Share

Lebih Memilih Pembantu

Penulis: CH. Blue Lilac
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-04 18:13:26

"Mbak bohong!" tepis Qila tak percaya.

"Beneran Mbak Qila sayaang... Ngapain Mbak bohong?"

"Kemarin aja Mbak janji mau kerja lama di sini, tapi baru beberapa bulan Mbak malah resign. Kan Mbak pembohong!" Qila buang muka. Ngambeknya makin menjadi-jadi saja.

"Ehm..." Nilam melirik ke arah Jean. Meminta bantuan agar bisa membujuk Qila. Kalau Qila ngambkek begini saat ia angkat kaki dari rumah ini, ia bakal kepikiran dan nggak akan bisa tenang.

Paham dengan maksud lirikan si pembantu, Jean pun mendekati Qila yang sedang cemberut dan memeluknya. Berusaha memberikan pengertian pada anak tunggalnya itu agar berhenti merajuk.

"Qila! Kamu jangan kayak gitu dong! Harusnya kamu do'a-in Mbak Nilam supaya dapat tempat kerja yang lebih baik di luar sana! Bukannya malah ngambek kayak gini sayang..." Jean mengusap usap punggung anaknya. Mencoba memberikan pengertian pada bocah berparas cantik tersebut.

"Tapi Mbak Nilam jahat Pa."

"Qilaa
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Nisa MelisaWedding
makin seruuuuuuu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Kemarahan Elisha Terhadap Nilam

    "Ohh, jadi ini sifat asli kamu?" "Ibu dulu kan tadi yang mulai? Saya juga nggak bakal tinggal diem kalau ada yang ngerendahin saya Bu!" "Ckckck. Padahal aku pikir kamu gadis lugu dan baik hati, taunya sama aja. Munafik!" "Bu, orang diem nggak selamanya rela kalau direndahin kayak gini! Daripada nuduh orang munafik! Kenapa ibu nggak bercermin aja!" "Apa maksud kamu? Kenapa harus aku yang ngaca! Kenapa enggak kamu aja!" "Ya biar ibu bisa sadar kalau yang munafik selama ini itu siapa! Yang sok baik itu siapa! Saya— atau ibu!" "Hei! Maksud kamu apa bicara kayak gitu!" Elisha semakin murka. Hasrat ingin menjambak dan mencakar wajah Nilam semakin menjadi-jadi saja. "Udah miskin! Belagu! Sok tau pula!" "Sha! Jangan ngomong kayak gitu! Kan Nilam udah mau resign! Kenapa kalian malah berantem?" sela Jean sambil menahan istrinya. "Malu kalau sampai tetangga denger Sha!" "Ck!"

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-05
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Fakta Yang Sebenarnya

    "Nilaaam! Dari mana aja kamu, hah?"Baru juga gadis itu masuk ke dalam rumah, tapi dia sudah disambut dengan suara keras yang berasal dari lantai dua."Ibuk..." Yap— suara tadi adalah milik ibu kandung Nilam. Namanya Bu Mala— usianya 55 tahun dan seorang janda. Perempuan bergaya casual khas ibu-ibu jaman sekarang. Parasnya hampir mirip Nilam, tapi versi tuanya."Ibu! Ibu! Sejak kapan kamu manggil Mama kayak gitu? Dan— darimana aja kamu? Kenapa baru pulang sekarang? Kenapa nggak pernah angkat telfon mama?"Satu sifat Bu Mala yang khas adalah, cerewet."Baru juga nyampek, Ma. Masa Mama udah marah-marah? Nggak kangen apa ama Nilam?" Nilam memeluk pinggang ibunya. Beberapa bulan tidak bertemu, bukannya di tanyain kabar, malah ia kena omel."Ya jelas kangen-lah! Makanya mama marah ke kamu. Pergi nggak bilang-bilang, balik juga nggak ngasih tau." Bu Mala memeluk balik putri kesayangannya. Kangen berat sama bocah bawel bernama Nilam ter

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-05
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Bertengkar Lagi

    Di meja makan, sudah tersaji banyak menu kesukaan Nilam. Ayam bakar, sayur asem, sambal terasi adalah tiga menu yang paling menarik perhatian gadis 20 tahun itu. Masakan Mamanya yang paling dia rindukan."Ehm, akhirnya aku bisa makan masakan mama lagi," Dengan mulut penuh makanan, Nilam memuji masakan Bu Mala. Dia terlihat lahap sekali saat menyantap semua makanan itu. "Aku pernah coba bikin menu ini di rumah majikanku, tapi nggak seenak buatan Mama."Cerita anaknya itu membuat Bu Mala mendelik tak percaya. "Apa? Kamu masak juga di sana?""Iya ma. Masak, bersih-bersih, semua pekerjaan Bibi aku kerjain tanpa terkecuali. Termasuk bersihkan kamar mandi."Bu Mala makin syok saat mendengar itu semua. Anak yang dari kecil ia manja, justru melakukan hal semacam itu di rumah orang lain. Sulit dipercaya."Kamu ini beneran aneh, Nilam. Libur kuliah bukannya ngelakuin hal yang bener malah jadi Babu di rumah orang lain," balas Bu Mala sambil menggele

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-06
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Korban Yang Sebenarnya

    "ELISHA!" Suara teriakan Jean seketika menggema di rumah itu saking kerasnya. Hingga tidak hanya Elisha saja yang dibuat terkejut karena sentakan Jean, tapi juga Qila yang berada tak jauh dari tempat mereka berdua berdiri."Papa— Mama!"Kedua pasangan suami istri yang saling melemparkan tatapan dingin itu langsung menoleh ke arah Qila. Di mana, gadis kecil berusia 8 tahun itu tampak mulai berkaca-kaca dan ketakutan karena perselisihan di antara kedua orang tuanya."Qi— Qila...""Liat itu! Gara-gara kamu teriak-teriak kayak barusan, Qila jadi takut!" ucap Elisha yang masih sempat-sempatnya menyalakan sang suami karena putrinya menjadi ketakutan. "Udah sana urus Qila! Aku udah terlambat bekerja!"Jean benar-benar sudah tidak bisa berkata apapun lagi saat melihat istrinya memilih pergi daripada menenangkan anak mereka yang mulai menangis sesenggukan. Ia hanya dapat menghela nafas panjang, dan mulai mendekati Qila untuk menenangkan anak gadis

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-06
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Suami Disia-siakan

    Jean benar-benar seperti seorang pembantu sekarang. Pulang mengantar Qila, dia langsung belanja beberapa kebutuhan rumah pun untuk isi kulkas selama beberapa hari ke depan. Sayur mayur, ikan, daging, semua tidak boleh ada yang terlewat. Bahkan pembalut pesanan Elisha pun, dia juga tidak lupa belikan. Mengabaikan tatapan heran orang-orang di minimarket yang di dominasi perempuan. Jean hanya ingin menghindari perdebatannya dengan sang istri seperti pagi tadi. Dia tidak mau Qila menangis ketakutan karena kedua orang tuanya bertengkar. Dia harus menjaga baik-baik mental putri kecilnya. Walaupun ujung-ujungnya, dia sendiri yang merasa tersiksa. Setelah tiba di rumah, Jean langsung menata semua belanjaannya ke dalam rak dapur. Sementara untuk bahan makanan, ia langsung cuci dan simpan di dalam kulkas dengan rapi. Pernah dia menata sayur dan daging-dagingan tidak sesuai tempatnya, dan hasilnya Elisha mengomel tanpa henti hari itu. Tentu saja Jea

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-07
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Semakin Menggila

    Jean menggigit bibirnya. "Tentunya dong. Nggak ada kata menyerah di dalam kamus papa. Kamu juga harus gitu, Qila sayang. Kamu harus banyak kamu harus bahagia dan gak boleh merasa sedih lagi! Gimana? Mau janji ama Papa?" tanya pria itu dengan nada yang kembali ceria seperti sedia kala. Dia tidak mau terus-menerus memasang topeng kesedihan di depan putrinya."Janji Pa," balas si cantik Qila, sambil mengulurkan jari kelingkingnya. Membuat pinki promise."Ya udah, sekarang kamu tidur ya! Udah malem banget soalnya, takut besok kamu malah kesiangan.""Qila mau tidur sama Papa," pintanya.Jean mengangguk. Menyetujui permintaan anaknya tersebut. "Ya udah, ayo sini!" Ia membantu Qila bangun dan menyiapkan bantal untuk putrinya istirahat.Setelah Qila tidur di sebelahnya, dengan cekatan Jean menyelimuti putrinya dengan bedcover agar tidak kedinginan. Ia juga tidak lupa memberikan kecupan sayang di kening anaknya. Hal yang tidak boleh dia lewatkan s

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-07
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Kenapa ke Club?

    Setelah berkata seperti itu Dikta lalu menarik tangan sekretarisnya dan mengajaknya ke lantai dansa. Walaupun dari sini sana sedikit full tapi tidak menyurutkan keduanya untuk tetap berjoget menikmati alunan musik.Dikta merangkul pinggul Elisha, sementara tangan satunya ia angkat ke atas dan meninju-ninju mengikuti ketukan musik. Elisha yang awalnya hanya mengangguk-anggukkan kecil, mulai bergoyang. Tubuhnya meliuk dalam dekapan Dikta sebelum pada akhirnya mulai bergerak seirama dengan musik yang menghentak. Kepalanya menggeleng ke kanan dan kiri. Ia berteriak dan bersorak kegirangan.Ia yang tadinya sedikit canggung karena tak jago menari, malah berhasil membuat beberapa pasang mata terhibur karena gerak tarinya yang sedikit erotis. Bahkan tanpa ragu, Elisha melepas dia kancing teratas kemejanya hingga belahan dadanya yang sinyal sedikit menyembul keluar.Kadang Elisha juga sengaja menarik dasi Dikta untuk menggodanya. Gara-gara minuman keras, perempuan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-08
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Butuh Hiburan

    Walaupun minuman yang mereka pesan bukan yang mengandung kadar alkohol, tetap saja minuman yang mereka pilih tergolong mewah untuk ukuran club malam. Dan tentu saja harganya tidak murah."Ternyata, banyak orang stres ya di Ibu kota."Celetukan Nilam itu membuat Nana yang tadinya sibuk mengamati si bartender yang sedang membuat mocktail langsung memutar duduknya dan melihat ke arah yang dituju oleh Nilam."Kenapa kamu ngomong gitu?""Liat aja di sana! Banyak banget orang-orang yang butuh hiburan dan butuh sesuatu untuk melepaskan stres mereka."Nana mendesah panjang. "Yah mau gimana lagi, Nilam, namanya juga kota besar."Perempuan 20 tahun itu memperhatikan wajah-wajah pengunjung yang sedang sibuk berdansa. Tapi ada satu orang yang menarik perhatiannya, seorang wanita yang sepertinya pernah ia lihat sebelumnya.Wanita yang sedang berdansa dengan seseorang yang juga tampak tidak asing sebelumnya. Menari sembari meliuk-liuk

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-08

Bab terbaru

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Jauhi Suamiku

    "Kamu siapa? Ngapain di rumahku?!" bentak wanita itu dengan tatapan tajam. Nilam mengerjapkan matanya beberapa kali, mencoba memahami situasi. Wanita yang berdiri di hadapannya tampak anggun dengan balutan pakaian kantoran yang rapi. Rambut panjangnya tersisir sempurna, wajahnya terlihat cantik meski sorot matanya dipenuhi kebencian. "Maaf, tapi siapa ya?" tanya Nilam, masih bingung. Nilam seperti pernah lihat, tapi lupa di mana.Wanita itu mendengus, lalu melipat tangannya di depan dada. "Harusnya aku yang nanya! Kamu siapa? Ngapain di rumahku? Atau jangan-jangan kamu ini maling ya!" Nilam sontak membelalakkan mata. "Apa?! Maling? Aku bukan maling!" "Lalu kamu siapa?!" "Aku pacarnya Jean!" tegas Nilam, tak ingin dituduh yang bukan-bukan. Sejenak, ekspresi wanita itu berubah. Namun, detik berikutnya dia justru terkekeh sinis. "Pacar? Jangan becanda! Aku istrinya!" Deg! Nilam menelan ludah. "Tapi… bukannya kalian sudah cerai?" Elisha—wanita itu—menyipitkan matanya. "C

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Harus Waspada

    Nilam mengangguk, kali ini ekspresinya berubah sedikit lebih serius. "Iya, aku yakin. Aku gak tahu kenapa dia ngikutin aku terus, tapi rasanya aneh aja."Jean menggenggam tangan Nilam erat. "Mulai sekarang, kamu hati-hati, ya. Kalau ada yang aneh, langsung kasih tahu aku. HARUS!" tekan Jean."Aku juga akan minta pihak kepolisian buat cari tau siapa dia. Karena gak mungkin kalian bisa kebetulan bertemu sampai beberapa kali."Nilam mengangguk paham dan patuh pada perintah Jean. Tangannya menggenggam erat lengan pria itu, merasa sedikit lebih tenang dengan kehadirannya. "Aku ngerti, Pak. Aku bakal lebih hati-hati," ujar Nilam dengan suara pelan. Jean masih terlihat tegang. Ia mengusap punggung tangan Nilam dengan ibu jarinya, berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa semuanya akan baik-baik saja."Dan satu lagi!" Jean menatap Nilam dengan ekspresi serius. "Jangan mudah terkecoh hanya karena penampilan cowok itu ganteng. Paham?"Nilam mencebikkan bibirnya dan mengangguk. "Kalau itu ak

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Selalu Waspada

    "Hai Nilam."Si empunya nama semakin kebingungan. Terlebih ketika lelaki itu mengetahui siapa namanya."K- kamu siapa ya?" tanya Nilam pada cowok berhoodie hitam, memakai masker, dan celana panjang warna senada. Dari suaranya, memang terdengar tidak asing. Tapi wajahnya— wajah itu tidak pernah ia lihat sebelumnya.Penampilan misterius seperti itu tentu saja membuat Nilam menjadi sedikit was-was sehingga mundur beberapa langkah."Kamu lupa ama aku?""Hn?"Gimana dia bisa tau siapa cowok di depannya, jika penampilan orang itu aja sangat mencurigakan."Aku beneran ga inget."Cowok itu menurunkan maskernya. Membuat wajahnya terlihat jelas sekarang.Tapi— lagi-lagi Nilam hanya bisa menggelengkan kepalanya karena tidak bisa mengingat wajahmu udah di depannya.Bahkan meskipun pemuda itu sudah memperlihatkan wajahnya, tapi Nilam masih belum mengingat apapun."Nilam..."Saat pemuda itu akan mengatakan sesuatu, terdengar suara teriakan Jean dari kejauhan."Kalau gitu aku permisi dulu ya. Semog

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Kamar Kedap Suara

    "Nanti, di kamar ini, kita bakal produksi baby Je-Ni." Sambil mengecupi pelipis Nilam, Jean mengungkap apa yang dia pikirkan."B-baby Jeni?" Nilam mengerutkan keningnya."Iya, Jean Nilam junior maksudnya."Pipi Nilam kian memanas. Ia hampir meledak karena kata-kata pria itu."Karena sebelah langsung kamarnya Qila, jadi aku sengaja bikin ruangan ini kedap suara. Biar nanti pas kamu jerit keenakan ga kedengeran Qila," goda Jean makin menjadi-jadi.Nilam langsung berbalik. Ia menatap Jean dan langsung menjewer kupingnya sampai duda ganteng itu kesakitan."Jangan mancing-mancing ya!""Mancing gimana? Aku bicara sesuai fakta.""Fakta apanya! Kamu ngomongnya ngaco, Pak!" tukas Nilam dengan nada tegas.Jean meringis. Ia mengusap pipi Nilam lembut, sementara matanya tak pernah lepas dari wajah ayu sang kekasih. "Apa kamu perlu bukti?"Nilam makin syok."Kalau mau bukti, aku bisa kok nunjukin itu sekarang." Jean semakin intens menggoda perempuan itu.Nilam mendelik. Ia dorong wajah Jean hingga

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Hadiah Buat Kamu

    Hari ini, Nilam benar-benar tak tahu akan dibawa ke mana oleh Jean. Pria itu hanya mengatakan bahwa ia ingin menunjukkan sesuatu yang istimewa. Dari raut wajahnya, Jean tampak begitu bersemangat, seakan-akan telah menunggu momen ini sejak lama. Mobil mereka akhirnya berhenti di depan sebuah gedung pencakar langit di pusat kota. Bangunan apartemen mewah itu menjulang tinggi, mencerminkan kemegahan dan eksklusivitas. Fasade bangunan yang berlapis kaca tampak berkilauan, memantulkan sinar matahari pagi yang cerah. "Selamat datang," ucap Jean dengan senyum penuh arti. Nilam menatapnya dengan bingung sekaligus penasaran. "Kita ke sini ngapain, Pak?" Jean tak langsung menjawab. Ia justru menggandeng tangan Nilam, membawanya masuk ke dalam lobi yang sangat luas dan elegan. Lantai marmernya mengilap, langit-langit tinggi dengan lampu kristal yang menggantung menambah kesan mewah. Resepsionis menyambut mereka dengan ramah, sementara beberapa penghuni yang terlihat lewat berpakaian rapi

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Saling Mengenang

    Nilam sudah siap sejak pagi, dia duduk di ruang tamu dengan kaki bersilang, mengenakan gaun selutut krem dengan motif bunga yang membuatnya terlihat santai namun tetap rapi. Rambutnya yang sebahu dibiarkan terurai, membuat wajahnya terlihat lebih lembut. Pandangannya sesekali mengarah ke layar ponsel, namun ia menahan diri untuk tidak menghubungi Jean.Sesuai janji pria itu semalam, mereka akan pergi ke suatu tempat—meski Jean tak menyebutkan di mana. Nilam sebenarnya penasaran, tapi di sisi lain ia juga menikmati sensasi kejutan yang pria itu siapkan.Suara langkah kaki terdengar mendekat. Ibunya, Bu Mala, muncul dari arah dapur dengan secangkir teh di tangan. Wanita paruh baya itu mengenakan daster batik favoritnya, rambutnya disanggul seadanya. Ia lalu duduk di sebelah Nilam dengan santai.“Masih belum datang ya si Jean?” tanyanya, menyesap teh melati yang aromanya begitu khas. “Belum, Ma. Kayaknya masih di jalan.” “Coba chat aja?” Nilam menggeleng. “Nggak deh. Takutnya dia l

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Calon Istriku

    "Memang ada yang berani masuk ke sini tanpa ketuk pintu dulu?" Ia semakin mendekat, nyaris membuat bibir mereka bersentuhan.Nilam menelan ludah. Dalam jarak seperti ini, ia dapat merasakan helaan nafas sang kekasih.Hanya ada dirinya dan Jean dalam ruangan ini, terperangkap dalam jarak yang begitu dekat hingga ia bisa merasakan hembusan napas pria itu. Jean masih menatapnya dalam, matanya seperti ingin menelusuri setiap inci ekspresi di wajahnya. Bibirnya melengkung dalam senyum samar, penuh godaan."Kamu kalau diem gini jadi makin gemesin," bisiknya lembut, suara rendahnya bergetar di udara di antara mereka.Jantung Nilam berdetak begitu kencang, ia bisa merasakannya hingga ke ujung jari. "Pak Jean..." desis Nilam lirih, tapi tubuhnya tetap diam di tempat. Jean tersenyum semakin lebar, seolah membaca gelagat bahwa gadis di hadapannya tidak benar-benar ingin menjauh. "Apa sayang?""Posisi kita terlalu de—"Tanpa memberikan kesempatan bagi Nilam untuk menyelesaikan ucapannya, Jean

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Ada Yang Aneh

    Setelah seminggu penuh istirahat di rumah, akhirnya hari ini Nilam kembali ke kantor. Meski tubuhnya sudah lebih segar, perasaannya masih sedikit berat. Ada rasa cemas yang belum sepenuhnya hilang. Lebih tepatnya perasaan bersalah pada teman-temannya karena acara kantor mereka jadi gagal.Saat melangkah masuk ke gedung kantor, Nilam menghela napas dalam-dalam. Rasanya seperti sudah lama sekali ia tidak berada di sini. Ia hanya khawatir dengan reaksi teman-temannya nanti.Namun, baru beberapa langkah memasuki lobi, suara familiar langsung menyambutnya."Mba Nilam!"Gadis itu melihat Talita dan Rina yang sedang berlari ke arahnya. Talita terlihat begitu antusias, sementara Rina—meskipun ekspresinya tidak seheboh Talita—jelas-jelas tampak lega melihat Nilam. "Kamu udah sehat, Mba?" Talita langsung memeluk Nilam erat, nyaris membuatnya kehilangan keseimbangan. "Aku khawatir banget sama kamu Mba.""Kalau aku udah masuk kerja, berarti aku udah sehat," balas Nilam yang tak kuasa menahan s

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Awal Permainan

    "Itulah yang sedang kami dalami." Polisi itu menatap Jean dengan ekspresi serius. "Kami sudah meminta teknisi villa untuk memeriksa apakah ini hanya kerusakan teknis atau sabotase. Jika ini disengaja, maka pelaku bisa saja seseorang yang memahami sistem keamanan di villa ini." Jean bersandar ke kursinya, pikirannya berpacu cepat. Ini bukan kebetulan. Seseorang sudah merencanakan ini dengan sangat matang. Matanya beralih ke Nilam yang masih terbaring di ranjang. Gadis itu tampak lemah, tapi sorot matanya menyiratkan ketakutan yang mendalam. CCTV mati. Tidak ada saksi. Tidak ada petunjuk. Jean menekan pelipisnya, mencoba meredam emosi yang berkecamuk. Fakta bahwa CCTV di villa mati pada saat kejadian membuatnya semakin curiga. Ini bukan kebetulan. Seseorang sudah merencanakan semua ini. "Apa kalian sudah memeriksa staf villa? Atau tamu lain yang mungkin mencurigakan?" tanya Jean dengan nada mendesak. Polisi yang duduk di depannya menghela napas pelan. "Kami sudah memint

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status