Share

Korban Yang Sebenarnya

last update Last Updated: 2024-10-06 18:19:19

"ELISHA!" Suara teriakan Jean seketika menggema di rumah itu saking kerasnya. Hingga tidak hanya Elisha saja yang dibuat terkejut karena sentakan Jean, tapi juga Qila yang berada tak jauh dari tempat mereka berdua berdiri.

"Papa— Mama!"

Kedua pasangan suami istri yang saling melemparkan tatapan dingin itu langsung menoleh ke arah Qila. Di mana, gadis kecil berusia 8 tahun itu tampak mulai berkaca-kaca dan ketakutan karena perselisihan di antara kedua orang tuanya.

"Qi— Qila..."

"Liat itu! Gara-gara kamu teriak-teriak kayak barusan, Qila jadi takut!" ucap Elisha yang masih sempat-sempatnya menyalakan sang suami karena putrinya menjadi ketakutan. "Udah sana urus Qila! Aku udah terlambat bekerja!"

Jean benar-benar sudah tidak bisa berkata apapun lagi saat melihat istrinya memilih pergi daripada menenangkan anak mereka yang mulai menangis sesenggukan. Ia hanya dapat menghela nafas panjang, dan mulai mendekati Qila untuk menenangkan anak gadis
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Suami Disia-siakan

    Jean benar-benar seperti seorang pembantu sekarang. Pulang mengantar Qila, dia langsung belanja beberapa kebutuhan rumah pun untuk isi kulkas selama beberapa hari ke depan. Sayur mayur, ikan, daging, semua tidak boleh ada yang terlewat. Bahkan pembalut pesanan Elisha pun, dia juga tidak lupa belikan. Mengabaikan tatapan heran orang-orang di minimarket yang di dominasi perempuan. Jean hanya ingin menghindari perdebatannya dengan sang istri seperti pagi tadi. Dia tidak mau Qila menangis ketakutan karena kedua orang tuanya bertengkar. Dia harus menjaga baik-baik mental putri kecilnya. Walaupun ujung-ujungnya, dia sendiri yang merasa tersiksa. Setelah tiba di rumah, Jean langsung menata semua belanjaannya ke dalam rak dapur. Sementara untuk bahan makanan, ia langsung cuci dan simpan di dalam kulkas dengan rapi. Pernah dia menata sayur dan daging-dagingan tidak sesuai tempatnya, dan hasilnya Elisha mengomel tanpa henti hari itu. Tentu saja Jea

    Last Updated : 2024-10-07
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Semakin Menggila

    Jean menggigit bibirnya. "Tentunya dong. Nggak ada kata menyerah di dalam kamus papa. Kamu juga harus gitu, Qila sayang. Kamu harus banyak kamu harus bahagia dan gak boleh merasa sedih lagi! Gimana? Mau janji ama Papa?" tanya pria itu dengan nada yang kembali ceria seperti sedia kala. Dia tidak mau terus-menerus memasang topeng kesedihan di depan putrinya."Janji Pa," balas si cantik Qila, sambil mengulurkan jari kelingkingnya. Membuat pinki promise."Ya udah, sekarang kamu tidur ya! Udah malem banget soalnya, takut besok kamu malah kesiangan.""Qila mau tidur sama Papa," pintanya.Jean mengangguk. Menyetujui permintaan anaknya tersebut. "Ya udah, ayo sini!" Ia membantu Qila bangun dan menyiapkan bantal untuk putrinya istirahat.Setelah Qila tidur di sebelahnya, dengan cekatan Jean menyelimuti putrinya dengan bedcover agar tidak kedinginan. Ia juga tidak lupa memberikan kecupan sayang di kening anaknya. Hal yang tidak boleh dia lewatkan s

    Last Updated : 2024-10-07
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Kenapa ke Club?

    Setelah berkata seperti itu Dikta lalu menarik tangan sekretarisnya dan mengajaknya ke lantai dansa. Walaupun dari sini sana sedikit full tapi tidak menyurutkan keduanya untuk tetap berjoget menikmati alunan musik.Dikta merangkul pinggul Elisha, sementara tangan satunya ia angkat ke atas dan meninju-ninju mengikuti ketukan musik. Elisha yang awalnya hanya mengangguk-anggukkan kecil, mulai bergoyang. Tubuhnya meliuk dalam dekapan Dikta sebelum pada akhirnya mulai bergerak seirama dengan musik yang menghentak. Kepalanya menggeleng ke kanan dan kiri. Ia berteriak dan bersorak kegirangan.Ia yang tadinya sedikit canggung karena tak jago menari, malah berhasil membuat beberapa pasang mata terhibur karena gerak tarinya yang sedikit erotis. Bahkan tanpa ragu, Elisha melepas dia kancing teratas kemejanya hingga belahan dadanya yang sinyal sedikit menyembul keluar.Kadang Elisha juga sengaja menarik dasi Dikta untuk menggodanya. Gara-gara minuman keras, perempuan

    Last Updated : 2024-10-08
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Butuh Hiburan

    Walaupun minuman yang mereka pesan bukan yang mengandung kadar alkohol, tetap saja minuman yang mereka pilih tergolong mewah untuk ukuran club malam. Dan tentu saja harganya tidak murah."Ternyata, banyak orang stres ya di Ibu kota."Celetukan Nilam itu membuat Nana yang tadinya sibuk mengamati si bartender yang sedang membuat mocktail langsung memutar duduknya dan melihat ke arah yang dituju oleh Nilam."Kenapa kamu ngomong gitu?""Liat aja di sana! Banyak banget orang-orang yang butuh hiburan dan butuh sesuatu untuk melepaskan stres mereka."Nana mendesah panjang. "Yah mau gimana lagi, Nilam, namanya juga kota besar."Perempuan 20 tahun itu memperhatikan wajah-wajah pengunjung yang sedang sibuk berdansa. Tapi ada satu orang yang menarik perhatiannya, seorang wanita yang sepertinya pernah ia lihat sebelumnya.Wanita yang sedang berdansa dengan seseorang yang juga tampak tidak asing sebelumnya. Menari sembari meliuk-liuk

    Last Updated : 2024-10-08
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Betah Di Sini

    "Siapa?"Pertanyaan Nana yang terdengar berbisik di telinga Nilam, nyaris saja membuat jantung mantan pembantu cantik itu copot. "Apa sih, Na! Lo bikin gue kaget aja!"Nana mengerutkan keningnya. Dia menatap Nilam yang merosot duduk di lantai sambil memegangi dadanya. "Lo yang aneh! Ngapain lo lari-lari tadi? Di panggil nggak nyahut pula?"Nilam mengulurkan tangannya agar Nana membantunya berdiri. Paham dengan isyarat sang sahabat, Nana pun melakukan apa yang diperintahkan oleh Nilam."Kita turun dulu aja! Nanti gue ceritain kronologinya di bawah."Nana hanya menganggukkan kepalanya sambil mengikuti langkah kaki Nilam.Dan sesuai janji, Nilam pun menceritakan apa yang sebenarnya terjadi hingga membuat Nana syok berat."Nilam! Lo nggak ngarang ceritakan? Orang yang ada di video ini beneran mantan majikan lo?""Gue emang nggak bisa liat wajahnya. Tapi dari postur tubuhnya, bajunya, rambutnya, gue yakin banget kala

    Last Updated : 2024-10-09
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Ketagihan Sentuhan Dikta (21+)

    Jika Nilam terpaksa pulang ke rumah karena sudah hampir dini hari. Berbeda dengan Dikta dan Elisha yang justru makin panas saja.Elisha yang sudah melepas semua bajunya, tampak bergerak naik turun dengan posisi women on top. Ia mengenggam jemari Dikta dengan kepala mendongak ke atas. Ia terus mendesah saat merasakan rahimnya disodok dengan begitu nikmat oleh rudal milik Dikta."Hhhh... Hhh... Dikta— ini enak banget. Ahh— rasanya, aku mau keluar lagi.""Keluarin aja Elisha sayang... Nggak usah sungkan," balas Dikta sambil menyeringai. Ia tampak begitu puas melihat wajah keenakan sang sekertaris."Nghhh... Hhhh..." Elisha terus mendesah. Kedua gunung kembarnya pun ikut bergoyang sesuai dengan irama gerakannya. Dibantu Dikta yang sesekali menaik turunkan pantatnya, membuat Elisha semakin dekat dengan orgasmenya yang ketiga.Dan—"Akhhhh..." Elisha mengerang nikmat. Tubuhnya bergetar beberapa kali ketika aliran kenikmatan tersebut ke

    Last Updated : 2024-10-09
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Banyak Berubah

    "Kamu mau ke mana lagi, Nilam?"Nilam yang sengaja jalan mengendap-endap ke luar dari rumahnya, terpaksa berhenti melangkah saat mendengar suara sang Mama.Perempuan 20 tahun itu menengok ke arah bu Mala yang sudah menatapnya tajam dengan tangan terlipat di depan dada."Aku— ada urusan bentar Ma," balas Nilam disertai senyum lebar."Urusan apa, Nilam? Kemarin kamu pulang jam 1 malam. Sekarang— pagi-pagi gini udah mau pergi lagi? Nggak betah banget kamu di rumah?" Bu Mala menghampiri Nilam yang cuma bisa cengengesan karena diomeli."Aku mau ketemu ama seseorang dulu, Ma. Urgent soalnya.""Siapa? Dan ada perlu apa?" tanya sang Mama lagi. Dan itu wajar menurut bu Mala, sebab dia sedikit kapok dengan ulah anaknya beberapa bulan yang lalu. Yang ijinnya mau nginep di rumah teman, tau-tau malah jadi ART di rumah orang kaya."Aduh, Mama kok jadi over protective gini?" keluh Nilam dengan bahu yang melemas. "Biasanya kan enggak sedetail ini kalau nanya?""Mama kapok kamu bohongin kemarin-kemari

    Last Updated : 2024-10-13
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Membongkar Kebusukan Elisha

    "Bu Elisha ada?" tanya Nilam setelah teringat dengan apa tujuannya ke sini."Elisha— dia...""Bu Elisha nggak pulang ya?" potong Nilam cepat.Jean menatap heran ke arah Nilam. Bagaimana gadis ini tau kalau Elisha tidak pulang?"Kamu tau di mana keberadaan Elisha? Soalnya sejak kemarin Qila nyariin dia terus," jawab Jean apa adanya.Nilam menelan ludah. Ucapan Jean membuat gadis itu yakin jika yang kemarin itu memang benar mantan bosnya."Sebenarnya, saya ketemu bu Elisha kemarin malam," lirih Nilam sedikit ragu. Tatapan khawatir Jean ketika membahas Elisha membuat Nilam sedikit tak enak untuk mengatakan yang sebenarnya."Kamu beneran tau di mana dia?"Nilam mengangguk."Kalian ketemu di mana?""Saya— ketemu Bu Elisha di club malam, Pak. Dia pergi sama seorang pria, dan— aku pikir pria itu adalah selingkuhannya," jawab Nilam dengan sejujur-jujurnya."A- apa kamu bilang? Elisha pergi ke

    Last Updated : 2024-10-14

Latest chapter

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Uring-Uringan

    Suasana ruang rapat terasa tegang kali ini. Tim marketing duduk berjejer di meja panjang, beberapa dari mereka ada yang mengamati laptop masing-masing. Sedangkan Jean, dia duduk di ujung meja, matanya menatap tajam layar proyektor yang menampilkan slide presentasi yang sedang dipaparkan oleh salah satu anggota tim marketing bernama Bobby."Berdasarkan data yang kami peroleh, tren penjualan pada kuartal ini menunjukkan peningkatan sebesar 12% dibanding kuartal sebelumnya,” jelas Bobby dengan nada percaya diri, sembari menunjuk grafik pada layar. Namun, alih-alih puas, Jean mengerutkan keningnya. Ia mengetuk-ngetukkan jarinya ke meja, gestur yang sangat dikenali timnya sebagai tanda bahwa ia tidak puas.“12%?” Jean memotong penjelasan Bobby, suaranya tegas dan terdengar agak dingin. “Kenapa hanya 12%? Padahal strategi yang kalian usulkan bulan lalu menjanjikan peningkatan minimal 20%. Apa ada yang salah di implementasinya?” “Pak, dengan segala hormat,” Bobby memulai, mencoba terdeng

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Dia Kenapa?

    “Kenapa Mama kayak takut aku tahu lebih banyak?” tanyanya, suaranya pelan namun penuh tuntutan. Bu Mala menarik napas panjang, lalu melepaskan genggaman tangannya. “Bukan soal takut, sayang. Mama cuma gak mau kamu terjebak di masa lalu. Kamu berhak dapat hidup yang lebih baik."Nilam terdiam. Ia tahu Mamanya sedang menyembunyikan sesuatu, tapi ia juga tahu percuma jika ia terus mendesak saat ini."Coba ambil hikmahnya, Nilam. Tuhan jelas punya alasan kenapa ngasih kamu amnesia. Jelas Dia mau kamu melupakan semua kenangan itu."Nilam merasa kecewa mendengar balasan sang Mama. Hatinya berkata jika ada sesuatu yang janggal."Tapi Ma...""Cukup ya Nilam sayang! Mama gak mau bahas itu lagi." Bu Mala menatap putrinya dengan sorot memohon. "Dan jangan ungkit soal masa lalu kamu sebelum amnesia ya! Mama mohon..."Nilam ingin membantah. Ia ingin tau semuanya. Tapi melihat tatapan memohon ibunya, menjadikannya lemah. “Iya Ma,” jawabnya akhirnya, meskipun dengan sangat terpaksa.Bu Mala tersen

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Apa Yang Mama Sembunyikan?

    Pagi itu, Nilam turun ke ruang makan dengan langkah gontai. Wajahnya pucat, matanya sedikit sembab karena kurang tidur. Rambutnya diikat asal, menunjukkan betapa ia bahkan tak peduli pada penampilannya pagi itu. Di meja makan, Bu Mala sang Mama tampak sedang menyiapkan sarapan. Ia mendongak ketika mendengar langkah kaki Nilam di tangga. “Ya ampun, Nilam. Kok mukanya lesu banget? Pasti semalam kamu begadang gara-gara nonton drakor kan?” tanya Bu Mala dengan nada sedikit marah. Walaupun kemarahannya itu adalah bentuk rasa khawatirnya sebagai orang tua.Nilam mengambil gelas jus di depannya tanpa berkata apa-apa. "Aku abis mimpi buruk, Ma."“Mimpi buruk apa?” Bu Mala mendekat, menatap Nilam dengan pandangan khawatir. “kok bisa-bisanya kamu jadi susah tidur abis mimpi itu?"Pertanyaan itu membuat tubuh Nilam sedikit kaku. Ia menatap Bu Mala sejenak, lalu mengalihkan pandangannya ke arah meja makan. “Cuma mimpi random aja sih, Ma. Tapi bikin rada OVT," jawabnya pelan.“Gak usah terla

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Kamu Itu Milikku

    "I love you."Nilam tercekat. Ia berdiri mematung, tak bergerak kecuali matanya yang berkedip beberapa kali, serta mulutnya yang sedikit terbuka itu. "P- Pak Jean? Ke- kenapa tiba-tiba bapak—""Kenapa? Aku sedang berbicara apa adanya, Nilam. Aku mencintaimu."Nilam nyaris menjatuhkan dokumen yang dia pegang. Dia tak punya ekspetasi mengenai pernyataan cinta yang mendadak terlontar dari bibir sang Bos. "T- tapi Pak. Ini...""Kamu kaget?"Nilam mengangguk. "Jelas dong Pak. Saya gak nyangka bapak bakal bilang seperti itu ke saya."Jean beranjak dari duduknya, menghampiri perempuan itu dan menarik berkas yang ada di tangan Nilam. "Aku sudah lama ingin menyampaikan perasaan ini padamu. Tapi aku berani mengatakannya sekarang."Nilam menelan ludah. Jarak Jean yang begitu dekat serta kalimat yang pria itu ucapkan nyaris membuat Nilam hangover. "Apa itu alasan bapak baik banget ke saya selama ini?" tanya Nilam pelan."Hm.""Tapi kenapa Pak?" Ia memandangi Jean dengan wajah terharu. "Kenapa bap

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Kencan Dengan Dewa

    "Kamu kenapa? Kok dari tadi diem aja?"Nilam tersentak dan buru-buru tersenyum. "Eh, gak apa-apa, kok.""Kamu masih mikirin masalah sama Pak Jean tadi?" tebak Dewa sambil menurunkan standar motor.Nilam menggeleng cepat, tapi raut wajahnya sulit menyembunyikan kegelisahan. "Sedikit sih. Tapi gak usah dibahas deh!"Dewa memiringkan kepala, seolah tak yakin dengan jawaban Nilam. Namun, ia memutuskan untuk tidak memaksa. "Oke. Tapi kalau kamu ada apa-apa, bilang ya. Jangan pendam sendiri."Nilam mengangguk pelan, berusaha tersenyum. "Iya, aku tau kok. Ayo masuk, aku udah laper."Dewa mengangguk, ia mengikuti Nilam di belakangnya. Keduanya melangkah masuk ke restoran bernuansa modern dengan aroma khas makanan Western yang menggugah selera.Beberapa saat setelah keduanya duduk, seorang pelayan berbaju gelap menyambut mereka dan menyodorkan buku menu pada masing-masing.Dewa membuka buku menu sambil melirik Nilam. "Jadi, kamu mau pesan apa? Steak? Pasta? Atau kamu pengen yang lain?" tanyany

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Pilihan Sulit

    "Oh, gitu ya?" cicit Dewa dengan nada yang terdengar kecewa."Enggak kok. Gak juga, De. Namanya tipe kan gak harus 100% sempurna," ucap Nilam mencoba membuat Dewa untuk tidak insecure akibat kata-kata Bosnya barusan.Dewa memandangi Nilam dan tersenyum kecut."BTW, kalian mau kencan naik motor ini?" Jean memperhatikan kendaraan yang dipakai Dewa untuk menjemput Nilam."Iya Pak," balas Dewa, "Ada masalah, Pak?"Pria tampan dengan mata tajamnya yang khas itu mengangguk. "Iya.""Apa masalahnya Pak?" Nilam bertanya karena penasaran."Mana mungkin kamu naik motor dengan rok pendek begitu, Nilam," komentar Jean. "Kamu mau orang-orang gak fokus karena penampilan kamu?""Saya bawa kain. Kan itu bisa dipakai buat—""Kain?" Lagi-lagi, Jean memotong. Alisnya berkerut tanda kurang setuju. "Itu juga bahaya, Nilam. Gimana kalau kainnya masuk ke roda?"Dewa yang mulai merasa jika Bos Nilam ini terus menyudutkan dirinya pun kembali buka suara. "Tenang, Pak. Saya sudah biasa bawa motor ini kok. Lagian

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Oh, Jadi Dia Orangnya?

    "Emang seperti apa tipe ideal kamu?" Talita terkikik kecil, mengabaikan protes Nilam. "Pak Jean, saya kasih tahu ya. Tipe ideal Nilam itu yang tinggi, rapi, tenang, dewasa, humoris, dan mapan. Kayaknya pas banget sama seseorang di sini, deh," ujarnya sambil melempar pandangan penuh arti ke arah Jean. Nilam hampir tersedak mendengar ucapan Talita. "Mba Talita, udah deh! Jangan bocor!" Ia memukul pelan lengan Talita sambil menunduk, wajahnya semakin merah.Jean tampak sedikit terkejut, tapi kemudian ia tersenyum tipis. "Hmm, deskripsinya cukup menarik," katanya dengan nada santai, lalu menatap Nilam sekilas. "Kalau begitu, semoga kamu menemukan orang yang sesuai dengan kriteria itu."Nilam hanya bisa tersenyum canggung. "Ehehehe. Terima kasih do'anya Pak," jawabnya dengan suara kecil, berharap momen itu segera berakhir. Jean mengangguk, lalu melangkah pergi sambil membawa kopi dan dokumen-dokumennya. Walaupun sempat bersikap cool dan santai, namun Jean merasa girang dalam hati kar

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Tipe Ideal

    Nilam berencana tidur sekarang. Namun, sebelum ia benar-benar bisa memejamkan mata, ponselnya kembali bergetar. Ia meraihnya dan melihat nama seseorang muncul di layar. ["Aku baik juga kok, Nilam."]["Seneng banget akhirnya kamu baca chatku."]Nilam menatap pesan itu dengan sedikit rasa bersalah. "Maaf ya, akhir-akhir ini aku sibuk kerja. Tau sendirilah gimana sibuknya anak training."["It's okey. Aku paham kok."]["BTW, kapan kamu libur?"]"Emang kenapa?"["Aku ingin ngajak kamu jalan."]Nilam menggigit bibir bawahnya. Sudah bisa dia tebak sih apa maksud pertanyaan Dewa tadi. "Minggu aku free sih. Tapi aku udah ada acara." Nilam mengetik dengan cepatn jawaban atas pertanyaan Dewa barusan. Dia berharap Dewa mengurungkan niatnya untuk mengajaknya Hangout.["Kalau sabtu?"]"Aku kerja. Tapi cuma setengah hari aja sih."["Oke, sabtu aku jemput ya. Aku traktir kamu makan. Gimana?"]Duh—Nilam memandang layar ponselnya dengan tatapan bimbang. Ajakan Dewa terlihat sederhana, tapi di matany

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Ck, Gak Seru!

    Namun, bukannya menanggapi keluhan Nilam dengan serius, Bu Mala malah tersenyum kecil. "Kamu gak lupa kan janji kamu kemarin?""Janji apa?" Nilam balik bertanya, ia pura-pura lupa."Janji buat selalu di antar jemput sama si Surya kalau mama kasih ijin buat kerja."Melihat tatapan tegas sang Mama, membuat Nilam kehabisan kata-kata. Kalau sudah begini, jelas wanita itu tidak akan bisa dibantah. "Ck, mama gak seru."Bu Mala tergelak melihat putrinya cemberut. "Udah-udah! Mending kamu mandi, ganti baju, terus kita makan. Kamu mau dimasakin apa?""Apa aja deh," balas Nilam sambil meraih tasnya dan bergerak naik meninggalkan ibunya. Dia terlihat BT karena sang mama terlalu overprotective kepadanya.Dan akhirnya, selepas makan malam, Nilam menghabiskan waktu santainya di kamar. Gadis itu sedang duduk di tempat tidur, menikmati waktu santainya setelah hari yang panjang. Ia membungkus dirinya dengan selimut, sambil menonton drama favoritnya di laptop. Tiba-tiba, ponselnya yang tergeletak di me

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status