Share

All is Well!

"Kenapa kau baru bilang sekarang?" tanya Arnes penuh emosi.

Rambut klimisnya langsung berantakan karena pikirannya kusut. Cerita dari Sheila bak petir di siang bolong baginya. Rusak sudah semua acara yang sudah terjadwal seharian ini. Kakinya ingin segera bergerak kembali pulang.

"A-aku takut," jawabnya terbata.

Sheila menundukkan kepala, takut. Air matanya sudah tumpah, menangisi nasib yang kini di ujung tanduk. Ponsel yang ada di atas meja terus bergetar, menunjukkan kontak Nina yang meneleponnya sejak tadi.

"Astaga!" seru Arnes yang menahan semua makian di ujung lidah.

Matanya tajam, memandangi kontak Nina yang terus merong-rong gadisnya untuk mengirimkan uang. Tangannya menggenggam erat, ingin memukuli wajah Reno yang muncul dalam kepala. Giginya ikut bergemeretak penuh amarah.

Tapi semua itu terpecah begitu melihat wajah kusut Sheila yang semakin pekat. Arnes sudah bisa membacanya sejak tadi, walau diingkari oleh sang gadis. Tangannya mengelus lembut lengan gadisnya, berusaha unt
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status