Beranda / Romansa / Terjerat Cinta Playboy Manis / Takut Tidak Bangun Lagi

Share

Takut Tidak Bangun Lagi

Penulis: Aililea (din din)
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Hari di mana pernikahan Bintang dan Langit pun tiba. Sehari sebelum acara, rumah orangtua Bintang sudah ramai dengan keluarga yang hendak mempersiapkan segala sesuatu untuk acara nantinya.

“Bintang di mana, Tan?” tanya Anta yang baru saja datang dan mengambil buah di meja. Dia bertanya ke Annetha yang sedang bicara dengan Kate—ibu Anta.

“Dia di kamar, naik saja seperti biasa kalau mau ketemu,” jawab Annetha yang bicara tanpa menatap Anta karena sedang sibuk membahas acara resepsi besok.

Anta mengangguk dan berjalan sambil menggigit apel yang diambilnya. Dia pun pergi ke kamar Bintang untuk melihat seberapa gugup sepupunya itu karena akan menikah. Saat berjalan menaiki anak tangga, Anta berpapasan dengan Cheryl yang tidak tampak hamil besar, padahal seharusnya dia sudah hampir melahirkan jika dihitung dari kejadian saat semua orang mengetahui Cheryl hamil.

“Mau ketemu Bintang?” tanya Cheryl ketika berpapasan dengan Anta.

“Ya,” jawab Anta, kemudian melirik perut Cheryl. “Bagaimana kabar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Voni Oktavia93
bintang kamu kuat dan bisa melangsungkan pernikahanmu dengan langit
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Cepat sembuh Bintang ......
goodnovel comment avatar
vieta_novie
semoga bintang baik² aja ..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Terjerat Cinta Playboy Manis   Kecemasan Langit

    Langit menatap ponselnya. Dipandangi pesan chat yang tadi dikirimkan ke Bintang tapi belum dibalas. Dia sudah menghubungi Anta dan diminta menunggu, tapi sampai berjam-jam Anta juga belum memberinya kabar.“Apa terjadi sesuatu dengannya?” Langit bertanya-tanya sendiri karena cemas.Dia pun akhirnya memutuskan untuk mengirimkan pesan ke Bintang untuk menanyakan kabar calon istrinya. Terbiasa bertemu dan bersama, sekarang baik dia dan Bintang sedang dipingit, membuat Langit harus menahan rindu meski itu hanya dua hari.[Bin, sedang apa? Kenapa pesanku belum dibaca?]Langit menunggu balasan dari Bintang, tapi ternyata masih tidak dibaca. Dia pun menjadi gelisah, hingga akhirnya kembali mengirimkan pesan.[Apa kamu sedang istirahat? Baiklah jika memang istirahat, kalau sudah membaca pesanku, tolong segera balas.]Langit pun meletakkan ponsel di meja, lantas menyugar rambut depan ke belakang. Entah kenapa dia tiba-tiba begitu gelisah dan takut, bahkan jantungnya berdegup dengan cepat karen

  • Terjerat Cinta Playboy Manis   Pernikahan

    Hari pernikahan Bintang dan Langit pun tiba. Ballroom hotel tempat diadakannya akad dan resepsi pun sudah terlihat ramai dengan para tamu yang hadir. Akad dan resepsi memang dilakukan bersamaan, karena mereka tidak mau memakan hari, sebab mengingat kondisi Bintang yang sewaktu-waktu tidak stabil.“Bagaimana penampilanku?” tanya Bintang setelah selesai dirias. Ditatanya Laras yang kini menemaninya di kamar khusus.“Sangat sempurna,” jawab Laras dengan tatapan penuh pengaguman.“Serius, Ras. Aku merasa begitu jelek, apalagi tadi kantong mataku benar-benar terlihat,” kata Bintang yang merasa tidak percaya diri. Apalagi kemarin dia kolaps dan baru membaik saat malam hari.Bintang semalam menghubungi Langit dan meminta maaf tidak membalas pesan Langit karena sibuk. Dia benar-benar tidak jujur jika kambuh karena tidak mau membuat Langit cemas, meski Langit sudah tahu yang terjadi.“Serius Bin, kamu terlihat sangat cantik, bahkan kantong matamu pun tidak terlihat. Aku saja sangat iri, apalag

  • Terjerat Cinta Playboy Manis   Malam Pertama

    Bintang duduk di tepian ranjang, berulang kali menarik napas panjang dan mengembuskan perlahan. Dia menoleh ke pintu kamar mandi, menunggu pintu di sana terbuka karena Langit masih membersihkan diri.Dia dan Langit pergi ke kamar yang disediakan di hotel sebelum pesta usai. Langit mengajaknya masuk terlebih dahulu karena takut Bintang kelelahan, apalagi tamu yang hadir cukup banyak. Namun, sekarang pesta sudah usai karena Annetha mengirim pesan jika akan pulang dulu dan tidak akan mengganggu Bintang istirahat.Pintu kamar mandi terbuka, Bintang terkejut dan menoleh ke arah kamar mandi, entah kenapa jantungnya mendadak berdegup dengan cepat, padahal sejak tadi beristirahat di kamar bersama Langit pun biasa saja.Namun, langit yang mulai menggelap, serta suasana yang terkesan mendukung, membuat Bintang mendadak gugup. Ditatapnya Langit yang keluar dari kamar mandi dan menutup pintu, tampak wajah pria itu begitu segar, bahkan aroma maskulin dari sabun yang digunakan pun tercium menyeruak

  • Terjerat Cinta Playboy Manis   S2 : Tidak Jatuh Cinta Lagi

    “Kamu tahu, Bintang apa yang bersinar saat malam juga siang hari?” Langit menatap Bintang, telunjuknya menyusuri setiap lekuk wajah wanita yang kini sudah seutuhnya menjadi miliknya. “Bintang apa?” Bintang menatap Langit dengan binar kebahagiaan yang terpancar di wajah. “Kamu.” Setelah menjawab itu, Langit memeluk erat tubuh Bintang, bahkan sesekali mencium pipi istrinya itu. Bintang tergelak mendengar ucapan Langit, apalagi suaminya itu menciumi wajahnya berulang kali. Ini hari kedua mereka sah menjadi pasangan suami-istri. Bintang dan Langit pulang ke apartemen, setelah check out dari hotel. Mereka juga belum mengunjungi orangtua mereka, karena masih ingin menghabiskan waktu bersama. “Jangan merayuku, tidak akan mempan.” Bintang menatap Langit yang ada di atasnya. “Benarkah tidak mempan? Nyatanya kamu kembali jatuh cinta kepadaku, hm ….” Langit begitu gemas, hingga menggelitik perut Bintang. Bintang tertawa terpingkal, mencoba menghindar tapi tubuhnya sudah dikurung oleh sua

  • Terjerat Cinta Playboy Manis   S2 : Terlalu Sayang

    “Kalian akan pergi bulan madu?” Arlan mengikuti putrinya yang masuk kamar, setelah datang dan berbincang sebentar. Bintang hendak mengemasi beberapa barang yang akan dibawa ke apartemen Langit. “Sepertinya tidak, Pi. Langit cemas kalau aku kelelahan dan kambuh saat liburan,” jawab Bintang sambil membuka lemari. Arlan mencebik mendengar jawaban Bintang, seolah tidak percaya jika Langit tidak mengajak putrinya bulan madu hanya karena alasan itu. “Alasan saja dia. Kelelahan, memangnya fisikmu selemah itu.” Arlan memasang wajah tidak senang. Bukan tidak senang ke Langit, hanya saja masih tidak terima sebab Langit membawa pergi Bintang. Bintang menoleh sang papi, melihat papinya itu terlihat kesal. Tentunya Bintang tahu alasan sang papi bersikap demikian. Dia pun mendekat, menggandeng tangan Arlan dan mengajak duduk. “Papi masih ga ikhlas Bintang nikah?” tanya Bintang hati-hati dan lembut. Arlan terkejut mendengar pertanyaan Bintang, sampai gelagapan menjawab pertanyaan putrinya itu

  • Terjerat Cinta Playboy Manis   S2 : Selalu Panik

    Bintang dan Langit menginap di rumah Arlan malam itu. Mereka berada di kamar setelah makan malam, Langit mengeksplore kamar Bintang karena sebelumnya belum pernah masuk ke kamar istrinya itu, biasanya hanya sampai depan kamar, atau dia akan diseret paksa Arlan keluar kamar jika memaksa masuk, karena sebelumnya belum sah.“Kamu lihat apa? Tidak ada yang bisa dilihat dari kamarku,” kata Bintang saat baru saja keluar dari kamar mandi.“Banyak, aku lihat meja rias, lemari, sofa, gorden,” jawab Langit dengan nada candaan.Bintang tertawa mendengar candaan Langit. Dia mendekat dan langsung melingkarkan kedua lengan di leher Langit dari belakang, bergelayut manja sambil memandang Langit dari samping.“Mau lihat sesuatu? Tapi janji jangan nangis,” kata Bintang.“Apa?” tanya Langit.Bintang melepas kedua tangan dari leher Langit, lantas berjalan ke lemari pakaiannya, membuka salah satu pintu dan mengambil sesuatu dari sana.Langit mengerutkan alis, melihat Bintang kini mengeluarkan sebuah kota

  • Terjerat Cinta Playboy Manis   S2 : Mendadak Demam

    Langit duduk berhadapan dengan Arlan, rasanya duduk dengan mertuanya itu lebih menakutkan daripada akan sidang skripsi.“Ada apa, Pi?” tanya Langit karena Arlan tidak kunjung bicara.Arlan melirik tapi tidak langsung menjawab. Dia malah mengambil cangkir kopi yang ada di meja, kemudian menyesapnya perlahan.Langit semakin salah tingkah, tidak paham kenapa Arlan mengajaknya bicara, tapi malah hanya diam.“Hanya duduk dan menikmati kopi saja apa tidak boleh?” Arlan bicara begitu selesai minum. Dia meletakkan cangkir di meja, lantas menatap Langit.Langit terkejut dan bingung mendengar ucapan Arlan, tapi dia memilih diam dan menunggu Arlan kembali bicara.“Bintang baru cerita soal hubungan kalian waktu SMA hari ini, meski sebenarnya aku sudah tahu sejak kalian berpisah, tapi aku memilih diam untuk menjaga hatinya,” ujar Arlan kemudian menatap Langit.Tubuh Langit mendadak beku mendengar ucapan Arlan, dari ucapan Arlan, Langit berpikir Arlan akan menyalahkan dirinya karena kondisi Bintang

  • Terjerat Cinta Playboy Manis   S2 : Dia Selingkuh?

    Langit benar-benar pergi ke kafe Anta. Saat masuk melihat kafe itu masih sepi pengunjung dan Anta berada di belakang meja barista.“Ta.” Langit memanggil Anta yang sedang melamun.Anta terkejut karena ada yang memanggil, saat menoleh melihat Langit berjalan ke arahnya.“Kamu datang sendiri?” tanya Anta karena tidak melihat Bintang.“Ya, Bintang berada di rumah Laras,” jawab Langit.Mendengar nama Laras, membuat raut wajah Anta berubah. Tentu saja Langit menyadari hal itu.“Ada apa? Apa ada masalah?”Anta menatap Langit bingung, sampai akhirnya memilih membuatkan minum untuk Langit dan mengajak duduk bersama selagi kafe sepi.“Laras ingin bertemu dan bicara dengan Bintang sendiri. Apa kalian sedang ada masalah?” Langit langsung menembak Anta dengan pertanyaan.Anta mengembuskan napas kasar, bahkan menyugar rambut ke belakang dengan kedua tangan, seolah dia sedang benar-benar frustasi.“Entahlah, beberapa minggu ini sebenarnya Laras sedikit berubah,” jawab Anta.Langit mengerutkan alis,

Bab terbaru

  • Terjerat Cinta Playboy Manis   Bonus Chapter 5~Akhir

    Langit dan yang lain hari itu menunggu cemas di depan ruang operasi. Hari ini Bintang menjalani operasi cesar sesuai dengan yang dijadwalkan dokter, setelah melakukan beberapa tes dan memastikan kondisi Bintang siap untuk melahirkan. “Duduklah, El. Operasinya pasti berjalan lancar,” kata Joya yang pusing melihat putranya mondar-mandir tidak jelas sejak tadi. Annetha, Arlan, Kenzo, juga Sashi juga menatap Langit yang tidak bisa tenang. “Mana bisa tenang, Mi.” Langit sangat mengkhawatirkan kondisi Bintang. Meski Bintang dalam kondisi sehat, tapi tetap saja Langit cemas. Joya membuang napas kasar, berdiri lantas menarik tangan Langit dan mengajaknya duduk bersaam. “Yang perlu kita lakukan sekarang itu doa, El. Bukan mondar-mandir yang bikin pusing!” sembur Joya sambil menahan Langit agar tidak mondar-mandir lagi. Langit menatap Joya sendu, kecemasan terlihat jelas dari tatapan mata pria itu. “Kita banyak doa saja, El. Semoga semuanya lancar. Kamu dengar sendiri kata dokter, selama

  • Terjerat Cinta Playboy Manis   Bonus Chapter 4

    “Benarkah? Ya Tuhan, mami benar-benar bersyukur dan bahagia.”Annetha langsung memeluk Bintang mengetahui jika putrinya hamil. Dulu memang takut, tapi Annetha pun memilih pasrah seperti putrinya, agar mendapatkan jalan yang terbaik.Bintang dan Langit pergi ke rumah Annetha setelah dokter mengizinkan Bintang pulang, setelah memastikan kondisi Bintang membaik. Keduanya sengaja datang ke sana karena ingin menyampaikan kabar kehamilan Bintang, meski Bintang sendiri tidak yakin jika sang papi akan menerimanya. Namun, yang jelas Bintang tidak ingin kejadian dulu terulang.“Mami tidak marah?” tanya Bintang dengan ekspresi takut di wajah pucatnya.Annetha melepas pelukan, lantas menatap Bintang sambil menangkup kedua pipi putrinya itu.“Tentu saja tidak, kenapa mami harus marah? Mami malah sangat bahagia akhirnya keinginanmu terkabul,” ucap Annetha penuh rasa syukur.Sashi berada di pangkuan Langit, mendengarkan percakapan antara orang tua, apalagi Bintang menangis dalam pelukan Annetha.“Mo

  • Terjerat Cinta Playboy Manis   Bonus Chapter 3

    Sashi duduk di bangku depan gedung sekolah, menunggu Bintang yang tidak kunjung datang. “Apa Mommy lupa?” Sashi menghela napas kasar sampai kedua pundak naik-turun. Guru Sashi sudah menghubungi Bintang, tapi tidak ada jawaban karena tas Bintang tertinggal di klinik beserta ponselnya, membuat Sashi akhirnya menunggu karena yakin jika Bintang akan menjemputnya. Sashi masih setia di sana. Duduk sambil mengayunkan kedua kaki maju mundur. Hingga seorang anak laki-laki menghampirinya. “Kamu belum dijemput?” Sashi mendongak, menatap anak laki-laki kakak kelasnya yang duduk di kelas enam. “Iya, Mommy belum jemput,” jawab Sashi masih memandang anak laki-laki itu. Anak laki-laki itu mengedarkan pandangan, kemudian ikut duduk di samping Sashi. “Mamaku juga belum jemput, sepertinya jemput kedua adikku yang les lebih dulu,” ucap anak laki-laki itu sambil mengedarkan pandangannya. Sashi mengangguk-angguk mendengar ucapan anak laki-laki itu, tidak buruk duduk bersama menunggu jemputan masing

  • Terjerat Cinta Playboy Manis   Bonus Chapter 2

    Langit berlarian menuju ke klinik untuk melihat kondisi Bintang, sesampainya di klinik melihat Bintang yang terbaring dengan wajah pucat dan lemas meski sudah sadar.“Bin.” Langit mendekat dan langsung membelai wajah istrinya itu.“Bagaimana kondisinya?” tanya Langit ke dokter jaga di klinik karena Bintang terlihat masih meringis menahan sakit.“Tekanan darahnya sangat rendah, kemungkinan kelelahan. Tapi untuk mengetahui kondisi pasti penyebabnya, mungkin bisa dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan lepngkap, Pak.” Dokter klinik hanya mengecek kondisi Bintang berdasarkan keluhan saja.Langit tidak banyak bicara. Dia pun meraup tubuh Bintang ke gendongan dan membawa keluar dari klinik. Kondisi Bintang yang tidak biasa, tentu saja membuat Langit cemas. Dia harus membawa Bintang ke rumah sakit untuk pemeriksaan menyeluruh.“El, ada apa?” Joya dan Kenzo yang kebetulan baru saja keluar lift di lobi, terkejut melihat Langit menggendong Bintang.“Kondisi Bintang buruk, Mi. Aku mau

  • Terjerat Cinta Playboy Manis   Bonus Chapter 1

    Dua tahun kemudian. “Mommy! Daddy! Sashi telat sekolah!” Suara melengking dari luar kamar terdengar sampai dalam. Bintang dan Langit yang masih tidur pulas pun terkejut karena suara Sashi juga ketukan pintu beberapa kali. Bintang terduduk dengan mata masih tertutup. Dia pun mengucek mata, mencoba membuka kelopak mata lebar agar bisa melihat jarum jam di dinding. “Ya Tuhan!” Bintang sangat terkejut karena waktu sudah menunjukkan pukul enam pagi. “El, bangun! Kita kesiangan!” Bintang memukul lengan suaminya, meminta agar Langit segera bangun. Biasanya jam segini Bintang sudah bangun memasak dan menyiapkan perlengkapan sekolah Sashi, tapi pagi ini dia malah kesiangan bangun. Ini semua gara-gara suaminya yang mengajak begadang semalaman. Meminta jatah tidak ada habisnya, membuat Bintang kelelahan luar biasa, lantas terbangun kesiangan. “Bentar, Bin. Lima menit lagi.” Langit malah menarik selimut masih sambil memejamkan mata. Enggan bangun karena masih sangat mengantuk. “El, Sashi

  • Terjerat Cinta Playboy Manis   S2 : Happy Ending

    Bintang melipat kedua tangan di depan dada, menatap suaminya yang baru saja selesai menjalani operasi kecil dan menatap dengan ekspresi wajah kesal. Langit melirik Aldo, dalam tatapan matanya seolah ingin melempar kalimat ‘Aku akan memotong gajimu, lihat saja dasar pengkhianat!’, sungguh Langit tidak menyangka saat keluar dari ruang operasi langsung melihat Bintang. “Tidak usah melirik Aldo, urusanmu denganku, El!” Bintang tahu ke mana arah pandangan suaminya, hingga langsung menegur pria itu. Langit menatap Bintang, terlihat bersalah dan takut melihat tatapan istrinya itu. “Keluarlah, Al. Tenang saja, aku yang akan menjamin karirmu,” ucap Bintang memberikan jaminan ke sekretaris suaminya, sebab dia memaksa Aldo untuk bicara jujur. “Baik, Bu.” Aldo pun secepat kilat kabur dari ruangan itu, tidak ingin terlibat masalah antar suami-istri yang sudah menciptakan ketegangan sejak beberapa menit lalu. Langit benar-benar tak berkutik, diam karena merasa salah. Dia melihat Bintang menar

  • Terjerat Cinta Playboy Manis   S2 : Ketahuan

    “Saya masih tidak habis pikir dengan Anda, Pak.”Aldo menatap Langit dengan rasa heran. Otak cerdasnya mendadak tidak bisa menangkap maksud dari apa yang sedang dilakukan bosnya.“Kamu tidak perlu berpikir apa pun,” balas Langit santai.Aldo ingin membalas ucapan Langit, tapi atasannya kembali bicara.“Pokoknya kalau istriku menghubungi, jangan dijawab!” titah Langit yang memang baru saja berganti pakaian.Tepat saat mengatakan itu, ponsel Langit yang dibawa Aldo bergetar karena memang dibuat mode silent, hanya bergetar saat ada panggilan atau pesan.Aldo melirik dan melihat nama Bintang terpampang di layar. Langit tidak menyadari kalau ponselnya berdering. Dia sedang mengikat tali baju khusus yang diberikan perawat, sebelum perawat memasang infus.“Bagaimana kalau terus menghubungi?” tanya Aldo sambil menggeser tombol hijau di ponsel Langit. Dia memegang ponsel Langit di samping tubuh, posisi layar menghadap ke belakang, sehingga Langit tidak menyadari jika ada panggilan masuk.“Ya,

  • Terjerat Cinta Playboy Manis   S2 : Hadiah Untuk Sashi

    Sudah dua minggu semenjak Bintang berbaikan dengan Arlan. Bahkan Bintang sekarang sering mengajak Sashi ke rumah orang tuanya atas permintaan Annetha.Seperti hari itu. Bintang pergi ke rumah Arlan sebab sang papi bilang sedang ambil cuti karena kondisinya yang kurang sehat, sehingga Bintang tanpa pikir panjang memilih langsung datang untuk melihat kondisi Arlan.“Sudah diperiksa dan minum obat?” tanya Bintang begitu bertemu dengan Arlan yang sedang duduk di ruang keluarga bersama Annetha.Annetha dan Arlan pun terkejut karena Bintang tampak begitu panik.“Papi tidak kenapa-napa, hanya kecapean hingga membuat kondisi tubuh papi sedikit drop,” jawab Arlan sambil mengulas senyum.Tatapan pria itu tertuju ke Sashi yang berdiri di samping Bintang, lantas mengulurkan tangan sebagai isyarat agar gadis kecil itu mendekat.“Opa punya hadiah untukmu,” kata Arlan yang kemudian berdiri.Sashi mendongak menoleh Bintang, sedangkan Bintang langsung mengangguk melihat Sashi yang seolah meminta perse

  • Terjerat Cinta Playboy Manis   S2 : Ultimatum

    Langit menarik napas dalam-dalam, lantas mengembuskan perlahan tanpa suara. Dia duduk sambil meremas kedua lutut, sedikit menunduk menurunkan pandangan agar tidak dikira sedang menantang.Arlan sendiri menatap Langit, mengajak pria itu bicara di ruang kerja tapi sudah duduk selama hampir lima belas menit belum berkata sepatah kata pun. Tatapan matanya pun membuat lawan bicaranya hanya diam menunduk.Arlan menghela napas kasar, hingga kemudian akhirnya bicara.“Aku memang memberi restu lagi, tapi bukan berarti akan menerima atau melupakan kejadian sebelumnya dengan mudah. Apa yang aku lakukan semata-mata hanya untuk Bintang. Bagiku dia yang akan jadi prioritas utamaku, memang aku ingin memisahkan kalian, tapi karena itu akan menyakiti hati putriku, membuatku memilih mengalah dengan keputusannya.”Arlan bicara dengan suara yang tidak terlalu lantang, tapi terkesan begitu menekan.Langit sendiri tidak membalas ucapan Arlan, hanya mengangkat wajah dan menatap pria itu yang sedang bicara a

DMCA.com Protection Status