuk memeriksa apakah ini hanya kerusakan teknis atau sabotase. Jika ini disengaja, maka pelaku bisa saja seseorang yang memahami sistem keamanan di villa ini." Jean bersandar ke kursinya, pikirannya berpacu cepat. Ini bukan kebetulan. Seseorang sudah merencanakan ini dengan sangat matang. Matanya beralih ke Nilam yang masih terbaring di ranjang. Gadis itu tampak lemah, tapi sorot matanya menyiratkan ketakutan yang mendalam. CCTV mati. Tidak ada saksi. Tidak ada petunjuk. Jean menekan pelipisnya, mencoba meredam emosi yang berkecamuk. Fakta bahwa CCTV di villa mati pada saat kejadian membuatnya semakin curiga. Ini bukan kebetulan. Seseorang sudah merencanakan semua ini. "Apa kalian sudah memeriksa staf villa? Atau tamu lain yang mungkin mencurigakan?" tanya Jean dengan nada mendesak. Polisi yang duduk di depannya menghela napas pelan. "Kami sudah memint

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status