Share

Ditemani Pembantu Seksi

Penulis: CH. Blue Lilac
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Nilam dibuat syok saat Jean menarik pergelangan tangannya. Parahnya lagi, pria dengan kemeja warna putih itu menyudutkan Nilam di dinding dan mulai meraup bibirnya.

"Ehmmp..." Pembantu cantik itu tak berkutik. Jangankan untuk menghindar, dia hanya bisa meremas bagian samping celananya ketika Jean menciumnya dengan brutal.

"Enghhmm..." Jean memasukkan lidahnya ke dalam mulut Nilam. Tidak hanya mengajak lidah si pembantu untuk bergulat, tapi Jean juga dengan begitu lihai mengabsen deretan gigi putih perempuan itu.

Jean menahan kedua sisi pipi Nilam, berusaha menikmati setiap inchi rongga hangat wanita yang 8 tahun lebih muda darinya itu.

"Enhhm..." Setitik cairan bening ke luar dari sudut mata Nilam ketika Jean mulai menggigit bibirnya hingga sedikit berdarah. Agak perih, tapi entah kenapa jantung Nilam justru berdetak lebih cepat karena perlakuan kasar pria beranak satu tersebut.

"Ahhh..." Jean menatap sayu ke arah Nilam, pun sebaliknya sa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Awas Ketagihan (21+)

    Hampir pukul 3 dini hari saat Jean tersadar dari tidurnya. Ia memperhatikan Nilam yang tidur dengan menggunakan pahanya sebagai bantal. Sedangkan dia sendiri tidur dalam posisi duduk dengan bersandar di sofa. "Sial, gara-gara mabuk, aku sampai nggak sadar ketiduran di sini." Jean mengusap wajahnya beberapa kali. Sebelum fokusnya kembali tertuju pada Nilam yang masih belum sadarkan diri. "Sssshh..." Dengan hati-hati, Jean memindahkan kepala Nilam ke lantai. Dia terpaksa melakukan hal tersebut supaya bisa menggendong Nilam ala bridal dan memindahkan gadis cantik berbaju baby doll itu ke kamarnya. "Enghhh..." Nilam menggumam lirih saat Jean menidurkan dirinya di kamar. Bahkan pria yang masih ngantuk itu dengan begitu hati-hati merapikan baju Nilam yang sedikit terbuka dan menyelimutinya. Jean membelai pipi perempuan itu seraya tersenyum. "Makasih ya udah mau jadi teman curhatku malam ini. Seenggakng, hatiku sedikit plong karen

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Bagaimana Hubungan Kita?

    "Kamu suka nggak Nilam?" tanya Jean.Nilam mengangguk pelan. Dia terlalu menikmati gerakan Jean hingga kesulitan untuk megatakan hal lain kecuali desahan."Kok kamu diem aja Nilam? Aku— nggak lagi nyakitin kamu kan?""Enggak Pak. Ini terlalu enak, nikmat banget sampai aku nggak tau harus ngomong apa," ucap Nilam sedikit terengah.Jean menyeringai. Kalimat itu justru membuatnya lebih bersemangat untuk menggagahi Nilam. Ia kembali mempercepat gerakannya. Hingga perempuan itu tak berdaya. Menikmati menit demi menit dalam penyatuan keduanya.Hingga sampai di mana mereka sama-sama mencapai puncak kenikmatan yang sesungguhnya. Tubuh Nilam melengkung saat orgasmenya datang untuk kali kedua. Rasanya ia bisa melihat jutaan bintang di pelupuk matanya saat gelombang kenikmatan itu datang.Pun sebaliknya. Jean seperti di hisap oleh Nilam hingga ia hanya bisa melenguh kesenangan. Bahkan itu terlalu nikmat melebihi yang pernah dia lakukan bers

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Kenapa Kamu Ngelakuin Ini?

    Enggak-enggak! Sebenarnya bukan itu yang mau Nilam katakan. Cuma karena gengsinya yang setinggi Burj Kalifah, jadi malah kalimat tersebut yang tadi yang keluar dari bibirnya."Udah ya Pak. Saya mau fokus makan dulu! Jangan diajak ngomong terus, mienya makin lembek soalnya."Jean menatap perempuan itu dengan ekspresi wajah yang sukar dimengerti. Dia sendiri bingung harus membalas ucapan Nilam seperti apa. Sebenarnya dia sangat bingung dengan karakter Nilam. Kadang perempuan itu bisa bersikap sangat manja dan begitu polos, tapi di saat tertentu Nilam juga bisa menjadi sangat savage dan tidak terduga.***Jika pagi Jean dan Nilam sedikit tegang karena kejadian semalam, berbeda dengan Dikta yang justru merasa sangat sebaliknya. CEO itu tampak menikmati kopi sembari menghirup segarnya udara di Pulau Bali. Tak ada sedikit pun perasaan bersalah di benak CEO muda itu, setelah apa yang dia lakukan pada Elisha malam kemarin.Bahkan ia rela keluar k

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Kemarahan Elisha

    "Setelah sampai di Jakarta, aku bakal kirim surat pengunduran diri. Aku mau resign jadi sekertaris bapak."Dikta menatap tajam ke arah Elisha. Ia sudutkan perempuan itu ke dinding sambil berkata, "Ingat kan kontrak kita? Seenaknya saja kamu bilang ingin resign!""Aku udah nggak tahan lagi ama sikap kamu yang egois. Aku capek jadi sekertaris kamu! Aku capek jadi teman ranjang kamu, Pak!" balas Elisha tak mau kalah."Aku nggak akan ngelepasin kamu!" Dikta membalas ucapan Nilam dengan tegas. "Aku nggak mau kamu resign dari pergi dari sisiku."Elisha menatap sinis ke arah Dikta, pun sebaliknya. "Jangan gila kamu Pak!""Menurut kamu aku gila?""Kamu emang udah nggak waras Pak.""Iya bener. Aku emang udah gila! Aku gila karena suka sama kamu! Aku udah nggak waras karena jatuh cinta sama wanita yang sudah bersuami. Aku akui itu Sha."Suasana hening seketika ketika CEO berwajah rupawan itu mengucapkan kalimatnya barusan

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Ingin Berhenti Kerja

    "Iya Pak. Aku yakin dengan keputusanku.""Kalau gitu, kamu juga udah siap sama konsekuensi-nya kan?"Elisha menoleh ke arah Dikta, dia bingung apa yang dimaksud konsekuensi oleh pria itu. "Maksud kamu apa?"Dikta tidak memberikan jawaban apapun dan hanya mengeluarkan ponselnya. Senyum seringainya membuat Elisha semakin was-was saja."Kalau kamu kekeh untuk resign, aku bakal kirim foto-foto kebersamaan kita ke Jean."Deg!Elisha tersentak kaget. Dia tidak menyangka jika Dikta akan melakukan hal keji itu padanya. "Kamu beneran nggak waras ya?""Pilihannya hanya ada dua Elisha, jika aku tidak bisa bersama kamu, maka Jean juga tidak. Biar kita sama-sama han—"Plak!Tamparan keras Elisha membuat Dikta tak sempat melanjutkan ucapannya. "Licik banget kamu!""Karena kelicikanku inilah, aku bisa punya perusahaan sebesar ini sekarang."Elisha benar-benar sudah tidak bisa berkata apapun lagi. Dia tidak menyangka jika Dikta akan berbuat seperti ini kepadanya."Kamu benar gila!" umpat Elisha denga

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Jean Masih Marah

    Di mobil, Nilam dan Jean sama sekali tak berniat untuk saling berbicara satu sama lain, bukan karena marahan tapi memang tidak ada yang dibicarakan. Walupun, sebenarnya Nilam memang sedikit dongkol karena harus berganti pakaian yang lebih tertutup seperti sekarang."Kalau kamu kelihatan lebih cantik dan cute kalau pakai hoodie kayak gitu. Daripada pakaian yang sebelumnya, bikin yang lihat ngelus dada."Nilam yang sedang memandangi jalanan di depannya reflek mencebikkan bibirnya. Kurang setuju dengan apa yang dikatakan Jean barusan. "Tapi saya mau kelihatan seksi Pak. Bukan kelihatan kayak orang pilek kayak gini."Jean tertawa kencang. Ucapan random Nilam selalu saja berhasil membuatnya tertawa. "Justru baju kayak gitu yang nggak bikin kamu masuk angin, Nilam.""Iya. Tapi ini nggak keren. Pasti nanti teman saya bakal ketawa kalau lihat penampilan saya yang kayak gini, bayanginnya aja udah bikin saya males Pak.""Padahal kamu beneran cute l

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Peran Ayah

    "Pa! Abis dari sini kita beli es krim ya?" "Kamu mau es krim apa sayang?" "Vanilla terus di atasnya ada oreo ya Pa." "Hm... Gimana ya?" "Ayo dong Pa! Boleh ya! Boleh ya! Kan aku udah nemenin Papa ke bengkel." "Hehehe, iya sayang... iya... Pulang dari sini kita beli es krim ya." "Yaii, makasih Papa. Aku sayang banget ama Papa." "Sama-sama putri Papa yang paling cantik." Hhhh... Jean langsung menoleh ke arah perempuan di sebelahnya ketika mendengar relakan nafas Nilam yang cukup keras barusan. "Apa apa?" tanya Jean pada perempuan yang sedang bertopang dagu tersebut. "Aku iri ama anak itu Pak," tunjuk Nilam ke arah seorang bocah perempuan seumuran Qila yang sedang dipeluk dengan penuh kasih sayang oleh Papanya. "Kenapa? Kamu mau dibeliin es krim juga?" tanya Jean setengah bercanda. "Ck," Nilam

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Jangan Marah Dulu

    Berbeda dengan Nilam dan Jean justru nge-date di bengkel. Elisha dan Dikta sendiri dalam perjalanan menuju ke Jakarta. Keduanya duduk berdampingan di pesawat. Selama hampir satu jam perjalanan kedua orang itu sama sekali tidak banyak bicara. Terlebih lagi Elisha, dia sibuk melamun sambil sesekali menyeka air matanya karena nasib buruk yang sedang menimpa dirinya.Elisha begitu frustasi. Bagaimana tidak, dalam sehari ia harus mengalami banyak tekanan dari sana sini. Pertama, masalah dengan Jean yang sedang marah kepadanya. Keduanya, ungkapan cinta Dikta yang membuatnya syok beberapa saat yang lalu. Dan tweakhir, ancaman sang CEO yang membuatnya batal resign dari perusahaan tersebut.Jujur saja, memikirkan semua itu membuat otaknya panas.Dikta yang menyadari jika sekretarisnya itu masih marah padanya, sengaja mengarahkan tangan kanannya di atas paha Elisha dan mengelusnya dengan lembut. Tapi tentu tindakannya itu langsung ditepis begitu saja oleh Elisha. Se

Bab terbaru

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Persiapan Acara

    "Namanya... Ayunda." Jean mergerjap. "Ayunda?" "Iya. Dia anak perempuan dari mantan istriku yang pertama." "Di mana aku bisa mencarinya?" Pak Wijaya berusaha untuk duduk lebih tegap untuk menunjuk ke arah lemari pakaiannya. "Di dalam lemari itu ada foto kenanganku dengan Ayu. Aku meletakkannya didalam kotak kecil yang terbuat dari kayu." Jean menganggukkan kepalanya dan mengikuti arahan Pak Wijaya untuk mengambil benda tersebut. Setelah menemukan benda yang dicari, ia langsung menyerahkan kotak itu pada si empunya. Pak Wijaya sendiri nampak memandangi kotak itu dengan mata menerawang. Banyak momen indah antara ia dan sang putri yang sengaja ia simpan di dalam sana. "Ini fotonya... Dia cantik kan?" Jean menerima lembaran kertas tersebut dari tangan Pak Wijaya yang sedikit gemerar. "Dia anak ke sayangku, Jean. Satu-satunya harta yang aku miliki di dunia," ucap Pria itu lagi.

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Kita Akhiri Saja

    "Mumpung semuanya belum terlambat, Nilam. Sebelum cinta kamu semakin besar, lebih baik kita akhiri aja.""Liat aku kak! Liat aku dan katakan kalau kamu emang beneran mau putus sama aku!" Nilam menangkap pipi Jean. Membuat wajah mereka berhadapan satu sama lain. "Aku tau kamu nggak mungkin kayak gini."Jean memasang ekspresi datarnya. Ia tatap Nilam dengan begitu intens seperti kemauan gadis itu. Siapa bilang ia tidak berani memandang langsung kedua manik indah Nilam?Beberapa detik berlalu, pandangan Nilam justru mulai buram karena air matanya. Entah kenapa ia merasa Jean sedang tidak main-main atas ucapannya."Kamu itu gadis yang baik. Kamu berhak dapat pasangan yang lebih pantas dariku.""Aku muak denger kalimat itu, kak," lirih Nilam dengan suara bergetar. Tenggorokannya terasa sakit karena berusaha untuk menahan tangis."Kamu harus percaya, kelak bakalan ada cowok yang bisa bikin kamu bahagia. Cowok yang sepadan sama kamu, co

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Kemarahan Jean

    "Gimana kabar kamu?"Nilam menggigit kecil bagian dalam bibirnya. Harusnya Jean tidak perlu bertanya begitu padanya. Karena sudah jelas, dia sedang tidak baik-baik saja."Buruk, kak." Nilam membalas dengan lesu."Oh.""Cuma 'oh' doang?" protes Nilam sedikit kecewa. "Lebih dari dua minggu kakak ngilang, nggak ngasih kabar, kepastian, ngeghosting anak orang selama itu dan tanggapan kakak cuma OH doang?" Nilam memiringkan duduknya, ia menatap Jean dengan raut tak percaya. "Aku hampir gila kak."Okey— air mata Nilam kembali keluar seperti kran. Mendadak dia jadi melow saat di depan Jean. Seperti bocah saja."Kamu kenapa nangis lagi?" balas Jean."Aku juga nggak tau kenapa air matanya keluar terus tiap ngomong ama kamu. Mungkin karena udah lama aku tahan." Nilam duduk di samping Jean dengan banyak tingkah. Padahal mereka sedang di jalan menuju ke rumah Nilam."Duduk yang bener Nilam! Kita lagi di mobil!" balas Jean s

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Nilam Ketahuan

    Nilam berjalan mondar-mandir di area pintu keluar mall. Bukannya dia caper atau kurang kerjaan, tapi dia sengaja berdiri di sana karena sedang menunggu Jean.Yup, kali ini mereka harus bicara. Dia tidak mau digantung dengan ketidakpastian seperti sekarang."Kak Je—" Nilam menutup mulutnya. Dia bisa saja meneruskan panggilannya. Tapi sayangnya, saat melihat Qila, dia reflek merungkan niatnya. 'Enggak Nilam! Lo nggak boleh egois. Kalau lo buat keributan di sini, kasian nanti sama Qila.''Tahan Nilam! Tahan!'Gadis dengan rambut di ikat di belakang tengkuk itu memilih untuk menjauh dan mengawasi Jean dengan sembunyi-sembunyi.Gadis itu memperhatikan ketiga orang tersebut yang sibuk menata barang yang mereka beli dan memasukkannya ke bagasi. Ia mengintip Jean dari kejauhan dengan gaya lucu karena beberapa kali hampir ketahuan. "Kali ini, lo nggak akan gue lepasin kak," gumam Nilam pada dirinya sendiri.*Nilam itu super nekat kalau sudah ada kemauan. Apa yang jadi tujuannya, benar-benar h

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Mantan Yang Menarik

    "Kenapa baru sekarang?"Pertanyaan Elisha barusan membuat Jean kembali melirik ke arahnya."Kenapa nggak dari dulu kamu cari kerjaan yang tepat? Kenapa harus nunggu kita cerai dulu?""Emang penting bahas itu sekarang?" tukas Jean balik. "Bukannya kamu juga udah nyaman sama selingkuhan kamu.""Ya kalau kamu bisa nyukupin semua kebutuhanku dan Qila, mana mungkin dulu aku selingkuh." Elisha membalas sindiran Jean dengan kalimat barusan. Berharap Jean paham kalau dia turut andil dengan segala perbuatan yang dulu pernah ia lakukan."Anggap aja kita emang nggak jodoh," tutur Jean lagi. Sesekali pandangan matanya tertuju ke arah Qila yang sedang bermain dengan sangat riang tak jauh darinya.Elisha berdecak. Dia kadang tidak bisa memahami dengan betul isi kepala mantan suaminya ini."Oh ya, omong-omong soal Qila. Lain kali kalau mau ajak pergi jangan dadakan! Soalnya aku nggak bisa tiba-tiba ijin cuti gitu aja!""Ya harusnya kamu nggak perlu ikut kan? Toh, Qila pergi sama Papanya sendiri." Ia

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Sangat Menggoda (21+)

    "Ahh!" Nilam tersentak saat jari Dikta mulai menggerilya di area sensitifnya. Menggosok bibir kewanitaannya hingga membuat Nilam was-was."Di sini ada yang basah, Nilam."Gadis itu menggelengkan kepalanya. Menatap Dikta yang menyeringai puas ke arahnya."Kayaknya bagian ini minta dipuasin juga.""Diam! Jangan macam-macam lo!""Makanya, jangan cari gara-gara.""Di— Dikta jangan! Jangan! Aku mohon—" Nilam kian panik saat Dikta mulai melucuti dalamannya. Ia berusaha menutupi miliknya yang jadi pusat perhatian Dikta dengan tangannya. Tapi tentu saja, hal itu sama sekali tidak berpengaruh pada Dikta. Lelaki itu dengan mudah mencengkram kedua tangan Nilam dan menaruhnya di atas kepala.Rudal miliknya sudah siap menerobos masuk lubang surgawi milik Nilam. Tapi belum sempat itu terjadi, seseorang memanggil namanya dari arah luar."Pak! Pak Dikta! Pak Dikta!""PAK!!!!"Pemuda itu tersentak dari lamunann

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Kenapa Baru Sekarang?

    "Kenapa baru sekarang?"Pertanyaan Elisha barusan membuat Jean kembali melirik ke arahnya."Kenapa nggak dari dulu kamu cari kerjaan yang tepat? Kenapa harus nunggu kita cerai dulu?""Emang penting bahas itu sekarang?" tukas Jean balik. "Bukannya kamu juga udah nyaman sama selingkuhan kamu.""Ya kalau kamu bisa nyukupin semua kebutuhanku dan Qila, mana mungkin dulu aku selingkuh." Elisha membalas sindiran Jean dengan kalimat barusan. Berharap Jean paham kalau dia turut andil dengan segala perbuatan yang dulu pernah ia lakukan."Anggap aja kita emang nggak jodoh," tutur Jean lagi. Sesekali pandangan matanya tertuju ke arah Qila yang sedang bermain dengan sangat riang tak jauh darinya.Elisha berdecak. Dia kadang tidak bisa memahami dengan betul isi kepala mantan suaminya ini."Oh ya, omong-omong soal Qila. Lain kali kalau mau ajak pergi jangan dadakan! Soalnya aku nggak bisa tiba-tiba ijin cuti gitu aja!""Ya har

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Ciuman Panas Untuk Dikta (21+)

    "Hai sayang, gimana kabar kamu?" Nilam yang baru saja masuk kerja lagi setelah absen hampir seminggu, dibuat merinding gara-gara panggilan sayang yang Dikta tujukan padanya. "Sayang! Sayang! Emang gue cewek apaan sembarangan dipanggil sayang!" CEO tampan itu tertawa. "Kayaknya kamu beneran udah sehat. Buktinya, udah bisa segalak ini." Nilam mendengkus. Ia memilih diam dan fokus memperhatikan angka di lift yang menujukan sampai di lantai mana dia saat ini. "Kamu bolos nya lama banget, kan aku kangen." "Nggak tau malu!" "Kenapa harus malu! Kangen ini kan bukan kesalahan atau aib," balas Dikta sambil menarik sebelah sudut bibirnya. "Lo kan udah punya Bu Elisha, urus aja dia yang bener!" amuk Nilam sambil menatap Dikta dengan tajam. "Gimana ya..." Dikta menggaruk belakang kepalanya. "Aku udah mulai jenuh ama dia."

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Jauhi Nilam!

    Jean mengangguk. "Saya nggak ada niatan sama sekali buat ninggalin dia."Bu Mala menggelengkan kepalanya. Anak muda jaman sekarang memang super keras kepala. Terutama si Jean, padahal dia sudah pernah menikah dan merasakan pahit manisnya berumah tangga. Tapi masih saja bersikeras untuk mendekati Nilam."Oke-oke. Tante ngerti kok. Yah anak jaman sekarang kan emang susah kalau sekedar dikasih teori aja.""Maafin saya Tante.""Enggak usah minta maaf," ucap Bu Mala lagi. "Yang penting kamu harus bisa buktiin kalau omongan kamu ini bener. Nggak sekedar tong kosong doang."Jean menganggukkan kepalanya. Dia menerima tawaran bu Mala dengan sangat terbuka. "Saya nggak akan bikin Tante kecewa.""Lebih tepatnya Nilam. Tante nggak mau, kamu buat dia kecewa.""Saya paham, Tante."Suasana tegang di antara kedua orang itu mulai mereda. Bahkan Bu Mala dengan senang hati mempersilahkan Jean untuk menikmati minumannya lagi.

DMCA.com Protection Status