Teruntuk dirinya sendiri. Dinda selalu memberikan semangat yang tak tanggung-tanggung. Karena meski sendiri, Dinda berusaha untuk tidak merasakan sepi layaknya dalam sebuah petaka. Atau menyalahkan kenapa dirinya harus hadir di dunia yang kejam ini dengan kesendirian.Apa pun itu. Setiap hari selalu Dinda lalui dengan penuh semangat. Dinda yang riang dan ceria walau akan menangis diam-diam di malam hari. Dinda yang pendiam dan nyaman dengan kesendirian tidak mau hidup di bawah naungan rasa kasihan.“Saya nggak pernah tahu kalau kamu suka ke sini.”Vokal yang akrab di rungu Dinda menyapa dengan kalem.Senyum Dinda merekah meski sang empunya hanya datar.“Sendiri?” tanyanya tanpa basa-basi dan membawa serta baki makanannya ke meja Dinda. “Saya gabung nggak masalah, kan? Atau kamu lagi nunggu teman?”Dinda gelagapan dan menggeleng sebagai jawaban. Sudah di bilang Dinda penyuka kesendirian. Jadi pergi sendiri, makan sendiri, belanja sendiri bahkan nonton sendiri adalah tugasnya di kala we
Sebelumnya, jauh sebelum torehan luka meninggalkan bekas mendalam. Di sudut hati yang paling dalam, pernah tercipta sebuah kenangan. Yang terangan indah dalam kepakan sayap mimpi. Terukir merdu dalam syahdunya syair. Dan hancur layaknya kaca berkeping-keping.Ada yang rapuh meski awalnya sekokoh baja.Ada yang retak meski awalnya terlihat begitu rekat.Semuanya berakhir tanpa ada yang bisa mengetahui seperti ini akhirnya.Begitulah garis Tuhan.‘Rasa sayang yang boros dan cepat bosan, itu karena terlalu banyak jalan dan senang-senang terus saat di awal hubungan.’Ya. Laratu Putri Anggoro mengakui akan kebenaran dari kata-kata di atas. Dari awal, menjalin hubungan dengan foya-foya sampai timbul rasa bosan tak berkesudahan. Hanya ingin pergi dan menyenangkan diri sekadar menikmati indah awalnya sebuah hubungan.Lagi pula, mau bagaimana harus Ratu buat?Namun ada satu kebenaran yang tersimpan rapat dalam hatinya. Ketika Ratu memberi hatinya, kepada orang yang dicintainya, Ratu berikan se
Balara tidak tahu harus berbuat apa.Yang sejak lima belas menit lalu dirinya lakukan hanyalah mengamati keadaan sekitar yang kian ramai, riuh dan sesak. Beberapa pasang mata—terutama perempuan—pun mulai melirik nakal dan sesekali ada yang menghampiri.Namun Balara tidak memberikan tanggapan apa pun selain menatapi tubuh perempuan yang terkulai di sisinya.Pingsan.Begitu saja Balara simpulkan. Namanya Ratu—itu Bala dapatkan dari salah satu bartender yang sudah menganal dirinya mau pun Ratu.“Ke hotel saja lah. Gas”Randi namanya. Memang sejujur dan secepals-ceplos itu. Namun ada benarnya juga. Karena Bala mulai tergiur dengan saran yang Randi berikan. “Main aman. Anak orang.” Randi sodorkan dua sekaligus—yang membuat Bala mendengus—karet bundar berbau harum yang khas. Dan lebih sial lagi, Bala menerimanya sehingga membuat wajah Randi kian semringah saja.“Kebanyakan mikir lo mah.” Sekali lagi Randi memerintah. “Cepetan! Noh banyak yang nyuri ke arah ini cewek. Kagak rugi lo?!”Bala
Misal, hari ini Tuhan mengabulkan satu dari banyaknya permohonan yang kamu panjatkan. Apa kira-kira yang ingin dijadikan permintaan?Aku, akan meminta Tuhan untuk tidak pernah melepas kebahagiaan dari hidupnya seseorang yang aku sebut di setiap sujud. Itu mungkin terlihat seperti permintaan sederhana yang klasik. Bagi mereka yang mencintai tanpa ditakdirkan memiliki. Tetapi bagiku, melihat seseorang yang aku cintai hidup dalam kebahagiaan, cukup kujadikan alasan berbahagia di hidupku.Percayakah kamu?Bahwa cinta yang tumbuh dalam ketulusan, seperti sebuah kekuatan.Jika kamu percaya, berarti kamu telah merasakan seberapa besar cinta sanggup menguatkanmu. Meski takdir menuliskan ia tidak bisa dimilikimu.Mata Ratu terbuka perlahan. Mengerjap sampai beberapa kali guna menyesuaikan terik matahari yang memancar langsung ke dalam ruangan. Terdiam sejenak dan Ratu tidak tahu mengapa ada mimpi semacam itu yang menghampiri tidurnya. Gila, ya! Makin ke sini mimpi yang Ratu dapat makin meresa
Katanya, anak pertama atau sulung itu kerasnya minta ampun.Lagi pula, siapa yang tidak mengenal anak pertama?Di samping keras kepala, anak pertama juga mandiri dan merasa nggak butuh bantuan. Entah untuk menutupi kegengsiannya atau memang sudah tercipta sejak lahir bahwa tanggungjawabnya amatlah banyak.Meski begitu, di balik semua sikapnya yang arogan. Anak pertama juga ingin merasakan di manja dan bebas dalam mengekspresikan perasaannya. Jadi wajar, kalau anak pertama memang sedikit berbeda karena ingin di mengerti dan di sayang. Karena sadar mau pun tidak, anak pertama selalu di tuntut untuk mengerti dan mengalah.Banyak yang bilang, anak pertama nggak di manja karena kelihatannya memang nggak butuh. Beda lagi sama anak bungsu yang pembawaannya minta di bantuin terus.Anak pertama, apa-apa bisa sendiri dan harus melakukan sendiri. Memutuskan apa yang menjadi pilihannya sendiri. Walau dalam hati lelah dan butuh di bombing. Tapi orang sekitar tidak ada yang peka. Tahunya, dia si an
Katanya:Terkesan konyol tapi nyata. Seseorang yang mencintai dalam diam biasanya memiliki sebuah lagu yang dianggap mewakili perasaannya kepada sang pujaan hati. Mendengarkan dan melantunkan lagu-lagu itu.Bagi sebagian orang pastilah terasa lucu. Tapi tidak bagi seorang Arra Bahtiar.Mengungkapkan juga tidak mungkin. Arra perempuan. Dan dari keluarga yang terpandang. Ini lebih kepada gengsi tapi tidak Arra pikirkan terlalu berat. Makanya Arra memiliki jalan lain dan meminta papanya untuk mau membantunya.Iya memang.Cinta Arra untuk Langit adalah cinta diam-diam. Tapi tidak artinya untuk diam dan memendamnya saja. Arra bukan tipe perempuan yang sepert itu. Alih-alih diam dan hanya mengagumi, Arra adalah perempuan penuh ambisi dan posesif parah.Arra sumpalkan headset ke kedua telinganya. Lagu You know me to well yang sedang viral menjadi daftar dalam pilihan lagunya mala mini.Sembari berjalan-jalan santai di area perumahannya.Sesekali Arra ikut bersenandung.Jodoh memang bagian da
Jadi saking kangennya, akhirnya Langit menelepon Maminya—Senja. Dan bercerita panjang lebar tentang banyak hal.“Dulu Eyang kakung galak ya, Mi?”Termasuk ini. Dari dulu sampai sekarang, Langit selalu menanyakan tentang Eyangnya. Karena saat Langit lahir, sang Kakek sudah tutup usia. Di samping itu juga, Langit sedang gabut. Pertanyaan random selalu muncul sejak dulu kala.“Nggak galak, sih. Tapi lebih ke tegas. Eyang kalau ngomong A wajib A. Nggak bisa berubah. Mau kamu nangis darah pun.” Senja mana pernah lupa sama sosok Atmojo. Disiplin dan jujur selalu jadi andalan di keluarga mereka. Seberapa besar pun kesalahan kamu, selama kejujuran bisa kamu ungkap dan nama kamu dijaga baik-baik, Atmojo bukan orang yang mudah ngasih hukuman. Atmojo bukan orang tua yang kejam yang menindas anak-anaknya. “Untung banget.” Langit merasa lega bercampur dengan penasaran. “Tapi nyesal juga nggak bisa main-main sama Eyang.” Kekehan Senja terdengar. Langit menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Pikir
Wanita yang kuat adalah ia yang pernah hancur, yang sesungguhnya rentan, yang banyak luka di hatinya, yang banyak beban di pundaknya, yang berlinang air mata di hatinya, yang sesungguhnya rapuh dan rentan jiwanya, namun ia bisa membuat tidak ada orang yang bisa melihatnya.Leora membaca kalimat di atas dan teringat akan maminya.Maminya—Barella Yudhistira—adalah wanita terkuat yang pernah Leora kenal. Di dunia ini, tidak ada mami sebaik maminya dan tidak ada sosok sahabat yang seperti maminya. Mengingat bahwa Leora terlalu sulit dalam menjalin hubungan dengan orang sekitarnya. Hebatnya lagi, baik mami mau pun papinya tidak memberi tekanan untuk dirinya mau berbaur.Katanya:“Senyamannya kamu. Kamu senang, kamu suka, dan kamu mau untuk menjalaninya. Maka lakukan. Tapi jika hanya membuat pikiranmu rungsing dan hatimu gelisah, tinggalkan. Setiap orang punya pilihan dan berhak untuk memilih.”Itu adalah pesan dari papinya.Sagitarius Yudantha adalah sosok lelaki tangguh dan jentelmen yang