Adit belum menjawab permintaan Mesi. Adit bingung. Apa yg harus ia lakukan. Sebenarnya ia kasihan. Tapi itu sudah peraturan.untuk beberapa saat, Adit masih terdiam.
Belum sempat Adit menjawab, datang lah seorang Dokter muda yg tampan. Sebut saja namanya Faris.
"Pak, dokter. Boleh gak, selama saya di periksa. Saya pegang tangan pak dokter? Saya, takut!" pintanya dengan wajah memelas.
Adit yg mendengar ucapan Mesi, ia langsung mengiyakan kemauan gadis nakal itu. Entah mengapa hatinya tidak rela. Ia tidak bisa membayangkan. Bagai mana jika Mesi sampai memeluknya. Hatinya meronta-ronta.
"Baiklah. Saya akan menemanimu"sambil mengengam tangan Mesi.
"Maaf, pak dokter. Boleh kan saya disini?" tanya Adit memastikan.
"Boleh saja pak. Asal yg di priksa, tidak keberatan" jelas Dokter muda tersebut sambil tersenyum.
Ketika dokter meminta izin membuka kancing baju Mesi. Hati Adit mulai tak menentu. Desiran aneh mulai menyelundup masuk kedalam hatinya. Ketika Dokter mulai memeriksa, dan meminta Mesi menarik nafas berulang kali. Disaat itulah terlihat gundukan gunung kembar Mesi yg meyumbul keatas, Adit seakan tidak rela. Rasanya ia ingin membunuh dokter tersebut, dan menenggelamkannya kelaut. Ketika dokter meminta izin untuk membuka bajunya ke atas. Adit dengan gamblang melihat punggung Mesi yg mulus. Namun saat beralih kebagian yg terkena hantama benda tumpul tadi, rasanya ia ingin membunuh preman tersebut. Tanpa Adit sadari benih-benih cinta, mulai tumbuh di hatinya.
"Bagaimana, dokter?" Tanyanya dengan raut wajah cemas.
"Tidak ada yg fatal, pak. Hanya saja bekas hantaman benda tumpul tadi meninggalkan bekas memar. Sebaiknya setelah pulang dari sini lukanya di kompres. Jangan lupa obat yg saya berikan di minum, supaya rasa sakitnya berkurang." jelas dokter muda tersebut dengan sabar.
"Tukan, saya tidak apa-apa. Bapak aja yg terlalu Khawatir"ujar Mesi sambil tersenyum. Adit tak menghiraukan ocehan Mesi. Ia hanya Diam.
Dokter muda tersebut tersenyum ramah. Sesama seorang pria, dia bisa melihat jika Adit mulai tertarik dengan gadis mungil itu. Hanya saja ia belum menyadarinya.
"Baik, dok. Terimakasih. Kalau begitu kami permisi" sambil membawa Mesi kedalam gendongannya."Sama-sama" sambil tersenyum dan memandang punggung Adit yg mulai menjauh
Silvi yg melihat sahabatnya telah keluar. Ia langsung berlari mengikuti Adit. Sebenarnya ia penasaran. Siapa Adit sebenarnya. Dan kenapa Adit begitu perhatian dengan Mesi? Ah, sudahlah.Nanti ia akan menanyakannya.
Tak beeselang lama, mereka sampai di kost. Adit kembali membopong Mesi. Walau waktu sudah menuju pukul sebilan malam. tapi masih ada ibu yg berkumpul di depan kost. Entah apa yg mereka bicarakan, hingga larut malam. Ibu-ibu itu melihat ke arah mereka berdua. "Pak, Adit. Kenapa mbk Mesi?Apa dia sakit?" Tanya salah satu ibu penghuni kost
"Iya, bu. Kalau begitu saya permisi dulu " sambil berlalu meninggalkan merekaTerdengar ibu-ibu penghuni kost membicarakan mereka berdua. Namun Adit acuh. Masa bodo, dia tidak perduli dengan tanggapan orang kepadanya.Silvi yg sudah terlebih dahulu, ia membuka pintu. Dan ketika hendak menutupnya, ia tak sengaja mendengar obrolan ibu-ibu penghuni kost tersebut.
"Wah, gak nyangka saya,bu! Ternyata pak polisi yg terkenal cuek itu, bisa romantis juga!" Ujar salah satu ibu disana"Bener tu, bu.mereka pasangan yg serasi. Yang satu ganteng, yg satu lagi cantik. Cocok"imbuh ibu di sebelahnya.
Silvi tersenyum, ia sudah menebak. Ternyata dia orangnya. Semoga mereka berjodoh. Sebagai sahabat yg baik. Silvi tau bagai mana kisah percintaan Mesi selama ini. Mesi yg terlihat ceria. Semenjak Toni meninggal 3 tahun yg lalu, ia tidak pernah membuka hati untuk siapa pun.Semoga saja. Setelah menutup pintu ia langsung melangkah menyusul keberadaan mereka berdua.
Adit meletakkan Mesi di atas ranjang dengan hati-hati. Sesaat pandangan mereka beradu. Mereka saling terpesona. Detak jantung Adit kembali seperti mau lompat. Adit berusaha menetralkan detak jantungnya. Silvi yg melihat pemandangan tersebut, ia tersenyum.
"Ehem, gue Beli makana kedepan dulu ya Mes? Oh ya pak pol. Saya titip Mesi dulu ya? Toling jagain dia. Nanti, kalau dia nakal tembak aja" ujar Silvi sambil tersenyum jahil
"Is, loe apaan si Vie. Memang gue anak kecil apa? Main titip-titip aja"dengusnya dengan nada kesal.Namun, silvi tak menghiraukan ocehan Mesi. Ia kembali kembali berpamitan kepada Adit. Polisi ganteng yg cuek itu.
Pak, pol titip Mesi senebtar, ya? Kalau dia nakal tembak saja" ujar silvi sambil berlalu meninggalkan mereka berdua. Dan hanya di anggukan oleh Adit.Sebenarnya Silvi tidak pergi kemana-mana. Hanya saja ia memberikan waktu untuk mereka berdua. Dan untuk masalah makanan ia memilih memesan go food saja. Karna waktu sudah malam dia engan untuk beranjak.
Untuk beberapa saat mereka hanya diam. Mereka merasa canggung. Hingga beberapa detik kemudia Adit membuka suara.
"Lain kali, kalau mau ke taman jangan malam-malam" ucapannya dengan nada datar
"Cie, yg mulai perhatian" sambil senyum menggoda ke arah Adit.
"Kamu, ya. Di bilangi ngeyel. Coba tadi kalau kamu di bawa sama kedua preman. Mau jadi apa kamu?"ucapnya dengan nada tinggi.
"Hem, iya deh pak pol yg ganteng. Janji gak akan di ulangi lagi. Nanti kalau saya ketaman saya minta tenenin bapak saja, ya? biar gak ada yg berani ganguin saya!" Ujarnya dengan senyum yg dibuat manis mungkin.
"Ya, gak gitu juga kalik. Memangnya saya siapa kamu, harus nemenin kamu ke taman?" Jawab Adit jutek, sambil memandang ke arah Mesi.
"Memang menurut pak pol, saya siapa?" tanya balik Mesi. Adit terdiam. Dia binggung, dasar gadis kecil aneh gumamnya dalam hati.
Mesi yg melihat Adit terdiam, ia menepuk punggung Adit. "Kok bengong. Jawab dong, pak pol ku!" Ujar Mesi sambil senyum-senyum gak jelas.
Belum sempat Adit menjawab, Silvi datang. Ia membawa 3 bungkus nasi. Adit membuang nafasnya dengan kasar, ia lega. Untunglah Silvi datang. Kalau tidak ia bingung harus menjawab apa. Mereka langsung menyantap makanan tersebut. Kebetulan Adit juga belum sempat makan tadi. Akhirnya perut mereka sudah terisi. Setelah makan Silvi menyodorkan bungkusan di kantong kresek kepada Mesi.
"Apa, ini?" Tanya Mesi ragu-ragu sambil melihat ke arah bungkusan."Obat" sambil membuka isi di dalam kantong.
"Ah, gak mau. Pasti pahit" ujarnya sambil menutup mulutnya mengunakan tangan.
"Tapi, kamu harus minum." jelas Silvi dengan sedikit paksaan.
"Pak, pol. Saya gak mau. Pasti pahit banget " sambil berlari kearah Adit, lalu duduk di pangkuannya.
Adit terkejut. Bisa-bisanya Mesi melakukan itu? Jujur saja sebenarnya ia senang mendapat pelukan dari Mesi. Namun dia pria normal. Nalurinya meronta-ronta. Sangking paniknya Mesi terus saja bergerak di pangkuanny. Dan tanpa Mesi sadari, ia telah membangunkan sesuatu di bawah sana.
Sepontan tangannya membalas pelukan Mesi."Biasa diam gak? Lihat lah, kamu sudah membangunkan adik saya" ucapnya lirih di telinga MesiMesi terkejut, tubuhnya serasa kaku, Wajahnya memerah.Saking takutnya ia sampai tak menyadari apa yg telah ia lakukan. Mesi merutuki dirinya sendiri."Kalau kamu tidak minum obatnya. Saya pastikan, kamu akan saya terkam" tubuh Mesi menegang. Sepontan, ia kembali duduk di tempat semula. Tanpa basa basi ia langsung meminum obat yg Silvi sodorkan.Semua kejadian itu tak luput dari pandangan Silvi. Ia tersenyum takjup. Pasalnya Adit dengan mudah membujuk Mesi. Entah apa yg Adit katakan yg jelas ia senang karna tidak harus membujuk Mesi untuk meminumnya.Setelah memastikan Mesi meminum obatnya. Adit langsung bergegas pulang ke kost nya. "Vie, saya permisi pulang dulu ya?" pamit Adit. Kemudian pandangannya beralih ke arah Mesi."Ingat, apa yg saya katakan tadi. Jangan sampai saya dengar kalau kamu tidak mem
"udah yuk kita pergi,bentar lagi gue ada kelas ni"ajak mesi sambil menarik tangan nisa"ia tapi gak usah tarik-tarik juga kali"jelas nisa"ya udah kita pamit dulu ya kak assalamualaikum"pamit nisa dan berlalu pergiAdit pun hanya mengagunkan kepala tanda menyetujuinya.Mesi dan Nisa pun langsung menuju ke parkiran untuk mengambil sepeda motor kesayangannya."Ya, sudah. Gue duluan ya Mesi"ucap Nisa sambil berlalu,Mesi hanya mengagunkan kepala kemudian melambaikan tangannyasetelah mobil Nisa menjauh Mesi langsung menaiki sepeda motornya dan mulai melaju dengan kecepatan sedang.Mesi sangat menikmati perjalanannya,ia senang karena motor kesayangannya sudah kembali lagi.Akhirnya setelah melaju perjalanan 15 menit, Mesi sampai juga di kampus. Mesi langsung memarkirkan motornya,kemudian menuju kelasnya karena sebentar lagi dosennya datang. Tak lama Mesi menunggu, akhirnya dosen killer yg selalu di takuti &
Pagi hari Mesi memulain rencananya. Ia berniat memberikan makana untuk Adit sebagai ucapan terimakasih. Berharap Adit akan terkesan dan bisa lebih dekat lagi dengannya.Pagi- pagi sekali ia sudah membeli dua buah nasi uduk untuknya dan satunya lagi hendak di berikan kepada Adit. Dengan senyum yang sangat manis, Mesi mengetuk pintu kost Adit berharap sang penghuni akan membalas senyumannya.Adit yg mendengar ketukan pintu, ia pun bergegas membuka pintu. Saat pintu terbuka, tatapan mata mereka bertemu. Mereka pun saling terpesona satu sama lain. Hingga sedetik kemudian Adit tersadar."Ehem. Ada apa?" dengan Sorot mata tajam yg sulit di artikan."Maaf, jika pagi- pagi saya mengangu. Ini saya" sambil menyodorkan satu buah kotak nasi dan tak lupa tersenyum manis.Adit yg memang sedang terbiru-buru. Tanpa bertanya ia langsung mengambil nasi ter
Sinar mentari pagi menelusup melalui celah gorden. Di bawa selimut, seorang gadis terlihat masih meringkuk. Ia merasa terusik dan bangun.Saat ia membuka mata ia pun mulai terkejut karna melihat matahari yg mulai bersinar cerah. Ia langsung melirik ke arah jarum jam yg sudah menuju pukul 7:30."Mampus gue kesiangan!" ujarnya sembari menepuk jidat. Lupa kalau hari ini ada mata kuliah pagi.Mesiana langsung berlari ke kamar mandi.Nama gadis itu Mesiana putri. Seorang gadis yg ceria dan sangat menyukai tantangan. Jika sudah menginginkan sesuatu, pantang menyerah sebelum mendapatkannya.Setelah selesai mandi ia langsung menyambar pakaiannya kali ini ia menggunakan celana jeans, baju kaos berwarna putih dan memakai kemeja kotak-kotak yg tidak di kancing. Tak lupa ia menggulung lengannya dan mengikat rambutnya agar terlihat lebih rapiSetelah semuanya siap. Mesi langsung meraih kunci motor kesayangannya. Iangsung menancap gas dan melaju motor dengan sangat &
Sebelum melaju kan motornya, Adit menayakan terlebih dahulu dimana tempat kost Mesi."Dimana alamat kos kamu?"tanya Adit dengan nada datar."Di jalan Nusa Indah no.25"jawab Mesi singkat.Adit melaju dengan kecepatan sedang. 15 menit berlalu akhirnya mereka sampai di tempat tujuan.Mesi langsung turun dari sepeda motornya."terimakasih, pak"ucap Mesi sungguh-sungguh."Hem, kamu baru di sini?" tanya Adit dengan nada jutek."Iya,pak. Baru kemaren saya pindah.memangnya kenapa pak"tanya balik Mesi"Pantas, ya udah saya permisi dulu.assalamualaikum"pamit Adit dan langsung menancap gas motornya."waalaikum salam" jawab Mesi. Ia langsung masuk ke dalam kost. Dan berbaring di atas ranjang. Kakinya terasa pegal. Setelah ia berlari tadi.Mesi yg sudah letih langsung tertidur pulas. Karna henponya yg terus berdering. Mesi merasa terusik. Ia terbangun.Mesi yg kesal.langsung men
Setelah siap. Ia langsung memesan taksi online dan menunggunya di depan kost.Saat sedang menunggu, kebetulan Adit juga keluar. Sesaat tatapan mereka beradu. Secepat kilat Mesi memalingkan wajahnya. Ia langsung berjalan mendahului Adit. Adit tak menghiraukan sikap Mesi kepadanya. Ia cuek. Tanpa satu kata pun yg keluar dari bibirnya. Ia melaju motornya melewati Mesi."Uh, dasar. Cowok angkuh. Lihat saja, gue bakal buat loe, bertekuk lutut mengemis cinta gue"ucapnya dengan kesal. Tak berselang lama, akhirnya taksi pesanan Mesi datang. Didalam mobil Mesi tak henti-hentinya megomel. Sampai-sampai sopir taksi geleng-geleng kepala. Mesi tidak sadar, bahwa sang sopir menertawakannya. Ia terus saja mengoceh tak jelas.sepanjang jalan.Setibanya di cafe, Mesi langsung mencari keberadaan ketiga sahabatnya. Pandangannya menjuru kesetiap sudut cafe. Setelah melihat keberadaan sahabatnya. Mesi langsung menghampirinya."Hay, gues. Udah dari tadi kalian?"tanya Mesi
Pagi hari Mesi memulain rencananya. Ia berniat memberikan makana untuk Adit sebagai ucapan terimakasih. Berharap Adit akan terkesan dan bisa lebih dekat lagi dengannya.Pagi- pagi sekali ia sudah membeli dua buah nasi uduk untuknya dan satunya lagi hendak di berikan kepada Adit. Dengan senyum yang sangat manis, Mesi mengetuk pintu kost Adit berharap sang penghuni akan membalas senyumannya.Adit yg mendengar ketukan pintu, ia pun bergegas membuka pintu. Saat pintu terbuka, tatapan mata mereka bertemu. Mereka pun saling terpesona satu sama lain. Hingga sedetik kemudian Adit tersadar."Ehem. Ada apa?" dengan Sorot mata tajam yg sulit di artikan."Maaf, jika pagi- pagi saya mengangu. Ini saya" sambil menyodorkan satu buah kotak nasi dan tak lupa tersenyum manis.Adit yg memang sedang terbiru-buru. Tanpa bertanya ia langsung mengambil nasi ter
"udah yuk kita pergi,bentar lagi gue ada kelas ni"ajak mesi sambil menarik tangan nisa"ia tapi gak usah tarik-tarik juga kali"jelas nisa"ya udah kita pamit dulu ya kak assalamualaikum"pamit nisa dan berlalu pergiAdit pun hanya mengagunkan kepala tanda menyetujuinya.Mesi dan Nisa pun langsung menuju ke parkiran untuk mengambil sepeda motor kesayangannya."Ya, sudah. Gue duluan ya Mesi"ucap Nisa sambil berlalu,Mesi hanya mengagunkan kepala kemudian melambaikan tangannyasetelah mobil Nisa menjauh Mesi langsung menaiki sepeda motornya dan mulai melaju dengan kecepatan sedang.Mesi sangat menikmati perjalanannya,ia senang karena motor kesayangannya sudah kembali lagi.Akhirnya setelah melaju perjalanan 15 menit, Mesi sampai juga di kampus. Mesi langsung memarkirkan motornya,kemudian menuju kelasnya karena sebentar lagi dosennya datang. Tak lama Mesi menunggu, akhirnya dosen killer yg selalu di takuti &
Sepontan tangannya membalas pelukan Mesi."Biasa diam gak? Lihat lah, kamu sudah membangunkan adik saya" ucapnya lirih di telinga MesiMesi terkejut, tubuhnya serasa kaku, Wajahnya memerah.Saking takutnya ia sampai tak menyadari apa yg telah ia lakukan. Mesi merutuki dirinya sendiri."Kalau kamu tidak minum obatnya. Saya pastikan, kamu akan saya terkam" tubuh Mesi menegang. Sepontan, ia kembali duduk di tempat semula. Tanpa basa basi ia langsung meminum obat yg Silvi sodorkan.Semua kejadian itu tak luput dari pandangan Silvi. Ia tersenyum takjup. Pasalnya Adit dengan mudah membujuk Mesi. Entah apa yg Adit katakan yg jelas ia senang karna tidak harus membujuk Mesi untuk meminumnya.Setelah memastikan Mesi meminum obatnya. Adit langsung bergegas pulang ke kost nya. "Vie, saya permisi pulang dulu ya?" pamit Adit. Kemudian pandangannya beralih ke arah Mesi."Ingat, apa yg saya katakan tadi. Jangan sampai saya dengar kalau kamu tidak mem
Adit belum menjawab permintaan Mesi. Adit bingung. Apa yg harus ia lakukan. Sebenarnya ia kasihan. Tapi itu sudah peraturan.untuk beberapa saat, Adit masih terdiam.Belum sempat Adit menjawab, datang lah seorang Dokter muda yg tampan. Sebut saja namanya Faris."Pak, dokter. Boleh gak, selama saya di periksa. Saya pegang tangan pak dokter? Saya, takut!" pintanya dengan wajah memelas.Adit yg mendengar ucapan Mesi, ia langsung mengiyakan kemauan gadis nakal itu. Entah mengapa hatinya tidak rela. Ia tidak bisa membayangkan. Bagai mana jika Mesi sampai memeluknya. Hatinya meronta-ronta."Baiklah. Saya akan menemanimu"sambil mengengam tangan Mesi."Maaf, pak dokter. Boleh kan saya disini?" tanya Adit memastikan."Boleh saja pak. Asal yg di priksa, tidak keberatan" jelas Dokter muda tersebut sambil tersenyum.Ketika dokter meminta izin membuka kancing baju Mesi. Hati Adit mulai tak menentu. Desiran aneh mulai menyelundup m
Setelah siap. Ia langsung memesan taksi online dan menunggunya di depan kost.Saat sedang menunggu, kebetulan Adit juga keluar. Sesaat tatapan mereka beradu. Secepat kilat Mesi memalingkan wajahnya. Ia langsung berjalan mendahului Adit. Adit tak menghiraukan sikap Mesi kepadanya. Ia cuek. Tanpa satu kata pun yg keluar dari bibirnya. Ia melaju motornya melewati Mesi."Uh, dasar. Cowok angkuh. Lihat saja, gue bakal buat loe, bertekuk lutut mengemis cinta gue"ucapnya dengan kesal. Tak berselang lama, akhirnya taksi pesanan Mesi datang. Didalam mobil Mesi tak henti-hentinya megomel. Sampai-sampai sopir taksi geleng-geleng kepala. Mesi tidak sadar, bahwa sang sopir menertawakannya. Ia terus saja mengoceh tak jelas.sepanjang jalan.Setibanya di cafe, Mesi langsung mencari keberadaan ketiga sahabatnya. Pandangannya menjuru kesetiap sudut cafe. Setelah melihat keberadaan sahabatnya. Mesi langsung menghampirinya."Hay, gues. Udah dari tadi kalian?"tanya Mesi
Sebelum melaju kan motornya, Adit menayakan terlebih dahulu dimana tempat kost Mesi."Dimana alamat kos kamu?"tanya Adit dengan nada datar."Di jalan Nusa Indah no.25"jawab Mesi singkat.Adit melaju dengan kecepatan sedang. 15 menit berlalu akhirnya mereka sampai di tempat tujuan.Mesi langsung turun dari sepeda motornya."terimakasih, pak"ucap Mesi sungguh-sungguh."Hem, kamu baru di sini?" tanya Adit dengan nada jutek."Iya,pak. Baru kemaren saya pindah.memangnya kenapa pak"tanya balik Mesi"Pantas, ya udah saya permisi dulu.assalamualaikum"pamit Adit dan langsung menancap gas motornya."waalaikum salam" jawab Mesi. Ia langsung masuk ke dalam kost. Dan berbaring di atas ranjang. Kakinya terasa pegal. Setelah ia berlari tadi.Mesi yg sudah letih langsung tertidur pulas. Karna henponya yg terus berdering. Mesi merasa terusik. Ia terbangun.Mesi yg kesal.langsung men
Sinar mentari pagi menelusup melalui celah gorden. Di bawa selimut, seorang gadis terlihat masih meringkuk. Ia merasa terusik dan bangun.Saat ia membuka mata ia pun mulai terkejut karna melihat matahari yg mulai bersinar cerah. Ia langsung melirik ke arah jarum jam yg sudah menuju pukul 7:30."Mampus gue kesiangan!" ujarnya sembari menepuk jidat. Lupa kalau hari ini ada mata kuliah pagi.Mesiana langsung berlari ke kamar mandi.Nama gadis itu Mesiana putri. Seorang gadis yg ceria dan sangat menyukai tantangan. Jika sudah menginginkan sesuatu, pantang menyerah sebelum mendapatkannya.Setelah selesai mandi ia langsung menyambar pakaiannya kali ini ia menggunakan celana jeans, baju kaos berwarna putih dan memakai kemeja kotak-kotak yg tidak di kancing. Tak lupa ia menggulung lengannya dan mengikat rambutnya agar terlihat lebih rapiSetelah semuanya siap. Mesi langsung meraih kunci motor kesayangannya. Iangsung menancap gas dan melaju motor dengan sangat &