Share

Peran Ayah

last update Last Updated: 2024-10-01 18:01:27

"Pa! Abis dari sini kita beli es krim ya?"

"Kamu mau es krim apa sayang?"

"Vanilla terus di atasnya ada oreo ya Pa."

"Hm... Gimana ya?"

"Ayo dong Pa! Boleh ya! Boleh ya! Kan aku udah nemenin Papa ke bengkel."

"Hehehe, iya sayang... iya... Pulang dari sini kita beli es krim ya."

"Yaii, makasih Papa. Aku sayang banget ama Papa."

"Sama-sama putri Papa yang paling cantik."

Hhhh...

Jean langsung menoleh ke arah perempuan di sebelahnya ketika mendengar relakan nafas Nilam yang cukup keras barusan.

"Apa apa?" tanya Jean pada perempuan yang sedang bertopang dagu tersebut.

"Aku iri ama anak itu Pak," tunjuk Nilam ke arah seorang bocah perempuan seumuran Qila yang sedang dipeluk dengan penuh kasih sayang oleh Papanya.

"Kenapa? Kamu mau dibeliin es krim juga?" tanya Jean setengah bercanda.

"Ck," Nilam
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Jangan Marah Dulu

    Berbeda dengan Nilam dan Jean justru nge-date di bengkel. Elisha dan Dikta sendiri dalam perjalanan menuju ke Jakarta. Keduanya duduk berdampingan di pesawat. Selama hampir satu jam perjalanan kedua orang itu sama sekali tidak banyak bicara. Terlebih lagi Elisha, dia sibuk melamun sambil sesekali menyeka air matanya karena nasib buruk yang sedang menimpa dirinya.Elisha begitu frustasi. Bagaimana tidak, dalam sehari ia harus mengalami banyak tekanan dari sana sini. Pertama, masalah dengan Jean yang sedang marah kepadanya. Keduanya, ungkapan cinta Dikta yang membuatnya syok beberapa saat yang lalu. Dan tweakhir, ancaman sang CEO yang membuatnya batal resign dari perusahaan tersebut.Jujur saja, memikirkan semua itu membuat otaknya panas.Dikta yang menyadari jika sekretarisnya itu masih marah padanya, sengaja mengarahkan tangan kanannya di atas paha Elisha dan mengelusnya dengan lembut. Tapi tentu tindakannya itu langsung ditepis begitu saja oleh Elisha. Se

    Last Updated : 2024-10-01
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Maafin Aku, Mas

    "Mas! Tolong jangan marah dulu! Aku bisa jelasin semuanya.""Memangnya apa yang mau kamu katakan Sha? Dari pesan yang kamu kirim itu aja udah menjelaskan semuanya, kalau kamu lebih mementingkan bos kamu itu daripada acara penting kita.""Enggak Mas. Enggak kayak gitu ceritanya..." desah Elisha sambil menahan tangisnya. "I- itu cuma salah paham aja.""Coba jelasin!" titah Jean pada akhirnya.Namun sayangnya, bukannya langsung memberikan alasan yang terjadi sebenarnya, Elisha malah diam saja dan hanya bisa menggigit bibir bawahnya dengan resah.Mana mungkin Elisha mengatakan pada Jean jika ini semua ulah si Bos yang merasa cemburu karena mereka berdua akan makan malam romantis. Mana mungkin Elisha memberitahu Jean, jika hari itu Dikta sengaja mencampurkan obat tidur pada minumannya agar dia tidak sadarkan diri."Kok kamu diem? Lagi nyusun kalimat yang tepat ya?" tukas Jean dengan wajah tidak bersahabat. Sungguh dia muak dengan ulah

    Last Updated : 2024-10-02
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Apa Gak Curiga

    Semua berjalan normal keesokan harinya. Bahkan hari ini Elisha sengaja membolos kerja karena ingin metime dengan keluarganya. Untung saja Dikta mengijinkan dirinya untuk libur hari ini walaupun harus melewati perdebatan sana sini. Bahkan dia memutuskan untuk pergi belanja karena ingin memasak makanan spesial untuk anak dan suaminya."Hai Jeng Lisha! Apa kabar?"Elisha sedang memilih sayuran yang hendak ia beli pagi itu, ketika salah seorang ibu menegurnya."Eh— ibu Ningsih. Kabar saya baik banget kok, Bu.""Wah, alhamdulillah kalo sehat. Seneng saya dengernya."Elisha tersenyum tipis. Sementara mata dan tangannya masih sibuk memilah bahan makanan apa yang harus dibeli hari ini."Kok tumben sih belanja sendiri? Biasanya kan yang belanja si Nilam?" Tetangga Elisha yang kebetulan datang bersama Bu Ningsih ikut buka suara."Si Nilam, ada di rumah kok Bu. Saya nyuruh dia nyuci tadi," jawab Elisha apa adanya.

    Last Updated : 2024-10-02
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Elisha Cemburu?

    Setibanya di rumah, Elisha langsung masuk ke dapur. Di sana ia mendapati Nilam yang baru selesai mengeluarkan pakaian-pakaian yang sudah di cuci dari dalam mesin."Udah selesai nyucinya Nilam?"Mendengar suara Elisha, si empunya nama pun menoleh ke arah sumber suara. "Iya Bu, baru aja selesai."Elisha menghampiri Nilam, niatnya sih ingin mengecek apakah baju-baju miliknya memang sudah dicuci semua. Tapi— matanya justru tidak sengaja melihat pemandangan yang membuatnya curiga."Nilam?""Iya?""Itu— leher kamu kenapa ya? Kok merah-merah gitu?"Nilam tersentak kaget. Ia langsung memegangi bekas cupang di lehernya yang bisa-bisanya lupa ia tutup dengan foundation."I- ini, gatal Bu," jawab Nilam sekenanya. Dia tidak punya jawaban lain soalnya."Gatal?" Elisha memicingkan pandangannya. "Emang ada gatal yang bentuknya kayak cupang gitu?"Nilam mengerutkan keningnya. "Cupang? Cupang itu apa ya, Bu?" S

    Last Updated : 2024-10-02
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Sebuah Pengakuan

    "Sebenarnya saya dan Pak Jean sempat di kamar berdua, Bu."Deg!Pengakuan Nilam itu membuat Elisha tercekat. Ia juga nyaris lupa bagaimana caranya bernafas karena terlalu syok."Se- sekamar berdua? Kalian ngapain?" tanya Elisha dengan nada terbata-bata. Lututnya terasa lemas ketika mendengar pengakuan Nilam barusan."Ibu jangan salah paham dulu!" Nilam mengibaskan kedua tangannya di depan dada. "Saya masuk ke kamar sama Pak Jean, bukan buat ngelakuin hal yang aneh-aneh kok.""Terus?""Saya bantuin Pak Jean ke dalam buat istirahat aja. Soalnya Bapak kelihatan lemes banget gara-gara mabuk."Jantung Elisha masih berdebar-debar. Iya memandang pembantunya dengan sinis dan agak sangsi. Apa benar kata-kata Nilam bisa dia percaya?"Malam itu, Pak Jean pulang dalam kondisi mabuk berat, Bu. Dia juga keliatan sedih banget karena ibu nggak jadi pulang," ucap Nilam dengan nada lembutnya. "Nggak mungkin dong, saya tega biarin

    Last Updated : 2024-10-03
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Beneran Resign!

    Menurut Jean, menghindari perdebatan apalagi di depan Qila adalah keputusan yang tepat. Dia tidak mau anaknya sedih karena pertengkaran kedua orang tuanya."Kalau gitu, dua hari lagi kamu jangan lupa interview calon pembantu baru kita ya!" ucap Elisha dengan nada memerintah seperti biasanya. "Semoga aja, pembantu baru kita nanti kerjanya sebagus Nilam."***Nilam terlihat happy kali ini. Alasannya karena Elisha sudah menemukan penggantinya. Dia tak sabar ingin pulang ke rumah. Tidak sabar main dengan teman-temannya. Ke club malam, cari mangsa, ke salon."Akhh! Aku nggak sabar buat ngelakuin itu semua," jerit Nilam kegirangan. Ia mulai mengeluarkan semua bajunya di lemari dan memindahkannya ke dalam tas besar miliknya. Tas yang dulu dia bawa waktu pertama kali datang ke rumah ini."Pokoknya, kalau udah sampai rumah aku mau langsung tiduran di kasur ku yang nyaman. Makan masakan buatan Ibu, terus rebahan sampai sore.""Ngebayangin

    Last Updated : 2024-10-03
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Bikin Hamil Aja Gimana?

    "Pak Jean... Saya boleh minta sesuatu nggak?""Apa?" tanya Jean penasaran."Boleh saya lanjut beres-beres nggak? Biar saya cepat pulang ke rumah."Jean yang mendengar kata-kata Nilam itu langsung melepaskan pelukannya dan sedikit menjauh."Mau aku bantuin?""Enggak usah Pak. Tinggal dikit kok."Jean memandangi Nilam tanpa bersuara. Rasa hati ingin sekali mencegah gadis itu untuk tetap bersamanya lebih lama. Tapi apa daya, itu juga sudah menjadi keputusan Nilam.Kadang Jean bertanya-tanya dalam hati, kalau memang jatuh cinta yang kedua kalinya itu ada, kenapa hal itu bisa terjadi saat ia sudah memiliki keluarga yang harmonis? Dia merasa tidak adil karena hal tersebut.Dia ingin terus bersama Nilam.Tapi takdir dan keadaan tak mengijinkan."Eh? Bapak! Bapak ngapain?"Nilam lagi-lagi dipeluk dari belakang oleh Jean. Tapi berbeda dengan pagi tadi, kini Jean tidak hanya memeluk pinggangnya

    Last Updated : 2024-10-04
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Lebih Memilih Pembantu

    "Mbak bohong!" tepis Qila tak percaya."Beneran Mbak Qila sayaang... Ngapain Mbak bohong?""Kemarin aja Mbak janji mau kerja lama di sini, tapi baru beberapa bulan Mbak malah resign. Kan Mbak pembohong!" Qila buang muka. Ngambeknya makin menjadi-jadi saja."Ehm..." Nilam melirik ke arah Jean. Meminta bantuan agar bisa membujuk Qila. Kalau Qila ngambkek begini saat ia angkat kaki dari rumah ini, ia bakal kepikiran dan nggak akan bisa tenang.Paham dengan maksud lirikan si pembantu, Jean pun mendekati Qila yang sedang cemberut dan memeluknya. Berusaha memberikan pengertian pada anak tunggalnya itu agar berhenti merajuk."Qila! Kamu jangan kayak gitu dong! Harusnya kamu do'a-in Mbak Nilam supaya dapat tempat kerja yang lebih baik di luar sana! Bukannya malah ngambek kayak gini sayang..." Jean mengusap usap punggung anaknya. Mencoba memberikan pengertian pada bocah berparas cantik tersebut."Tapi Mbak Nilam jahat Pa.""Qilaa

    Last Updated : 2024-10-04

Latest chapter

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Jauhi Suamiku

    "Kamu siapa? Ngapain di rumahku?!" bentak wanita itu dengan tatapan tajam. Nilam mengerjapkan matanya beberapa kali, mencoba memahami situasi. Wanita yang berdiri di hadapannya tampak anggun dengan balutan pakaian kantoran yang rapi. Rambut panjangnya tersisir sempurna, wajahnya terlihat cantik meski sorot matanya dipenuhi kebencian. "Maaf, tapi siapa ya?" tanya Nilam, masih bingung. Nilam seperti pernah lihat, tapi lupa di mana.Wanita itu mendengus, lalu melipat tangannya di depan dada. "Harusnya aku yang nanya! Kamu siapa? Ngapain di rumahku? Atau jangan-jangan kamu ini maling ya!" Nilam sontak membelalakkan mata. "Apa?! Maling? Aku bukan maling!" "Lalu kamu siapa?!" "Aku pacarnya Jean!" tegas Nilam, tak ingin dituduh yang bukan-bukan. Sejenak, ekspresi wanita itu berubah. Namun, detik berikutnya dia justru terkekeh sinis. "Pacar? Jangan becanda! Aku istrinya!" Deg! Nilam menelan ludah. "Tapi… bukannya kalian sudah cerai?" Elisha—wanita itu—menyipitkan matanya. "C

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Harus Waspada

    Nilam mengangguk, kali ini ekspresinya berubah sedikit lebih serius. "Iya, aku yakin. Aku gak tahu kenapa dia ngikutin aku terus, tapi rasanya aneh aja."Jean menggenggam tangan Nilam erat. "Mulai sekarang, kamu hati-hati, ya. Kalau ada yang aneh, langsung kasih tahu aku. HARUS!" tekan Jean."Aku juga akan minta pihak kepolisian buat cari tau siapa dia. Karena gak mungkin kalian bisa kebetulan bertemu sampai beberapa kali."Nilam mengangguk paham dan patuh pada perintah Jean. Tangannya menggenggam erat lengan pria itu, merasa sedikit lebih tenang dengan kehadirannya. "Aku ngerti, Pak. Aku bakal lebih hati-hati," ujar Nilam dengan suara pelan. Jean masih terlihat tegang. Ia mengusap punggung tangan Nilam dengan ibu jarinya, berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa semuanya akan baik-baik saja."Dan satu lagi!" Jean menatap Nilam dengan ekspresi serius. "Jangan mudah terkecoh hanya karena penampilan cowok itu ganteng. Paham?"Nilam mencebikkan bibirnya dan mengangguk. "Kalau itu ak

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Selalu Waspada

    "Hai Nilam."Si empunya nama semakin kebingungan. Terlebih ketika lelaki itu mengetahui siapa namanya."K- kamu siapa ya?" tanya Nilam pada cowok berhoodie hitam, memakai masker, dan celana panjang warna senada. Dari suaranya, memang terdengar tidak asing. Tapi wajahnya— wajah itu tidak pernah ia lihat sebelumnya.Penampilan misterius seperti itu tentu saja membuat Nilam menjadi sedikit was-was sehingga mundur beberapa langkah."Kamu lupa ama aku?""Hn?"Gimana dia bisa tau siapa cowok di depannya, jika penampilan orang itu aja sangat mencurigakan."Aku beneran ga inget."Cowok itu menurunkan maskernya. Membuat wajahnya terlihat jelas sekarang.Tapi— lagi-lagi Nilam hanya bisa menggelengkan kepalanya karena tidak bisa mengingat wajahmu udah di depannya.Bahkan meskipun pemuda itu sudah memperlihatkan wajahnya, tapi Nilam masih belum mengingat apapun."Nilam..."Saat pemuda itu akan mengatakan sesuatu, terdengar suara teriakan Jean dari kejauhan."Kalau gitu aku permisi dulu ya. Semog

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Kamar Kedap Suara

    "Nanti, di kamar ini, kita bakal produksi baby Je-Ni." Sambil mengecupi pelipis Nilam, Jean mengungkap apa yang dia pikirkan."B-baby Jeni?" Nilam mengerutkan keningnya."Iya, Jean Nilam junior maksudnya."Pipi Nilam kian memanas. Ia hampir meledak karena kata-kata pria itu."Karena sebelah langsung kamarnya Qila, jadi aku sengaja bikin ruangan ini kedap suara. Biar nanti pas kamu jerit keenakan ga kedengeran Qila," goda Jean makin menjadi-jadi.Nilam langsung berbalik. Ia menatap Jean dan langsung menjewer kupingnya sampai duda ganteng itu kesakitan."Jangan mancing-mancing ya!""Mancing gimana? Aku bicara sesuai fakta.""Fakta apanya! Kamu ngomongnya ngaco, Pak!" tukas Nilam dengan nada tegas.Jean meringis. Ia mengusap pipi Nilam lembut, sementara matanya tak pernah lepas dari wajah ayu sang kekasih. "Apa kamu perlu bukti?"Nilam makin syok."Kalau mau bukti, aku bisa kok nunjukin itu sekarang." Jean semakin intens menggoda perempuan itu.Nilam mendelik. Ia dorong wajah Jean hingga

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Hadiah Buat Kamu

    Hari ini, Nilam benar-benar tak tahu akan dibawa ke mana oleh Jean. Pria itu hanya mengatakan bahwa ia ingin menunjukkan sesuatu yang istimewa. Dari raut wajahnya, Jean tampak begitu bersemangat, seakan-akan telah menunggu momen ini sejak lama. Mobil mereka akhirnya berhenti di depan sebuah gedung pencakar langit di pusat kota. Bangunan apartemen mewah itu menjulang tinggi, mencerminkan kemegahan dan eksklusivitas. Fasade bangunan yang berlapis kaca tampak berkilauan, memantulkan sinar matahari pagi yang cerah. "Selamat datang," ucap Jean dengan senyum penuh arti. Nilam menatapnya dengan bingung sekaligus penasaran. "Kita ke sini ngapain, Pak?" Jean tak langsung menjawab. Ia justru menggandeng tangan Nilam, membawanya masuk ke dalam lobi yang sangat luas dan elegan. Lantai marmernya mengilap, langit-langit tinggi dengan lampu kristal yang menggantung menambah kesan mewah. Resepsionis menyambut mereka dengan ramah, sementara beberapa penghuni yang terlihat lewat berpakaian rapi

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Saling Mengenang

    Nilam sudah siap sejak pagi, dia duduk di ruang tamu dengan kaki bersilang, mengenakan gaun selutut krem dengan motif bunga yang membuatnya terlihat santai namun tetap rapi. Rambutnya yang sebahu dibiarkan terurai, membuat wajahnya terlihat lebih lembut. Pandangannya sesekali mengarah ke layar ponsel, namun ia menahan diri untuk tidak menghubungi Jean.Sesuai janji pria itu semalam, mereka akan pergi ke suatu tempat—meski Jean tak menyebutkan di mana. Nilam sebenarnya penasaran, tapi di sisi lain ia juga menikmati sensasi kejutan yang pria itu siapkan.Suara langkah kaki terdengar mendekat. Ibunya, Bu Mala, muncul dari arah dapur dengan secangkir teh di tangan. Wanita paruh baya itu mengenakan daster batik favoritnya, rambutnya disanggul seadanya. Ia lalu duduk di sebelah Nilam dengan santai.“Masih belum datang ya si Jean?” tanyanya, menyesap teh melati yang aromanya begitu khas. “Belum, Ma. Kayaknya masih di jalan.” “Coba chat aja?” Nilam menggeleng. “Nggak deh. Takutnya dia l

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Calon Istriku

    "Memang ada yang berani masuk ke sini tanpa ketuk pintu dulu?" Ia semakin mendekat, nyaris membuat bibir mereka bersentuhan.Nilam menelan ludah. Dalam jarak seperti ini, ia dapat merasakan helaan nafas sang kekasih.Hanya ada dirinya dan Jean dalam ruangan ini, terperangkap dalam jarak yang begitu dekat hingga ia bisa merasakan hembusan napas pria itu. Jean masih menatapnya dalam, matanya seperti ingin menelusuri setiap inci ekspresi di wajahnya. Bibirnya melengkung dalam senyum samar, penuh godaan."Kamu kalau diem gini jadi makin gemesin," bisiknya lembut, suara rendahnya bergetar di udara di antara mereka.Jantung Nilam berdetak begitu kencang, ia bisa merasakannya hingga ke ujung jari. "Pak Jean..." desis Nilam lirih, tapi tubuhnya tetap diam di tempat. Jean tersenyum semakin lebar, seolah membaca gelagat bahwa gadis di hadapannya tidak benar-benar ingin menjauh. "Apa sayang?""Posisi kita terlalu de—"Tanpa memberikan kesempatan bagi Nilam untuk menyelesaikan ucapannya, Jean

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Ada Yang Aneh

    Setelah seminggu penuh istirahat di rumah, akhirnya hari ini Nilam kembali ke kantor. Meski tubuhnya sudah lebih segar, perasaannya masih sedikit berat. Ada rasa cemas yang belum sepenuhnya hilang. Lebih tepatnya perasaan bersalah pada teman-temannya karena acara kantor mereka jadi gagal.Saat melangkah masuk ke gedung kantor, Nilam menghela napas dalam-dalam. Rasanya seperti sudah lama sekali ia tidak berada di sini. Ia hanya khawatir dengan reaksi teman-temannya nanti.Namun, baru beberapa langkah memasuki lobi, suara familiar langsung menyambutnya."Mba Nilam!"Gadis itu melihat Talita dan Rina yang sedang berlari ke arahnya. Talita terlihat begitu antusias, sementara Rina—meskipun ekspresinya tidak seheboh Talita—jelas-jelas tampak lega melihat Nilam. "Kamu udah sehat, Mba?" Talita langsung memeluk Nilam erat, nyaris membuatnya kehilangan keseimbangan. "Aku khawatir banget sama kamu Mba.""Kalau aku udah masuk kerja, berarti aku udah sehat," balas Nilam yang tak kuasa menahan s

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Awal Permainan

    "Itulah yang sedang kami dalami." Polisi itu menatap Jean dengan ekspresi serius. "Kami sudah meminta teknisi villa untuk memeriksa apakah ini hanya kerusakan teknis atau sabotase. Jika ini disengaja, maka pelaku bisa saja seseorang yang memahami sistem keamanan di villa ini." Jean bersandar ke kursinya, pikirannya berpacu cepat. Ini bukan kebetulan. Seseorang sudah merencanakan ini dengan sangat matang. Matanya beralih ke Nilam yang masih terbaring di ranjang. Gadis itu tampak lemah, tapi sorot matanya menyiratkan ketakutan yang mendalam. CCTV mati. Tidak ada saksi. Tidak ada petunjuk. Jean menekan pelipisnya, mencoba meredam emosi yang berkecamuk. Fakta bahwa CCTV di villa mati pada saat kejadian membuatnya semakin curiga. Ini bukan kebetulan. Seseorang sudah merencanakan semua ini. "Apa kalian sudah memeriksa staf villa? Atau tamu lain yang mungkin mencurigakan?" tanya Jean dengan nada mendesak. Polisi yang duduk di depannya menghela napas pelan. "Kami sudah memint

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status