Share

Lebih Memilih Pembantu

Penulis: CH. Blue Lilac
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Mbak bohong!" tepis Qila tak percaya.

"Beneran Mbak Qila sayaang... Ngapain Mbak bohong?"

"Kemarin aja Mbak janji mau kerja lama di sini, tapi baru beberapa bulan Mbak malah resign. Kan Mbak pembohong!" Qila buang muka. Ngambeknya makin menjadi-jadi saja.

"Ehm..." Nilam melirik ke arah Jean. Meminta bantuan agar bisa membujuk Qila. Kalau Qila ngambkek begini saat ia angkat kaki dari rumah ini, ia bakal kepikiran dan nggak akan bisa tenang.

Paham dengan maksud lirikan si pembantu, Jean pun mendekati Qila yang sedang cemberut dan memeluknya. Berusaha memberikan pengertian pada anak tunggalnya itu agar berhenti merajuk.

"Qila! Kamu jangan kayak gitu dong! Harusnya kamu do'a-in Mbak Nilam supaya dapat tempat kerja yang lebih baik di luar sana! Bukannya malah ngambek kayak gini sayang..." Jean mengusap usap punggung anaknya. Mencoba memberikan pengertian pada bocah berparas cantik tersebut.

"Tapi Mbak Nilam jahat Pa."

"Qilaa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Kemarahan Elisha Terhadap Nilam

    "Ohh, jadi ini sifat asli kamu?" "Ibu dulu kan tadi yang mulai? Saya juga nggak bakal tinggal diem kalau ada yang ngerendahin saya Bu!" "Ckckck. Padahal aku pikir kamu gadis lugu dan baik hati, taunya sama aja. Munafik!" "Bu, orang diem nggak selamanya rela kalau direndahin kayak gini! Daripada nuduh orang munafik! Kenapa ibu nggak bercermin aja!" "Apa maksud kamu? Kenapa harus aku yang ngaca! Kenapa enggak kamu aja!" "Ya biar ibu bisa sadar kalau yang munafik selama ini itu siapa! Yang sok baik itu siapa! Saya— atau ibu!" "Hei! Maksud kamu apa bicara kayak gitu!" Elisha semakin murka. Hasrat ingin menjambak dan mencakar wajah Nilam semakin menjadi-jadi saja. "Udah miskin! Belagu! Sok tau pula!" "Sha! Jangan ngomong kayak gitu! Kan Nilam udah mau resign! Kenapa kalian malah berantem?" sela Jean sambil menahan istrinya. "Malu kalau sampai tetangga denger Sha!" "Ck!"

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Fakta Yang Sebenarnya

    "Nilaaam! Dari mana aja kamu, hah?"Baru juga gadis itu masuk ke dalam rumah, tapi dia sudah disambut dengan suara keras yang berasal dari lantai dua."Ibuk..." Yap— suara tadi adalah milik ibu kandung Nilam. Namanya Bu Mala— usianya 55 tahun dan seorang janda. Perempuan bergaya casual khas ibu-ibu jaman sekarang. Parasnya hampir mirip Nilam, tapi versi tuanya."Ibu! Ibu! Sejak kapan kamu manggil Mama kayak gitu? Dan— darimana aja kamu? Kenapa baru pulang sekarang? Kenapa nggak pernah angkat telfon mama?"Satu sifat Bu Mala yang khas adalah, cerewet."Baru juga nyampek, Ma. Masa Mama udah marah-marah? Nggak kangen apa ama Nilam?" Nilam memeluk pinggang ibunya. Beberapa bulan tidak bertemu, bukannya di tanyain kabar, malah ia kena omel."Ya jelas kangen-lah! Makanya mama marah ke kamu. Pergi nggak bilang-bilang, balik juga nggak ngasih tau." Bu Mala memeluk balik putri kesayangannya. Kangen berat sama bocah bawel bernama Nilam ter

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Bertengkar Lagi

    Di meja makan, sudah tersaji banyak menu kesukaan Nilam. Ayam bakar, sayur asem, sambal terasi adalah tiga menu yang paling menarik perhatian gadis 20 tahun itu. Masakan Mamanya yang paling dia rindukan."Ehm, akhirnya aku bisa makan masakan mama lagi," Dengan mulut penuh makanan, Nilam memuji masakan Bu Mala. Dia terlihat lahap sekali saat menyantap semua makanan itu. "Aku pernah coba bikin menu ini di rumah majikanku, tapi nggak seenak buatan Mama."Cerita anaknya itu membuat Bu Mala mendelik tak percaya. "Apa? Kamu masak juga di sana?""Iya ma. Masak, bersih-bersih, semua pekerjaan Bibi aku kerjain tanpa terkecuali. Termasuk bersihkan kamar mandi."Bu Mala makin syok saat mendengar itu semua. Anak yang dari kecil ia manja, justru melakukan hal semacam itu di rumah orang lain. Sulit dipercaya."Kamu ini beneran aneh, Nilam. Libur kuliah bukannya ngelakuin hal yang bener malah jadi Babu di rumah orang lain," balas Bu Mala sambil menggele

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Korban Yang Sebenarnya

    "ELISHA!" Suara teriakan Jean seketika menggema di rumah itu saking kerasnya. Hingga tidak hanya Elisha saja yang dibuat terkejut karena sentakan Jean, tapi juga Qila yang berada tak jauh dari tempat mereka berdua berdiri."Papa— Mama!"Kedua pasangan suami istri yang saling melemparkan tatapan dingin itu langsung menoleh ke arah Qila. Di mana, gadis kecil berusia 8 tahun itu tampak mulai berkaca-kaca dan ketakutan karena perselisihan di antara kedua orang tuanya."Qi— Qila...""Liat itu! Gara-gara kamu teriak-teriak kayak barusan, Qila jadi takut!" ucap Elisha yang masih sempat-sempatnya menyalakan sang suami karena putrinya menjadi ketakutan. "Udah sana urus Qila! Aku udah terlambat bekerja!"Jean benar-benar sudah tidak bisa berkata apapun lagi saat melihat istrinya memilih pergi daripada menenangkan anak mereka yang mulai menangis sesenggukan. Ia hanya dapat menghela nafas panjang, dan mulai mendekati Qila untuk menenangkan anak gadis

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Suami Disia-siakan

    Jean benar-benar seperti seorang pembantu sekarang. Pulang mengantar Qila, dia langsung belanja beberapa kebutuhan rumah pun untuk isi kulkas selama beberapa hari ke depan. Sayur mayur, ikan, daging, semua tidak boleh ada yang terlewat. Bahkan pembalut pesanan Elisha pun, dia juga tidak lupa belikan. Mengabaikan tatapan heran orang-orang di minimarket yang di dominasi perempuan. Jean hanya ingin menghindari perdebatannya dengan sang istri seperti pagi tadi. Dia tidak mau Qila menangis ketakutan karena kedua orang tuanya bertengkar. Dia harus menjaga baik-baik mental putri kecilnya. Walaupun ujung-ujungnya, dia sendiri yang merasa tersiksa. Setelah tiba di rumah, Jean langsung menata semua belanjaannya ke dalam rak dapur. Sementara untuk bahan makanan, ia langsung cuci dan simpan di dalam kulkas dengan rapi. Pernah dia menata sayur dan daging-dagingan tidak sesuai tempatnya, dan hasilnya Elisha mengomel tanpa henti hari itu. Tentu saja Jea

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Semakin Menggila

    Jean menggigit bibirnya. "Tentunya dong. Nggak ada kata menyerah di dalam kamus papa. Kamu juga harus gitu, Qila sayang. Kamu harus banyak kamu harus bahagia dan gak boleh merasa sedih lagi! Gimana? Mau janji ama Papa?" tanya pria itu dengan nada yang kembali ceria seperti sedia kala. Dia tidak mau terus-menerus memasang topeng kesedihan di depan putrinya."Janji Pa," balas si cantik Qila, sambil mengulurkan jari kelingkingnya. Membuat pinki promise."Ya udah, sekarang kamu tidur ya! Udah malem banget soalnya, takut besok kamu malah kesiangan.""Qila mau tidur sama Papa," pintanya.Jean mengangguk. Menyetujui permintaan anaknya tersebut. "Ya udah, ayo sini!" Ia membantu Qila bangun dan menyiapkan bantal untuk putrinya istirahat.Setelah Qila tidur di sebelahnya, dengan cekatan Jean menyelimuti putrinya dengan bedcover agar tidak kedinginan. Ia juga tidak lupa memberikan kecupan sayang di kening anaknya. Hal yang tidak boleh dia lewatkan s

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Kenapa ke Club?

    Setelah berkata seperti itu Dikta lalu menarik tangan sekretarisnya dan mengajaknya ke lantai dansa. Walaupun dari sini sana sedikit full tapi tidak menyurutkan keduanya untuk tetap berjoget menikmati alunan musik.Dikta merangkul pinggul Elisha, sementara tangan satunya ia angkat ke atas dan meninju-ninju mengikuti ketukan musik. Elisha yang awalnya hanya mengangguk-anggukkan kecil, mulai bergoyang. Tubuhnya meliuk dalam dekapan Dikta sebelum pada akhirnya mulai bergerak seirama dengan musik yang menghentak. Kepalanya menggeleng ke kanan dan kiri. Ia berteriak dan bersorak kegirangan.Ia yang tadinya sedikit canggung karena tak jago menari, malah berhasil membuat beberapa pasang mata terhibur karena gerak tarinya yang sedikit erotis. Bahkan tanpa ragu, Elisha melepas dia kancing teratas kemejanya hingga belahan dadanya yang sinyal sedikit menyembul keluar.Kadang Elisha juga sengaja menarik dasi Dikta untuk menggodanya. Gara-gara minuman keras, perempuan

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Butuh Hiburan

    Walaupun minuman yang mereka pesan bukan yang mengandung kadar alkohol, tetap saja minuman yang mereka pilih tergolong mewah untuk ukuran club malam. Dan tentu saja harganya tidak murah."Ternyata, banyak orang stres ya di Ibu kota."Celetukan Nilam itu membuat Nana yang tadinya sibuk mengamati si bartender yang sedang membuat mocktail langsung memutar duduknya dan melihat ke arah yang dituju oleh Nilam."Kenapa kamu ngomong gitu?""Liat aja di sana! Banyak banget orang-orang yang butuh hiburan dan butuh sesuatu untuk melepaskan stres mereka."Nana mendesah panjang. "Yah mau gimana lagi, Nilam, namanya juga kota besar."Perempuan 20 tahun itu memperhatikan wajah-wajah pengunjung yang sedang sibuk berdansa. Tapi ada satu orang yang menarik perhatiannya, seorang wanita yang sepertinya pernah ia lihat sebelumnya.Wanita yang sedang berdansa dengan seseorang yang juga tampak tidak asing sebelumnya. Menari sembari meliuk-liuk

Bab terbaru

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Persiapan Acara

    "Namanya... Ayunda." Jean mergerjap. "Ayunda?" "Iya. Dia anak perempuan dari mantan istriku yang pertama." "Di mana aku bisa mencarinya?" Pak Wijaya berusaha untuk duduk lebih tegap untuk menunjuk ke arah lemari pakaiannya. "Di dalam lemari itu ada foto kenanganku dengan Ayu. Aku meletakkannya didalam kotak kecil yang terbuat dari kayu." Jean menganggukkan kepalanya dan mengikuti arahan Pak Wijaya untuk mengambil benda tersebut. Setelah menemukan benda yang dicari, ia langsung menyerahkan kotak itu pada si empunya. Pak Wijaya sendiri nampak memandangi kotak itu dengan mata menerawang. Banyak momen indah antara ia dan sang putri yang sengaja ia simpan di dalam sana. "Ini fotonya... Dia cantik kan?" Jean menerima lembaran kertas tersebut dari tangan Pak Wijaya yang sedikit gemerar. "Dia anak ke sayangku, Jean. Satu-satunya harta yang aku miliki di dunia," ucap Pria itu lagi.

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Kita Akhiri Saja

    "Mumpung semuanya belum terlambat, Nilam. Sebelum cinta kamu semakin besar, lebih baik kita akhiri aja.""Liat aku kak! Liat aku dan katakan kalau kamu emang beneran mau putus sama aku!" Nilam menangkap pipi Jean. Membuat wajah mereka berhadapan satu sama lain. "Aku tau kamu nggak mungkin kayak gini."Jean memasang ekspresi datarnya. Ia tatap Nilam dengan begitu intens seperti kemauan gadis itu. Siapa bilang ia tidak berani memandang langsung kedua manik indah Nilam?Beberapa detik berlalu, pandangan Nilam justru mulai buram karena air matanya. Entah kenapa ia merasa Jean sedang tidak main-main atas ucapannya."Kamu itu gadis yang baik. Kamu berhak dapat pasangan yang lebih pantas dariku.""Aku muak denger kalimat itu, kak," lirih Nilam dengan suara bergetar. Tenggorokannya terasa sakit karena berusaha untuk menahan tangis."Kamu harus percaya, kelak bakalan ada cowok yang bisa bikin kamu bahagia. Cowok yang sepadan sama kamu, co

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Kemarahan Jean

    "Gimana kabar kamu?"Nilam menggigit kecil bagian dalam bibirnya. Harusnya Jean tidak perlu bertanya begitu padanya. Karena sudah jelas, dia sedang tidak baik-baik saja."Buruk, kak." Nilam membalas dengan lesu."Oh.""Cuma 'oh' doang?" protes Nilam sedikit kecewa. "Lebih dari dua minggu kakak ngilang, nggak ngasih kabar, kepastian, ngeghosting anak orang selama itu dan tanggapan kakak cuma OH doang?" Nilam memiringkan duduknya, ia menatap Jean dengan raut tak percaya. "Aku hampir gila kak."Okey— air mata Nilam kembali keluar seperti kran. Mendadak dia jadi melow saat di depan Jean. Seperti bocah saja."Kamu kenapa nangis lagi?" balas Jean."Aku juga nggak tau kenapa air matanya keluar terus tiap ngomong ama kamu. Mungkin karena udah lama aku tahan." Nilam duduk di samping Jean dengan banyak tingkah. Padahal mereka sedang di jalan menuju ke rumah Nilam."Duduk yang bener Nilam! Kita lagi di mobil!" balas Jean s

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Nilam Ketahuan

    Nilam berjalan mondar-mandir di area pintu keluar mall. Bukannya dia caper atau kurang kerjaan, tapi dia sengaja berdiri di sana karena sedang menunggu Jean.Yup, kali ini mereka harus bicara. Dia tidak mau digantung dengan ketidakpastian seperti sekarang."Kak Je—" Nilam menutup mulutnya. Dia bisa saja meneruskan panggilannya. Tapi sayangnya, saat melihat Qila, dia reflek merungkan niatnya. 'Enggak Nilam! Lo nggak boleh egois. Kalau lo buat keributan di sini, kasian nanti sama Qila.''Tahan Nilam! Tahan!'Gadis dengan rambut di ikat di belakang tengkuk itu memilih untuk menjauh dan mengawasi Jean dengan sembunyi-sembunyi.Gadis itu memperhatikan ketiga orang tersebut yang sibuk menata barang yang mereka beli dan memasukkannya ke bagasi. Ia mengintip Jean dari kejauhan dengan gaya lucu karena beberapa kali hampir ketahuan. "Kali ini, lo nggak akan gue lepasin kak," gumam Nilam pada dirinya sendiri.*Nilam itu super nekat kalau sudah ada kemauan. Apa yang jadi tujuannya, benar-benar h

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Mantan Yang Menarik

    "Kenapa baru sekarang?"Pertanyaan Elisha barusan membuat Jean kembali melirik ke arahnya."Kenapa nggak dari dulu kamu cari kerjaan yang tepat? Kenapa harus nunggu kita cerai dulu?""Emang penting bahas itu sekarang?" tukas Jean balik. "Bukannya kamu juga udah nyaman sama selingkuhan kamu.""Ya kalau kamu bisa nyukupin semua kebutuhanku dan Qila, mana mungkin dulu aku selingkuh." Elisha membalas sindiran Jean dengan kalimat barusan. Berharap Jean paham kalau dia turut andil dengan segala perbuatan yang dulu pernah ia lakukan."Anggap aja kita emang nggak jodoh," tutur Jean lagi. Sesekali pandangan matanya tertuju ke arah Qila yang sedang bermain dengan sangat riang tak jauh darinya.Elisha berdecak. Dia kadang tidak bisa memahami dengan betul isi kepala mantan suaminya ini."Oh ya, omong-omong soal Qila. Lain kali kalau mau ajak pergi jangan dadakan! Soalnya aku nggak bisa tiba-tiba ijin cuti gitu aja!""Ya harusnya kamu nggak perlu ikut kan? Toh, Qila pergi sama Papanya sendiri." Ia

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Sangat Menggoda (21+)

    "Ahh!" Nilam tersentak saat jari Dikta mulai menggerilya di area sensitifnya. Menggosok bibir kewanitaannya hingga membuat Nilam was-was."Di sini ada yang basah, Nilam."Gadis itu menggelengkan kepalanya. Menatap Dikta yang menyeringai puas ke arahnya."Kayaknya bagian ini minta dipuasin juga.""Diam! Jangan macam-macam lo!""Makanya, jangan cari gara-gara.""Di— Dikta jangan! Jangan! Aku mohon—" Nilam kian panik saat Dikta mulai melucuti dalamannya. Ia berusaha menutupi miliknya yang jadi pusat perhatian Dikta dengan tangannya. Tapi tentu saja, hal itu sama sekali tidak berpengaruh pada Dikta. Lelaki itu dengan mudah mencengkram kedua tangan Nilam dan menaruhnya di atas kepala.Rudal miliknya sudah siap menerobos masuk lubang surgawi milik Nilam. Tapi belum sempat itu terjadi, seseorang memanggil namanya dari arah luar."Pak! Pak Dikta! Pak Dikta!""PAK!!!!"Pemuda itu tersentak dari lamunann

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Kenapa Baru Sekarang?

    "Kenapa baru sekarang?"Pertanyaan Elisha barusan membuat Jean kembali melirik ke arahnya."Kenapa nggak dari dulu kamu cari kerjaan yang tepat? Kenapa harus nunggu kita cerai dulu?""Emang penting bahas itu sekarang?" tukas Jean balik. "Bukannya kamu juga udah nyaman sama selingkuhan kamu.""Ya kalau kamu bisa nyukupin semua kebutuhanku dan Qila, mana mungkin dulu aku selingkuh." Elisha membalas sindiran Jean dengan kalimat barusan. Berharap Jean paham kalau dia turut andil dengan segala perbuatan yang dulu pernah ia lakukan."Anggap aja kita emang nggak jodoh," tutur Jean lagi. Sesekali pandangan matanya tertuju ke arah Qila yang sedang bermain dengan sangat riang tak jauh darinya.Elisha berdecak. Dia kadang tidak bisa memahami dengan betul isi kepala mantan suaminya ini."Oh ya, omong-omong soal Qila. Lain kali kalau mau ajak pergi jangan dadakan! Soalnya aku nggak bisa tiba-tiba ijin cuti gitu aja!""Ya har

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Ciuman Panas Untuk Dikta (21+)

    "Hai sayang, gimana kabar kamu?" Nilam yang baru saja masuk kerja lagi setelah absen hampir seminggu, dibuat merinding gara-gara panggilan sayang yang Dikta tujukan padanya. "Sayang! Sayang! Emang gue cewek apaan sembarangan dipanggil sayang!" CEO tampan itu tertawa. "Kayaknya kamu beneran udah sehat. Buktinya, udah bisa segalak ini." Nilam mendengkus. Ia memilih diam dan fokus memperhatikan angka di lift yang menujukan sampai di lantai mana dia saat ini. "Kamu bolos nya lama banget, kan aku kangen." "Nggak tau malu!" "Kenapa harus malu! Kangen ini kan bukan kesalahan atau aib," balas Dikta sambil menarik sebelah sudut bibirnya. "Lo kan udah punya Bu Elisha, urus aja dia yang bener!" amuk Nilam sambil menatap Dikta dengan tajam. "Gimana ya..." Dikta menggaruk belakang kepalanya. "Aku udah mulai jenuh ama dia."

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Jauhi Nilam!

    Jean mengangguk. "Saya nggak ada niatan sama sekali buat ninggalin dia."Bu Mala menggelengkan kepalanya. Anak muda jaman sekarang memang super keras kepala. Terutama si Jean, padahal dia sudah pernah menikah dan merasakan pahit manisnya berumah tangga. Tapi masih saja bersikeras untuk mendekati Nilam."Oke-oke. Tante ngerti kok. Yah anak jaman sekarang kan emang susah kalau sekedar dikasih teori aja.""Maafin saya Tante.""Enggak usah minta maaf," ucap Bu Mala lagi. "Yang penting kamu harus bisa buktiin kalau omongan kamu ini bener. Nggak sekedar tong kosong doang."Jean menganggukkan kepalanya. Dia menerima tawaran bu Mala dengan sangat terbuka. "Saya nggak akan bikin Tante kecewa.""Lebih tepatnya Nilam. Tante nggak mau, kamu buat dia kecewa.""Saya paham, Tante."Suasana tegang di antara kedua orang itu mulai mereda. Bahkan Bu Mala dengan senang hati mempersilahkan Jean untuk menikmati minumannya lagi.

DMCA.com Protection Status