Share

Aku Rindu Mama

Penulis: CH. Blue Lilac
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-28 19:32:34

"Qila!"

Melihat papanya berlari ke arahnya, tanpa pikir panjang, Qila langsung turun dari duduknya dan melompat ke arah pria berkemrja hitam tersebut.

"Papa..." Tangis bocah itu kembali meledak. Ia begitu senang bisa bertemu papanya setelah beberapa minggu berpisah. "Papa, Qila kangen..."

Jean mendekap erat Qila seperti sesekor Koala yang sedang menggendong bayinya. Gadis 8 tahun itu terlihat begitu mungil saat berada dalam gendongan Papanya. "Qilaaa, Papa juga kangen sama kamu."

"Papa kenapa perginya lama? Papa kenapa nggak mau nemuin Qila?" tanya gadis kecil itu sambil menangis di bahu papanya.

Jean mengecup pelipis Qila sambil meminta maaf. "Maafin Papa sayang. Maafin Papa."

Nilam yang berdiri tak jauh dari kedua orang itu hanya bisa mengulum senyum kecilnya. Jujur ia merasa terharu karena pertemuan ayah dan anak tersebut.

*

"Aku bersyukur banget, Qila ketemu sama kamu tadi. Coba kalau enggak ada kamu, mungki
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Terpaksa Ikut Perintah Mama

    "Kamu mau balik?" tanya Jean sambil memperhatikan Nilam."Iya. Soalnya aku masih ada urusan." Nilam menjawab singkat."Mau dianter?""Enggak usah!" tolaknya. "Abis ini kamu kan masih harus nganterin Qila pulang."Jean ikut berdiri saat Nilam berpamitan pada Qila. "Makasih ya karena udah bantuin jelasin situasinya ke Qila," bisik pria itu pada Nilam. "Aku sempet bingung tadi mau ngomong apa ke Qila."Wanita itu tersenyum. "Sama-sama kak," ucapnya. "Oh ya, nanti kalau ketemu Bu Elisha, tolong jangan sampai ke pancing emosi ya! Apalagi di depan Qila. Walau pun Bu Elisha emang salah, tapi tolong tahan amarah kamu."Jean menatap gadis di depannya dengan wajah kagum. Disaat begini, Nilam masih sempat mengingatkannya untuk sabar. "Hm. Aku ngerti. Makasih udah ngingetin."Nilam tersenyum malu-malu. Kebiasaan yang sulit dia hilangkan jika sudah di depan Jean. Yah— memangnya siapa yang bisa menahan diri untuk tidak tersipu di hada

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-28
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Elisha Panik

    POV ELISHA["Bu! Mbak Qila hilang! Sa- saya udah coba cari di sekitar sekolah tapi nggak ada."]Elisha yang baru keluar dari kamar mandi langsung lemas ketika mendapat kabar jika putrinya menghilang. Mungkin jika Dikta tidak ada di belakangnya, ia sudah ambruk ke lantai saking syoknya."Ada apa Sha?" tanya Dikta pada perempuan yang mulai menangis tersebut."Qi— Qila hilang Pak! Dia nggak ada di sekolah."Dikta melotot kaget. Dia bantu Elisha agar bisa berdiri dengan baik sebelum berkata, "Kamu tenang dulu!""Gimana aku bisa tenang! Qila menghilang dan aku nggak tau dia di mana, bagaimana, terus kalau terjadi sesuatu yang buruk gimana Pak?" tanya Elisha dalam satu tarikan nafas. Raut wajahnya terlihat begitu panik. Bahkan dia menggerakkan tubuhnya tanpa sadar karena terlalu cemas.Dikta menangkap bahu Elisha dan berucap, "Kamu tarik nafas dulu, Sha! Tenang! Kalau kamu panik, situasinya malah makin buruk.""Tapi i

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Siapa Sangka

    "Kamu mau balik ke kantor?" Itulah hal pertama yang Elisha tanyakan pada Dikta ketika bosnya ini baru selesai mengantarnya pulang ke rumah."Enggak. Aku ada acara soalnya," jawab pria dengan kemeja abu-abu itu."Acara apa?""Hari ini Mamaku ulang tahun. Jadi aku mau langsung balik dan OTW ke acara pesta diadakan.""Ow... Gitu ya?""Hm," gumam Dikta sambil memasukkan kedua tangannya di saku celana. "Sebenarnya aku pengen ngajak kamu buat ngenalin wanita paling aku cintai ke Mama. Tapi— kayaknya kamu bakal nolak karena Qila belum pulang."Jantung Elisha sempat berdebar ketika Dikta menyebutnya seperti itu. Dan yap— wanita mana yang tidak akan bahagia jika disanjung seperti demikian?"Tapi nggak usah khawatir, lain kali aku bakal ngajak kamu ketemu khusus sama Mamaku. Okey?"Elisha mengangguk secara reflek. Lagipula siapa yang bisa menolak pria mapan seperti dikta? Hanya orang bodoh yang mungkin melakukannya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Pertemuan Nilam dan Dikta

    "Silahkan."Nilam menerima gelas berisi minuman dari Dikta dengan disertai senyum ramah dan ucapan terima kasih. Ia benar-benar canggung sekali sejak mamanya meninggalkan dia berdua saja dengan orang yang katanya pernah menjadi tetangganya dulu."Sekarang kamu sibuk apa?" Dikta berdiri di samping Nilam, ia sengaja mengambil spot yang sedikit sepi dari tamu undangan karena menyadari jika Nilam sedikit tak nyaman dengan keramaian."Kuliah. Sekarang udah semester 6," jawab gadis cantik itu sambil menghindar dari kontak mata yang Dikta lakukan padanya."Berarti bentar lagi lulus dong?""Kalau nggak ada hambatan sih harusnya gitu."Dikta tersenyum miring. Gelagat-gelagat khas playboy-nya keluar secara alami karena melihat kecantikan Nilam. "Ambil jurusan apa?""Psikologi," Nilam menjawab dengan singkat. Sungguh ia merasa tak nyaman karena terus dipandangi dengan amat intens oleh lawan bicaranya."Wah, keren juga," pu

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-30
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Kemarahan Elisha

    Jika di acara ulang tahun Bu Sinta, Dikta berusaha mendekati Nilam entah dengan tujuan apa. Berbeda dengan Elisha yang sibuk mondar-mandir di depan pintu rumahnya. Ia menunggu dengan resah sosok Jean yang katanya sudah berjanji untuk mengantarkan Qila pulang.Wanita dengan daster tanpa lengan yang panjangnya sampai ke mata kaki tersebut, terlihat menggigit kukunya beberapa kali guna mengusir rasa gundahnya. Dia khawatir Jean tidak menepati janjinya."Mama!" Namun kekhawatiran Elisha menghilang saat orang yang sudah dia Tunggu-tunggu, akhirnya tiba juga."Mama!""Qila!" Perempuan 28 tahun itu berlari kecil menghampiri anaknya. Ia peluk anaknya tersebut dengan penuh kasih. "Qila! Kamu ke mana aja sih? Ngapain kamu pergi dari sekolah kayak tadi? Kamu mau bikin Mama cemas?""Maafin Qila Ma." Hanya tiga kata itunyang keluar dari bibir mungil Qila. Toh, mamanya ini sudah tau seperti apa kronologinya."Kamu nggak tau apa, Mama panik ban

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-31
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Malah Bertengkar

    "Tunggu dulu!"Jean yang sengaja membalikkan badannya karena enggan melihat ke arah calon mantan istrinya itu, tak merespon apapun saat Elisha kembali bersuara."Jadi kamu masih berhubungan sama pembantu itu?" tanya Elisha sedikit tak suka. "Ada apa ini? Apa jangan-jangan, kalian ada sesuatu?""Nggak usah memutar balikkan fakta Sha!""Aku yakin kalian pernah ada hubungan sama seperti yang orang-orang bilang? Ya kan?"Jean berbalik dan menatap tajam pada Elisha. Sementara wanita itu sendiri sama sekali tidak merasa takut sedikit pun dengan tatapan pria itu terhadap dirinya. "Mau aku ada hubungan apapun dengan Nilam, itu bukan urusan kamu lagi.""A—""Papa!"Elisha langsung menutup bibirnya saat Qila keluar dari dalam rumah dan berlari ke arah mereka."Papa!"Jean langsung mengubah ekspresi wajahnya menjadi lebih bersahabat dan tenang saat Qila muncul sambil membawa sesuatu. "Ada apa sayang? Kena

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-31
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Rahasia Nilam

    "Nilam." Nama itulah yang keluar dari bibir Elisha. "Ini Nilam, Pak. Aku yakin banget. Wajah dan cara dia tersenyum mirip banget dengan mantan pembantuku."Elisha mengamati foto tersebut dengan ekspresi tak percaya. Bagaimana mungkin, pembantunya yang terbiasa berpenampilan kumal dan biasa saja, berubah menjadi putri yang cantik dan anggun seperti ini."Aku pikir, dia memang gadis yang kamu maksud, Sha," balas Dikta sambil mengangguk-anggukan kepalanya."Kenapa kamu bisa ketemu dia? Dan apa yang dia lakukan di sana?" tanya Elisha dengan nada khawatir. Entah kenapa, hatinya merasa was-was karena hal ini."Foto itu diambil saat pesta ulang tahun Mamaku tempo hari. Dan ternyata, Nilam ini anak salah satu teman Mama."Elisha masih diam. Ia menunggu sosok di sebelahnya ini menyelesaikan kalimatnya."Mama juga bilang, kalau kita dulu sempat tetanggan sebelum akhirnya aku pindah rumah. Jadi, wajar saja kalau aku merasa nama Nilam sepert

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-01
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Kencan Berdua

    Nilam melihat ke arah Jean yang sedang menyodorkan sebuah hadiah untuknya. Gadis yang tadinya sempat down karena perasaannya diombang-ambing oleh Jean, kini terlihat melebarkan kembali senyumnya.Siapa yang tidak senang kalau dikasih hadiah. Ya kan?"Buatku kak?"Jean mengangguk. "Kemarin Qila minta tolong padaku buat ngasih ini ke kamu."Wajah Nilam kembali lesu. Semangatnya menguar hilang entah ke mana. Hari ini Jean membuat batinnya seperti naik roller coaster. Naik turun nggak jelas. "Kirain kamu yang beli.""Emang apa bedanya?"'Jelas beda lah! Walaupun aku suka keduanya, tapi kalau hadiah dari kamu, jelas bakal beda,' rutuk Nilam dalam hati."Boleh dibuka nggak?" tanya Nilam mengalihkan pembicaraan."Boleh aja."Tanpa pikir panjang, Nilam langsung membuka kado pemberian Qila. Dia sudah penasaran dengan apa isinya. "Boneka?" seru Nilam tak percaya. Wajahnya langsung sumringah saat melihat boneka be

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-01

Bab terbaru

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Terjebak pt 02

    "Semenakutkan itu ya Pak?"Jean menoleh ke arah sekertarisnya, alisnya berkerut penuh rasa ingin tau."Kata bapak, moment itu bikin bapak trauma. Berarti itu sesuatu yang sangat menakutkan. Ya kan?""Hm. Rasanya duniaku serasa berhenti berputar. Semuanya kacau. Rasa takut, khawatir, sedih, marah, semuanya bercampur jadi satu hari itu."Nilam mendengarkan cerita Jean dengan seksama. Membiark pria itu mengeluarkan uneg-unegnya. Sampai...“Pak Jean...” suara Nilam nyaris berbisik. “siapa orang yang beruntung itu?"Jean menegang sesaat, lalu tersenyum samar. "Hm?""Apa itu istri bapak?"Jean menarik sudut bibirnya. Ia tersenyum penuh makna. "Menurut kamu?"Nilam berdecak. "Itu bisa aja istri bapak, atau cinta pertama bapak, atau anak Pak Jean?" Ia menggaruk bawah dagunya. "Aku gak tau."Jean tersenyum kecil melihat Nilam yang terus berspekulasi. Ia menatap gadis itu dengan lembut, matanya sedikit melembut di balik ekspresi tenangnya.Tiba-tiba, lift kembali bergetar, membuat Nilam terlonj

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Terjebak Berdua

    “Eh?!” seru Nilam. "Kenapa ini?!" Nilam panik karena tiba-tiba lampu mati. Dan parahnya lagi, kejadian ini datang di saat yang tidak tepat.Begitu lampu lift padam sepenuhnya, suasana langsung berubah mencekam. Gelap yang pekat menyelimuti ruang sempit itu, hanya tersisa suara napas Nilam yang mulai tidak teratur. Ia buru-buru merogoh ponselnya dan menyalakan flashlight, cahaya putih redup sedikit membantu menerangi ruangan, tapi justru membuat bayangan-bayangan di dinding lift terasa lebih menakutkan. Sedangkan Jean segera meraba panel lift, menekan beberapa tombol, tetapi tidak ada respons. “Mungkin lstriknya mati,” gumamnya dengan nada datar, meskipun ekspresi wajahnya mulai sedikit serius. Nilam menggigit bibir bawahnya cemas. “Terus gimana dong Pak?" tanyanya dengan suara gemetar, ekspresi wajahnya terlihat seperti ingin menangis.Jean meliriknya sekilas, lalu menghela napas panjang. “Tenang, Nilam. Ada genset di gedung ini. Harusnya sih ini gak akan lama.” Ia lalu merogoh po

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Gara-gara Satu Orang

    "Si tengil?" Nilam mengerutkan dahinya. "Siapa yang bapak maksud?""Menurut kamu?"Nilam terdiam, mencoba mencerna ucapan Jean. "Maksud bapak, si Dewa?" tanya perempuan itu dengan polosnya.Wajah Jean semakin kusut. Namun masih bisa dia sembunyikan dengan baik dengan ekspresi datarnya. "Aku tau kamu sedang kasmaran dan ingin menceritakan semua yang kalian lakukan malam minggu kemarin, tapi kamu juga harus kerja yang bener!"Nilam melotot tidak percaya mendengar perintah Jean. "Setengah jam? Pak, ini kan rangkuman hasil rapat. Gimana bisa selesai secepat itu?" protesnya dengan nada sedikit panik.Jean hanya menyilangkan tangan di dada, menatap Nilam dengan tatapan dingin. "Kalau kamu gak banyak ngobrol di kantin, waktumu gak akan terbuang sia-sia. Sekarang buktikan kalau kamu bisa profesional. Aku kasih waktu 30 menit. Kalau gak selesai, konsekuensinya kamu harus lembur." "Lembur?!" Nilam menatap Bosnya dengan pandangan tak percaya. "Pak, itu gak adil. Lagian kan tadi juga masih jam

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Bapak Kok Gitu?

    Nilam duduk di kantin bersama Rina dan Talita saat jam makan siang tiba. Di depannya ada semangkok mie yamin yang sama sekali belum disentuh. Ia hanya mengaduk-aduknya dengan garpu, pikirannya melayang entah ke mana. "Eh, Mba Nilam," panggil Talita sambil meminum jus jeruknya. "Kamu kenapa sih? Dari tadi diem aja?Pasti mikirin Pak Jean, ya?" tanyanya iseng, dengan nada menggoda. Nilam langsung mendongak, wajahnya berubah merah. "Hah? Nggak, kok!" bantahnya cepat. "Ngapain juga aku mikirin dia?" "Serius? Gak mikirin dia?" "Gaklah. Aku malah lagi sebel sama dia," balas Nilam dengan pipi menggembung. Teringat bagaimana Jean memarahinya perkara dia kurang hati-hati di depan karyawan lainnya beberapa waktu yang lalu. "Sebel? Kenapa?" tanya Talita bingung. "Barusan Nilam kena omel karena gak fokus di tempat kerja," sahut Rina— yang langsung menjawab rasa ingin tau Talita. "Hah? Tumben?" Talita sedikit syok, "gak biasanya banget Pak Jean kayak gitu." Nilam mendengkus, tak berniat me

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Uring-Uringan

    Suasana ruang rapat terasa tegang kali ini. Tim marketing duduk berjejer di meja panjang, beberapa dari mereka ada yang mengamati laptop masing-masing. Sedangkan Jean, dia duduk di ujung meja, matanya menatap tajam layar proyektor yang menampilkan slide presentasi yang sedang dipaparkan oleh salah satu anggota tim marketing bernama Bobby."Berdasarkan data yang kami peroleh, tren penjualan pada kuartal ini menunjukkan peningkatan sebesar 12% dibanding kuartal sebelumnya,” jelas Bobby dengan nada percaya diri, sembari menunjuk grafik pada layar. Namun, alih-alih puas, Jean mengerutkan keningnya. Ia mengetuk-ngetukkan jarinya ke meja, gestur yang sangat dikenali timnya sebagai tanda bahwa ia tidak puas.“12%?” Jean memotong penjelasan Bobby, suaranya tegas dan terdengar agak dingin. “Kenapa hanya 12%? Padahal strategi yang kalian usulkan bulan lalu menjanjikan peningkatan minimal 20%. Apa ada yang salah di implementasinya?” “Pak, dengan segala hormat,” Bobby memulai, mencoba terdeng

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Dia Kenapa?

    “Kenapa Mama kayak takut aku tahu lebih banyak?” tanyanya, suaranya pelan namun penuh tuntutan. Bu Mala menarik napas panjang, lalu melepaskan genggaman tangannya. “Bukan soal takut, sayang. Mama cuma gak mau kamu terjebak di masa lalu. Kamu berhak dapat hidup yang lebih baik."Nilam terdiam. Ia tahu Mamanya sedang menyembunyikan sesuatu, tapi ia juga tahu percuma jika ia terus mendesak saat ini."Coba ambil hikmahnya, Nilam. Tuhan jelas punya alasan kenapa ngasih kamu amnesia. Jelas Dia mau kamu melupakan semua kenangan itu."Nilam merasa kecewa mendengar balasan sang Mama. Hatinya berkata jika ada sesuatu yang janggal."Tapi Ma...""Cukup ya Nilam sayang! Mama gak mau bahas itu lagi." Bu Mala menatap putrinya dengan sorot memohon. "Dan jangan ungkit soal masa lalu kamu sebelum amnesia ya! Mama mohon..."Nilam ingin membantah. Ia ingin tau semuanya. Tapi melihat tatapan memohon ibunya, menjadikannya lemah. “Iya Ma,” jawabnya akhirnya, meskipun dengan sangat terpaksa.Bu Mala tersen

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Apa Yang Mama Sembunyikan?

    Pagi itu, Nilam turun ke ruang makan dengan langkah gontai. Wajahnya pucat, matanya sedikit sembab karena kurang tidur. Rambutnya diikat asal, menunjukkan betapa ia bahkan tak peduli pada penampilannya pagi itu. Di meja makan, Bu Mala sang Mama tampak sedang menyiapkan sarapan. Ia mendongak ketika mendengar langkah kaki Nilam di tangga. “Ya ampun, Nilam. Kok mukanya lesu banget? Pasti semalam kamu begadang gara-gara nonton drakor kan?” tanya Bu Mala dengan nada sedikit marah. Walaupun kemarahannya itu adalah bentuk rasa khawatirnya sebagai orang tua.Nilam mengambil gelas jus di depannya tanpa berkata apa-apa. "Aku abis mimpi buruk, Ma."“Mimpi buruk apa?” Bu Mala mendekat, menatap Nilam dengan pandangan khawatir. “kok bisa-bisanya kamu jadi susah tidur abis mimpi itu?"Pertanyaan itu membuat tubuh Nilam sedikit kaku. Ia menatap Bu Mala sejenak, lalu mengalihkan pandangannya ke arah meja makan. “Cuma mimpi random aja sih, Ma. Tapi bikin rada OVT," jawabnya pelan.“Gak usah terla

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Kamu Itu Milikku

    "I love you."Nilam tercekat. Ia berdiri mematung, tak bergerak kecuali matanya yang berkedip beberapa kali, serta mulutnya yang sedikit terbuka itu. "P- Pak Jean? Ke- kenapa tiba-tiba bapak—""Kenapa? Aku sedang berbicara apa adanya, Nilam. Aku mencintaimu."Nilam nyaris menjatuhkan dokumen yang dia pegang. Dia tak punya ekspetasi mengenai pernyataan cinta yang mendadak terlontar dari bibir sang Bos. "T- tapi Pak. Ini...""Kamu kaget?"Nilam mengangguk. "Jelas dong Pak. Saya gak nyangka bapak bakal bilang seperti itu ke saya."Jean beranjak dari duduknya, menghampiri perempuan itu dan menarik berkas yang ada di tangan Nilam. "Aku sudah lama ingin menyampaikan perasaan ini padamu. Tapi aku berani mengatakannya sekarang."Nilam menelan ludah. Jarak Jean yang begitu dekat serta kalimat yang pria itu ucapkan nyaris membuat Nilam hangover. "Apa itu alasan bapak baik banget ke saya selama ini?" tanya Nilam pelan."Hm.""Tapi kenapa Pak?" Ia memandangi Jean dengan wajah terharu. "Kenapa bap

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Kencan Dengan Dewa

    "Kamu kenapa? Kok dari tadi diem aja?"Nilam tersentak dan buru-buru tersenyum. "Eh, gak apa-apa, kok.""Kamu masih mikirin masalah sama Pak Jean tadi?" tebak Dewa sambil menurunkan standar motor.Nilam menggeleng cepat, tapi raut wajahnya sulit menyembunyikan kegelisahan. "Sedikit sih. Tapi gak usah dibahas deh!"Dewa memiringkan kepala, seolah tak yakin dengan jawaban Nilam. Namun, ia memutuskan untuk tidak memaksa. "Oke. Tapi kalau kamu ada apa-apa, bilang ya. Jangan pendam sendiri."Nilam mengangguk pelan, berusaha tersenyum. "Iya, aku tau kok. Ayo masuk, aku udah laper."Dewa mengangguk, ia mengikuti Nilam di belakangnya. Keduanya melangkah masuk ke restoran bernuansa modern dengan aroma khas makanan Western yang menggugah selera.Beberapa saat setelah keduanya duduk, seorang pelayan berbaju gelap menyambut mereka dan menyodorkan buku menu pada masing-masing.Dewa membuka buku menu sambil melirik Nilam. "Jadi, kamu mau pesan apa? Steak? Pasta? Atau kamu pengen yang lain?" tanyany

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status