Share

Elisha Panik

last update Last Updated: 2024-10-29 19:47:36

POV ELISHA

["Bu! Mbak Qila hilang! Sa- saya udah coba cari di sekitar sekolah tapi nggak ada."]

Elisha yang baru keluar dari kamar mandi langsung lemas ketika mendapat kabar jika putrinya menghilang. Mungkin jika Dikta tidak ada di belakangnya, ia sudah ambruk ke lantai saking syoknya.

"Ada apa Sha?" tanya Dikta pada perempuan yang mulai menangis tersebut.

"Qi— Qila hilang Pak! Dia nggak ada di sekolah."

Dikta melotot kaget. Dia bantu Elisha agar bisa berdiri dengan baik sebelum berkata, "Kamu tenang dulu!"

"Gimana aku bisa tenang! Qila menghilang dan aku nggak tau dia di mana, bagaimana, terus kalau terjadi sesuatu yang buruk gimana Pak?" tanya Elisha dalam satu tarikan nafas. Raut wajahnya terlihat begitu panik. Bahkan dia menggerakkan tubuhnya tanpa sadar karena terlalu cemas.

Dikta menangkap bahu Elisha dan berucap, "Kamu tarik nafas dulu, Sha! Tenang! Kalau kamu panik, situasinya malah makin buruk."

"Tapi i
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Siapa Sangka

    "Kamu mau balik ke kantor?" Itulah hal pertama yang Elisha tanyakan pada Dikta ketika bosnya ini baru selesai mengantarnya pulang ke rumah."Enggak. Aku ada acara soalnya," jawab pria dengan kemeja abu-abu itu."Acara apa?""Hari ini Mamaku ulang tahun. Jadi aku mau langsung balik dan OTW ke acara pesta diadakan.""Ow... Gitu ya?""Hm," gumam Dikta sambil memasukkan kedua tangannya di saku celana. "Sebenarnya aku pengen ngajak kamu buat ngenalin wanita paling aku cintai ke Mama. Tapi— kayaknya kamu bakal nolak karena Qila belum pulang."Jantung Elisha sempat berdebar ketika Dikta menyebutnya seperti itu. Dan yap— wanita mana yang tidak akan bahagia jika disanjung seperti demikian?"Tapi nggak usah khawatir, lain kali aku bakal ngajak kamu ketemu khusus sama Mamaku. Okey?"Elisha mengangguk secara reflek. Lagipula siapa yang bisa menolak pria mapan seperti dikta? Hanya orang bodoh yang mungkin melakukannya.

    Last Updated : 2024-10-29
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Pertemuan Nilam dan Dikta

    "Silahkan."Nilam menerima gelas berisi minuman dari Dikta dengan disertai senyum ramah dan ucapan terima kasih. Ia benar-benar canggung sekali sejak mamanya meninggalkan dia berdua saja dengan orang yang katanya pernah menjadi tetangganya dulu."Sekarang kamu sibuk apa?" Dikta berdiri di samping Nilam, ia sengaja mengambil spot yang sedikit sepi dari tamu undangan karena menyadari jika Nilam sedikit tak nyaman dengan keramaian."Kuliah. Sekarang udah semester 6," jawab gadis cantik itu sambil menghindar dari kontak mata yang Dikta lakukan padanya."Berarti bentar lagi lulus dong?""Kalau nggak ada hambatan sih harusnya gitu."Dikta tersenyum miring. Gelagat-gelagat khas playboy-nya keluar secara alami karena melihat kecantikan Nilam. "Ambil jurusan apa?""Psikologi," Nilam menjawab dengan singkat. Sungguh ia merasa tak nyaman karena terus dipandangi dengan amat intens oleh lawan bicaranya."Wah, keren juga," pu

    Last Updated : 2024-10-30
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Kemarahan Elisha

    Jika di acara ulang tahun Bu Sinta, Dikta berusaha mendekati Nilam entah dengan tujuan apa. Berbeda dengan Elisha yang sibuk mondar-mandir di depan pintu rumahnya. Ia menunggu dengan resah sosok Jean yang katanya sudah berjanji untuk mengantarkan Qila pulang.Wanita dengan daster tanpa lengan yang panjangnya sampai ke mata kaki tersebut, terlihat menggigit kukunya beberapa kali guna mengusir rasa gundahnya. Dia khawatir Jean tidak menepati janjinya."Mama!" Namun kekhawatiran Elisha menghilang saat orang yang sudah dia Tunggu-tunggu, akhirnya tiba juga."Mama!""Qila!" Perempuan 28 tahun itu berlari kecil menghampiri anaknya. Ia peluk anaknya tersebut dengan penuh kasih. "Qila! Kamu ke mana aja sih? Ngapain kamu pergi dari sekolah kayak tadi? Kamu mau bikin Mama cemas?""Maafin Qila Ma." Hanya tiga kata itunyang keluar dari bibir mungil Qila. Toh, mamanya ini sudah tau seperti apa kronologinya."Kamu nggak tau apa, Mama panik ban

    Last Updated : 2024-10-31
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Malah Bertengkar

    "Tunggu dulu!"Jean yang sengaja membalikkan badannya karena enggan melihat ke arah calon mantan istrinya itu, tak merespon apapun saat Elisha kembali bersuara."Jadi kamu masih berhubungan sama pembantu itu?" tanya Elisha sedikit tak suka. "Ada apa ini? Apa jangan-jangan, kalian ada sesuatu?""Nggak usah memutar balikkan fakta Sha!""Aku yakin kalian pernah ada hubungan sama seperti yang orang-orang bilang? Ya kan?"Jean berbalik dan menatap tajam pada Elisha. Sementara wanita itu sendiri sama sekali tidak merasa takut sedikit pun dengan tatapan pria itu terhadap dirinya. "Mau aku ada hubungan apapun dengan Nilam, itu bukan urusan kamu lagi.""A—""Papa!"Elisha langsung menutup bibirnya saat Qila keluar dari dalam rumah dan berlari ke arah mereka."Papa!"Jean langsung mengubah ekspresi wajahnya menjadi lebih bersahabat dan tenang saat Qila muncul sambil membawa sesuatu. "Ada apa sayang? Kena

    Last Updated : 2024-10-31
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Rahasia Nilam

    "Nilam." Nama itulah yang keluar dari bibir Elisha. "Ini Nilam, Pak. Aku yakin banget. Wajah dan cara dia tersenyum mirip banget dengan mantan pembantuku."Elisha mengamati foto tersebut dengan ekspresi tak percaya. Bagaimana mungkin, pembantunya yang terbiasa berpenampilan kumal dan biasa saja, berubah menjadi putri yang cantik dan anggun seperti ini."Aku pikir, dia memang gadis yang kamu maksud, Sha," balas Dikta sambil mengangguk-anggukan kepalanya."Kenapa kamu bisa ketemu dia? Dan apa yang dia lakukan di sana?" tanya Elisha dengan nada khawatir. Entah kenapa, hatinya merasa was-was karena hal ini."Foto itu diambil saat pesta ulang tahun Mamaku tempo hari. Dan ternyata, Nilam ini anak salah satu teman Mama."Elisha masih diam. Ia menunggu sosok di sebelahnya ini menyelesaikan kalimatnya."Mama juga bilang, kalau kita dulu sempat tetanggan sebelum akhirnya aku pindah rumah. Jadi, wajar saja kalau aku merasa nama Nilam sepert

    Last Updated : 2024-11-01
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Kencan Berdua

    Nilam melihat ke arah Jean yang sedang menyodorkan sebuah hadiah untuknya. Gadis yang tadinya sempat down karena perasaannya diombang-ambing oleh Jean, kini terlihat melebarkan kembali senyumnya.Siapa yang tidak senang kalau dikasih hadiah. Ya kan?"Buatku kak?"Jean mengangguk. "Kemarin Qila minta tolong padaku buat ngasih ini ke kamu."Wajah Nilam kembali lesu. Semangatnya menguar hilang entah ke mana. Hari ini Jean membuat batinnya seperti naik roller coaster. Naik turun nggak jelas. "Kirain kamu yang beli.""Emang apa bedanya?"'Jelas beda lah! Walaupun aku suka keduanya, tapi kalau hadiah dari kamu, jelas bakal beda,' rutuk Nilam dalam hati."Boleh dibuka nggak?" tanya Nilam mengalihkan pembicaraan."Boleh aja."Tanpa pikir panjang, Nilam langsung membuka kado pemberian Qila. Dia sudah penasaran dengan apa isinya. "Boneka?" seru Nilam tak percaya. Wajahnya langsung sumringah saat melihat boneka be

    Last Updated : 2024-11-01
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Romantis Banget

    "Emang apa yang aku lakuin?" "Harusnya kakak nggak usah ngeluarin banyak uang buat hal yang nggak perlu gini, Kak. Kan kakak bisa tabung uangnya." "Aku udah janji buat traktir kamu, Nilam." "Tapi popcorn-nya kan nggak harus, kak. Aku bisa kok bayar pakai uangku sendiri." "Uang dari mana? Kan kamu nggak kerja?" ucap Jean. "Uang itu bisa kamu simpan buat kebutuhan sehari-hari, Nilam." Nilam memandangi popcorn di tangannya dengan wajah cemberut. "Tapi kak Jean kan juga sama. Kebutuhan kakak juga lebih banyak kan dariku? Atau— kakak juga bisa pakai uang ini buat traktir Mbak Qila. Kakak juga bisa beli makanan enak buat diri kakak sendiri kan—" Jean berhenti di depan Nilam. Ia pandangi gadis itu dengan kedua manik hitamnya yang menyorot penuh kehangatan. "Anggap aja itu sebagai rasa terima kasihku ke kamu Nilam. Soalnya kamu udah bantuin aku cari kos, bantuin cari kerja, sering bawa makanan pas aku

    Last Updated : 2024-11-02
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Jangan Mengganggunya!

    'Mati aku!' rutuk gadis itu dalam hati. Bisa-bisanya ia bertemu dengan mantan pelanggannya di waktu yang sangat tidak tepat begini. "A- anda salah orang.""Enggak. Aku yakin kamu orangnya. Aku masih inget banget wajah cantik kamu," ucap pria itu lagi.Nilam menutupi wajahnya dengan jaket milik Jean. Ia berusaha untuk menghindar dari pria tersebut. "A-aku yakin bapak salah orang. Aku nggak pernah datang ke tempat kayak gitu.""Aku yakin sekali kamu orangnya. Meskipun cuma bertemu satu kali, aku nggak bisa lupain gimana servis kamu malam itu."Nilam makin gelisah. Ia ingin pergi dari hadapan pria itu agar Jean tidak mengetahui masa lalunya. Tapi sayangnya, pria tersebut justru menghalangi pergerakannya."Minggir!""Kamu mau ke mana?""Itu bukan urusan anda.""Apa kamu lagi nemenin pelanggan kamu lainnya?"Nilam tersentak kaget. Rasanya ia ingin sekali menyumpal mulut pria itu agar tidak bicara keras-keras

    Last Updated : 2024-11-03

Latest chapter

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Janji Dulu!

    "Baiklah, Mama menyerah. Tapi kamu harus janji!" Nilam tersenyum lebar, tahu dirinya telah menang. "Janji apa, Ma?" tanyanya dengan nada penuh antusias."Kamu harus ikuti semua syarat yang Mama tetapkan," jawab Bu Mala dengan tatapan serius. Nilam mengerutkan kening, sedikit curiga. "Syarat apa dulu nih, Ma? Nanti syaratnya berat lagi." Bu Mala mengangkat jari telunjuknya. "Pertama, kamu harus selalu laporan sama Mama tentang pekerjaanmu. Kalau ada hal mencurigakan atau kamu merasa tidak nyaman, langsung cerita ke Mama. Jangan dipendam sendiri!" Nilam mengangguk cepat. "Oke, itu gampang!" "Kedua," lanjut Bu Mala, "kamu harus jaga jarak dengan Bos kamu. Jangan terlalu akrab, apalagi sampai ada urusan pribadi di luar kantor. Fokus aja sama pekerjaan kamu." Nilam tertawa kecil. "Tenang aja, Ma. Aku profesional kok!" "Tunggu dulu—" potong Bu Mala dengan tatapan tajam. "Yang ketiga, kalau sampai ada tanda-tanda kamu terlalu sering dimanfaatkan, entah itu kerjaan yang di luar

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Mama Tidak Setuju

    Nilam tersenyum menyeringai, memperbaiki posisi duduknya di kursi dapur, dan mulai menceritakan apa yang terjadi hari ini. "Sebenarnya aku keterima jadi sekertaris pribadi Ma."Jawaban Nilam itu membuat Bu Mala melotot kaget. "Sekpri?"Gadis itu mengangguk-anggukkan kepalanya dengan lucu. "Keren kan? Baru ngelamar kerja aja udah dapat posisi bagus," ucapnya penuh rasa bangga.Bu Mala mengerutkan keningnya. Bukannya senang atau bangga, namun wanita paruhbaya itu tampak kurang setuju dengan pekerjaan yang Nilam dapatkan. "Tolak aja Sayang!"Nilam melotot tak percaya. "Ditolak? Kenapa Ma?""Mama tau kamu itu kayak gimana. Takutnya kamu bukannya fokus kerja malah godain Bos kamu," terang Bu Mala. 'Kayak kamu sama si Jean dulu,' imbuhnya dalam hati.Nilam langsung berdiri dari kursinya, menatap sang Mama dengan wajah penuh protes. "Kenapa Mama ngomong kayak gitu? Aku kerja buat cari uang, bukan buat yang aneh-aneh!" Bu Mala mengangkat alis, memandang putrinya dengan tatapan tajam. "Kamu

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Bagaimana harimu?

    "Omong-omong, Nilam. Aku penasaran sama sesuatu nih.""Soal apa?""Gimana wajah Bos kita? Dia pasti bapak-bapak paruhbaya ya?"Nilam hanya tersenyum kecil mendengar pertanyaan Talita, tapi ia tidak langsung menjawab. Ia sengaja membiarkan temannya menebak-nebak.“Eh, gimana, Nilam?” Talita memandangnya dengan mata berbinar penuh rasa ingin tahu. “Dia pasti tipikal bos-bos kebanyakan, kan? Udah agak tua, pakai kacamata, rambut mulai beruban, tapi tetap kelihatan karismatik. Bener nggak?”Nilam terkekeh kecil, lalu menggeleng. “Enggak, dia gak kayak gitu.”“Loh?” Talita memiringkan kepala, semakin penasaran. “Kalau gak kayak gitu, terus kayak gimana? Jangan-jangan dia tipe bos yang galak dan suka marah-marah?”Nilam terdiam sesaat, mencoba merangkai kata-kata. “Dia... gimana ya, Mba? Pokoknya jauh dari bayangan kamu deh. Dia kayaknya sih masih muda, mungkin sekitar 35 tahunan. Gayanya juga santai, tapi kelihatan tegas. Terus...

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Happy, Tapi Bikin OVT

    “Sekretaris pribadi? Maksudmu, sekretarisnya Jean Adrian? Pemilik perusahaan ini?” Nilam mengangguk kecil, mencoba meyakinkan dirinya sendiri meskipun suara Talita membuat semua keraguannya terasa semakin nyata. Talita menatap Nilam dengan campuran rasa kagum. "Kamu keren banget Nilam."Nilam menghela napas panjang, matanya menatap kosong ke lantai. “Keren apanya?"Talita masih memandangi Nilam dengan wajah kagum. “Keren apanya? Nilam, Kamu sadar gak sih? Dari sekian banyak orang di sini, kamu yang dipilih buat jadi sekretaris pribadi! Itu keren banget, loh!”Nilam menghela napas panjang, mencoba menenangkan pikirannya yang sejak tadi terasa kacau. “Tapi aku gak yakin aku pantas buat posisi itu, Mba. Aku gak punya pengalaman apa-apa soal jadi sekretaris. Lagian, kenapa harus aku? Masih banyak orang lain yang lebih cocok padahal. Yang lebih pengalaman maksudnya.” Talita memiringkan kepala, bingung mendengar keraguan Nilam.

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Jadi Sekpri

    Jean menatap Nilam dengan tatapan tajam yang sulit ditebak, lalu melanjutkan kalimatnya dengan nada tegas namun lembut. "Saya ingin kamu menjadi sekretaris pribadi saya."Mata Nilam melebar, wajahnya dipenuhi keterkejutan. "S-sekretaris pribadi, Pak?" ucapnya, setengah gagap. Ia bahkan tidak yakin apakah ia mendengar dengan benar.Jean mengangguk pelan, matanya masih terpaku pada wajah Nilam yang tampak bingung. "Iya. Sekretaris pribadi. Saya tahu kamu tidak melamar untuk posisi ini, tapi setelah melihat profil kamu dan berbicara langsung denganmu, saya merasa kamu kandidat yang tepat."Nilam menelan ludah, mencoba mencerna situasi ini. "T-tapi Pak, saya tidak punya pengalaman sebagai sekretaris. Saya takut bapak kecewa."Jean menyandarkan tubuhnya ke kursi, ekspresinya berubah menjadi lebih santai. "Tidak perlu khawatir soal pengalaman. Tugas seorang sekretaris pribadi sebenarnya cukup sederhana, Nilam. Kamu hanya perlu membantu saya mengatur jad

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Tawaran Jean

    “Baik, Nilam. Kalau boleh tahu, apa alasan kamu melamar di perusahaan kami? Apa yang membuat kamu tertarik?”Nilam tersenyum lagi, kali ini sedikit lebih canggung. “Saya pikir, perusahaan ini menawarkan peluang yang baik untuk berkembang, dan posisinya juga sesuai dengan yang saya cari.” Jean mengamati Nilam dengan cermat. Matanya yang tajam menangkap kegelisahan kecil di wajah gadis itu “Baiklah,” kata Jean, menutup berkas di depannya. “Nilam, apa yang kamu harapkan dari pekerjaan ini? Selain, tentu saja, penghasilan yang kamu sebutkan tadi.”Nilam tampak berpikir sejenak sebelum menjawab. “Saya ingin menambah pengalaman dan belajar lebih banyak. Saya percaya, lingkungan kerja yang mendukung seperti perusahaan ini akan memberikan banyak peluang untuk itu.”"Jadi kamu kerja hanya untuk pengalaman saja?""Bukan cuma itu saja sih, Pak.""Lalu?""Saya juga cari penghasil yang lebih baik daripada pekerjaan saya yang sebelu

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Special Interview

    Jean tidak bisa membohongi dirinya lagi. Pertemuan singkat dengan Nilam tadi membuat semua kenangan yang ia pendam selama bertahun-tahun mendadak menyeruak ke permukaan. Meski tahu tidak seharusnya ia terlibat lagi dalam kehidupan Nilam, hatinya tidak bisa tenang sebelum memastikan satu hal—apakah gadis itu benar-benar mantan kekasihnya yang dulu begitu ia cintai.Ia segera bergegas menuju ruang HRD. Napasnya sedikit berat, bukan karena lelah, tetapi karena perasaan gugup yang bercampur dengan rasa rindu. Sesampainya di depan pintu, Jean mengetuk pelan sebelum masuk."Selamat siang, Pak Jean," sapa salah satu staff HRD sambil berdiri. Jean mengangguk kecil. "Siang. Aku ingin bicara sebentar, soal salah satu kandidat yang kalian interview hari ini.""Oh, tentu saja, Pak. Kandidat yang mana ya?" tanya staff itu sambil membuka berkas daftar kandidat di tangannya.Jean menarik napas dalam-dalam sebelum menjawab. "Namanya Nilam."

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Pertemuan Kembali

    "Nilam udah sadar, Je. Tapi dia kehilangan memorinya selama beberapa tahun terakhir.""Bukannya itu lebih baik Tante? Supaya Nilam bisa melupakan hal-hal buruk saat sama saya.""Tapi dulu Nilam pernah bilang, meskipun menjadi pacar kamu terlalu berisiko dan berat tapi dia tetap menyukainya.""Itu karena dia yang terlalu baik Tante. Padahal kalau ga ada saya, hidup dia pasti bisa lebih baik lagi."***"Ini Pak berkasnya! Tolong jangan marah ya! Saya beneran ga sengaja." Nilam mengulurkan kertas yang dia pegang ke arah lelaki di depannya. Dia panik sekali karena sudah membuat kekacauan."P- Pak... Bapak kenapa?" beo gadis berkemeja putih itu ketika melihat si pria yang hanya melamun sambil memandanginya. 'Dia kenapa ngeliatin aku kayak gitu? Apa aku cepirit di rok?' Dengan muka panik dia mengecek roknya.'Huh... Ternyata enggak.' "Pak... Bapak!""Eh- Maaf." Sentakan pelan Nilam membuat pria itu tersadar

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [Season Dua] Awal Yang Baru

    Dua tahun kemudian... "Mama!" Bu Mala tersentak kecil saat Nilam putrinya, mendadak muncul dan memeluk pinggangnya. Wanita paruh baya itu balik ke belakang hanya untuk mendapati cengiran polos anak tunggalnya. "Ya ampun, Nilam! Kamu bikin Mama kaget aja." Gadis itu hanya meringis. Ia menarik salah satu kursi yang ada dan duduk di sana. "Mama tuh yang terlalu fokus. Sampai ga sadar pas aku turun." Bu Mala mendengkus. Ia melanjutkan kegiatannya, mengoles mentega sebelum di masukkan ke dalam mesin Breadtoats. "Kamu rapi banget? Mau ada janji ama Nana?" Gadis berambut sebahu itu menggeleng. "Enggak." "Terus mau ke mana?" "Hari ini aku mau cari kerja, Ma." Bu Mala, bukannya senang mendengar ucapan putrinya, justru langsung mengerutkan dahi sambil memasang wajah sangsi. "Ada angin apa kamu tiba-tiba pengen cari kerja?" "Nilam bosen, Ma," jawab gadis itu setelah menenggak habis segelas jus jeruk buatan ibunya. "Hampir 2 tahun setelah lulus kuliah, Nilam jadi beban Mama." "Lah kamu,

DMCA.com Protection Status