Share

Kencan Berdua

last update Last Updated: 2024-11-01 19:59:41

Nilam melihat ke arah Jean yang sedang menyodorkan sebuah hadiah untuknya. Gadis yang tadinya sempat down karena perasaannya diombang-ambing oleh Jean, kini terlihat melebarkan kembali senyumnya.

Siapa yang tidak senang kalau dikasih hadiah. Ya kan?

"Buatku kak?"

Jean mengangguk. "Kemarin Qila minta tolong padaku buat ngasih ini ke kamu."

Wajah Nilam kembali lesu. Semangatnya menguar hilang entah ke mana. Hari ini Jean membuat batinnya seperti naik roller coaster. Naik turun nggak jelas. "Kirain kamu yang beli."

"Emang apa bedanya?"

'Jelas beda lah! Walaupun aku suka keduanya, tapi kalau hadiah dari kamu, jelas bakal beda,' rutuk Nilam dalam hati.

"Boleh dibuka nggak?" tanya Nilam mengalihkan pembicaraan.

"Boleh aja."

Tanpa pikir panjang, Nilam langsung membuka kado pemberian Qila. Dia sudah penasaran dengan apa isinya. "Boneka?" seru Nilam tak percaya. Wajahnya langsung sumringah saat melihat boneka be
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Romantis Banget

    "Emang apa yang aku lakuin?" "Harusnya kakak nggak usah ngeluarin banyak uang buat hal yang nggak perlu gini, Kak. Kan kakak bisa tabung uangnya." "Aku udah janji buat traktir kamu, Nilam." "Tapi popcorn-nya kan nggak harus, kak. Aku bisa kok bayar pakai uangku sendiri." "Uang dari mana? Kan kamu nggak kerja?" ucap Jean. "Uang itu bisa kamu simpan buat kebutuhan sehari-hari, Nilam." Nilam memandangi popcorn di tangannya dengan wajah cemberut. "Tapi kak Jean kan juga sama. Kebutuhan kakak juga lebih banyak kan dariku? Atau— kakak juga bisa pakai uang ini buat traktir Mbak Qila. Kakak juga bisa beli makanan enak buat diri kakak sendiri kan—" Jean berhenti di depan Nilam. Ia pandangi gadis itu dengan kedua manik hitamnya yang menyorot penuh kehangatan. "Anggap aja itu sebagai rasa terima kasihku ke kamu Nilam. Soalnya kamu udah bantuin aku cari kos, bantuin cari kerja, sering bawa makanan pas aku

    Last Updated : 2024-11-02
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Jangan Mengganggunya!

    'Mati aku!' rutuk gadis itu dalam hati. Bisa-bisanya ia bertemu dengan mantan pelanggannya di waktu yang sangat tidak tepat begini. "A- anda salah orang.""Enggak. Aku yakin kamu orangnya. Aku masih inget banget wajah cantik kamu," ucap pria itu lagi.Nilam menutupi wajahnya dengan jaket milik Jean. Ia berusaha untuk menghindar dari pria tersebut. "A-aku yakin bapak salah orang. Aku nggak pernah datang ke tempat kayak gitu.""Aku yakin sekali kamu orangnya. Meskipun cuma bertemu satu kali, aku nggak bisa lupain gimana servis kamu malam itu."Nilam makin gelisah. Ia ingin pergi dari hadapan pria itu agar Jean tidak mengetahui masa lalunya. Tapi sayangnya, pria tersebut justru menghalangi pergerakannya."Minggir!""Kamu mau ke mana?""Itu bukan urusan anda.""Apa kamu lagi nemenin pelanggan kamu lainnya?"Nilam tersentak kaget. Rasanya ia ingin sekali menyumpal mulut pria itu agar tidak bicara keras-keras

    Last Updated : 2024-11-03
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Stres Berat

    Dua bulan kemudian..."Aaaaakkh! Gilaaa! Gue stres banget, Nilaaam!"Nilam auto mengorek kupingnya, saat Nana berteriak heboh tepat ketika dosen meninggalkan kelas mereka."Sumpah, gue benci banget ama Psikometri, Statistika. Huuh! Gue heran kenapa hitung-hitungan masih aja dibutuhin di dunia psikologi? Kenapa coba? Kenapa?" seru Nana hiperbola. Ia benar-benar dibuat stres dengan mata kuliahnya akhir-akhir ini.Nilam juga sama pusingnya dengan Nana, tapi bedanya perempuan itu lebih santai dan tidak bersikap alay seperti Nana."Lo udah ada lokasi buat KKN nggak?"Nana menoleh ke arah Nilam dengan tampang yang cukup horor. Dengan dramatis perempuan itu berucap, "Bisa-bisanya lo nanyain soal KKN di saat gue masing puyeng gara-gara liat angka yang bejibun. Nggak ada hati nurani banget sih lo, Nilam?"Nilam menggaruk keningnya. Capek banget ngomong ama temannya yang super duper lebay ini. "Ya abisnya, bentar lagi kita ka

    Last Updated : 2024-11-03
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Si Paling Setia

    Nilam berdiri tak jauh dari coffee shop milik Mamanya. Ia memperhatikan jalan raya yang cukup lenggang sore ini. Sesuatu yang jarang terjadi di kota besar macam Jakarta.Gadis berambut panjang dengan jepit di dekat telinganya ini terpaksa menunggu di sana karena coffee shop sedikit ramai. Walaupun capek juga berdiri selama hampir 10 menit begini.Tapi, rasa letih Nilam seketika pudar saat sepasang telapak tangan menutupi kedua matanya dari belakang."Kak Jean!"Duda ganteng dengan seragam kerjanya yang khas itu, mengintip ke depan. Melihat wajah Nilam yang begitu pandai menebak. "Kok kamu tau ini aku?""Aroma parfum kamu itu khas banget kak. Dari jarak jauh pun udah bisa kecium," balas Nilam sambil tersenyum malu-malu. Bagaimana tidak, Jean makin lama semakin ganteng saja."Udah lama nunggunya?""Hm. Lumayan.""Maaf ya. Tadi pas mau absen, mendadak ada pesenan online lumayan banyak. Jadi, harus pending dulu deh

    Last Updated : 2024-11-04
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Minta Do'anya

    "Do'ain ya, supaya perilisan bukunya lancar.""Amiiin.""Do'ain juga, biar bukunya laku keras di pasaran!""Amin.""Kalau bukunya laku dan banyak peminat, kemungkinan buat terbitin buku selanjutnya bakal lebih banyak dan besar.""Amiiin.""Soalnya, aku butuh uang itu buat biaya pernikahan kita kelak."Nilam berhenti berjalan. Ia melepaskan genggaman tangan Jean yang sejak tadi berdiri di sisinya, dan menatap pria itu tanpa berkedip."Aku— nggak salah denger kan? Apa kamu bilang barusan kak? Pe- pernikahan kita?" Nilam mengulang ucapan Jean dengan sedikit terbata. Dia ingin memastikan kalau dia sedang tidak salah dengar atau sok kepedean.Jean mendekati Nilam yang berdiri beberapa langkah darinya. Ia membungkuk sedikit agar tinggi badannya sama dengan gadis 20 tahun itu."Kamu nggak salah denger kok. Aku— emang berencana buat nikahin kamu," jawab Jean tegas. Walaupun ia ingin sekali tertawa karena melihat wajah bengong Nilam yang begitu lucu menurutnya."Ni- nikah?" ucap Nilam lagi."K

    Last Updated : 2024-11-05
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Mau Dinikahin?!

    "Oh, gitu ya. Kamu ngelamar di bagaian apa?""Konsultan."Jean kembali terperangah. Dia pikir Nilam akan mengambil posisi karyawan administrasi atau Office girls. Mengingat ijasah Nilam yang cuma SMA waktu melamar kerja di rumahnya dulu."Konsultan?""Eh— gimana ya kak? Aku emang ngajuin buat jadi posisi admin. Tapi di sini malah ditulis buat jadi konsultan. Makanya aku bingung," Nilam menunjuk ke arah hapenya. Menjelaskan dengan sedikit kebohongan agar Jean tidak curiga."Oh, gitu ya?" Jean mengangguk paham. "Yaudah, nggak usah khawatir. Kamu tinggal datang aja besok sesuai jadwal. Nanti kamu bisa tanya ke HRD posisi kamu di sana."Nilam mengangguk patah-patah."Ya udah. Ayo makan. Kita rayakan keberhasilan kita hari ini."Wajah khawatir Nilam beberapa saat yang lalu, jadi hilang karena semangat Jean barusan. "Iya kak."***"Apa?! Jean pengen nikahin elo?!"Senyum di bibir Nilam tidak kunjung pudar ketika ia menceritakan hal paling bahagia itu pada Nana temannya.Bahkan, Nana saja sa

    Last Updated : 2024-11-05
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Siapa Sangka

    "Mau mama bawain bekal?" tanya Bu Mala pada anaknya yang duduk tepat di sebelahnya. "Enggak ah Ma. Kayak bocah aja pakai bawa bekal." "Hari pertama kamu magang itu, bakal repot Nilam. Kamu kan harus adaptasi, belum lagi kamu nggak tau menu apa yang dijual di kantin. Jadi kan lebih enak bawa bekal." Nilam menggeleng. "Kalau gitu ya simpel aja Ma. Makan siangnya nunggu pulang magang." Mendengar jawaban putrinya, bu Mala langsung mendelik dengan wajah penuh ancaman. "Ngaco! Kalau maag kamu kambuh gimana?" "Ya tinggal minum obat maag," balas Nilam enteng. Dia sibuk mengoles selai nutella di atas rotinya. "Nggak! Nggak! Nggak!" Bu Mala berdiri dengan wajah tidak santai. "Pokoknya kamu harus bawa bekal. Titik. Mama nggak rela kalau kamu sampai sakit." Nilam yang melihat reaksi mamanya ini hanya bisa mengelus dada. Padahal dia sudah 20 tahun, tapi Mamanya selalu menganggapnya seperti bocah. "Hari ini dianter ama si Surya ya! Pulangnya juga! Mama mau denger cerita kamu pas pert

    Last Updated : 2024-11-05
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Kok Bisa Sih?

    Elisha berjalan dengan gaya angkuh di temani kepala HRD di sebelahnya. Ia menghampiri beberapa peserta magang yang jumlahnya kurang lebih 7 orang termasuk Nilam.Tatapan mantan istri Jean ketika pertama kali bertemu pandang dengan Nilam, sudah tidak bersahabat sejak awal. Apalagi saat melihat penampilan rapi dan casual gadis itu. Ia merasa sangat tersaingi.Nilam sendiri tak bereaksi banyak ketika pertama kali melihat Elisha. Walaupun kaget, dia masih bisa mengatasi itu semuanya."Selamat pagi semua." Elisha menyapa mereka semua dengan nada tegasnya. "Perkenalkan, aku Elisha. Aku yang akan mengawasi kalian bertujuh saat magang di sini."Semua tampak memperhatikan ke arah Elisha ketika wanita itu berbicara. Termasuk Nilam yang terlihat ikut mendengarkan walaupun isi kepalanya fokus ke sana ke mari tidak karuan."Sebagai perusahaan yang sudah menerima kalian. Tugas dan kewajiban kami adalah membimbing kalian semua sesuai dengan perjanjian p

    Last Updated : 2024-11-06

Latest chapter

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Kabar Pernikahan Jean

    Di saat begitu, tiba-tiba saja suara dari televisi kecil yang menggantung di sudut ruangan terdengar lebih jelas. Awalnya hanya sekilas suara pembawa berita yang menyebut nama-nama populer di dunia bisnis, tapi tak lama, gambar wajah Jean dan Nilam terpampang jelas di layar.Devi yang tadinya menunduk menepuk-nepuk punggung balita, refleks mendongak ke arah TV.“Eh, itu bukannya?” gumam Devi.Elisha pun spontan ikut menoleh. Pandangannya langsung tertumbuk pada tayangan berita infotainment yang menampilkan potongan-potongan video pernikahan mewah. Ada kilatan blitz kamera, dekorasi bunga warna peach dan putih, dan tentu saja—sosok Jean yang mengenakan setelan jas putih elegan, berdiri di samping seorang wanita cantik bergaun pengantin berwarna senada.“Jean, pengusaha muda sukses sekaligus duda beranak satu, hari ini resmi menikahi Ayunda Nilam Wijaya anak dari pengusaha properti Wijaya dan ibunya Bu Mala, pemilik franchise minuman terkenal di Indonesia. Pernikahan mereka digelar seca

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Hari-hari Elisha

    Suara anak-anak menyanyi riang memenuhi aula kecil yang terang oleh cahaya matahari yang menyusup dari jendela. Di tengah kerumunan anak-anak itu, berdiri seorang wanita dengan senyum keibuan—rambutnya dikuncir sederhana, seragam berwarna abu-abu yang dikenakan pun tak bisa menyembunyikan aura keibuannya.Elisha...Mantan istri Jean itu kini tengah menjalani kegiatannya yang seperti biasa. Dan karena hari ini hari senin, ia dapat jadwal mengajar untuk anak-anak panti asuhan sebagai bentuk kontribusi sosialnya“Ayo, kita ulang lagi dari bagian reff-nya ya, pelan-pelan, satu-satu.”Elisha mengangkat tangannya memberi aba-aba. Tangannya menggenggam ukulele kecil, yang ia petik lembut untuk mengiringi anak-anak menyanyi. Suaranya sabar, tidak pernah meninggi, bahkan ketika beberapa anak mulai tak fokus."Bunda, aku lupa nadanyaaa,” rengek salah satu anak.Elisha tertawa kecil. “Nggak apa-apa, kita ulang bareng-bareng. Kita belajar pelan-pelan ya, sayang.”Anak-anak kembali tertawa, suasan

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Dihantui Rasa Iri

    "Liat deh, Dikta!"Dikta yang sedang bersantai sambil bermain ponsel, dikejutkan dengan kedatangan ibunya yang heboh. Di tangan kanannya Bu Sinta membawa sebuah ponsel yang hendak ditunjukkan padanya."Liat ini deh, Nak!" Bu Sinta memberikan hapenya pada Dikta."Apa ini Ma?" tanya pria berambut sedikit panjang itu."Itu acara pernikahan Jean dan Nilam kemarin."Dikta yang tadinya tak begitu tertarik dengan kabar yang akan di sampaikan oleh Mamanya, seketika mengalihkan pandangannya ke arah ponsel pintar tersebut.Di dalamnya ada beberapa foto pernikahan Nilam yang meriah. Dari proses pengikatan janji suci hingga resepsi. Foto-foto itu di posting di akun IG bu Mala. Tentu saja caption yang menyayat hati."Akhirnya Nilam nikah juga ya," ucap Bu Sinta kagum. "Tapi sayang, suaminya itu duda. Musuh kamu pula."Dikta terdiam. Ucapan sang Mama terdengar nyelekit tapi ada benarnya. Yang dimaksud musuh di sini bukanlah musuh di persidangan, tapi rival sesama CEO perusahaan."Padahal Nilam masi

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Bulan Madu 21+

    "Kayaknya, ga usah nunggu lama, aku bakal hamil deh, Yang." Jean yang sudah dilanda rasa kantuk itu seketika membuka lagi kelopak matanya, karena mendengar ucapan Nilam barusan. "Kenapa?" Ia melirik ke arah sang istri yang sedang membalut tubuhnya menggunakan bedcover hingga sebatas leher. "Gimana enggak, kamu jago banget nembaknya. Rahimku berasa penuh gara-gara kamu keluar beberapa kali tadi." Jean seketika jadi salting. Ucapan Nilam yang terdengar Nilam itu benar-benar membuatnya salah tingkah. Ia memiringkan tubuhnya dan memeluk perut Nilam. "Ya bagus dong, supaya Qila gak terlalu lama menunggu punya adiknya." Nilam meringis kecil. Ia sedikit kegelian saat Jean mengusap pelan perutnya yang rata. "Aku juga seneng banget kalau punya anak dari ibu se gemesin dan secantik kamu," lanjut Jean sambil mengecup pipi Nilam. "Kamu maunya anak laki-laki atau perempuan?" tanya Nilam kemudian. Sejujurnya dia memang sudah sangat mengantuk, ditambah aktivitas panas keduanya beberapa waktu

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Malam Indah (21+)

    "Capeknya..." Kasur yang empuk adalah tempat yang paling Nilam impikan sejak beberapa jam yang lalu. Punggungnya benar-benar sudah pegel karena terus berdiri di acara resepsi. Kakinya juga. Kalau bukan Tuhan yang nyiptain, kakinya udah patah sih kayaknya. "Ganti baju dulu, Nilam sayang. Kamu juga belum bersih-bersih." Jean yang mengikuti gadis itu di belakangnya, mulai melepaskan jas pengantinnya. FYI, mereka emang langsung nyewa satu kamar hotel yang berada di gedung yang sama dengan acara resepsi karena permintaan Nilam. Maklum, kaum mager seperti Nilam ga bakal sanggup kalau setelah resepsi harus pulang dulu ke rumah atau apartemen. Apalagi jaraknya hampir 2 jam dari sini. "Mager sayang. Maunya langsung tidur." "Emang kamu ga sumpek pake gaun gitu?" Nilam membuka matanya. Ia melihat ke arah Jean yang sedang menyingsingkan lengan kemeja panjangnya. "Ya sumpek sih. Tapi beneran mager banget ini." Jean menggelengkan kepalanya. Ia tersenyum maklum sambil menarik kedua pergelanga

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Hari Terbaik

    Setelah Nana dan Reno pamit, Jean menoleh pada Nilam yang dari tadi terus tersenyum sambil menyambut para tamu. Tapi ia tahu, senyuman itu mulai terasa dipaksakan. “Sayang, kamu kelihatan capek.” Nilam sempat menggeleng kecil, masih ramah melambai ke tamu lain. “Nggak kok. Aku gak apa-apa.” Jean tersenyum tipis, lalu mengisyaratkan pada salah satu panitia untuk membawakan segelas air putih. Tak lama, air itu datang bersamaan dengan dua kursi yang langsung diletakkan agak ke sisi, masih dekat pelaminan tapi sedikit lebih tenang. “Duduk dulu, ya!” bisik Jean seraya menggandeng tangan istrinya. Nilam sempat ragu, tapi akhirnya menurut. Sepatunya yang berhak tinggi sudah terasa menyiksa dari tadi. Ia duduk pelan-pelan sambil menarik napas dalam. “Thanks, sayang,” ucapnya tulus. Jean ikut duduk di sebelahnya, lalu meraih tangannya dan menggenggamnya erat. “Hari ini milik kita berdua. Tapi aku gak mau kamu maksain diri demi kelihatan kuat. Nikmati aja, ya?” Nilam tersenyum lembut.

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Hari Pernikahan Jean dan Nilam

    Hari H pun tiba. Suasana pernikahan Nilam dan Jean dipenuhi dengan kebahagiaan dan kehangatan keluarga. Rangkaian bunga yang indah dan dekorasi yang bersinar menambah nuansa romantis di ruang pernikahan. Kedua pasangan itu berdiri di panggung resepsi dengan senyuman yang tak terus terkembang di wajah masing-masing, sama-sama siap untuk memulai babak baru dalam kehidupan mereka. "Kamu cantik banget." Nilam tersenyum malu, entah sudah berapa kali Jean mengatakan itu padanya hari ini. Dan yeah, gadis itu memang terlihat sangat cantik sekaligus anggun. Gaun pengantin warna putihnya begitu pas di tubuh ramping Nilam, rambutnya sengaja di sanggul ala modern. "Kamu juga keren banget," balas Nilam sambil memandang ke arah suaminya. Yah, beberapa saat yang lalu mereka telah mengikat janji suci pernikahan dengan di saksikan para tamu undangan. Manik gelap Nilam menatap lekat ke arah Jean yang begitu gagah dengan setelan jas warna putih, dasi hitam, dan sepatu fantofel. Terlihat sederh

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Mendekati Hari H

    Malam itu, sekitar pukul sembilan. Kamar Nilam terlihat rapi, dengan lampu tidur yang menyala temaram di sudut ruangan. Ia duduk di atas kasur, bersandar pada tumpukan bantal sambil memeluk guling. Rambutnya diikat seadanya, dan wajahnya hanya dipoles skincare malam tanpa riasan. Di pangkuannya, ponsel menyala dengan wajah Jean terpampang di layar—video call yang akhirnya tersambung setelah seharian saling sibuk.“Hai sayang…” sapa Jean, tersenyum kecil dari balik layar. Ia terlihat sedang duduk di ruang kerjanya, dengan kaos polo abu-abu kesayangannya dan rambut sedikit berantakan.Nilam mengerucutkan bibir, memeluk guling lebih erat. “Kamu lama banget angkatnyaaaa…”“Sorry, sayang. Tadi aku baru selesai meeting sama vendor catering,” jawab Jean sambil menyender ke kursi. “Tapi sekarang kamu udah dapet aku seutuhnya, nih.”Nilam mendesah pelan, lalu matanya memandang Jean dengan tatapan manja. “Aku kangen banget… tahu gak?”"Kita kan gak ketemu baru hari ini.""Tapi bagiku ini udah l

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Fokus Ke Diri Sendiri Dulu

    Suasana di dalam mobil terasa hening. Hanya suara mesin yang mengisi kekosongan di antara mereka. Lampu-lampu jalan menari pelan di kaca jendela, seolah mengiringi perasaan gundah yang masih menyelimuti hati Nilam. Tangan Jean memegang kemudi, sementara tatapannya sesekali mencuri-curi pandang ke arah Nilam yang duduk diam, memeluk tas di pangkuannya.“Masih kepikiran Talita?” tanya Jean akhirnya, dengan suara pelan.Nilam hanya mengangguk pelan tanpa menoleh.Jean menarik napas sejenak, lalu tersenyum tipis. “Sayang… aku ngerti kamu khawatir. Tapi jangan terlalu OVT ya! Talita kan udah ngabarin, dan sejauh ini infonya sama seperti yang bu Ratih bilang. Jadi, kita harus percaya sama dia.”Nilam mengatupkan bibirnya erat. Ada bagian dalam dirinya yang ingin percaya sepenuhnya. Tapi ada di sisi lain perasaannya mengatakan jika ada sesuatu yang tidak beres.“Aku ngerasa... ada sesuatu yang masih mengganjal," bisiknya akhirnya. “Perasaanku gak enak aja.”Jean mengalihkan tangan kirinya da

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status