Home / Romansa / Terjebak di antara Hugo bersaudara / Part 80 | Back to the beginning

Share

Part 80 | Back to the beginning

Author: Mrs.Juno
last update Last Updated: 2024-10-21 16:36:58

Pemandangan luas dengan kumparan pasir menjadi sorotan dari retina setiap pasang mata yang baru tiba di tempat pemotretan. Tak terkecuali Leonard dan Eve yang secara kebetulan tiba secara bersamaan dan langsung diarahkan ke backstage masing-masing selama persiapan properti mereka pun diberikan waktu menyiapkan diri.

Beberapa menit kemudian keduanya sama-sama keluar dari ruangan pribadi dan menabrakan tatapan. Leonard melemparkan senyum pada Eve dan hanya membalasnya dengan seulas senyum tipis lalu kembali masuk ke ruangannya. Hal tersebut membuat Leonard mengerutkan keningnya heran.

Lantas dirinya pun bergegas mendekati ruangan pribadi Eve yang berbentuk minibus berwarna putih seperti kendaraan van tanpa roda. Tepat sebelum Eve menutup pintu itu, Leonard sudah lebih dulu menahan dan menatap Eve yang terkejut.

"Hei, apa kau baru saja menghindariku? Apa aku membuatmu marah?"

"Apa maksudmu, Leon?" tanya balik Eve. Sejujurnya Eve sengaja melakukan hal tersebut karena tekadnya yang tak ing
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Terjebak di antara Hugo bersaudara   Part 81 | Vacillate

    Kondisi antara Eve dan Leon kembali pada masa pertemuan pertama mereka. Tiada hari tanpa keributan sehingga Paul dan Jayden tampak lebih lelah dibanding pemotretan sebelumnya saat kedua model tersebut terbilang akur dan memiliki kedekatan khusus. Namun, tak peduli seberapa ribut Eve dan Leon. Mereka berdua tetap harus menyelesaikan pemotretan tersebut.Setelah sebelumnya mereka terlihat begitu memanas saat berada di tengah padang pasir buatan dengan beradegan intens karena mengusung tema hot and sexy demi menyesuaikan kebutuhan produk. Tak tanggung keduanya hampir menggila dalam lumatan yang berlangsung di atas pasir dalam posisi berhadapan Eve berada di pangkuan Leon sambil berpagutan mesra. Mereka hampir lepas kendali seandainya sang sutradara tak menyudahi pengambilan gambar dan video mereka.Kini berbanding dengan tema sebelumnya yakni keduanya harus bermesraan di dalam lautan bening di pesisir pantai pasir putih. Cuaca saat ini sangat terik ketika mereka tiba. Matahari bahkan mas

    Last Updated : 2024-10-21
  • Terjebak di antara Hugo bersaudara   Part 82 | I need this!

    "Leon?" kening Eve berkerut, tetapi tak menutupi tatapan sendunya pada pria itu.Jauh di lubuk hati Eve, ia sangat merasa sedih dan tak rela harus berakhir seperti ini. Jatuh cinta pada Leon bukanlah bagian dari rencana Eve. Namun, pertemuan dan kedekatannya tak bisa terelakkan. Terlebih kini pria itu pun memiliki rasa yang sama.Tergambar jelas dari tatapan netra abu milik Leon. Pria itu melangkah ke arahnya semakin dekat tanpa mengeluarkan sepatah kata pun Eve tahu dan sadar bahwa tatapan penuh cinta itu tak dapat disembunyikan oleh Leon.Hal tersebut membuat Eve tersadar ia harus segera mengakhiri itu. Lantas dirinya berbalik saat jarak Leon hanya tinggal beberapa langkah."Kenapa kau ke sini? Aku hendak mengganti pakaian," cicit Eve tak dapat menutupi kegugupannya.Semua itu tercetak dari pantulan wajahnya pada cermin di hadapannya. Wajah yang gelisah dan tatapan redup Eve membuat Leon tak sanggup lagi untuk bersikap seolah tak pernah terjadi apa-apa di antara mereka.Alih-alih pe

    Last Updated : 2024-10-21
  • Terjebak di antara Hugo bersaudara   Part 83 | Is this the end?

    "Benar bahwa hatiku menginginkan ini!" sahut Eve menatap tegas Leonard yang tercengang dengan pengakuannya.Sontak membuat Leonard tak tahan dan langsung memagut kembali bibir menggemaskan itu. Melumat dalam dan meraih pinggang Eve guna mempererat dekapan sampai melupakan kondisi air jernih menunjukkan setiap sentuhan yang ia berikan pada Eve terlihat jelas betapa Leon tampak geram pada keadaan mereka.Terbukti dari lumatan kuat dan tuntutan serta remasan tangannya pada bokong Eve membuat ia terlihat begitu berengsek. Leon memaksa otaknya untuk mengendalikan diri dari hasrat sialan yang menginginkan lebih. Lantas dengan sangat terpaksa ia melepaskan pagutan berhasrat itu dan menatap bibir Eve yang membengkang.Napas tersengal membuat keduanya terkekeh sesekali saling mengecup kecil diselingi senyum. "Kau dan semua hal yang membuatku tak habis pikir. Kau tahu aku sangat gemas akan keadaan kita saat ini dan berpikir apa kau sengaja harus mengatakannya di sini, di depan semuanya agar aku

    Last Updated : 2024-10-21
  • Terjebak di antara Hugo bersaudara   Part 84 | What do you mean?

    Malam hari seperti tradisi setelah selesai melakukan syuting semua pekerja akan merayakannya dengan makan malam besar-besaran. Semua orang tampak senang dan menikmati makan malam yang diselingi musik serta beberapa ada yang menari juga melakukan kegiatan konyol hingga menambah semarak perayaan berakhirnya project varian parfum tersebut.Namun, berbeda dengan Leon dan Eve yang masih dilanda asmara. Keduanya memilih makan malam berdua di tepi pantai dengan suasana romantis. Meski masih dalam satu area pantai yang sama, tetapi setidaknya mereka memiliki privasi untuk bicara lebih tenang.Menikmati hembusan lembut angin laut dan ombak yang cukup tenang, keduanya tampak bahagia menyantap hidangan yang tersedia. Seusai memakan hidangan penutup, Leon menyetel musik jazz dari ponselnya untuk mengajak Eve berdansa.Awalnya Eve terkekeh geli melihat Leonard bertingkah begitu romantis. Akan tetapi, karena ia tak ingin merusak usaha pria itu untuk membuatnya terkesan, Eve hanya mengikuti arahan d

    Last Updated : 2024-10-21
  • Terjebak di antara Hugo bersaudara   Part 85 | The last wonderful night

    Sesampainya mereka di penginapan beberapa kru masih tampak sibuk memindahkan makanan juga minuman di tengah gazebo tempat berpesta sejak tadi.Melihat kekacauan acara akibat hujan yang mengguyur area pantai secara mendadak, membuat Leonard kembali menarik Eve agar berpindah ke lantai atas yang lebih tenang. Di sana hanya ada sederet kamar dan balkon luas untuk duduk dan bersantai. Namun, melihat halaman balkon yang juga diguyur hujan membuat pria itu berbalik arah.Pada akhirnya Leon mengajak wanita itu langsung ke kamarnya dan memberikan handuk juga pakaian ganti."Basuh dirimu dengan handuk ini dan gantilah pakaianmu sebelum kau terkena flu," ujar Leon sembari membuka kemejanya yang kuyup seraya berjalan ke kamar mandi dan mengambil handuk lain untuknya.Eve terdiam di dekat pintu menatap handuk dan pakaian kering milik Leonard. "Leon, tapi aku bisa meminta kunci kamarku pada asistenku agar aku bisa mengam-""Mereka tampak sibuk, Eve. Lagi pula kau masih harus memberikan penjelasan

    Last Updated : 2024-10-21
  • Terjebak di antara Hugo bersaudara   Part 86 | Surprise

    Dini hari tepatnya di waktu pagi hampir menjelang Leonard terbangun dan tak mendapati Eve di sampingnya. Sontak seluruh matanya terbuka menatap ke sekeliling ruangan, tak ada pakaian wanita itu di mana-mana juga. Lantas ia pun beranjak mengecek kamar mandi. Namun, nihil wanita itu sungguh tak ada di setiap sudut ruangannya."Apa Eve kembali ke kamarnya?" Pikir Leonard bergumam sendiri.Kemudian ia pun mengenakan kembali pakaian dan membasuh wajahnya sebentar lalu melihat jam di pergelangan tangannya. "Masih pukul setengah empat?" pekiknya.Tak ingin berlama-lama, Leonard mengusap wajahnya dengan handuk kering lalu meraih jaket di dekat sofa dab bergegas keluar dari ruangannya. Namun, saat ia keluar serta hendak mendatangi kamar Eve, ia mendengar suara langkah dari arah sebaliknya. Lantas Leon pun berbalik arah menuju balkon tempat tadi ia dan Eve duduk. Ia melihat siluet dua orang yang baru saja memasukan barang ke dalam mobil suv hitam di bawah sana tepatnya di area parkiran seperti

    Last Updated : 2024-10-21
  • Terjebak di antara Hugo bersaudara   Part 87 | His feelings are true

    Leonard mengendarai mobilnya berpulang ke apartemen dengan perasaan jengkel. Tak habis pikir Eve lagi-lagi mempermainkannya untuk kesekian kali. Padahal sejak senja wanita itu tampak manis dan mengakui keinginan hatinya.Sial! Apa Eve sungguh hanya mempermainkanku dengan memberiku harapan padahal dirinya bersama Jayden?Leonard menggeleng dan berdecak hampir tak percaya dengan pemikiran bodoh itu."Tidak! Dia bodoh jika lebih memilih Jay dibanding denganku? Apa yang salah denganku?" Erang Leon menggebrak setir mobilnya karena frustrasi akan keadaan saat ini.Ia sudah mencoba menghubungi Eve saat melihat wanita itu pergi begitu saja tanpa meninggalkan pesan apa pun padanya. Namun, seperti yang sudah-sudah bahwa nomor tersebut memang tak akan aktif jika bukan Eve yang menghubunginya lebih dulu.Lantas setelah sampai di apartemennya ia mencoba berpikir jernih dan bertanya pada satu-satunya orang yang ia percaya serta berkaitan dengan Jayden juga Eve."Nick, apa kau bersama Kim?" tanya Le

    Last Updated : 2024-10-21
  • Terjebak di antara Hugo bersaudara   Part 88 | The cover's blown

    Malam hari tiba Leonard sudah bersiap di mobilnya hendak mengikuti arahan pada maps di ponsel yang didapat dari Jayden. Siang tadi Jayden tak bisa berkata banyak. Setelah melihat tatapan dan keseriusan Leon, pria itu tak menyangkal maupun mengiyakan semua dugaan Leonard. Dirinya malah memberikan titik gps dari ponselnya agar mengikutinya malam ini ke suatu acara yang akan menjawab semua pertanyaan pria itu.Sebelumnya Jayden lebih dulu memeringatinya agar tak melakukan kekacauan di sana. Leonard menyetujuinya dan bersabar hingga detik ini. Kendaraan Jayden akhirnya bergerak dari butik Chloe. Lantas Leonard pun menjalankan mobilnya dari apartemen. Perjanjian siang tadi memaksanya pergi dari butik Chloe sebelum wanita itu menyadari sesuatu dari Leonard.Alhasil setelah perjalanan Jayden berhenti di satu titik, Leonard mempercepat lajunya sampai dirinya sungguh tiba di sebuah perumahan di kawasan Brooklyn. Perasaannya sudah tak karuan mengingat tempat itu sempat ia datangi. Sampai di saa

    Last Updated : 2024-10-21

Latest chapter

  • Terjebak di antara Hugo bersaudara   Part 115 | The Wedding | Epilogue

    Hamparan ladang perkebunan berumput luas di Woodstock kini tampak indah dengan lampu hias bergantung dari pohon ke pohon yang lain. Tenda-tenda berwarna putih membuat suasana kian teduh. Konsep Outdoor wedding venue menjadi pilihan bagi Leonard dan Arabelle. Beberapa meja panjang tertata lengkap dengan deretan kursi yang dilapisi kain putih lalu diikat menggunakan kain tile berwarna gading membentuk pinta disetiap sandarannya.Gaun indah yang dikenakan Arabelle begitu pas melekat di tubuh ramping dengan perut yang sedikit membuncit, membuatnya tampil menggemaskan di mata Leonard. Pria itu tak sedetik pun melepaskan rengkuhan tangannya pada pinggang Arabelle dan sesekali mengusap perut wanitanya dengan lembut. Leonard tak kalah menawan saat mengenakan kemeja putih yang dilapisi rompi dan jas hitam serta dasi kupu-kupu. Meskipun terlihat seperti setelan klasik, tetapi Leonard tetap memukau mengingat ketampanannya sudah tercipta sejak lahir. Semua gaun dan setelan jas adalah desain terb

  • Terjebak di antara Hugo bersaudara   Part 114 | One day is enough! (The End)

    “Kau membuatku penasaran, Leon. Sebenarnya apa yang tengah kau lakukan?”“Menunggu posisi yang tepat beberapa detik lagi.” Leonard mengangkat sebuah benda melingkar ke hadapan Arabelle memposisikannya tepat dengan matahari yang mengisi kekosongan dari lingkaran silver tersebut. “Now, open your eyes.” Leonard melepaskan tangannya sebagai penutup mata untuk Arabelle. Seketika netra abu Arabelle menatap takjub sesuatu yang ada di depannya. Sebuah cincin bermata satu tampak bercahaya memenuhi lingkaran matahari yang membuat tampilan cincin tersebut begitu bersinar terang. Arabelle bergeming dan tak percaya dengan apa yang dilihatnya ini. “Leon, w-what this is?” tanyanya tak yakin pemikirannya salah, tetapi ia tetap ingin menanyakan kebenarannya. “A ring for you, Sweetheart.” Leonard mengubah posisi menjadi berhadapan. Setelah itu Leonard terkekeh mengingat niatnya sebelum hari ini. “Sesungguhnya sudah kusiapkan ini saat kita bermalam di pantai ketika syuting terakhir kita, tetapi huja

  • Terjebak di antara Hugo bersaudara   Part 113 | He is our baby

    “Leonard?” Arabelle mendekati sosok yang dirindukannya itu. Dirinya tampak tak percaya hingga mendekat sampai ke hadapan pria itu dan meraih rahang berbulu halus Leonard. “Apa itu sungguh kau?” “Ya, Arabelle ini sungguh aku. Akhirnya aku menemukanmu, bukan?” Leonard menatap dalam netra abu Arabelle. Tak lama tatapannya turun tertuju pada perut Arabelle yang sudah terlihat sedikit membuncit dari sebelumnya tampak begitu rata. Sontak arah tatapan Leonard membuat Arabelle tersadar. Mendadak dirinya melepaskan tangannya dari rahang Leonard dan berbalik hendak menjauh. Akan tetapi, tubuhnya malah terhuyung mundur hingga punggungnya menatap dada bidang Leonard. Pelukan pun tak dapat terhindari, Leonard mendekap tubuh Arabelle dengan erat dan meletakkan kepala di bahu wanita itu seraya mengendus serta menghirup aroma tubuh Arabelle dalam-dalam. Seakan tengah melepaskan rasa rindunya selama tiga bulan lebih. “Leonard …. Aku—” “I know, Arabelle. Please, forgive me. I know it’s too late to

  • Terjebak di antara Hugo bersaudara   Part 112 | Leon's arrival

    Arabelle melangkahkan kaki di atas hamparan rumput dengan pemandangan pepohonan yang mengelilingi danau. Dress putih sederhana berkibar dari tubuhnya searah angin berembus, seirama dengan rambutnya yang berterbangan. Sore hari cuaca di tempatnya itu cukup tenang dan menyejukan. Hal itu membuat wanita berbadan dua tersebut tampak menikmati waktu bersama calon buah hatinya. Arabelle duduk di atas rumput dan menatap ke sekeliling. Pandangan matanya menjurus ke bukit yang terdapat deretan pohon berdaun jingga tampak luas menyejukan mata lalu ia berbaring melihat langit cerah bertumpuk awan putih membentuk abstrak. Ia kembali mengingat kali terakhir dirinya bersama sosok pria yang kini begitu dirindukan.Setelah mengingat kejadian sebelum dirinya berakhir di sana. Dirinya hanya ingin memastikan bahwa janin yang ada di dalam kandungannya adalah benar calon anak Leonard. Arabelle tak ingin keliru mengakui semua itu, tetapi kelak kenyataannya tak ada yang tahu. Arabelle berusaha menekan per

  • Terjebak di antara Hugo bersaudara   Part 111 | Pregnant

    Malam sebelum hari H launching parfum. Akibat mengkhawatirkan keadaan Arabelle malam itu, Chloe akhirnya memutuskan menginap, menemani sahabatnya mencurahkan segala pengalamannya bersama Leon hingga sampai di titik ini. Membuat Chloe mengerti kenapa Arabelle tetap berusaha untuk mendapatkan maaf pada pria itu. Keduanya pun terlelap hingga larut malam. Namun, pada keesokan paginya Arabelle mengalami mual dan muntah ketika terbangun dari tidurnya. “Hoekkk, hoeeek!” “Ara, ada apa denganmu? Apa kau sakit?!” pekik Chloe terperanjat dari tidurnya langsung bergegas menuju toilet di mana Arabelle tengah berusaha memuntahkan sesuatu. Arabelle menggeleng seraya membasuh mulutnya dengan air dan mengelapnya menggunakan tisu. Wajahnya sedikit pucat dan kepalanya terasa pusing saat menatap pantulan diri di depan cermin. Chloe mengusap punggung Arabelle, masih memasang wajah bantalnya yang mendadak panik.“Entahlah, Chloe. Mungkin karena terkena hujan semalam.” Arabelle menatap Chloe dari pantul

  • Terjebak di antara Hugo bersaudara   Part 110 | Christian effect

    “Mom, apa kau bercanda?” tanya Christian begitu melihat kertas hasil DNA-nya dengan Arabelle yang menyatakan ketidakcocokan. Awalnya Christian tak mengerti dan tak mengingat kapan mereka memeriksakan DNA. Namun, dirinya diingatkan perihal pendonoran darah dua minggu lalu.“Maafkan Mommy, Chris. Seharusnya tak aku setujui rencana mereka. Namun, Arabelle yang memintaku langsung dan Mom merasa ini adalah saat tepat untuk membantu kalian. Mom sungguh tak memihak siapa pun di antara kau dan Leon.” “W-what?” tanya Christian malah tak fokus lantaran pikirannya malah kembali saat bertemu perawat manis dan lucu di sana. Katherine menunjuk hasil tes DNA yang masih dipegang oleh putra sulungnya. “Oh, ya!” Christian kembali pada hasil tes tersebut “It’s okay. Ini kabar baik, bukan? Jadi Leon akan memiliki anak dengan Arabelle?” tanyanya setelah melihat lembar hasil DNA milik Leon. Golongan darah ayah Christian dan Leon yakni AB, hal itulah yang dengan mudahnya membedakan hasil DNA Leonard ya

  • Terjebak di antara Hugo bersaudara   Part 109 | The Nurse

    Leonard dan Nick tiba di rumah sakit yang dikirimkan oleh Kimber. Mereka segera memasuki IGD dan langsung menemukan Chloe juga Kim sedang menunggu di depan tirai yang tertutup. “Hai, Baby,” sapa Nick pada Kim. Wanita hamil itu langsung melerai pelukannya pada Chloe dan berhambur memeluk Nick usai saling mengecup. Leonard menghampiri Chloe dan menanyakan keadaan Jayden. “Chloe, bagaimana dengan Jay? Apa parah?” “Dia masih ditangani dan belum sadarkan diri. Kepalanya mengeluarkan banyak darah saat aku tiba. Dokter spesialis bilang dia butuh darah B negatif dalam jumlah banyak. Persediaan di rumah sakit ini dirasa tak cukup. Aku tak tahu harus mencari kemana, darahku dan Kim A.” Chloe menjawab dengan nada bergetar menahan tangis. Tampak jelas kecemasan tersirat di wajahnya. Leonard mengusap bahu Chloe agar wanita itu sedikit tenang. “Hei, it’s okay. Jay tak selemah yang kau pikirkan. Dan, sangat kebetulan darahku B negatif. Aku bersedia membantunya, “Sungguh?” tanya Chloe tak percay

  • Terjebak di antara Hugo bersaudara   Part 108 | Where is she?

    Leonard kembali dengan perasaan kesal dan dongkol. Berpikir dengan menemui Christian ia akan mendapatkan titik terang, tetapi malah membuatnya semakin merasa bersalah pada sang kakak. Dia tahu dirinya sudah sangat keterlaluan dengan menuduh Christian menyembunyikan Arabelle. Namun, kepalanya sudah hampir pecah untuk mencari celah demi menemukan wanitanya. Malam yang sunyi dan terasa sepi itu membuat Leonard memutuskan untuk kembali ke apartemen. Berusaha menghindari masalah baru adalah pilihan terbaik. Diakuinya selama tiga bulan terakhir, emosinya begitu mudah meluap. Kembali ke apartemennya bukan berarti dirinya menyerah. Ia hanya berusaha untuk tenang agar bisa memikirkan cara lain untuk menemukan Arabelle. Setibanya Leonard di apartemennya, dia langsung melemparkan tubuhnya ke atas sofa seraya mengusap wajah penatnya dan memijat pelan pelipis kepala yang terasa pusing. Hal yang ingin dilakukannya adalah mengguyur tubuh dengan air dingin, berharap bisa menjernihkan seluruh pikira

  • Terjebak di antara Hugo bersaudara   Part 107 | Leon accuses Chris

    Sudah tiga bulan lamanya Leonard mondar mandir apartemen dan rumah Arabelle, tetapi tak mendapati keberadaan wanita itu. Sebelumnya selama satu bulan dia sudah membiarkan Arabelle tak menghubunginya. Namun, hanya itu waktu yang mampu dia tahan untuk tak bertemu dengan wanita yang dia cintai. Firasatnya semakin tak tenang ketika tak mendapati keberadaan Arabelle di mana pun. Dirinya sudah sempat menanyakannya pada Kim, Nick juga Jayden yang diperkirakan mengetahui keberadaan wanita itu melalui Chloe. Namun, tetap tak menemukan titik terang. Keberadaan Arabelle seakan hilang ditelan bumi. Leonard cukup frustrasi dan berniat menanyakannya pada Christian. Pikirannya buntu hingga mengira Christianlah yang membantu Arabelle pergi bersembunyi darinya. Lantas, di sinilah Leonard sekarang. Sesampainya ia di kediaman Christian, waktu sudah cukup malam dan Leon baru saja pulang usai berkeliling mencari Arabelle. Sialnya, hari ini pun hasilnya nihil sehingga membuat otaknya semakin kacau dan

DMCA.com Protection Status