ch.5 sikap berubah

Zoyya terbangun di atas ranjang hospital. Ia menoleh ke samping kanan dan kiri. Lantas mengangkat tangan nya mengecek tangan serta tubuh nya. Yang nyata nya masih utuh tanpa kurang sedikit pun.

"Itu berarti aku tak di bunuh oleh nya." gumam Zoyya lega.

"Sayang! kamu susah bangun hm?" tanya Caleb yang muncul tiba-tiba entah datang dari mana. Langsung mendaratkan sebuah ciuman di dahi nya.

"Kamu tidak bekerja?" tanya Zoyya mengernyit heran. Karena Caleb yang memakai pakaian santai yang sial nya membuat dirinya semakin tampan.

"Aku cuti untuk menemani mu sayang." jawab Caleb tersenyum manis tidak seperti biasanya.

"Apa kamu sakit? kenapa kamu tersenyum manis? biasanya juga tipis senyuman mu." tanya Zoyya tanpa sadar menyindir Caleb.

Caleb menahan senyum nya sedikit terkekeh menatap ke arah lain. Lalu kembali memusatkan tatapan nya pada Zoyya.

"ayo sarapan dulu, baru bertanya." ujar Caleb sambil membantu Zoyya untuk duduk.

dengan telaten pria itu menyuapi Zoyya dengan salad sayur serta sandwich.

"Boleh aku bertanya?" tanya Caleb tiba-tiba di sela-sela ia menyuapi Zoyya.

"Ya! tanya apa? Zoyya menaikkan alis nya binggung sambil terus mengunyah setiap suapan yang di berikan Caleb.

"Umur aslimu berapa?" tanya Caleb tiba-tiba.

Zoyya menatap Caleb binggung namun tetap menjawab setiap pertanyaan yang di lontarkan Caleb pada nya. "17 tahun."

"Tinggal di negara mana?"

"Indonesia." jawab Zoyya membuat Caleb mengangguk-angguk faham.

"Apa keluarga kamu masih lengkap?"

"Iya, papa, mama, dan kakak laki-laki yang sangat menyayangi ku." jawab Zoyya merasa makin heran dengan pertanyaan Caleb.

"Dan apakah kamu masih punya dendam pada orang yang mendorong mu?"

Zoyya berhenti mengunyah begitu juga dengan Caleb yang berhenti menyuapi.

mereka saling tatap-tatapan. Caleb menunggu jawaban sedangkan Zoyya keheranan.

Zoyya mengangguk. "Tentu saja masih ada dendam dengan perempuan sialan itu."

Caleb terdiam, lantas mengangguk. "Mau ku bantu membalas?" tanya Caleb tiba-tiba membuat Zoyya terdiam menatap Caleb terkejut.

"Apa maksud mu?" Zoyya malah balik bertanya.

Tidak mungkin kan?....

"Maafkan aku, Zoyya! aku menyelidiki latar belakang mu dan aku bertanya tadi hanya ingin memastikan apakah benar dengan penyelidikan ku atau tidak. dan ternyata benar sesuai yang kamu ucapkan. makanya aku bermaksud ingin...."

"Tunggu sebentar, maksud kamu, kamu mencari latar belakang ku dan ketemu?"

Caleb mengangguk membuat Zoyya syok. Terkejut dengan fakta baru... Itu berarti dia hanya berpindah jiwa tapi tidak dengan waktu. Dan itu berarti novel yang ia baca dulu adalah kisah nyata yang memang ada di dunia nyata.

Pantas saja Caleb bisa tau latar belakang Zoyya tanpa bersusah payah.

Zoyya menatap Caleb berbinar. "Lalu apakah kamu tau keadaan keluarga ku?" tanya Zoyya terlihat bersemangat.

"Yang ku dengar mereka pindah ke Paris." jawab Caleb terlihat tak berbohong.

Zoyya terdiam, memang benar sih ada kakek nya dari sang papa yang memang berada di paris. Tapi tak menyangka bahwa mereka semua menetap di paris.

"Itu berarti keluarga ku menetap di paris bersama kakek ku?" tanya Zoyya lagi dan di angguki oleh Caleb.

"Terimakasih atas info nya Cal, aku tak tau harus bagaimana jika tidak ada kamu." ujar Zoyya berterimakasih begitu tulus.

"Kalau begitu sebagai permintaan terimakasih mu bolehkah aku meminta sesuatu!" ujar Caleb dengan tatapan misterius serta senyum di wajah nya yang tipis dan penuh rencana.

"Baiklah, asal tidak di luar kuasa ku maka aku akan menuruti permintaan mu." jawab Zoyya tersenyum lembut.

Caleb ikut tersenyum lantas meraih kedua tangan Zoyya untuk ia genggam. "Karena umur mu yang sebenar nya adalah 17 tahun maukah kamu memanggil ku daddy?" pinta Caleb memasang wajah memelas yang tak pernah ia tunjukkan pada siapapun.

Zoyya tertegun dengan permintaan itu. "Tapi kan kita suami istri, dan aku bukan anak mu walaupun usia ku masih kecil. Dan aku juga bukan sugar baby mu."

Caleb masih tersenyum dengan senyuman misterius nya.

"Ku mohon, panggil aku daddy. Di manapun kita berada." pinta Caleb membuat Zoyya terdiam dengan bibir keluh nya.