Beranda / Pernikahan / Terjerat Cinta Kakak Ipar / 24). Antara Kartu Atm dan Senja

Share

24). Antara Kartu Atm dan Senja

Penulis: Cacavip
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-24 18:00:07

***

"Gimana, Papa setuju enggak?"

"Enggak. Papa enggak setuju sama ide yang kamu kasih. Jadi jangan pernah coba-coba realisasiin itu karena Papa bakalan marah. Lagipula seperti yang papa bilang, kamu cukup marah sama Mama dan ada di pihak Papa. Soal hukuman, biar Papa yang urus."

Mendengar langsung ide Kirania yang katanya ingin ikut menghukum Senja, penolakan tersebut lantas dilontarkan Juan setelah ide yang dipakai sang putri menurutnya cukup gila.

Mengajak Davion berpacaran kemudian membawa pria itu ke rumah agar Senja sakit hati, itulah ide Kirania dan Juan jelas tak setuju, karena selain dia tak mau melibatkan sang putri dalam balas dendamnya terhadap Mentari, Juan juga merasa Kirania masih terlalu dini untuk berpacaran.

"Pa, aku juga pengen hukum Tante Senja," ucap Kirania setengah mendesah. "Lagian dibanding kesalahan Mama ke Papa, hukuman Tante Senja itu masih belum apa-apa. Dia cuman dijadiin pembantu di sini dan-"

"Kira
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (15)
goodnovel comment avatar
اتين اتين
bikin gereget sama juan jujur .rasanya saya ingin sekali menghajar ......
goodnovel comment avatar
Netty Kurnia
walupun atm d ambil jun tetep z senja bklan d kasih kerjaan yg susah..
goodnovel comment avatar
Chacha Unyil
kasih sianida aja si Juan senja
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Terjerat Cinta Kakak Ipar   25). Juan Kurang Tegas?

    ***"Aku pilih kartu atmku. Kalau Mas mau hukum Senja, silakan. Kali ini aku enggak akan bantu."Setelah berpikir selama beberapa saat, jawaban tersebut akhirnya dilontarkan Gian pada sang kakak. Di luar dugaan, Juan terlihat kaget dengan apa yang dikatakan sang adik. Namun, meskipun begitu raut wajah tenang tetap ditunjukannya sebelum kemudian buka suara."Jadi kali ini kamu enggak masalah Senja bersihin kolam?""Nja," panggil Gian pada Senja. "Enggak apa-apa, kan?""Enggak apa-apa," kata Senja pasrah. "Kamu pasti butuh uangnya. Jadi enggak masalah. Lagian asalkan ads pompa, bersihin kolam kayanya bukan sesuatu yang sulit."Senja kecewa ataupun marah setelah mendengar pilihan Gian? Jawabannya tentu saja tidak, karena tak hanya uang pria itu, di rekening yang Gian pegang terdapat uangnya juga sehingga ketika adik Juan tersebut memilih untuk menyelamatkan rekening, maka uangnya pun ikut terselamatkan."Oke kalau gitu," ka

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-24
  • Terjerat Cinta Kakak Ipar   26). Juan Membela Senja?

    ***"Tante Senja!"Senja yang barusaja selesai memasang selang, seketika menoleh setelah panggilan tersebut dilontarkan Kirania dari ambang pintu.Tak ada raut wajah ramah, seperti biasa gadis enam belas tahun itu terlihat judes. Namun, meskipun begitu—demi Mentari, Senja tetap bersikap baik pada sang keponakan dengan menjawab tenang panggilan yang dilontarkan untuknya."Ya, kenapa?""Tante Senja enggak tahu malu ya?" tanya Kirania tanpa basa-basi. "Yang disuruh buat kuras kolam renang tuh Tante sendiri, kenapa jadi berdua sama Om Gian? Mau caper?""Heh! Diajarin siapa kamu ngomong kaya gitu?" tanya Gian yang tentu saja tak suka dengan ucapan sang keponakan. Tak diam, dia yang barusaja selesai memasang pompa, seketika melangkah menuju Kirania dan tak sendiri, langkahnya tersebut diikuti Senja dari belakang."Disuruh Papa kamu ya kamu ngomong kaya gitu hah?" tanya Gian sesampainya di depan Kirania. "Benci atau e

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-25
  • Terjerat Cinta Kakak Ipar   27). Konflik Pagi

    ***"Heh, bangun kalian. Jam berapa ini?"Berdiri dengan posisi tubuh sedikit membungkuk, perintah tersebut lantas dilontarkan Juan untuk sepasang muda-mudi yang kini terlelap di kursi panjang di pinggir kolam renang.Bukan orang asing, kedua orang yang terlihat meringkuk itu adalah Gian dan Senja. Entah sejak kapan keduanya terlelap, Juan sendiri tak tahu. Namun, yang jelas pagi ini dia sedikit kesal karena kolam renang di belakang rumahnya kering tanpa air.Padahal, dugaannya kolam renang yang semalam dikuras Gian dan Senja sudah terisi penuh dengan air baru yang lebih bersih dari air sebelumnya."Senja, Gian, bangun. Enggak enak kalau dilihat Caca."Usaha pertama gagal, Juan kembali membangunkan dua muda-mudi tersebut sampai akhirnya respon pun ditunjukan Gian mau pun Senja. Tidur dengan posisi saling membelakangi, keduanya perlahan membuka mata hingga tak berselang lama Gian yang menyadari kehadiran Juan, buka suara.

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-25
  • Terjerat Cinta Kakak Ipar   28). Interaksi Manis

    ***"Mau ngapain kamu ke sini?"Menoleh setelah pintu kamar tiba-tiba saja terbuka, pertanyaan tersebut lantas Juan lontarkan pada Senja yang kini masuk ke dalam kamar.Tak ada raut santai, wajah gadis dua puluh dua tahun itu terlihat tegang dan tak perlu bertanya tentang alasan, Juan tahu jika istrinya itu kini dilanda takut."Kotak P3K di kamar ini, kan? Aku mau ambil," kata Senja."Buat apa? Ngobatin Gian?" tanya Juan sinis. "Enggak usah dimanja, luka dia enggak seberapa.""Enggak seberapa menurut kamu, tapi menurut aku beda," kata Senja. "Lagipula habis mukul adik sendiri bukannya merasa bersalah malah kaya gitu.""Gian yang mulai kenapa harus saya yang minta maaf?" tanya Juan. "Kalau dia enggak pukul duluan, saya enggak akan balas."Senja mendelik. "Iya, tapi harusnya sebagai kakak kamu ngalah, mas," ucapnya kemudian. "Kamu ini abang dan usia kamu enam belas tahun lebih tua dari dia. Jadi-""Berisi

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-26
  • Terjerat Cinta Kakak Ipar   29). Rencana Kirania

    ***"Kak Davion."Barusaja tiba di dekat gerbang sekolah, Kirania tersenyum ketika nama Davion terpampang di layar ponsel. Menoleh untuk memastikan Juan tak ada, setelahnya dia mencari tempat untuk menjawab panggilan dan di bawah pohon, Kirania mantap menggeser gambar gagang telepon di layar ponselnya."Halo.""Gue udah buka semua foto yang lo kirim dan gue enggak nemuin problem," kata Davion tanpa basa-basi. "Semua pose menurut gue wajar dan yang Om lo daratin telunjuk di bibir Senja, ekspresi Senja juga enggak ada yang kelihatan gening. Jadi kesimpulannya ucapan lo bohong. Senja enggak genit kaya yang lo omongin."Kirania merutuk.Punya niat membuat Senja sakit hati dengan berpura-pura memacari Davion, semalam dia memang menjelekan sang tante di depan pria tersebut agar langkah untuk mengajak Davion berpacaran, mudah.Namun, alih-alih berhasil, rencana Kirania justru gagal karena tak mudah dipengaruhi, Davion sepertiny

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-26
  • Terjerat Cinta Kakak Ipar   30). Merealisasikan Rencana

    ***"Senja."Tengah menunggu roti di panggangan matang, Senja spontan menoleh setelah panggilan tersebut dilontarkan Juan dari dekat meja makan.Berdiri dengan setelan kantor, seperti biasa Juan memasang raut wajah serius bahkan dingin. Namun, Senja tak takut lagi karena hampir sepuluh hari menikah, wajah Juan yang seperti itu sudah menjadi makanannya sehari-hari."Mas Juan, ada apa?""Cuman mau bilang kalau hari ini saya mau ke Bogor buat cek kerjaan," kata Juan. "Titip rumah dan anak-anak karena saya pasti pulang malam.""Oh oke.""Enggak perlu anterin Kiran, kamu cuman cukup antar jemput Caca karena hari ini Kiran enggak sekolah," kata Juan. "Dia enggak enak badan katanya.""Lho, sakit apa?""Enggak tahu," kata Juan. "Dia cuman bilang enggak enak badan aja dan enggak ada yang darurat. Jadi enggak usah terlalu khawatir karena Kiran bukan anak kecil.""Oh ya udah.""Itu aja dari saya

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-27
  • Terjerat Cinta Kakak Ipar   31). Saling Menjelaskan

    ***"Tante Senja, Tante mau ke mana, Tan? Tante!"Tiba persis di samping mobil, Senja seketika berhenti setelah Kirania yang sejak beberapa saat lalu mengejarnya, berseru.Kaget setelah mendapati Davion di ruang tengah, tanpa basa-basi Senja memang berbalik kemudian pergi begitu saja meninggalkan sang mantan. Tak dikejar oleh Davion langsung, langkah Senja diikuti Kirania sampai akhirnya setelah sejak beberapa menit lalu mencoba acuh, dia menoleh pada sang keponakan yang kini berada di teras."Tante Senja mau ke mana? Itu tamunya samperin ih!""Bilangin ke dia pulang, Kiran. Tante enggak mau ketemu.""Enggak!" tolak Kirania dengan segera. "Aku enggak mau usir tamu itu. Jadi kalau mau dia pergi, samperin terus usir sendiri. Lagian Tante Senja enggak ngehargain banget. Dia datang dari Jakarta lho. Masa enggak mau ditemuin?"Mendengar ucapan sang adik, Senja menghela napas. "Kamu enggak tahu apa-apa, Kiran.""Aku e

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-27
  • Terjerat Cinta Kakak Ipar   32). Senja dan Caca

    ***"Aku pamit ya, Nja. Kamu baik-baik di sini dan jangan lupa jaga kesehatan. Seminggu ke depan aku rencananya mau healing dulu di sini. Jadi kalau ada apa-apa kabarin aku. Nomor hp aku yang tadi aku sebutin dan aku harap kamu enggak blokir lagi nomor aku karena meskipun berat, aku akan belajar nerima semuanya."Diantar sampai ke dekat mobil, ucapan panjang lebar tersebut lantas dilontarkan Davion pada Senja yang kini berdiri tak jauh darinya. Menetap selama setengah jam lebih, Davion berhasil menyelesaikan kesalahpahaman dengan Senja.Namun, meskipun begitu hubungan mereka tak bisa kembali seperti semula karena Senja kini berstatus istri orang. Berat, jujur saja itulah yang Davion rasakan, tapi selain menerima, dia tak bisa berbuat apa-apa lagi karena Senja bulat dengan keputusan yang diambilnya sehingga mau tak mau, dia harus menghargai apa yang diputuskan sang mantan."Iya, Davion," kata Senja. "Kamu juga jaga kesehatan dan aku harap kamu bisa

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-28

Bab terbaru

  • Terjerat Cinta Kakak Ipar   195). Mengunjungi Mentari (Ending)

    ***"Ah, akhirnya acara aqiqah Tian berjalan dengan lancar ya, Mas. Rasanya baru kemarin deh dia lahir, tapi ternyata udah dua minggu yang lalu."Tersenyum sambil memandang para tamu yang kini pergi meninggalkan rumahnya, ucapan tersebut lantas Senja lontarkan pada Juan. Tak berada di dalam, saat ini dia dan sang suami masih berada di teras karena memang setelah acara selesai, keduanya mengantar para tamu seraya mengucapkan terima kasih.Dua minggu pasca melahirkan, Senja dan keluarga sepakat untuk mengadakan acara aqiqah baby Tian. Tak digelar di gedung, Senja dan Juan sepakat mengadakan acara di rumah.Mengundang para tetangga komplek, acara berlangsung dengan lancar dan tak sedikit, tamu yang diundang pun cukup banyak karena dari banyaknya tetangga yang diberitahu, hampir semua datang sore ini ke rumah Juan."Iya, akhirnya acara berjalan dengan lancar," kata Juan. Menoleh kemudian memandang Senja, dia kemudian berkata, "Semoga Tian seh

  • Terjerat Cinta Kakak Ipar   194). Senja Pulang

    ***"Welcome home, Mama Senja!"Membulatkan mata dengan raut wajah kaget, itulah Senja setelah sambutan tersebut didapatkannya dari orang-orang yang siang ini menyambut di ruang tengah.Dua hari menetap, Senja dan sang bayi memang diizinkan pulang hari ini untuk menjalani pemulihan di rumah. Tak dijemput siapa pun, Senja pulang berdua saja dengan Juan dan jujur dirinya sedih, karena dia pikir orang-orang rumah akan menjemputnya, mengingat kepulangan dia bukan di hari kerja melainkan hari libur.Tak menunjukan kesedihan, Senja terus berusaha tersenyum selema di jalan hingga ketika tiba di rumah, kehadiran dua mobil yang tak asing untuknya membuat dia bertanya-tanya.Bukan mobil Juan ataupun Gian, yang dilihat Senja adalah mobil Davion juga kedua orang tuanya sehingga dengan rasa penasaran yang tiba-tiba melanda, Senja bertanya.Namun, alih-alih memberikan jawaban, Juan justru meminta dia untuk masuk sehingga sambil menggendong san

  • Terjerat Cinta Kakak Ipar   193). Kelahiran Bayi Mungil

    ***"Ayo, Bu, coba dorong."Bersandar pada bed, yang sejak tadi dia tempati, Senja menoleh ke arah Juan sebelum kemudian mengambil ancang-ancang. Menutup rapat mulutnya seperti yang disarankan, Senja mulai mengejan sekuat tenaga sambil berpegangan pada sang suami.Bukaan lengkap setelah menunggu selama beberapa jam, persalinan Senja memang segera dilakukan. Aman untuk melahirkan secara normal, Senja membiarkan tubuhnya kesakitan karena gelombang cinta yang beberapa waktu lalu datang, dan sekarang perempuan itu kembali berjuang.Bayi yang dikandung tak langsung keluar dalam sekali ejanan, Senja menjatuhkan punggungnya di bed dengan napas terengah. Beristirahat sejenak, itulah yang dia lakukan sekarang sementara dokter sibuk memeriksa sesuatu."Kuat ya, kamu pasti bisa," ucap Juan yang terus berada di samping Senja. "Doain ya, Mas," pinta Senja yang dijawab senyuman oleh sang suami."Pasti."Waktu istirahat seles

  • Terjerat Cinta Kakak Ipar   192). Kado untuk Gian

    ***"Gi, anak kita lucu."Berdiri persis di samping inkubator, ucapan tersebut Diandra lontarkan dengan perasaan yang terasa begitu hari. Melahirkan beberapa jam lalu, sore menjelang malam Diandra meminta untuk dibawa ke ruang Nicu. Dioperasi menggunakan metode yang cukup bagus, perempuan itu sudah mampu berdiri bahkan duduk sehingga setelah meminta izin pada Dokter, Gian membawa istrinya itu menemui sang putra.Lahir dengan tubuh yang sangat mungil, putra pertama Gian dan Diandra terlihat persis seperti sang ayah, Gian. Memiliki hidung mancung, dua alis yang tak terlalu tebal kemudian rambut hitam, bayi mungil tersebut nampak begitu baik sehingga meskipun harus menetap di inkubator hingga kondisi dan berat badan stabil, Gian mau pun Diandra lega karena sejauh ini, tak ada kelainan yang ditunjukan Pradikta atau yang lebih akrab disapa baby Dikta."Mirip banget sama aku enggak sih?" tanya Gian yang setia di samping Diandra, guna berjaga-j

  • Terjerat Cinta Kakak Ipar   191). Kelahiran Putra Pertama

    ***"Gimana, Dok? Apa istri saya harus lahiran sekarang karena ketubannya udah pecah?"Melihat dokter selesai memeriksa Diandra, pertanyaan tersebut lekas Gian lontarkan dengan raut wajah yang cukup tegang.Mendapat kabar tentang Diandra yang tiba-tiba mengalami pecah ketuban, Gian memang sigap membawa istrinya itu ke rumah sakit terdekat. Meskipun Diandra tak merqsa kesakitan, Gian membawa perempuan itu ke IGD sehingga tanpa perlu menunggu lama, penanganan pun dilakukan dengan cepat."Betul sekali, Pak," kata sang dokter, memberi jawaban. "Karena air ketuban yang tersisa hanya tinggal sedikit, istri Bapak harus segera melahirkan bayinya dan demi mencegah sesuatu yang tidak diinginkan, kami akan melakukan tindak operasi secepatnya. Apa bapak setuju? Jika iya, nanti berkas-berkasnya disiapkan pun dengan ruang operasi.""Kalau itu yang terbaik, saya setuju, Dokter," ucap Gian. "Tapi usia kandungan istri saya baru dua puluh sembila

  • Terjerat Cinta Kakak Ipar   190). Waktu Berlalu

    ***"Silakan dinikmati basonya ya, Mbak, Kak, Dek, semoga bakso buatan Mamang cocok di lidah kalian."Sambil menyimpan satu persatu mangkuk bakso di atas meja makan, ucapan tersebut lantas Juan lontarkan untuk istri dan kedua anaknya yang sejak beberapa menit lalu menunggu di sana.Tak bisa menolak ngidam Senja yang katanya ingin bakso buatan dia sendiri, Juan mendadak cosplay menjadi mang bakso komplek. Membuat adonan bakso kemudian mengolahnya menjadi bulatan kecil dan sedang, semua dia lakukan sendiri tanpa bantuan siapa pun.Tak hanya membuat bakso, Juan juga berpakaian seperti tukang bakso demi mengabulkan keinginan Senja. Kaos abu pendek, celana pendek juga topi bulat dan handuk, semuanya dia pakai dan hal tersebut membuat Senja bahagia, sehingga meskipun harus menunggu satu jam lebih bakso yang diinginkannya jadi, perempuan itu tak bosan sama sekali."Waw," ucap Kirania takjub. "Udah cocok kayanya Papa jadi tukang bakso. Persis bua

  • Terjerat Cinta Kakak Ipar   189). Siapa yang Hamil?

    ***"Menurut Papa?"Menyipitkan mata dengan emosi yang semakin naik, itulah Juan setelah pertanyaan tersebut dilontarkan sang putri, usai dirinya bertanya tentang testpack yang ditemukan di atas meja belajar Kirania.Tak ada panik, gadis itu terlihat tenang dan hal tersebut jelas membuat Juan penasaran karena jika memang Kirania hamil, seharusnya rqsa panik melanda karena bukan hal sepele, hamil di usia belia terlebih masih pelajar adalah sebuah masalah yang sangat besar."Kamu ditanya tuh jawab, bukan balik nanya," desis Juan. "Mau Papa pukul?""Pukul apa maksud kamu?"Bukan Kirania, yang bertanya adalah Senja yang tahu-tahu berada di ambang pintu. Tak kalah serius dari Juan, perempuan itu kini menatap intens sang suami sebelum akhirnya bertanya,"Kamu lagi ngapain Kiran? Kok pake nyebut pukul segala? Berani emang kamu pukul anak aku?""Aku nemuin tespack di meja belajar Kiran, Senja, dan ini aku lagi nanya," k

  • Terjerat Cinta Kakak Ipar   188). Restu Juan Sepenuhnya Turun

    ***"Halo."Refleks melengkungkan senyuman, itulah yang Kirania lakukan setelah suara berat Davion terdengar dari telepon. Tak lagi di kamar sang papa, saat ini dia memang sudah kembali ke kamarnya dan tak diam saja, Kiranua menghubungi sang kekasih dengan tujuan; mengajak Davion datang ke rumah hari sabtu nanti.Mendapat lampu hijau untuk berpacaran, Kirania tak sepenuhnya bebas karena sebelum melanjutkan hubungan dengan Davion, kebaikan dan ketulusan kekasihnya tersebut harus dipastikan dulu sehingga selain makan siang bersama, sabtu nanti katanya Juan akan mengajak mantan dari istrinya tersebut berdialog empat mata."Halo, Kak, ganggu enggak?" tanya Kirania. "Kali aja Kak Davi lagi nongkrong atau bahkan udah tidur gitu?""Enggak sih, enggak ganggu," kata Davion. "Aku barusan kebetulan lagi main game. Jadi aman.""Lho, keganggu dong itu, Kak?" tanya Kirania. "Kalau ada panggilan pas main game kan nanti gamenya kepause. Iya engg

  • Terjerat Cinta Kakak Ipar   187). Permintaan untuk Putus

    ***"Putus."Kompak memasang raut wajah kaget, itulah Senja dan Kirania setelah ucapan tersebut dilontarkan Juan dengan raut wajah seriusnya.Mengikuti saran Senja, malam ini Kirania jujur tentang hubungannya dengan Davion. Tak ada respon baik, Juan nampak tak suka mendengar kabar yang diberikan sang putri sehingga setelah Kirania menjawab serius tentang hubunganya dan sang kekasih, pria itu meminta sang putri putus."Maksud kamu apa, Mas?" tanya Senja yang membuat atensi Juan beralih."Ya putus," kata Juan. "Aku mau Kiran sama Davion putus. Apa enggak jelas ucapan barusan?""Enggak bisa gitu dong, Pa," kata Kirania yang membut Juan kembali memandangnya. "Aku cinta sama Kak Davion begitu pun sebaliknya. Jadi enggak ada tuh putus-putus.""Jadi kamu lebih pilih Davion dibanding Papa? Iya?" tanya Juan. "Kamu masih kecil, Kiran, bahkan tujuh belas tahun pun kurang. Bisa-bisanya pacaran sama orang dewasa. Aneh tahu enggak?"

DMCA.com Protection Status