Share

Kemarahan Elisha

Penulis: CH. Blue Lilac
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Setelah sampai di Jakarta, aku bakal kirim surat pengunduran diri. Aku mau resign jadi sekertaris bapak."

Dikta menatap tajam ke arah Elisha. Ia sudutkan perempuan itu ke dinding sambil berkata, "Ingat kan kontrak kita? Seenaknya saja kamu bilang ingin resign!"

"Aku udah nggak tahan lagi ama sikap kamu yang egois. Aku capek jadi sekertaris kamu! Aku capek jadi teman ranjang kamu, Pak!" balas Elisha tak mau kalah.

"Aku nggak akan ngelepasin kamu!" Dikta membalas ucapan Nilam dengan tegas. "Aku nggak mau kamu resign dari pergi dari sisiku."

Elisha menatap sinis ke arah Dikta, pun sebaliknya. "Jangan gila kamu Pak!"

"Menurut kamu aku gila?"

"Kamu emang udah nggak waras Pak."

"Iya bener. Aku emang udah gila! Aku gila karena suka sama kamu! Aku udah nggak waras karena jatuh cinta sama wanita yang sudah bersuami. Aku akui itu Sha."

Suasana hening seketika ketika CEO berwajah rupawan itu mengucapkan kalimatnya barusan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Ingin Berhenti Kerja

    "Iya Pak. Aku yakin dengan keputusanku.""Kalau gitu, kamu juga udah siap sama konsekuensi-nya kan?"Elisha menoleh ke arah Dikta, dia bingung apa yang dimaksud konsekuensi oleh pria itu. "Maksud kamu apa?"Dikta tidak memberikan jawaban apapun dan hanya mengeluarkan ponselnya. Senyum seringainya membuat Elisha semakin was-was saja."Kalau kamu kekeh untuk resign, aku bakal kirim foto-foto kebersamaan kita ke Jean."Deg!Elisha tersentak kaget. Dia tidak menyangka jika Dikta akan melakukan hal keji itu padanya. "Kamu beneran nggak waras ya?""Pilihannya hanya ada dua Elisha, jika aku tidak bisa bersama kamu, maka Jean juga tidak. Biar kita sama-sama han—"Plak!Tamparan keras Elisha membuat Dikta tak sempat melanjutkan ucapannya. "Licik banget kamu!""Karena kelicikanku inilah, aku bisa punya perusahaan sebesar ini sekarang."Elisha benar-benar sudah tidak bisa berkata apapun lagi. Dia tidak menyangka jika Dikta akan berbuat seperti ini kepadanya."Kamu benar gila!" umpat Elisha denga

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Jean Masih Marah

    Di mobil, Nilam dan Jean sama sekali tak berniat untuk saling berbicara satu sama lain, bukan karena marahan tapi memang tidak ada yang dibicarakan. Walupun, sebenarnya Nilam memang sedikit dongkol karena harus berganti pakaian yang lebih tertutup seperti sekarang."Kalau kamu kelihatan lebih cantik dan cute kalau pakai hoodie kayak gitu. Daripada pakaian yang sebelumnya, bikin yang lihat ngelus dada."Nilam yang sedang memandangi jalanan di depannya reflek mencebikkan bibirnya. Kurang setuju dengan apa yang dikatakan Jean barusan. "Tapi saya mau kelihatan seksi Pak. Bukan kelihatan kayak orang pilek kayak gini."Jean tertawa kencang. Ucapan random Nilam selalu saja berhasil membuatnya tertawa. "Justru baju kayak gitu yang nggak bikin kamu masuk angin, Nilam.""Iya. Tapi ini nggak keren. Pasti nanti teman saya bakal ketawa kalau lihat penampilan saya yang kayak gini, bayanginnya aja udah bikin saya males Pak.""Padahal kamu beneran cute l

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Peran Ayah

    "Pa! Abis dari sini kita beli es krim ya?" "Kamu mau es krim apa sayang?" "Vanilla terus di atasnya ada oreo ya Pa." "Hm... Gimana ya?" "Ayo dong Pa! Boleh ya! Boleh ya! Kan aku udah nemenin Papa ke bengkel." "Hehehe, iya sayang... iya... Pulang dari sini kita beli es krim ya." "Yaii, makasih Papa. Aku sayang banget ama Papa." "Sama-sama putri Papa yang paling cantik." Hhhh... Jean langsung menoleh ke arah perempuan di sebelahnya ketika mendengar relakan nafas Nilam yang cukup keras barusan. "Apa apa?" tanya Jean pada perempuan yang sedang bertopang dagu tersebut. "Aku iri ama anak itu Pak," tunjuk Nilam ke arah seorang bocah perempuan seumuran Qila yang sedang dipeluk dengan penuh kasih sayang oleh Papanya. "Kenapa? Kamu mau dibeliin es krim juga?" tanya Jean setengah bercanda. "Ck," Nilam

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Jangan Marah Dulu

    Berbeda dengan Nilam dan Jean justru nge-date di bengkel. Elisha dan Dikta sendiri dalam perjalanan menuju ke Jakarta. Keduanya duduk berdampingan di pesawat. Selama hampir satu jam perjalanan kedua orang itu sama sekali tidak banyak bicara. Terlebih lagi Elisha, dia sibuk melamun sambil sesekali menyeka air matanya karena nasib buruk yang sedang menimpa dirinya.Elisha begitu frustasi. Bagaimana tidak, dalam sehari ia harus mengalami banyak tekanan dari sana sini. Pertama, masalah dengan Jean yang sedang marah kepadanya. Keduanya, ungkapan cinta Dikta yang membuatnya syok beberapa saat yang lalu. Dan tweakhir, ancaman sang CEO yang membuatnya batal resign dari perusahaan tersebut.Jujur saja, memikirkan semua itu membuat otaknya panas.Dikta yang menyadari jika sekretarisnya itu masih marah padanya, sengaja mengarahkan tangan kanannya di atas paha Elisha dan mengelusnya dengan lembut. Tapi tentu tindakannya itu langsung ditepis begitu saja oleh Elisha. Se

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Maafin Aku, Mas

    "Mas! Tolong jangan marah dulu! Aku bisa jelasin semuanya.""Memangnya apa yang mau kamu katakan Sha? Dari pesan yang kamu kirim itu aja udah menjelaskan semuanya, kalau kamu lebih mementingkan bos kamu itu daripada acara penting kita.""Enggak Mas. Enggak kayak gitu ceritanya..." desah Elisha sambil menahan tangisnya. "I- itu cuma salah paham aja.""Coba jelasin!" titah Jean pada akhirnya.Namun sayangnya, bukannya langsung memberikan alasan yang terjadi sebenarnya, Elisha malah diam saja dan hanya bisa menggigit bibir bawahnya dengan resah.Mana mungkin Elisha mengatakan pada Jean jika ini semua ulah si Bos yang merasa cemburu karena mereka berdua akan makan malam romantis. Mana mungkin Elisha memberitahu Jean, jika hari itu Dikta sengaja mencampurkan obat tidur pada minumannya agar dia tidak sadarkan diri."Kok kamu diem? Lagi nyusun kalimat yang tepat ya?" tukas Jean dengan wajah tidak bersahabat. Sungguh dia muak dengan ulah

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Apa Gak Curiga

    Semua berjalan normal keesokan harinya. Bahkan hari ini Elisha sengaja membolos kerja karena ingin metime dengan keluarganya. Untung saja Dikta mengijinkan dirinya untuk libur hari ini walaupun harus melewati perdebatan sana sini. Bahkan dia memutuskan untuk pergi belanja karena ingin memasak makanan spesial untuk anak dan suaminya."Hai Jeng Lisha! Apa kabar?"Elisha sedang memilih sayuran yang hendak ia beli pagi itu, ketika salah seorang ibu menegurnya."Eh— ibu Ningsih. Kabar saya baik banget kok, Bu.""Wah, alhamdulillah kalo sehat. Seneng saya dengernya."Elisha tersenyum tipis. Sementara mata dan tangannya masih sibuk memilah bahan makanan apa yang harus dibeli hari ini."Kok tumben sih belanja sendiri? Biasanya kan yang belanja si Nilam?" Tetangga Elisha yang kebetulan datang bersama Bu Ningsih ikut buka suara."Si Nilam, ada di rumah kok Bu. Saya nyuruh dia nyuci tadi," jawab Elisha apa adanya.

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Elisha Cemburu?

    Setibanya di rumah, Elisha langsung masuk ke dapur. Di sana ia mendapati Nilam yang baru selesai mengeluarkan pakaian-pakaian yang sudah di cuci dari dalam mesin."Udah selesai nyucinya Nilam?"Mendengar suara Elisha, si empunya nama pun menoleh ke arah sumber suara. "Iya Bu, baru aja selesai."Elisha menghampiri Nilam, niatnya sih ingin mengecek apakah baju-baju miliknya memang sudah dicuci semua. Tapi— matanya justru tidak sengaja melihat pemandangan yang membuatnya curiga."Nilam?""Iya?""Itu— leher kamu kenapa ya? Kok merah-merah gitu?"Nilam tersentak kaget. Ia langsung memegangi bekas cupang di lehernya yang bisa-bisanya lupa ia tutup dengan foundation."I- ini, gatal Bu," jawab Nilam sekenanya. Dia tidak punya jawaban lain soalnya."Gatal?" Elisha memicingkan pandangannya. "Emang ada gatal yang bentuknya kayak cupang gitu?"Nilam mengerutkan keningnya. "Cupang? Cupang itu apa ya, Bu?" S

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Sebuah Pengakuan

    "Sebenarnya saya dan Pak Jean sempat di kamar berdua, Bu."Deg!Pengakuan Nilam itu membuat Elisha tercekat. Ia juga nyaris lupa bagaimana caranya bernafas karena terlalu syok."Se- sekamar berdua? Kalian ngapain?" tanya Elisha dengan nada terbata-bata. Lututnya terasa lemas ketika mendengar pengakuan Nilam barusan."Ibu jangan salah paham dulu!" Nilam mengibaskan kedua tangannya di depan dada. "Saya masuk ke kamar sama Pak Jean, bukan buat ngelakuin hal yang aneh-aneh kok.""Terus?""Saya bantuin Pak Jean ke dalam buat istirahat aja. Soalnya Bapak kelihatan lemes banget gara-gara mabuk."Jantung Elisha masih berdebar-debar. Iya memandang pembantunya dengan sinis dan agak sangsi. Apa benar kata-kata Nilam bisa dia percaya?"Malam itu, Pak Jean pulang dalam kondisi mabuk berat, Bu. Dia juga keliatan sedih banget karena ibu nggak jadi pulang," ucap Nilam dengan nada lembutnya. "Nggak mungkin dong, saya tega biarin

Bab terbaru

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Persiapan Acara

    "Namanya... Ayunda." Jean mergerjap. "Ayunda?" "Iya. Dia anak perempuan dari mantan istriku yang pertama." "Di mana aku bisa mencarinya?" Pak Wijaya berusaha untuk duduk lebih tegap untuk menunjuk ke arah lemari pakaiannya. "Di dalam lemari itu ada foto kenanganku dengan Ayu. Aku meletakkannya didalam kotak kecil yang terbuat dari kayu." Jean menganggukkan kepalanya dan mengikuti arahan Pak Wijaya untuk mengambil benda tersebut. Setelah menemukan benda yang dicari, ia langsung menyerahkan kotak itu pada si empunya. Pak Wijaya sendiri nampak memandangi kotak itu dengan mata menerawang. Banyak momen indah antara ia dan sang putri yang sengaja ia simpan di dalam sana. "Ini fotonya... Dia cantik kan?" Jean menerima lembaran kertas tersebut dari tangan Pak Wijaya yang sedikit gemerar. "Dia anak ke sayangku, Jean. Satu-satunya harta yang aku miliki di dunia," ucap Pria itu lagi.

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Kita Akhiri Saja

    "Mumpung semuanya belum terlambat, Nilam. Sebelum cinta kamu semakin besar, lebih baik kita akhiri aja.""Liat aku kak! Liat aku dan katakan kalau kamu emang beneran mau putus sama aku!" Nilam menangkap pipi Jean. Membuat wajah mereka berhadapan satu sama lain. "Aku tau kamu nggak mungkin kayak gini."Jean memasang ekspresi datarnya. Ia tatap Nilam dengan begitu intens seperti kemauan gadis itu. Siapa bilang ia tidak berani memandang langsung kedua manik indah Nilam?Beberapa detik berlalu, pandangan Nilam justru mulai buram karena air matanya. Entah kenapa ia merasa Jean sedang tidak main-main atas ucapannya."Kamu itu gadis yang baik. Kamu berhak dapat pasangan yang lebih pantas dariku.""Aku muak denger kalimat itu, kak," lirih Nilam dengan suara bergetar. Tenggorokannya terasa sakit karena berusaha untuk menahan tangis."Kamu harus percaya, kelak bakalan ada cowok yang bisa bikin kamu bahagia. Cowok yang sepadan sama kamu, co

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Kemarahan Jean

    "Gimana kabar kamu?"Nilam menggigit kecil bagian dalam bibirnya. Harusnya Jean tidak perlu bertanya begitu padanya. Karena sudah jelas, dia sedang tidak baik-baik saja."Buruk, kak." Nilam membalas dengan lesu."Oh.""Cuma 'oh' doang?" protes Nilam sedikit kecewa. "Lebih dari dua minggu kakak ngilang, nggak ngasih kabar, kepastian, ngeghosting anak orang selama itu dan tanggapan kakak cuma OH doang?" Nilam memiringkan duduknya, ia menatap Jean dengan raut tak percaya. "Aku hampir gila kak."Okey— air mata Nilam kembali keluar seperti kran. Mendadak dia jadi melow saat di depan Jean. Seperti bocah saja."Kamu kenapa nangis lagi?" balas Jean."Aku juga nggak tau kenapa air matanya keluar terus tiap ngomong ama kamu. Mungkin karena udah lama aku tahan." Nilam duduk di samping Jean dengan banyak tingkah. Padahal mereka sedang di jalan menuju ke rumah Nilam."Duduk yang bener Nilam! Kita lagi di mobil!" balas Jean s

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Nilam Ketahuan

    Nilam berjalan mondar-mandir di area pintu keluar mall. Bukannya dia caper atau kurang kerjaan, tapi dia sengaja berdiri di sana karena sedang menunggu Jean.Yup, kali ini mereka harus bicara. Dia tidak mau digantung dengan ketidakpastian seperti sekarang."Kak Je—" Nilam menutup mulutnya. Dia bisa saja meneruskan panggilannya. Tapi sayangnya, saat melihat Qila, dia reflek merungkan niatnya. 'Enggak Nilam! Lo nggak boleh egois. Kalau lo buat keributan di sini, kasian nanti sama Qila.''Tahan Nilam! Tahan!'Gadis dengan rambut di ikat di belakang tengkuk itu memilih untuk menjauh dan mengawasi Jean dengan sembunyi-sembunyi.Gadis itu memperhatikan ketiga orang tersebut yang sibuk menata barang yang mereka beli dan memasukkannya ke bagasi. Ia mengintip Jean dari kejauhan dengan gaya lucu karena beberapa kali hampir ketahuan. "Kali ini, lo nggak akan gue lepasin kak," gumam Nilam pada dirinya sendiri.*Nilam itu super nekat kalau sudah ada kemauan. Apa yang jadi tujuannya, benar-benar h

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Mantan Yang Menarik

    "Kenapa baru sekarang?"Pertanyaan Elisha barusan membuat Jean kembali melirik ke arahnya."Kenapa nggak dari dulu kamu cari kerjaan yang tepat? Kenapa harus nunggu kita cerai dulu?""Emang penting bahas itu sekarang?" tukas Jean balik. "Bukannya kamu juga udah nyaman sama selingkuhan kamu.""Ya kalau kamu bisa nyukupin semua kebutuhanku dan Qila, mana mungkin dulu aku selingkuh." Elisha membalas sindiran Jean dengan kalimat barusan. Berharap Jean paham kalau dia turut andil dengan segala perbuatan yang dulu pernah ia lakukan."Anggap aja kita emang nggak jodoh," tutur Jean lagi. Sesekali pandangan matanya tertuju ke arah Qila yang sedang bermain dengan sangat riang tak jauh darinya.Elisha berdecak. Dia kadang tidak bisa memahami dengan betul isi kepala mantan suaminya ini."Oh ya, omong-omong soal Qila. Lain kali kalau mau ajak pergi jangan dadakan! Soalnya aku nggak bisa tiba-tiba ijin cuti gitu aja!""Ya harusnya kamu nggak perlu ikut kan? Toh, Qila pergi sama Papanya sendiri." Ia

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Sangat Menggoda (21+)

    "Ahh!" Nilam tersentak saat jari Dikta mulai menggerilya di area sensitifnya. Menggosok bibir kewanitaannya hingga membuat Nilam was-was."Di sini ada yang basah, Nilam."Gadis itu menggelengkan kepalanya. Menatap Dikta yang menyeringai puas ke arahnya."Kayaknya bagian ini minta dipuasin juga.""Diam! Jangan macam-macam lo!""Makanya, jangan cari gara-gara.""Di— Dikta jangan! Jangan! Aku mohon—" Nilam kian panik saat Dikta mulai melucuti dalamannya. Ia berusaha menutupi miliknya yang jadi pusat perhatian Dikta dengan tangannya. Tapi tentu saja, hal itu sama sekali tidak berpengaruh pada Dikta. Lelaki itu dengan mudah mencengkram kedua tangan Nilam dan menaruhnya di atas kepala.Rudal miliknya sudah siap menerobos masuk lubang surgawi milik Nilam. Tapi belum sempat itu terjadi, seseorang memanggil namanya dari arah luar."Pak! Pak Dikta! Pak Dikta!""PAK!!!!"Pemuda itu tersentak dari lamunann

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Kenapa Baru Sekarang?

    "Kenapa baru sekarang?"Pertanyaan Elisha barusan membuat Jean kembali melirik ke arahnya."Kenapa nggak dari dulu kamu cari kerjaan yang tepat? Kenapa harus nunggu kita cerai dulu?""Emang penting bahas itu sekarang?" tukas Jean balik. "Bukannya kamu juga udah nyaman sama selingkuhan kamu.""Ya kalau kamu bisa nyukupin semua kebutuhanku dan Qila, mana mungkin dulu aku selingkuh." Elisha membalas sindiran Jean dengan kalimat barusan. Berharap Jean paham kalau dia turut andil dengan segala perbuatan yang dulu pernah ia lakukan."Anggap aja kita emang nggak jodoh," tutur Jean lagi. Sesekali pandangan matanya tertuju ke arah Qila yang sedang bermain dengan sangat riang tak jauh darinya.Elisha berdecak. Dia kadang tidak bisa memahami dengan betul isi kepala mantan suaminya ini."Oh ya, omong-omong soal Qila. Lain kali kalau mau ajak pergi jangan dadakan! Soalnya aku nggak bisa tiba-tiba ijin cuti gitu aja!""Ya har

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Ciuman Panas Untuk Dikta (21+)

    "Hai sayang, gimana kabar kamu?" Nilam yang baru saja masuk kerja lagi setelah absen hampir seminggu, dibuat merinding gara-gara panggilan sayang yang Dikta tujukan padanya. "Sayang! Sayang! Emang gue cewek apaan sembarangan dipanggil sayang!" CEO tampan itu tertawa. "Kayaknya kamu beneran udah sehat. Buktinya, udah bisa segalak ini." Nilam mendengkus. Ia memilih diam dan fokus memperhatikan angka di lift yang menujukan sampai di lantai mana dia saat ini. "Kamu bolos nya lama banget, kan aku kangen." "Nggak tau malu!" "Kenapa harus malu! Kangen ini kan bukan kesalahan atau aib," balas Dikta sambil menarik sebelah sudut bibirnya. "Lo kan udah punya Bu Elisha, urus aja dia yang bener!" amuk Nilam sambil menatap Dikta dengan tajam. "Gimana ya..." Dikta menggaruk belakang kepalanya. "Aku udah mulai jenuh ama dia."

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Jauhi Nilam!

    Jean mengangguk. "Saya nggak ada niatan sama sekali buat ninggalin dia."Bu Mala menggelengkan kepalanya. Anak muda jaman sekarang memang super keras kepala. Terutama si Jean, padahal dia sudah pernah menikah dan merasakan pahit manisnya berumah tangga. Tapi masih saja bersikeras untuk mendekati Nilam."Oke-oke. Tante ngerti kok. Yah anak jaman sekarang kan emang susah kalau sekedar dikasih teori aja.""Maafin saya Tante.""Enggak usah minta maaf," ucap Bu Mala lagi. "Yang penting kamu harus bisa buktiin kalau omongan kamu ini bener. Nggak sekedar tong kosong doang."Jean menganggukkan kepalanya. Dia menerima tawaran bu Mala dengan sangat terbuka. "Saya nggak akan bikin Tante kecewa.""Lebih tepatnya Nilam. Tante nggak mau, kamu buat dia kecewa.""Saya paham, Tante."Suasana tegang di antara kedua orang itu mulai mereda. Bahkan Bu Mala dengan senang hati mempersilahkan Jean untuk menikmati minumannya lagi.

DMCA.com Protection Status