Sepontan tangannya membalas pelukan Mesi.
"Biasa diam gak? Lihat lah, kamu sudah membangunkan adik saya" ucapnya lirih di telinga MesiMesi terkejut, tubuhnya serasa kaku, Wajahnya memerah.Saking takutnya ia sampai tak menyadari apa yg telah ia lakukan. Mesi merutuki dirinya sendiri.
"Kalau kamu tidak minum obatnya. Saya pastikan, kamu akan saya terkam" tubuh Mesi menegang. Sepontan, ia kembali duduk di tempat semula. Tanpa basa basi ia langsung meminum obat yg Silvi sodorkan.Semua kejadian itu tak luput dari pandangan Silvi. Ia tersenyum takjup. Pasalnya Adit dengan mudah membujuk Mesi. Entah apa yg Adit katakan yg jelas ia senang karna tidak harus membujuk Mesi untuk meminumnya.
Setelah memastikan Mesi meminum obatnya. Adit langsung bergegas pulang ke kost nya. "Vie, saya permisi pulang dulu ya?" pamit Adit. Kemudian pandangannya beralih ke arah Mesi.
"Ingat, apa yg saya katakan tadi. Jangan sampai saya dengar kalau kamu tidak meminum obatnya" ucap Adit dengan sorot mata tajam. Mesi hanya menganggukkan perkataan Adit.
Setelah mendapatkannya respon dari Mesi. Adit langsung melangkahkan kakinya. Mesi memandang bahu Adit yg mulai menjauh. Entah mengapa ia seakan tidak rela melihat Adit pergi. Padahal hanya bersebrangan dengan tembok. Dasar Mesi saja yg lebay.
"Mes, itu polisi yg loe maksud tadi?" tanya Silvi yg pura-pura tidak tahu"Hem"
"Ganteng ya Mes. Kalau kamu gak mau buat aku aja" ujarnya dengan senyum menggoda.
"Ye, songong ni bocah. Deketin aja sono, kalau orangnya mau" sambil menonyor kepala Silvi"Ye, kebiasaan. Sakit tau " sambil mengelus jidak nya
"Udah yuk kita tidur, udah malam" sambil menarik selimutnya ke atas dada.Silvi mengikuti dan mereka sudah terlelap ke alam mimpi.
Pagi hari Adit sudah bersiap berangkat dinas. Matanya melirik ke pintu kost Mesi. "Sepertinya mereka belum bangun" Gumamnya dalam hati. Setelah itu ia langsung menancap gas nya dan berlalu meninggalkan kost nya.
Mesi terbangun, saat mendengar suara motor Adit. Ia langsung berlari ke arah jendela. Dan benar saja. Adit sudah melaju motornya. Sekilas terukir senyum di bibir Mesi. Hatinya merasakan sesuatu yg berbeda setiap bertemu Adit. Silvi yg melihat sikap temannya hanya geleng-geleng kepala.
"Ehem. Ngpain loe senyum-senyum sendiri, gak jelas" dengan menyipit sebelah matanya."Apaan,si. Kepo amat jadi orang" sambil berlalu meninggalkan Silvi. Silvi hanya geleng-geleng kepala. Ia tidak menyangka, temennya ini jika sudah jatuh cinta, mulai tidak waras.
Mereka berdua langsung bersiap-siap. Hari ini Silvi ada kuliah. Sementara Mesi pergi ke kantor polisi, untuk mengambil sepeda motornya. Belum selesai mereka bersiap-siap. Pintu kost Mesi ada yg mengetuk. Segera Mesi membukakan pintu. Ternyata Nisa sudah datang.
"Ayok, masuk dulu" ajaknya sambil berlalu. Nisa hanya mengikuti langkah kaki sahabatnya itu. Nisa menunggu mereka di depan tv. Pandangannya tak sengaja melihat beberapa obat yg ada di atas meja. Tak berselang lama Silvi menghampiri Nisa.
"Ini, obat siapa?" Sambil mengambil beberapa obat."Punya siapa lagi kalau bukan si songong" ucapnya sambil menunjuk Mesi yg sedang berjalan menghampiri mereka.
" loe sakit Mes?" Tanyanya dengan raut wajah khawatir.
"Gak kok. Cuma luka sedikit." Ujarnya santai.
"Luka?" Tanya Nisa yg masih belum paham
Akhirnya Silvi menceritakan kronologi kejadiannya. Nisa mendengar dengan sabar. Tanpa berniat memotong omongan Silvi.
"Loe, gak papa kan Mes? Mana yg sakit?" Tanyanya dengan raut wajah khawatir.
"Udah, tenang saja. Gue gak papa kok. Lagian udah di obati juga sama pak polisi"ujarnya dengan senyum mengembang.
"Widih, benci jadi cinta ini ceritanya, Vie?" ujar Nisa dengan senyum menggoda.
"Apaan si, loe. Gak jelas banget. Udah ayo berangkat udah siang ni" kilahnya sambil berlalu meninggalkan mereka berdua.Silvi dan Nisa saling pandang mencari jawaban.kemudian mereka mengikuti langkah Mesi.Sepanjang jalan Mesi hanya diam. Ia kepikiran dengan katak-kata yg Nisa katakan. "Ah, tidak mungkin. Masa semudah itu gue..." Secepat kilat ia menggelengkan kepalanya. Tingkah laku Mesi tak lepas dari sorot mata Nisa."Loe, kenap?" tanya Nisa yg penasaran
"Memang gue, kenap?" tanya balik Mesi.
"Dasar, aneh" cuman Nisa lirih
Sementara Mesi hanya diam. Ia masih tengelam dengan pikirannya. Tak berselang lama akhirnya mereka sampai di kantor polisi.
Mesi langsung masuk dan menanyakan kepada salah satu polisi. perihal motornya yg kena tilang."permisi,pak. Saya ingin mengambil motor saya yg kena tilang kemarin " "Maaf, mbak. Kemarin anda di tilang dengan siapa?"tanya polisi tersebut dengan sopan."hem, kalau gak salah namanya Ridho aditya"jawabnya sambil mengingat-ingat"Ooo, kalau begitu mbak langsung masuk aja ke ruangan pak Adit yg ada di sana"jelas polisi tersebut sambil menunjuk ruangan yg di maksud."Baik pak terimakasih"ucap Mesi dan Nisa sambil berlalu menuju ruangan tersebut.tok tok tok.Ceklek.
"Permisi pak "ucap Nisa lirih.
"Iya, silahkan masuk"mereka berdua masuk ke ruang tersebut.
"Silahkan dudduk. Ada yg bisa saya bantu?"Tanya Adit dengan formal.
"Sebentar. Kayaknya gue kenal. Ini kak Adit kan?"tanya Nisa yg penasaran.
"Iya, Kamu Nisa kan?"tanya balik Adit.
"Iya kak,kakak apa kabar udah lama kita gk bertemu. Eh,pas ketemu tau-tau udah jadi polisi aja" ujar Nisa panjang lebar.
"Maaf, kemaren-kemaren kakak sibuk" ujarnya sambil tersenyum.
"ya deh, yg udah mulai sibuk"ucap Nisa mengejek.
Sedari tadi Mesi hanya mendengarkan pembicaraan mereka. Dada terasa sekak.Saat melihat kedekatan mereka berdua. Akhirnya ia membuka suara."Loe kenal sama pak pol, Nis?"tanya Mesi lirih."Dia sahabat dekat abang gue Mes,cakep kan?"tanya Nisa
"Apaan si lo Nis gak penting"ucap Mesi jutek.
"Jangan bilang, polisi yg loe ceritain kemaren, kak Adit?"ucap Nisa berbisik. Sontak wajah Mesi berubah merah. Nisa yg melihat semakin yakin kalau pria yg Mesi ceritakan itu Adit. "Ada urusan apa kamu kesini Nis?"tanya Adit basa basi."Ni kak, nganterin temen saya yg kena tilang kemarin"jelas Nisa"Iya saya kesini mau ambil motor saya. Dendanya sudah saya bayar"jelas Mesi jutek karena sedari tadi merasa di acuhkan.'Silahkan,ini kuncinya. Motor kamu ada di parkiran, lain kali kalau naik motor jangan ngebut-ngebut. Terus jangan lupa bawa surat-surat,kalau lupa siap-siap aja saya tilang lagi"jelas Adit panjang lebar"Iya,iya pak hobi banget si nilang orang"jawab Mesi ketus"Maaf, ya kak. Temen aku memang gitu agak judes tapi aslinya baik kok"jelas Nisa Adit hanya tersenyum mendengar penjelasan Nisa. Tanpa sengaja Mesi melihat adi tersenyum. Ia terpaku melihat senyum Adit."Sumpah demi apa, manis banget"gumamnya dalam hati. Sejenak Mesi pun menggeleng-gelengkan kepalanyaNisa yg melihat tingkah aneh Mesi langsung menyenggol lengannya."Aduh,apaan si nis?"ucap Mesi jutek."lagian loe kenapa coba geleng-geleng gak jelas"tukas Nisa lirih."Apaan si perasaan gue biasa aja"jelas Mesi yg tak mau disalahkan.Adit yg melihat tingkah Mesi tanpa sadar tersenyum tipis"dasar gadis aneh"gumamnya dalam hati."udah yuk kita pergi,bentar lagi gue ada kelas ni"ajak mesi sambil menarik tangan nisa"ia tapi gak usah tarik-tarik juga kali"jelas nisa"ya udah kita pamit dulu ya kak assalamualaikum"pamit nisa dan berlalu pergiAdit pun hanya mengagunkan kepala tanda menyetujuinya.Mesi dan Nisa pun langsung menuju ke parkiran untuk mengambil sepeda motor kesayangannya."Ya, sudah. Gue duluan ya Mesi"ucap Nisa sambil berlalu,Mesi hanya mengagunkan kepala kemudian melambaikan tangannyasetelah mobil Nisa menjauh Mesi langsung menaiki sepeda motornya dan mulai melaju dengan kecepatan sedang.Mesi sangat menikmati perjalanannya,ia senang karena motor kesayangannya sudah kembali lagi.Akhirnya setelah melaju perjalanan 15 menit, Mesi sampai juga di kampus. Mesi langsung memarkirkan motornya,kemudian menuju kelasnya karena sebentar lagi dosennya datang. Tak lama Mesi menunggu, akhirnya dosen killer yg selalu di takuti &
Pagi hari Mesi memulain rencananya. Ia berniat memberikan makana untuk Adit sebagai ucapan terimakasih. Berharap Adit akan terkesan dan bisa lebih dekat lagi dengannya.Pagi- pagi sekali ia sudah membeli dua buah nasi uduk untuknya dan satunya lagi hendak di berikan kepada Adit. Dengan senyum yang sangat manis, Mesi mengetuk pintu kost Adit berharap sang penghuni akan membalas senyumannya.Adit yg mendengar ketukan pintu, ia pun bergegas membuka pintu. Saat pintu terbuka, tatapan mata mereka bertemu. Mereka pun saling terpesona satu sama lain. Hingga sedetik kemudian Adit tersadar."Ehem. Ada apa?" dengan Sorot mata tajam yg sulit di artikan."Maaf, jika pagi- pagi saya mengangu. Ini saya" sambil menyodorkan satu buah kotak nasi dan tak lupa tersenyum manis.Adit yg memang sedang terbiru-buru. Tanpa bertanya ia langsung mengambil nasi ter
Sinar mentari pagi menelusup melalui celah gorden. Di bawa selimut, seorang gadis terlihat masih meringkuk. Ia merasa terusik dan bangun.Saat ia membuka mata ia pun mulai terkejut karna melihat matahari yg mulai bersinar cerah. Ia langsung melirik ke arah jarum jam yg sudah menuju pukul 7:30."Mampus gue kesiangan!" ujarnya sembari menepuk jidat. Lupa kalau hari ini ada mata kuliah pagi.Mesiana langsung berlari ke kamar mandi.Nama gadis itu Mesiana putri. Seorang gadis yg ceria dan sangat menyukai tantangan. Jika sudah menginginkan sesuatu, pantang menyerah sebelum mendapatkannya.Setelah selesai mandi ia langsung menyambar pakaiannya kali ini ia menggunakan celana jeans, baju kaos berwarna putih dan memakai kemeja kotak-kotak yg tidak di kancing. Tak lupa ia menggulung lengannya dan mengikat rambutnya agar terlihat lebih rapiSetelah semuanya siap. Mesi langsung meraih kunci motor kesayangannya. Iangsung menancap gas dan melaju motor dengan sangat &
Sebelum melaju kan motornya, Adit menayakan terlebih dahulu dimana tempat kost Mesi."Dimana alamat kos kamu?"tanya Adit dengan nada datar."Di jalan Nusa Indah no.25"jawab Mesi singkat.Adit melaju dengan kecepatan sedang. 15 menit berlalu akhirnya mereka sampai di tempat tujuan.Mesi langsung turun dari sepeda motornya."terimakasih, pak"ucap Mesi sungguh-sungguh."Hem, kamu baru di sini?" tanya Adit dengan nada jutek."Iya,pak. Baru kemaren saya pindah.memangnya kenapa pak"tanya balik Mesi"Pantas, ya udah saya permisi dulu.assalamualaikum"pamit Adit dan langsung menancap gas motornya."waalaikum salam" jawab Mesi. Ia langsung masuk ke dalam kost. Dan berbaring di atas ranjang. Kakinya terasa pegal. Setelah ia berlari tadi.Mesi yg sudah letih langsung tertidur pulas. Karna henponya yg terus berdering. Mesi merasa terusik. Ia terbangun.Mesi yg kesal.langsung men
Setelah siap. Ia langsung memesan taksi online dan menunggunya di depan kost.Saat sedang menunggu, kebetulan Adit juga keluar. Sesaat tatapan mereka beradu. Secepat kilat Mesi memalingkan wajahnya. Ia langsung berjalan mendahului Adit. Adit tak menghiraukan sikap Mesi kepadanya. Ia cuek. Tanpa satu kata pun yg keluar dari bibirnya. Ia melaju motornya melewati Mesi."Uh, dasar. Cowok angkuh. Lihat saja, gue bakal buat loe, bertekuk lutut mengemis cinta gue"ucapnya dengan kesal. Tak berselang lama, akhirnya taksi pesanan Mesi datang. Didalam mobil Mesi tak henti-hentinya megomel. Sampai-sampai sopir taksi geleng-geleng kepala. Mesi tidak sadar, bahwa sang sopir menertawakannya. Ia terus saja mengoceh tak jelas.sepanjang jalan.Setibanya di cafe, Mesi langsung mencari keberadaan ketiga sahabatnya. Pandangannya menjuru kesetiap sudut cafe. Setelah melihat keberadaan sahabatnya. Mesi langsung menghampirinya."Hay, gues. Udah dari tadi kalian?"tanya Mesi
Adit belum menjawab permintaan Mesi. Adit bingung. Apa yg harus ia lakukan. Sebenarnya ia kasihan. Tapi itu sudah peraturan.untuk beberapa saat, Adit masih terdiam.Belum sempat Adit menjawab, datang lah seorang Dokter muda yg tampan. Sebut saja namanya Faris."Pak, dokter. Boleh gak, selama saya di periksa. Saya pegang tangan pak dokter? Saya, takut!" pintanya dengan wajah memelas.Adit yg mendengar ucapan Mesi, ia langsung mengiyakan kemauan gadis nakal itu. Entah mengapa hatinya tidak rela. Ia tidak bisa membayangkan. Bagai mana jika Mesi sampai memeluknya. Hatinya meronta-ronta."Baiklah. Saya akan menemanimu"sambil mengengam tangan Mesi."Maaf, pak dokter. Boleh kan saya disini?" tanya Adit memastikan."Boleh saja pak. Asal yg di priksa, tidak keberatan" jelas Dokter muda tersebut sambil tersenyum.Ketika dokter meminta izin membuka kancing baju Mesi. Hati Adit mulai tak menentu. Desiran aneh mulai menyelundup m
Pagi hari Mesi memulain rencananya. Ia berniat memberikan makana untuk Adit sebagai ucapan terimakasih. Berharap Adit akan terkesan dan bisa lebih dekat lagi dengannya.Pagi- pagi sekali ia sudah membeli dua buah nasi uduk untuknya dan satunya lagi hendak di berikan kepada Adit. Dengan senyum yang sangat manis, Mesi mengetuk pintu kost Adit berharap sang penghuni akan membalas senyumannya.Adit yg mendengar ketukan pintu, ia pun bergegas membuka pintu. Saat pintu terbuka, tatapan mata mereka bertemu. Mereka pun saling terpesona satu sama lain. Hingga sedetik kemudian Adit tersadar."Ehem. Ada apa?" dengan Sorot mata tajam yg sulit di artikan."Maaf, jika pagi- pagi saya mengangu. Ini saya" sambil menyodorkan satu buah kotak nasi dan tak lupa tersenyum manis.Adit yg memang sedang terbiru-buru. Tanpa bertanya ia langsung mengambil nasi ter
"udah yuk kita pergi,bentar lagi gue ada kelas ni"ajak mesi sambil menarik tangan nisa"ia tapi gak usah tarik-tarik juga kali"jelas nisa"ya udah kita pamit dulu ya kak assalamualaikum"pamit nisa dan berlalu pergiAdit pun hanya mengagunkan kepala tanda menyetujuinya.Mesi dan Nisa pun langsung menuju ke parkiran untuk mengambil sepeda motor kesayangannya."Ya, sudah. Gue duluan ya Mesi"ucap Nisa sambil berlalu,Mesi hanya mengagunkan kepala kemudian melambaikan tangannyasetelah mobil Nisa menjauh Mesi langsung menaiki sepeda motornya dan mulai melaju dengan kecepatan sedang.Mesi sangat menikmati perjalanannya,ia senang karena motor kesayangannya sudah kembali lagi.Akhirnya setelah melaju perjalanan 15 menit, Mesi sampai juga di kampus. Mesi langsung memarkirkan motornya,kemudian menuju kelasnya karena sebentar lagi dosennya datang. Tak lama Mesi menunggu, akhirnya dosen killer yg selalu di takuti &
Sepontan tangannya membalas pelukan Mesi."Biasa diam gak? Lihat lah, kamu sudah membangunkan adik saya" ucapnya lirih di telinga MesiMesi terkejut, tubuhnya serasa kaku, Wajahnya memerah.Saking takutnya ia sampai tak menyadari apa yg telah ia lakukan. Mesi merutuki dirinya sendiri."Kalau kamu tidak minum obatnya. Saya pastikan, kamu akan saya terkam" tubuh Mesi menegang. Sepontan, ia kembali duduk di tempat semula. Tanpa basa basi ia langsung meminum obat yg Silvi sodorkan.Semua kejadian itu tak luput dari pandangan Silvi. Ia tersenyum takjup. Pasalnya Adit dengan mudah membujuk Mesi. Entah apa yg Adit katakan yg jelas ia senang karna tidak harus membujuk Mesi untuk meminumnya.Setelah memastikan Mesi meminum obatnya. Adit langsung bergegas pulang ke kost nya. "Vie, saya permisi pulang dulu ya?" pamit Adit. Kemudian pandangannya beralih ke arah Mesi."Ingat, apa yg saya katakan tadi. Jangan sampai saya dengar kalau kamu tidak mem
Adit belum menjawab permintaan Mesi. Adit bingung. Apa yg harus ia lakukan. Sebenarnya ia kasihan. Tapi itu sudah peraturan.untuk beberapa saat, Adit masih terdiam.Belum sempat Adit menjawab, datang lah seorang Dokter muda yg tampan. Sebut saja namanya Faris."Pak, dokter. Boleh gak, selama saya di periksa. Saya pegang tangan pak dokter? Saya, takut!" pintanya dengan wajah memelas.Adit yg mendengar ucapan Mesi, ia langsung mengiyakan kemauan gadis nakal itu. Entah mengapa hatinya tidak rela. Ia tidak bisa membayangkan. Bagai mana jika Mesi sampai memeluknya. Hatinya meronta-ronta."Baiklah. Saya akan menemanimu"sambil mengengam tangan Mesi."Maaf, pak dokter. Boleh kan saya disini?" tanya Adit memastikan."Boleh saja pak. Asal yg di priksa, tidak keberatan" jelas Dokter muda tersebut sambil tersenyum.Ketika dokter meminta izin membuka kancing baju Mesi. Hati Adit mulai tak menentu. Desiran aneh mulai menyelundup m
Setelah siap. Ia langsung memesan taksi online dan menunggunya di depan kost.Saat sedang menunggu, kebetulan Adit juga keluar. Sesaat tatapan mereka beradu. Secepat kilat Mesi memalingkan wajahnya. Ia langsung berjalan mendahului Adit. Adit tak menghiraukan sikap Mesi kepadanya. Ia cuek. Tanpa satu kata pun yg keluar dari bibirnya. Ia melaju motornya melewati Mesi."Uh, dasar. Cowok angkuh. Lihat saja, gue bakal buat loe, bertekuk lutut mengemis cinta gue"ucapnya dengan kesal. Tak berselang lama, akhirnya taksi pesanan Mesi datang. Didalam mobil Mesi tak henti-hentinya megomel. Sampai-sampai sopir taksi geleng-geleng kepala. Mesi tidak sadar, bahwa sang sopir menertawakannya. Ia terus saja mengoceh tak jelas.sepanjang jalan.Setibanya di cafe, Mesi langsung mencari keberadaan ketiga sahabatnya. Pandangannya menjuru kesetiap sudut cafe. Setelah melihat keberadaan sahabatnya. Mesi langsung menghampirinya."Hay, gues. Udah dari tadi kalian?"tanya Mesi
Sebelum melaju kan motornya, Adit menayakan terlebih dahulu dimana tempat kost Mesi."Dimana alamat kos kamu?"tanya Adit dengan nada datar."Di jalan Nusa Indah no.25"jawab Mesi singkat.Adit melaju dengan kecepatan sedang. 15 menit berlalu akhirnya mereka sampai di tempat tujuan.Mesi langsung turun dari sepeda motornya."terimakasih, pak"ucap Mesi sungguh-sungguh."Hem, kamu baru di sini?" tanya Adit dengan nada jutek."Iya,pak. Baru kemaren saya pindah.memangnya kenapa pak"tanya balik Mesi"Pantas, ya udah saya permisi dulu.assalamualaikum"pamit Adit dan langsung menancap gas motornya."waalaikum salam" jawab Mesi. Ia langsung masuk ke dalam kost. Dan berbaring di atas ranjang. Kakinya terasa pegal. Setelah ia berlari tadi.Mesi yg sudah letih langsung tertidur pulas. Karna henponya yg terus berdering. Mesi merasa terusik. Ia terbangun.Mesi yg kesal.langsung men
Sinar mentari pagi menelusup melalui celah gorden. Di bawa selimut, seorang gadis terlihat masih meringkuk. Ia merasa terusik dan bangun.Saat ia membuka mata ia pun mulai terkejut karna melihat matahari yg mulai bersinar cerah. Ia langsung melirik ke arah jarum jam yg sudah menuju pukul 7:30."Mampus gue kesiangan!" ujarnya sembari menepuk jidat. Lupa kalau hari ini ada mata kuliah pagi.Mesiana langsung berlari ke kamar mandi.Nama gadis itu Mesiana putri. Seorang gadis yg ceria dan sangat menyukai tantangan. Jika sudah menginginkan sesuatu, pantang menyerah sebelum mendapatkannya.Setelah selesai mandi ia langsung menyambar pakaiannya kali ini ia menggunakan celana jeans, baju kaos berwarna putih dan memakai kemeja kotak-kotak yg tidak di kancing. Tak lupa ia menggulung lengannya dan mengikat rambutnya agar terlihat lebih rapiSetelah semuanya siap. Mesi langsung meraih kunci motor kesayangannya. Iangsung menancap gas dan melaju motor dengan sangat &