Share

Minta Do'anya

Penulis: CH. Blue Lilac
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-05 20:32:39

"Do'ain ya, supaya perilisan bukunya lancar."

"Amiiin."

"Do'ain juga, biar bukunya laku keras di pasaran!"

"Amin."

"Kalau bukunya laku dan banyak peminat, kemungkinan buat terbitin buku selanjutnya bakal lebih banyak dan besar."

"Amiiin."

"Soalnya, aku butuh uang itu buat biaya pernikahan kita kelak."

Nilam berhenti berjalan. Ia melepaskan genggaman tangan Jean yang sejak tadi berdiri di sisinya, dan menatap pria itu tanpa berkedip.

"Aku— nggak salah denger kan? Apa kamu bilang barusan kak? Pe- pernikahan kita?" Nilam mengulang ucapan Jean dengan sedikit terbata. Dia ingin memastikan kalau dia sedang tidak salah dengar atau sok kepedean.

Jean mendekati Nilam yang berdiri beberapa langkah darinya. Ia membungkuk sedikit agar tinggi badannya sama dengan gadis 20 tahun itu.

"Kamu nggak salah denger kok. Aku— emang berencana buat nikahin kamu," jawab Jean tegas. Walaupun ia ingin sekali tertawa karena melihat wajah bengong Nilam yang begitu lucu menurutnya.

"Ni- nikah?" ucap Nilam lagi.

"K
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Mau Dinikahin?!

    "Oh, gitu ya. Kamu ngelamar di bagaian apa?""Konsultan."Jean kembali terperangah. Dia pikir Nilam akan mengambil posisi karyawan administrasi atau Office girls. Mengingat ijasah Nilam yang cuma SMA waktu melamar kerja di rumahnya dulu."Konsultan?""Eh— gimana ya kak? Aku emang ngajuin buat jadi posisi admin. Tapi di sini malah ditulis buat jadi konsultan. Makanya aku bingung," Nilam menunjuk ke arah hapenya. Menjelaskan dengan sedikit kebohongan agar Jean tidak curiga."Oh, gitu ya?" Jean mengangguk paham. "Yaudah, nggak usah khawatir. Kamu tinggal datang aja besok sesuai jadwal. Nanti kamu bisa tanya ke HRD posisi kamu di sana."Nilam mengangguk patah-patah."Ya udah. Ayo makan. Kita rayakan keberhasilan kita hari ini."Wajah khawatir Nilam beberapa saat yang lalu, jadi hilang karena semangat Jean barusan. "Iya kak."***"Apa?! Jean pengen nikahin elo?!"Senyum di bibir Nilam tidak kunjung pudar ketika ia menceritakan hal paling bahagia itu pada Nana temannya.Bahkan, Nana saja sa

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Siapa Sangka

    "Mau mama bawain bekal?" tanya Bu Mala pada anaknya yang duduk tepat di sebelahnya. "Enggak ah Ma. Kayak bocah aja pakai bawa bekal." "Hari pertama kamu magang itu, bakal repot Nilam. Kamu kan harus adaptasi, belum lagi kamu nggak tau menu apa yang dijual di kantin. Jadi kan lebih enak bawa bekal." Nilam menggeleng. "Kalau gitu ya simpel aja Ma. Makan siangnya nunggu pulang magang." Mendengar jawaban putrinya, bu Mala langsung mendelik dengan wajah penuh ancaman. "Ngaco! Kalau maag kamu kambuh gimana?" "Ya tinggal minum obat maag," balas Nilam enteng. Dia sibuk mengoles selai nutella di atas rotinya. "Nggak! Nggak! Nggak!" Bu Mala berdiri dengan wajah tidak santai. "Pokoknya kamu harus bawa bekal. Titik. Mama nggak rela kalau kamu sampai sakit." Nilam yang melihat reaksi mamanya ini hanya bisa mengelus dada. Padahal dia sudah 20 tahun, tapi Mamanya selalu menganggapnya seperti bocah. "Hari ini dianter ama si Surya ya! Pulangnya juga! Mama mau denger cerita kamu pas pert

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Kok Bisa Sih?

    Elisha berjalan dengan gaya angkuh di temani kepala HRD di sebelahnya. Ia menghampiri beberapa peserta magang yang jumlahnya kurang lebih 7 orang termasuk Nilam.Tatapan mantan istri Jean ketika pertama kali bertemu pandang dengan Nilam, sudah tidak bersahabat sejak awal. Apalagi saat melihat penampilan rapi dan casual gadis itu. Ia merasa sangat tersaingi.Nilam sendiri tak bereaksi banyak ketika pertama kali melihat Elisha. Walaupun kaget, dia masih bisa mengatasi itu semuanya."Selamat pagi semua." Elisha menyapa mereka semua dengan nada tegasnya. "Perkenalkan, aku Elisha. Aku yang akan mengawasi kalian bertujuh saat magang di sini."Semua tampak memperhatikan ke arah Elisha ketika wanita itu berbicara. Termasuk Nilam yang terlihat ikut mendengarkan walaupun isi kepalanya fokus ke sana ke mari tidak karuan."Sebagai perusahaan yang sudah menerima kalian. Tugas dan kewajiban kami adalah membimbing kalian semua sesuai dengan perjanjian p

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Ngapain aja kamu?

    "Lama banget di dalam! Kamu ngapain aja?"Jantung Nilam nyaris saja copot saat Elisha membentaknya, tepat ketika ia baru keluar dari ruangan Dikta.Ia menoleh ke arah wanita itu sambil tersenyum manis. "Enggak kok, Bu. Pak Dikta tadi nyuruh saya nungguin bentar buat cicipin kopi," dustanya."Lebay. Kayak kopi buatan kamu enak aja."Nilam membatin, 'Emang kopi buatan gue enak. Kalau enggak, mantan suami lo nggak bakal kecantol.'"Ngapain masih berdiri di situ?" tukas Elisha sambil melotot tajam ke arah Nilam. "Buruan ke meja kamu! Di situ, udah ada tugas yang harus kamu kerjakan!"Perempuan 20 tahun ini hanya mengangguk dan mengikuti arahan Elisha. Di meja kerjanya sudah ada tumpukan file setinggi harapan ibunya yang entah apa isinya."File-file itu adalah hasil rapat minggu ini. Aku pengen kamu susun dan ringkas semuanya jadi satu dokumen dan kamu kirim padaku sore ini. Gampang kan?" Elisha yang juga duduk di meja sebera

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Semakin Menarik

    'Apa ini? Kenapa mereka deket banget?' gumam Nilam dalam hati. 'Apa jangan-jangan, orang yang ditemui Bu Elisha waktu di club itu, si Dikta.' "Hah!" Suara kaget Nilam membuat Elisha dan Dikta yang sedang bercakap-cakap, langsung menengok ke arah gadis itu. "Kenapa?" tanya Elisha. "Kamu kayak habis liat hantu aja!" "E- enggak!" Nilam menggeleng. "Buruan sana buatin kopi! Pantry-nya ada di sana!" tunjuk Elisha ke sisi kanan ruangan yang memang di siapkan khusus untuk membuat minuman atau makanan yang bersifat sederhana. "Baik, Bu." Dikta mati-matian untuk menahan diri agar tidak tersenyum di depan Elisha, saat melihat ekspresi lesu Nilam yang menggemaskan. Bahkan beberapa kali ia harus menggigit bibir bawahnya karena reaksi mantan tetangganya yang begitu lucu tersebut. "Aku masuk ke ruangan ku dulu ya! Nanti kalau kopinya udah selesai, suruh anak itu langsung bawa ke

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Gimana Rasanya?

    Halte dekat GBK inilah tujuan Nilam. Halter terdekat dari lokasi tempatnya bekerja. Walaupun untuk ke lokasi, ia harus naik ojek online sepanjang 3km. Ribet? Memang. Tapi bagi Nilam, itu lebih baik daripada ia melihat pujaan hatinya harus bertemu dengan Elisha.Dengan perut keroncongan, Nilam duduk di sana seorang diri. Ia fokus bermain ponsel sambil menunggu Jean tiba. Sampai beberapa saat kemudian, ia dikejutkan sebungkus coklat yang muncul di depan wajahnya."Udah nunggu daritadi ya?"Kedua bola mata Nilam langsung tertuju ke arah Jean yang entah sejak kapan sudah ada di sebelahnya. "Kak Jean? Kapan kakak datang?""Barusan aja." Jean tersenyum lembut sambil menyodorkan coklat bayangan yang dia beli beberapa saat yang lalu."Motor kakak mana?""Aku taruh di parkiran depan sana."Nilam mengangguk. "Pantesan aku nggak debger suara motor kakak."Jean memperhatikan penampilan Nilam yang sedikit kusut tapi tetap cu

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Agak Khawatir

    "Emang kenapa kak?""Tempat itu, nggak jauh beda ama lokasi kerja Elisha."Jawaban duda ganteng itu membuat Nilam terpaku selama beberapa saat. Jean tidak tau saja kalau dia memang sekantor dengan Elisha. Bahkan dia tidak bisa membayangkan jika seandainya kekasihnya ini tau dia dikerjai habis-habisan tadi pagi oleh mantan istrinya itu."Kantor kamu, emang di sebelah mananya sih? Biar besok kalau aku jemput kamu lagi, bisa langsung berhenti depan gedung?"Pertanyaan Jean sukses membuat Nilam tersedak. Gadis itu terbatuk sampai mukanya merah. Jean saja langsung berdiri untuk membantu memberi Nilam minum dan mengusap punggungnya."Pelan-pelan, Nilam!""Sambelnya pedes banget," dustanya.Jean menggelengkan kepalanya. "Ya udah, makan dulu deh! Nanti lanjut lagi ngobrolnya."Nilam menjilat bibir bawahnya dan mengangguk. "Uhm."Dalam hati, Nilam bersyukur karena berhasil lolos dari pertanyaan Jean. Setidaknya

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Niat Dikta Pada Nilam

    "Lho? Jadi Nilam magang di tempat kamu?""Iya Tante.""Ya ampun, Nilam nggak bilang apa-apa soal itu, Nak Dikta." Bu Mala mendongak ke arah putrinya yang semakin cemberut."Mungkin dia lupa." Dikta melihat ke arah Nilam dan tersenyum jahil. Sementara gadis itu hanya memutar kedua bola matanya karena sikap CEO itu."Hmm, Nilam ini emang ceroboh banget anaknya. Nggak pernah bisa bersikap dewasa sama sekali. Padahal usianya udah 20 tahun, tapi dia manja banget anaknya.""Mamaaaa..." Nilam makin merajuk. "Emang penting cerita soal itu ke dia?""Ya nggak masalah Nilam. Biar Dikta bisa ngawasin kamu pas di kantor," sahut Bu Mala.Nilam menjatuhkan bahunya. Capek sekali ngobrol sama Mamanya."Ehm, Tante. Saya boleh ajak Nilam bareng kan?" Dikta kembali buka suara. Menengahi suasana tak nyaman antara ibu dan anak di depannya."Ya boleh lah, kan kamu juga udah jauh-jauh ke sini. Lagian, kalau nggak demi jemput N

Bab terbaru

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Perubahan Jean

    "Nilam!""Iya Bu? Kenapa?" "Kenapa? Coba jelasin padaku, kenapa bisa ada Jean di sini?" Nilam mengerutkan keningnya karena merasa aneh dengan pertanyaan Elisha tersebut. "Kan tadi dia udah bilang kalau hadir sebagai CEO Indojaya grup?" "Tapi di daftar tamu nggak ada nama dia, Nilam! Karena yang harusnya datang itu Pak Wijaya langsung! Bukan dia!" Nilam mengendikkan bahunya. "Kalau itu aku nggak tau Bu. Kenapa ibu nggak tanya langsung aja ke dia?" "Pak Wijaya sakit. Makanya dia mengirim Jean sebagai perwakilannya." Dikta yang baru selesai menelpon seseorang, muncul di antara Elisha dan Nilam hanya untuk menengahi pertengkaran mereka. "Apa? Tapi kok nggak ada konfirmasi sebelumnya?" tukas Elisha balik. "Ya mana aku tau? Aku kan bukan bagian dari perusahaan mereka," balas Dikta lagi. Sama seperti Elisha yang kesal karena kemunculan Jean, Dikta pun juga merasa demikian. Apal

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Itu Kan...

    "Selamat siang. Saya Mala, founder sekaligus CEO dari NM Group yang operasionalnya di bidang food and drink. Jadi...""Nilam! Itu nyokap lo kan?"Nilam yang sedang memperhatikan sang Mama yang berdiri di depan sebagai salah satu pembicara, langsung menoleh ke arah rekannya."Ehehehe. Iya." Nilam tersenyum canggung sambil memegangi belakang kepalanya."Wah, nyokap lo keren banget.""Iya nih. Ilmunya nggak main-main.""Bener. Walaupun single parent tapi perjuangannya nggak main-main, Nilam."Pujian-pujian yang disampaikan oleh rekan-rekannya itu tentu saja membuat Nilam makin kagum pada sang Mama. "Nyokap gue emang paling the best di dunia.""Gue jadi iri, pengen banget punya nyokap sekeren itu."Nilam terkekeh saat mendengar penuturan temannya itu. "Kalau lo mau nyokap sekeren nyokap gue, minimal lo harus rela nggak punya bokap sih.""Ish!" Perempuan itu langsung menepuk bahu Nilam. "Jokes lo se

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Persiapan Acara

    "Namanya... Ayunda." Jean mergerjap. "Ayunda?" "Iya. Dia anak perempuan dari mantan istriku yang pertama." "Di mana aku bisa mencarinya?" Pak Wijaya berusaha untuk duduk lebih tegap untuk menunjuk ke arah lemari pakaiannya. "Di dalam lemari itu ada foto kenanganku dengan Ayu. Aku meletakkannya didalam kotak kecil yang terbuat dari kayu." Jean menganggukkan kepalanya dan mengikuti arahan Pak Wijaya untuk mengambil benda tersebut. Setelah menemukan benda yang dicari, ia langsung menyerahkan kotak itu pada si empunya. Pak Wijaya sendiri nampak memandangi kotak itu dengan mata menerawang. Banyak momen indah antara ia dan sang putri yang sengaja ia simpan di dalam sana. "Ini fotonya... Dia cantik kan?" Jean menerima lembaran kertas tersebut dari tangan Pak Wijaya yang sedikit gemerar. "Dia anak ke sayangku, Jean. Satu-satunya harta yang aku miliki di dunia," ucap Pria itu lagi.

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Kita Akhiri Saja

    "Mumpung semuanya belum terlambat, Nilam. Sebelum cinta kamu semakin besar, lebih baik kita akhiri aja.""Liat aku kak! Liat aku dan katakan kalau kamu emang beneran mau putus sama aku!" Nilam menangkap pipi Jean. Membuat wajah mereka berhadapan satu sama lain. "Aku tau kamu nggak mungkin kayak gini."Jean memasang ekspresi datarnya. Ia tatap Nilam dengan begitu intens seperti kemauan gadis itu. Siapa bilang ia tidak berani memandang langsung kedua manik indah Nilam?Beberapa detik berlalu, pandangan Nilam justru mulai buram karena air matanya. Entah kenapa ia merasa Jean sedang tidak main-main atas ucapannya."Kamu itu gadis yang baik. Kamu berhak dapat pasangan yang lebih pantas dariku.""Aku muak denger kalimat itu, kak," lirih Nilam dengan suara bergetar. Tenggorokannya terasa sakit karena berusaha untuk menahan tangis."Kamu harus percaya, kelak bakalan ada cowok yang bisa bikin kamu bahagia. Cowok yang sepadan sama kamu, co

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Kemarahan Jean

    "Gimana kabar kamu?"Nilam menggigit kecil bagian dalam bibirnya. Harusnya Jean tidak perlu bertanya begitu padanya. Karena sudah jelas, dia sedang tidak baik-baik saja."Buruk, kak." Nilam membalas dengan lesu."Oh.""Cuma 'oh' doang?" protes Nilam sedikit kecewa. "Lebih dari dua minggu kakak ngilang, nggak ngasih kabar, kepastian, ngeghosting anak orang selama itu dan tanggapan kakak cuma OH doang?" Nilam memiringkan duduknya, ia menatap Jean dengan raut tak percaya. "Aku hampir gila kak."Okey— air mata Nilam kembali keluar seperti kran. Mendadak dia jadi melow saat di depan Jean. Seperti bocah saja."Kamu kenapa nangis lagi?" balas Jean."Aku juga nggak tau kenapa air matanya keluar terus tiap ngomong ama kamu. Mungkin karena udah lama aku tahan." Nilam duduk di samping Jean dengan banyak tingkah. Padahal mereka sedang di jalan menuju ke rumah Nilam."Duduk yang bener Nilam! Kita lagi di mobil!" balas Jean s

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Nilam Ketahuan

    Nilam berjalan mondar-mandir di area pintu keluar mall. Bukannya dia caper atau kurang kerjaan, tapi dia sengaja berdiri di sana karena sedang menunggu Jean.Yup, kali ini mereka harus bicara. Dia tidak mau digantung dengan ketidakpastian seperti sekarang."Kak Je—" Nilam menutup mulutnya. Dia bisa saja meneruskan panggilannya. Tapi sayangnya, saat melihat Qila, dia reflek merungkan niatnya. 'Enggak Nilam! Lo nggak boleh egois. Kalau lo buat keributan di sini, kasian nanti sama Qila.''Tahan Nilam! Tahan!'Gadis dengan rambut di ikat di belakang tengkuk itu memilih untuk menjauh dan mengawasi Jean dengan sembunyi-sembunyi.Gadis itu memperhatikan ketiga orang tersebut yang sibuk menata barang yang mereka beli dan memasukkannya ke bagasi. Ia mengintip Jean dari kejauhan dengan gaya lucu karena beberapa kali hampir ketahuan. "Kali ini, lo nggak akan gue lepasin kak," gumam Nilam pada dirinya sendiri.*Nilam itu super nekat kalau sudah ada kemauan. Apa yang jadi tujuannya, benar-benar h

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Mantan Yang Menarik

    "Kenapa baru sekarang?"Pertanyaan Elisha barusan membuat Jean kembali melirik ke arahnya."Kenapa nggak dari dulu kamu cari kerjaan yang tepat? Kenapa harus nunggu kita cerai dulu?""Emang penting bahas itu sekarang?" tukas Jean balik. "Bukannya kamu juga udah nyaman sama selingkuhan kamu.""Ya kalau kamu bisa nyukupin semua kebutuhanku dan Qila, mana mungkin dulu aku selingkuh." Elisha membalas sindiran Jean dengan kalimat barusan. Berharap Jean paham kalau dia turut andil dengan segala perbuatan yang dulu pernah ia lakukan."Anggap aja kita emang nggak jodoh," tutur Jean lagi. Sesekali pandangan matanya tertuju ke arah Qila yang sedang bermain dengan sangat riang tak jauh darinya.Elisha berdecak. Dia kadang tidak bisa memahami dengan betul isi kepala mantan suaminya ini."Oh ya, omong-omong soal Qila. Lain kali kalau mau ajak pergi jangan dadakan! Soalnya aku nggak bisa tiba-tiba ijin cuti gitu aja!""Ya harusnya kamu nggak perlu ikut kan? Toh, Qila pergi sama Papanya sendiri." Ia

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Sangat Menggoda (21+)

    "Ahh!" Nilam tersentak saat jari Dikta mulai menggerilya di area sensitifnya. Menggosok bibir kewanitaannya hingga membuat Nilam was-was."Di sini ada yang basah, Nilam."Gadis itu menggelengkan kepalanya. Menatap Dikta yang menyeringai puas ke arahnya."Kayaknya bagian ini minta dipuasin juga.""Diam! Jangan macam-macam lo!""Makanya, jangan cari gara-gara.""Di— Dikta jangan! Jangan! Aku mohon—" Nilam kian panik saat Dikta mulai melucuti dalamannya. Ia berusaha menutupi miliknya yang jadi pusat perhatian Dikta dengan tangannya. Tapi tentu saja, hal itu sama sekali tidak berpengaruh pada Dikta. Lelaki itu dengan mudah mencengkram kedua tangan Nilam dan menaruhnya di atas kepala.Rudal miliknya sudah siap menerobos masuk lubang surgawi milik Nilam. Tapi belum sempat itu terjadi, seseorang memanggil namanya dari arah luar."Pak! Pak Dikta! Pak Dikta!""PAK!!!!"Pemuda itu tersentak dari lamunann

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Kenapa Baru Sekarang?

    "Kenapa baru sekarang?"Pertanyaan Elisha barusan membuat Jean kembali melirik ke arahnya."Kenapa nggak dari dulu kamu cari kerjaan yang tepat? Kenapa harus nunggu kita cerai dulu?""Emang penting bahas itu sekarang?" tukas Jean balik. "Bukannya kamu juga udah nyaman sama selingkuhan kamu.""Ya kalau kamu bisa nyukupin semua kebutuhanku dan Qila, mana mungkin dulu aku selingkuh." Elisha membalas sindiran Jean dengan kalimat barusan. Berharap Jean paham kalau dia turut andil dengan segala perbuatan yang dulu pernah ia lakukan."Anggap aja kita emang nggak jodoh," tutur Jean lagi. Sesekali pandangan matanya tertuju ke arah Qila yang sedang bermain dengan sangat riang tak jauh darinya.Elisha berdecak. Dia kadang tidak bisa memahami dengan betul isi kepala mantan suaminya ini."Oh ya, omong-omong soal Qila. Lain kali kalau mau ajak pergi jangan dadakan! Soalnya aku nggak bisa tiba-tiba ijin cuti gitu aja!""Ya har

DMCA.com Protection Status