Setelah siap. Ia langsung memesan taksi online dan menunggunya di depan kost.
Saat sedang menunggu, kebetulan Adit juga keluar. Sesaat tatapan mereka beradu. Secepat kilat Mesi memalingkan wajahnya. Ia langsung berjalan mendahului Adit. Adit tak menghiraukan sikap Mesi kepadanya. Ia cuek. Tanpa satu kata pun yg keluar dari bibirnya. Ia melaju motornya melewati Mesi."Uh, dasar. Cowok angkuh. Lihat saja, gue bakal buat loe, bertekuk lutut mengemis cinta gue"ucapnya dengan kesal. Tak berselang lama, akhirnya taksi pesanan Mesi datang. Didalam mobil Mesi tak henti-hentinya megomel. Sampai-sampai sopir taksi geleng-geleng kepala. Mesi tidak sadar, bahwa sang sopir menertawakannya. Ia terus saja mengoceh tak jelas.sepanjang jalan.
Setibanya di cafe, Mesi langsung mencari keberadaan ketiga sahabatnya. Pandangannya menjuru kesetiap sudut cafe. Setelah melihat keberadaan sahabatnya. Mesi langsung menghampirinya."Hay, gues. Udah dari tadi kalian?"tanya Mesi basa-basi, sambil duduk di samping Silvi. "Hem, lama amat si loe? Loe yg ngajakin loe juga yg telat" ujar Silvi yg kesal."Ya maaf, gue tadi naik taksi makanya telat. Ini kemana Nisa,kok gk ikut?"ucapnya sambil melihat ke arah Silvi.
"Nyokapnya pulang. Biasa jadi anak baik."ujar Silvi.
"Motor loe, kemana?" ujar Dimas yg penasaran, tidak biasanya Mesi meninggalkan motor kesayangannya.
"Apes, gue," ujarnya lesu.
"Apes, kenapa?"tanya Dimas yg khawatir.
Mesi langsung menceritakan semua kejadian yg menimpanya hari ini. Seketika terdengar tawa dari ketiga sahabatnya. Mesi semakin kesal. Bukanya berkurang kesalnya, malah bertambah.
" Is, kalian tega banget ya. Seneng tu lihat gue susah " ujar Mesi kesal.
" Ye, gitu aja ngambek. Makanya, kalau lihat Drakor ajak-ajak. Tu lihat akibat nya, kuwalat kan loe" ucap Silvi masih dengan tawanya.
"Loe, Vie. Seneng banget. Kawan susah bukanya di bantu, ini malah di ketawain.Sahabat macam apa loe! " ujarnya dengan nada kesal.
"Ye, maaf. Gitu aja ngambek "jawabnya dengan nada santai.
"Tunggu deh Mes. Baru kali ini, seorang pria tidak tertarik dengan seorang Mesi! Biasanya kalau cowok kenalan sama loe, dia pasti langsung ber'asumsi dapetin loe. tapi ini beda" ucap Silvi sambil menatap Mesi.
"Loe, bener. Selama ini setiap cowok yg bertemu Mesi pasti langsung terpesona. Tapi, ini, sebaiknya" saut Dimas yg membenarkan perkataan Silvi."Iya, betul. Wah, tantangan ini buat loe Mes," ujar Silvi dengan senyum misterius.
"Maksud loe?"tanya balik Mesi yg belum mengerti maksud Silvi.
"Uh, tumben loe lemot. Gini, biasanya kan cowok-cowok,tu yg ngejar-ngejar loe. Nah, ini giliran loe yg naklukin tu cowok. Bisa gak loe? " jelas Silvi panjang lebar.
"Ah, gila loe. Ogah gue ngejar-ngejar tu cowok es kutup." Ujar Mesi jutek.
"Alah, bilang aja loe gak bisa naklukin dia" imbuh Silvi.
"Bener, itu. Mesi kalah sebelum bertempur "Imbuh Dimas
" Mana mungkin, seorag mesiana Putri, tidak bisa membuat Si kutup bertekuk lutut. Itu si masalah kecil. Lihat saja, gue bakal buat cowok nyebelin itu bertekuk lutut sama gue "jawabnya dengan percaya diri.
"Awas, nanti loe yg bertekuk lutut sama dia " saut Silvi dengan senyum misteriusnya." Betul, itu. Kalau sudah cinta hati-hati sakit hati. " saut Dimas dengan wajah serius.
"Gak akan" ujar Mesi yakin.
Sebenarnya hati Dimas serasa diremas. Tapi mau bagaimana lagi. Nyali nya tidak cukup untuk mengutarakan perasaannya. Dia berharap suatu saat Mesi akan mengerti tentang perasaannya.semoga saja.saking asiknya mengobrol. Tanpa mereka sadari, waktu sudah beranjak petang. Mereka semua langsung pulang. Silvi penasaran. Cowok seperti apa, yg tidak terpesona dengan kecantikan seorang Mesiana Putri. Parasnya yg cantik, hidung mancung, kulitnya putih, rambut yg panjang, dan yg paling penting badannya yg berisi semakin membuat sempurna.
Mereka berdua tidak langsung pulang. Melainkan singgah sebentar di taman. Silvi mengikuti kemauan sahabatnya itu. Dan di sini lah mereka. Ditaman kompleks. Mereka berjalan beriringa. Setelah puas berkeliling, sejenak mereka duduk di bangku taman. Sambil menikmati suasana malam disana. Entah mengapa sejak kecil Mesi selalu senang, berada di taman. Hatinya seolah terbang melayang. Jika ia merindukan bundanya, ia akan pergi ke taman. Maka rasa rindunya akan terobati.
Setelah puas, Mesi dan silvi, berniat pulang. Langkah mereka terhenti. Ketika ada dua orang preman, berbadan kekar menghampirinya.
"Hay, cantik! Mau kemana?" Tanya preman tersebut, dengan genit.
"Kita, mau pulang!" Jawab Mesi santai.
"Kok, buru-buru. Sini dulu, temenin abang." Sambil mencolek wajah Mesi.
"Jangan kurang ajar kalian. Jaga, sikap anda!" Ujar Silvi, yg sudah tersulut emosi.
"Widih, ternyata dia galak bos. Takut!" Goda salah satu preman tersebut dengan senyum yg misterius.
"Ayok , neng. Kita bersenang-senang dulu!" sambil menarik pergelangan tangan Mesi.
Sepontan, Mesi langsung menepis tangan preman tersebut. "Jangan kurang ajar, anda." Ujarnya dengan emosi.
"Aduh, takut." sambil senyum gak jelas.
"Udah, neng. Jangan buat kesabaran kita habis" sambi menarik paksa.
Ketika Mesi hendak memberontak, Terdengar suara seorang pria."Berhenti. Jangan gangu mereka." ujar seseorang dari kejauhan."Widih, ada pahlawan kemalaman sepertinya, bos" jawabnya dengan tawa
"Kalian, tidak malu. Badan segede kingko. Beraninya sama wanita. Dasar banci" ujar Adit lantang.
Tanpa basa-basi, Adit menghajar pria tersebut hingga tersungkur. Setelah dirasaa tak ada perlawanan, Adit berbalik menghampiri Mesi. Namun, tiba-tiba datang seorang pria dari belakang. Ia membawa sebuah balok. Mesi yg melihatnya, sepontan menghalang badan Adit.Bugg,"aww" jerit Mesi.Adit yg mendengar teriakan Mesi, sepontan melihat kebelakang. Ia terkejut, emosinya mulai meninggi. Ia langsung menghajar preman tersebut, hingga tak sadarkan diri. Silvi yg melihat sahabatnya tak sadarkan diri, ia langsung panik. Segala cara sudah ia lakukan. Namun, Mesi belum juga sadar. Adit, yg sudah puas menghajar preman tersebut. Ia menghubungi anak buahnya. Kemudian, ia langsung membopong Mesi ala bridal style. Adit membawa Mesi ke klinik terdekat. Belum sapai di klinik Mesi sudah tersadar. "Awww" pekiknya,
"Loe udah sadar, Mes? Untung lah. Gue takut loe kenapa-napa. Bagian mana yg sakit, Mes? Punggung loe, gimna? Apa masih nyeri?" Silvi langsung mengujamkan sederet pertanyaan.
"Satu-satu kali Vie,gue binggung harus jawab yg mana?" Sambil menatap ke arah Silvi.
"Maaf, habis gue khawatir" sorot matanya menatap ke arah Mesi dan terpancar kesedihan disana.
"Udah, gue gak papa kok. Ya udah, kita pulang yuk?" ajak Mesi sambil wajahnya mengarah ke pengemudi.
"Tidak bisa, loe harus di periksa" saut Adit. Sambil menghentikan laju mobilnya. Ternyata mereka sudah sampai di klinik.
Adit langsung membopong Mesi, kedalam klinik. Mesi terkejut. Ia langsung mengalungkan tangannya ke leher Adit dan menengelamkan wajahnya di dada bidang,Adit. Detak jantung mereka berpacu sangat cepat. Seperti burung, saling bersautan. Mesi menahan nafasnya. Ia malu, kalau sampai Adit mengetahuinya.
Silvi terkejut, saat melihat pemandangan di depannya. Silvi tersenyum. Dalam hati ia bertanya-tanya. "Apa mungkin?Sudah lah nanti gue pastiin"Setelah tersadar ia langsung mengikut langkah kaki Adit.
Adit langsung meletakkan tubuh Mesi di atas ranjang dengan sangat pelan. Sementara Silvi menunggunya di depan. Setelah itu, Adit hendak keluar. Namun, Mesi menahannya.
"Ada apa?" sambil berbalik arah memandang ke arah Mesi.
"Please, temenin saya. Saya, taku!" Pintanya dengan wajah memelas.
Entah mengapa Adit tidak tega melihat wajah Mesi yg ketakutan.
Adit belum menjawab permintaan Mesi. Adit bingung. Apa yg harus ia lakukan. Sebenarnya ia kasihan. Tapi itu sudah peraturan.untuk beberapa saat, Adit masih terdiam.Belum sempat Adit menjawab, datang lah seorang Dokter muda yg tampan. Sebut saja namanya Faris."Pak, dokter. Boleh gak, selama saya di periksa. Saya pegang tangan pak dokter? Saya, takut!" pintanya dengan wajah memelas.Adit yg mendengar ucapan Mesi, ia langsung mengiyakan kemauan gadis nakal itu. Entah mengapa hatinya tidak rela. Ia tidak bisa membayangkan. Bagai mana jika Mesi sampai memeluknya. Hatinya meronta-ronta."Baiklah. Saya akan menemanimu"sambil mengengam tangan Mesi."Maaf, pak dokter. Boleh kan saya disini?" tanya Adit memastikan."Boleh saja pak. Asal yg di priksa, tidak keberatan" jelas Dokter muda tersebut sambil tersenyum.Ketika dokter meminta izin membuka kancing baju Mesi. Hati Adit mulai tak menentu. Desiran aneh mulai menyelundup m
Sepontan tangannya membalas pelukan Mesi."Biasa diam gak? Lihat lah, kamu sudah membangunkan adik saya" ucapnya lirih di telinga MesiMesi terkejut, tubuhnya serasa kaku, Wajahnya memerah.Saking takutnya ia sampai tak menyadari apa yg telah ia lakukan. Mesi merutuki dirinya sendiri."Kalau kamu tidak minum obatnya. Saya pastikan, kamu akan saya terkam" tubuh Mesi menegang. Sepontan, ia kembali duduk di tempat semula. Tanpa basa basi ia langsung meminum obat yg Silvi sodorkan.Semua kejadian itu tak luput dari pandangan Silvi. Ia tersenyum takjup. Pasalnya Adit dengan mudah membujuk Mesi. Entah apa yg Adit katakan yg jelas ia senang karna tidak harus membujuk Mesi untuk meminumnya.Setelah memastikan Mesi meminum obatnya. Adit langsung bergegas pulang ke kost nya. "Vie, saya permisi pulang dulu ya?" pamit Adit. Kemudian pandangannya beralih ke arah Mesi."Ingat, apa yg saya katakan tadi. Jangan sampai saya dengar kalau kamu tidak mem
"udah yuk kita pergi,bentar lagi gue ada kelas ni"ajak mesi sambil menarik tangan nisa"ia tapi gak usah tarik-tarik juga kali"jelas nisa"ya udah kita pamit dulu ya kak assalamualaikum"pamit nisa dan berlalu pergiAdit pun hanya mengagunkan kepala tanda menyetujuinya.Mesi dan Nisa pun langsung menuju ke parkiran untuk mengambil sepeda motor kesayangannya."Ya, sudah. Gue duluan ya Mesi"ucap Nisa sambil berlalu,Mesi hanya mengagunkan kepala kemudian melambaikan tangannyasetelah mobil Nisa menjauh Mesi langsung menaiki sepeda motornya dan mulai melaju dengan kecepatan sedang.Mesi sangat menikmati perjalanannya,ia senang karena motor kesayangannya sudah kembali lagi.Akhirnya setelah melaju perjalanan 15 menit, Mesi sampai juga di kampus. Mesi langsung memarkirkan motornya,kemudian menuju kelasnya karena sebentar lagi dosennya datang. Tak lama Mesi menunggu, akhirnya dosen killer yg selalu di takuti &
Pagi hari Mesi memulain rencananya. Ia berniat memberikan makana untuk Adit sebagai ucapan terimakasih. Berharap Adit akan terkesan dan bisa lebih dekat lagi dengannya.Pagi- pagi sekali ia sudah membeli dua buah nasi uduk untuknya dan satunya lagi hendak di berikan kepada Adit. Dengan senyum yang sangat manis, Mesi mengetuk pintu kost Adit berharap sang penghuni akan membalas senyumannya.Adit yg mendengar ketukan pintu, ia pun bergegas membuka pintu. Saat pintu terbuka, tatapan mata mereka bertemu. Mereka pun saling terpesona satu sama lain. Hingga sedetik kemudian Adit tersadar."Ehem. Ada apa?" dengan Sorot mata tajam yg sulit di artikan."Maaf, jika pagi- pagi saya mengangu. Ini saya" sambil menyodorkan satu buah kotak nasi dan tak lupa tersenyum manis.Adit yg memang sedang terbiru-buru. Tanpa bertanya ia langsung mengambil nasi ter
Sinar mentari pagi menelusup melalui celah gorden. Di bawa selimut, seorang gadis terlihat masih meringkuk. Ia merasa terusik dan bangun.Saat ia membuka mata ia pun mulai terkejut karna melihat matahari yg mulai bersinar cerah. Ia langsung melirik ke arah jarum jam yg sudah menuju pukul 7:30."Mampus gue kesiangan!" ujarnya sembari menepuk jidat. Lupa kalau hari ini ada mata kuliah pagi.Mesiana langsung berlari ke kamar mandi.Nama gadis itu Mesiana putri. Seorang gadis yg ceria dan sangat menyukai tantangan. Jika sudah menginginkan sesuatu, pantang menyerah sebelum mendapatkannya.Setelah selesai mandi ia langsung menyambar pakaiannya kali ini ia menggunakan celana jeans, baju kaos berwarna putih dan memakai kemeja kotak-kotak yg tidak di kancing. Tak lupa ia menggulung lengannya dan mengikat rambutnya agar terlihat lebih rapiSetelah semuanya siap. Mesi langsung meraih kunci motor kesayangannya. Iangsung menancap gas dan melaju motor dengan sangat &
Sebelum melaju kan motornya, Adit menayakan terlebih dahulu dimana tempat kost Mesi."Dimana alamat kos kamu?"tanya Adit dengan nada datar."Di jalan Nusa Indah no.25"jawab Mesi singkat.Adit melaju dengan kecepatan sedang. 15 menit berlalu akhirnya mereka sampai di tempat tujuan.Mesi langsung turun dari sepeda motornya."terimakasih, pak"ucap Mesi sungguh-sungguh."Hem, kamu baru di sini?" tanya Adit dengan nada jutek."Iya,pak. Baru kemaren saya pindah.memangnya kenapa pak"tanya balik Mesi"Pantas, ya udah saya permisi dulu.assalamualaikum"pamit Adit dan langsung menancap gas motornya."waalaikum salam" jawab Mesi. Ia langsung masuk ke dalam kost. Dan berbaring di atas ranjang. Kakinya terasa pegal. Setelah ia berlari tadi.Mesi yg sudah letih langsung tertidur pulas. Karna henponya yg terus berdering. Mesi merasa terusik. Ia terbangun.Mesi yg kesal.langsung men
Pagi hari Mesi memulain rencananya. Ia berniat memberikan makana untuk Adit sebagai ucapan terimakasih. Berharap Adit akan terkesan dan bisa lebih dekat lagi dengannya.Pagi- pagi sekali ia sudah membeli dua buah nasi uduk untuknya dan satunya lagi hendak di berikan kepada Adit. Dengan senyum yang sangat manis, Mesi mengetuk pintu kost Adit berharap sang penghuni akan membalas senyumannya.Adit yg mendengar ketukan pintu, ia pun bergegas membuka pintu. Saat pintu terbuka, tatapan mata mereka bertemu. Mereka pun saling terpesona satu sama lain. Hingga sedetik kemudian Adit tersadar."Ehem. Ada apa?" dengan Sorot mata tajam yg sulit di artikan."Maaf, jika pagi- pagi saya mengangu. Ini saya" sambil menyodorkan satu buah kotak nasi dan tak lupa tersenyum manis.Adit yg memang sedang terbiru-buru. Tanpa bertanya ia langsung mengambil nasi ter
"udah yuk kita pergi,bentar lagi gue ada kelas ni"ajak mesi sambil menarik tangan nisa"ia tapi gak usah tarik-tarik juga kali"jelas nisa"ya udah kita pamit dulu ya kak assalamualaikum"pamit nisa dan berlalu pergiAdit pun hanya mengagunkan kepala tanda menyetujuinya.Mesi dan Nisa pun langsung menuju ke parkiran untuk mengambil sepeda motor kesayangannya."Ya, sudah. Gue duluan ya Mesi"ucap Nisa sambil berlalu,Mesi hanya mengagunkan kepala kemudian melambaikan tangannyasetelah mobil Nisa menjauh Mesi langsung menaiki sepeda motornya dan mulai melaju dengan kecepatan sedang.Mesi sangat menikmati perjalanannya,ia senang karena motor kesayangannya sudah kembali lagi.Akhirnya setelah melaju perjalanan 15 menit, Mesi sampai juga di kampus. Mesi langsung memarkirkan motornya,kemudian menuju kelasnya karena sebentar lagi dosennya datang. Tak lama Mesi menunggu, akhirnya dosen killer yg selalu di takuti &
Sepontan tangannya membalas pelukan Mesi."Biasa diam gak? Lihat lah, kamu sudah membangunkan adik saya" ucapnya lirih di telinga MesiMesi terkejut, tubuhnya serasa kaku, Wajahnya memerah.Saking takutnya ia sampai tak menyadari apa yg telah ia lakukan. Mesi merutuki dirinya sendiri."Kalau kamu tidak minum obatnya. Saya pastikan, kamu akan saya terkam" tubuh Mesi menegang. Sepontan, ia kembali duduk di tempat semula. Tanpa basa basi ia langsung meminum obat yg Silvi sodorkan.Semua kejadian itu tak luput dari pandangan Silvi. Ia tersenyum takjup. Pasalnya Adit dengan mudah membujuk Mesi. Entah apa yg Adit katakan yg jelas ia senang karna tidak harus membujuk Mesi untuk meminumnya.Setelah memastikan Mesi meminum obatnya. Adit langsung bergegas pulang ke kost nya. "Vie, saya permisi pulang dulu ya?" pamit Adit. Kemudian pandangannya beralih ke arah Mesi."Ingat, apa yg saya katakan tadi. Jangan sampai saya dengar kalau kamu tidak mem
Adit belum menjawab permintaan Mesi. Adit bingung. Apa yg harus ia lakukan. Sebenarnya ia kasihan. Tapi itu sudah peraturan.untuk beberapa saat, Adit masih terdiam.Belum sempat Adit menjawab, datang lah seorang Dokter muda yg tampan. Sebut saja namanya Faris."Pak, dokter. Boleh gak, selama saya di periksa. Saya pegang tangan pak dokter? Saya, takut!" pintanya dengan wajah memelas.Adit yg mendengar ucapan Mesi, ia langsung mengiyakan kemauan gadis nakal itu. Entah mengapa hatinya tidak rela. Ia tidak bisa membayangkan. Bagai mana jika Mesi sampai memeluknya. Hatinya meronta-ronta."Baiklah. Saya akan menemanimu"sambil mengengam tangan Mesi."Maaf, pak dokter. Boleh kan saya disini?" tanya Adit memastikan."Boleh saja pak. Asal yg di priksa, tidak keberatan" jelas Dokter muda tersebut sambil tersenyum.Ketika dokter meminta izin membuka kancing baju Mesi. Hati Adit mulai tak menentu. Desiran aneh mulai menyelundup m
Setelah siap. Ia langsung memesan taksi online dan menunggunya di depan kost.Saat sedang menunggu, kebetulan Adit juga keluar. Sesaat tatapan mereka beradu. Secepat kilat Mesi memalingkan wajahnya. Ia langsung berjalan mendahului Adit. Adit tak menghiraukan sikap Mesi kepadanya. Ia cuek. Tanpa satu kata pun yg keluar dari bibirnya. Ia melaju motornya melewati Mesi."Uh, dasar. Cowok angkuh. Lihat saja, gue bakal buat loe, bertekuk lutut mengemis cinta gue"ucapnya dengan kesal. Tak berselang lama, akhirnya taksi pesanan Mesi datang. Didalam mobil Mesi tak henti-hentinya megomel. Sampai-sampai sopir taksi geleng-geleng kepala. Mesi tidak sadar, bahwa sang sopir menertawakannya. Ia terus saja mengoceh tak jelas.sepanjang jalan.Setibanya di cafe, Mesi langsung mencari keberadaan ketiga sahabatnya. Pandangannya menjuru kesetiap sudut cafe. Setelah melihat keberadaan sahabatnya. Mesi langsung menghampirinya."Hay, gues. Udah dari tadi kalian?"tanya Mesi
Sebelum melaju kan motornya, Adit menayakan terlebih dahulu dimana tempat kost Mesi."Dimana alamat kos kamu?"tanya Adit dengan nada datar."Di jalan Nusa Indah no.25"jawab Mesi singkat.Adit melaju dengan kecepatan sedang. 15 menit berlalu akhirnya mereka sampai di tempat tujuan.Mesi langsung turun dari sepeda motornya."terimakasih, pak"ucap Mesi sungguh-sungguh."Hem, kamu baru di sini?" tanya Adit dengan nada jutek."Iya,pak. Baru kemaren saya pindah.memangnya kenapa pak"tanya balik Mesi"Pantas, ya udah saya permisi dulu.assalamualaikum"pamit Adit dan langsung menancap gas motornya."waalaikum salam" jawab Mesi. Ia langsung masuk ke dalam kost. Dan berbaring di atas ranjang. Kakinya terasa pegal. Setelah ia berlari tadi.Mesi yg sudah letih langsung tertidur pulas. Karna henponya yg terus berdering. Mesi merasa terusik. Ia terbangun.Mesi yg kesal.langsung men
Sinar mentari pagi menelusup melalui celah gorden. Di bawa selimut, seorang gadis terlihat masih meringkuk. Ia merasa terusik dan bangun.Saat ia membuka mata ia pun mulai terkejut karna melihat matahari yg mulai bersinar cerah. Ia langsung melirik ke arah jarum jam yg sudah menuju pukul 7:30."Mampus gue kesiangan!" ujarnya sembari menepuk jidat. Lupa kalau hari ini ada mata kuliah pagi.Mesiana langsung berlari ke kamar mandi.Nama gadis itu Mesiana putri. Seorang gadis yg ceria dan sangat menyukai tantangan. Jika sudah menginginkan sesuatu, pantang menyerah sebelum mendapatkannya.Setelah selesai mandi ia langsung menyambar pakaiannya kali ini ia menggunakan celana jeans, baju kaos berwarna putih dan memakai kemeja kotak-kotak yg tidak di kancing. Tak lupa ia menggulung lengannya dan mengikat rambutnya agar terlihat lebih rapiSetelah semuanya siap. Mesi langsung meraih kunci motor kesayangannya. Iangsung menancap gas dan melaju motor dengan sangat &