Share

Terjerat Dekapan Om Tampan
Terjerat Dekapan Om Tampan
Penulis: Lena Linol

Satu Miliar!

“Apa dia masih perawan?” tanya pria perut buncit dengan tampilan parlente itu, matanya menatap seorang perempuan muda yang cantik seakan-akan santapan nikmat.

Tari adalah ibu tiri Bintang. Ia begitu membenci anak sambungnya itu sebab baginya Bintang adalah penyebab segala kesialan yang menimpanya.

Hidp Bintang semakin sengsara tatkala ayah meninggal beberapa bulan lalu karena kanker otak. Hutang yang menumpuk serta biaya rumah sakit yang membuat kehidupannya semakin menderita.

Dan kini, untuk melunasi segala hutang-hutang itu, Bintang harus menanggung semuanya.

“Kalau kamu mau harga satu miliar aku tidak sanggup. Tapi, aku bisa membawamu pada Tuan Douglass. Dia adalah pengusaha sukses dari Perancis yang tengah mencari gadis perawan untuk dijadikan istri kedua. Aku sangat kenal baik padanya,” kata pria tersebut dengan serius.

“Tunggu apalagi? Lebih cepat lebih baik!” sahut Tari penuh semangat yang menggebu, tanpa peduli perasaan Bintang.

“Ibu.” Bintang terisak ketika Ibunya menariknya mengikuti langkah pria tersebut menuju ruang VIP, tempat di mana Tuan Douglass berada.

“Diam! Selama ayahmu masih hidup dia selalu saja membuatku sengsara! Dan sekarang kamu harus membayar semuanya!” ucap Tari kejam, wajahnya juga tampak mengerikan. Dan tidak akan pernah membiarkan Bintang kabur atau menentang ucapannya.

Ruang VIP itu hanya selemparan batu dari tempatnya berdiri, namun Bintang merasa jalannya begitu jauh ketika melangkah ke arah sana.

Pikirannya kalut, harga dirinya kini hanya sebatas di balik selimut. Bukankah perempuan yang dijual selalu menjadi pelampiasan nafsu pembelinya?

Langkah mereka terhenti tepat di depan pintu ruang VIP. Pintu tersebut terbuka lebar di bawah helaian tangan wanita cantik berpakaian seksi.

Begitu pintu terbuka, Bintang melihat sosok pria matang dengan rahang yang tegas menatap ke arah. Tatapan pria itu begitu tajam, menusuk langsung ke arahnya.

Inikah tuan Douglass yang dimaksud itu?

Setelah pria itu memberikan anggukan, pria berperut buncit yang mengantar mereka itu mengutarakan tujuan kedatangannya.

Sementara itu, Bintang sejak tadi tak henti-hentinya menundukkan kepala. Kedua tangannya berusaha mengepal erat untuk menahan rasa takut yang terus menguasai benaknya.

Suasana di ruang itu begitu menghimpit, terasa mencekam dan menegangkan. Ia bahkan mampu merasakan tatapan menusuk dari Tuan Douglass yang merambat ke seluruh pori-porinya.

Bintang tampak menggoda dalam kesempurnaan, persis seperti kriteria yang selama ini dicarinya.

"Berapa?" tanya Tuan Douglass dengan suara dingin, tak menyembunyikan ketertarikannya pada Bintang.

"Satu miliar, karena dia masih perawan." Tari menjawab dengan tegas, tak menunjukkan keraguan sedikitpun.

"Kau yakin gadis ini masih perawan?" Tanya Tuan Douglass ragu, mencurigakan apa yang ditawarkan di hadapannya.

"Anda bisa membuktikannya sendiri setelah menyerahkan uang satu miliar kepadaku!" sahut Tari santai, tanpa memedulikan betapa hancurnya hati Bintang yang terpaku di sampingnya.

Bayangkan saja, perasaan Bintang bagaikan dihantam badai, menyaksikan ibu tirinya menjual dirinya kepada pria bermuka dengki dan mesum itu. Dia hampir tak bisa bernafas, saat ia sadar takdir tragis sedang menantinya.

"Aku akan memberikan setengahnya dulu!" sahut Tuan Douglass dengan nada datar namun begitu mengintimidasi. Tatapan matanya sungguh menyeramkan, membuat orang yang melihatnya merinding takut.

"Tapi, Tuan..." Ucapannya terhenti ketika  Tuan Douglass menyela.

"Jika kau tidak setuju, maka kau bisa cari pria lain yang mampu membayar putrimu yang tidak cantik itu!" potong Tuan Douglass dengan nada angkuh.

Mata Tari berkedip, mengalihkan pandangannya sejenak sebelum kembali menatap pria  di hadapannya. Setelah menimbang-nimbang, ia bertanya dengan suara gemetar, "Baik, jika dia terbukti masih perawan, apa aku boleh minta bayaran lebih dari kesepakatan?"

Seraya tersenyum sinis, Tuan Douglass menyetujui permintaan Tari tanpa ragu-ragu. Baginya, uang segitu  tak lebih dari debu.

Dengan angkuh, ia menuliskan nominal 500 juta pada sebuah cek dan melemparkannya pada Tari. "Sekarang pergilah kalian berdua dari ruangan VIP ini!" perintahnya dengan dingin.

Tuan Douglass menghela napas dalam-dalam saat pintu tertutup rapat, kemudian melirik Bintang yang masih duduk termangu di sudut sofa.

Perlahan Tuan Douglass mendekati Bintang. “Siapa namamu?”

“Bi-Bintang, Om,” jawab Bintang terbata karena ketakutan.

Douglass menaikkan sebalah alisnya dan menatap kesal pada Bintang yang memanggilnya dengan sebutan ‘Om’.

Apakah ia setua itu? Padahal usianya kan baru 40 tahun. Douglass menghela nafas panjang, berusaha untuk tidak mempermasalahkan nama panggilan itu. 

“Usiamu?”

“22 tahun.” Bintang tak mampu menahan rasa takutnya lagi saat pria itu kini sudah berada di sampingnya.

“Aku sudah membayarmu mahal, jadi kau harus memberikan servis yang terbaik untukku!” ucap Douglass dengan nada dingin dan penuh penekanan, memperlakukan Bintang layaknya wanita malam yang sering ia temui.

"Antar dia ke ruanganku!"

Komen (3)
goodnovel comment avatar
Fanysah Andin
𝘣𝘶 𝘵𝘪𝘳𝘪 𝘨𝘬 𝘱𝘯𝘺 𝘰𝘵𝘢𝘬
goodnovel comment avatar
Nevia Vinatasari
hai Beb ......
goodnovel comment avatar
enur .
dasar ibu tiri lucknut,, bisa2 ny menjual Bintang ......
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status