Byuurr...
Punggung Zoyya di dorong dari belakang oleh seseorang yang tak ia ketahui. Tubuh nya yang kecil dan ramping langsung tenggelam dengan mudah ke dasar kolam renang yang kedalaman nya bisa sampai 20 meter. Mata nya tetap ia buka, lalu tangan yang bergerak seperti mengais sesuatu juga kaki nya yang mendorong ke bawah berharap tubuh ramping nya bisa naik ke permukaan. "Hahaha! Mampus lu cewek belagu! salah sendiri gue di lawan." Samar-samar Zoyya dapat mendengar suara itu. Suara yang begitu familliar bagi nya. Suara seseorang yang selama ini selalu mengusik nya, membenci nya bahkan tak segan-segan menyakiti nya. "Dasar wanita iblis! akan ku balas kau saat aku bisa sampai ke permukaan." batin Zoyya di landa amarah. Amarah Zoyya begitu besar hingga merugikan diri nya yang mulai kehabisan nafas. Padahal dia bisa berenang, namun akibat rasa terkejut dan rasa panik menyerang nya membuat ia kesusahan untuk naik ke permukaan. Lama kelamaan tubuh nya mulai melemas, seakan pasrah dengan yang terjadi selanjutnya. Namun jauh di dalam hati nya, ada dendam yang ia kubur sebelum setelah itu ada sebuah cahaya dari bawah bersamaan mata Zoyya yang memejam membiarkan tubuh nya tenggelam di dasar kegelapan. "hhuupp ha! ha! hhaahh!" seorang gadis yang tadinya berbaring tenang tiba-tiba bangun dengan nafas terengah-engah seperti baru saja melakukan lari maraton 100 meter. Seorang pria yang tadinya tengah memejamkan mata nya begitu mendengar nafas yang terengah-engah ia segera membuka mata dan bergegas menghampiri gadis itu. "Are you okey? Dimana yang sakit? Aku panggil dokter sebentar." tanya pria itu khawatir lantas segera memakai nurse call system untuk memanggil dokter ataupun perawat dengan cara cepat dan efisien. Gadis itu tak memperdulikan pria di samping nya. Ia justru berusaha mengambil nafas sebanyak-banyak nya. Setelah puas ia membaringkan tubuh nya sambil memejamkan mata berusaha menetralkan detak jantung nya yang bertalu-talu. "Sialan! Rasanya dada ku sesak banget!" batin nya memegangi dada nya. Pria tadi terus memperhatikan gadis di hadapan nya yang tampak aneh. Namun ia hanya diam tak bersuara hanya memperhatikan dengan tatapan mata elang nya. Beberapa saat dokter masuk dan meminta izin memeriksa sang gadis. "Exusme me Nona! May I Check on you?" tanya sang dokter memakai bahasa inggis. Seketika gadis itu membuka mata nya menatap sang dokter yang terlihat tampan meskipun sudah berumur. Dan parah nya dia baru menyadari bahwa dia berada di tempat yang sangat berbeda. Seperti bukan di tempat tinggal nya dulu. "May I ask you?" tanya gadis itu menatap sang dokter dengan wajah kebinggungan. "Iya silahkan, ada yang ingin anda tanyakan soal keadaan anda?" tanya dokter binggung. "no! no! no! no! aku ingin bertanya Ini di negara mana?" Sang dokter terdiam mendapati pertanyaan itu. Lantas menoleh menatap pria berparas tampan rupawan dengan wajah dingin nya yang sedari tadi terdiam tanpa mengeluarkan suara. Pria itu mengangguk mendapati tatapan sang dokter. "Ini ada di negara Italia, nona!" jawab sang dokter setelah mendapat izin. Mata gadis itu melotot mendapat jawaban tak terduga. . . . . . Sudah dua hari Zoyya duduk termenung di bad hospital di ruangan nya. Selama itu pula beberapa kali seorang perempuan yang mengaku sebagai maid datang memenuhi kebutuhan nya. Selama itu pula ia baru tau bahwa dirinya mengalami transmigrasi ke dalam novel yang sering ia baca. Bahkan sudah tak terhitung berapa kali Zoyya membaca buku novel itu. Novel berjudul Trapped In Dark Romance. Dimana pemeran utama wanita harus menikah dengan pemeran utama pria yang terobsesi pada nya. Novel itu bergenre romansa dark yang sering di baca oleh banyak nya penggemar romansa. Dan Zoyya adalah salah satu nya. Dan naas nya dia kini terkurung dalam novel ini sebagai Julia, pemeran utama wanita. "huufftt!" Sudah ratusan kali Zoya menghela nafas. Dan sudah beberapa kali tingkah nya itu di ketahui oleh para maid yang sering keluar masuk ruangan nya. Ia tak perduli akan hal itu, dia hanya berputar putar memikirkan bagaimana caranya ia bisa masuk ke dalam novel sialan ini. Itu hal di luar nalar yang sangat tidak mungkin terjadi di dunia nyata. Namun sial nya Zoyya mengalami hal itu sekarang. "Jika saja novel sialan ini tak ada, sudah pasti aku sekarang berada di alam baka." ujar nya bersuara pelan agar tidak ada yang tahu soal dirinya lah yang menempati tubuh pemeran utama sekarang. "Semoga saja pria itu tidak curiga, sehingga aku bisa setidaknya bernafas lega. Jika ia tahu sudah pasti aku akan di penggal oleh nya." batin gadis itu merasa ngeri dengan bayangan nya yang terlalu brutal. Zoyya Josiane adalah seorang gadis berusia 24 tahun yang bekerja di sebuah perusahaan kosmetik yang sedang trend di masyarakat indonesia. Ia adalah gadis energik yang pemalu tapi juga berani. Gadis cantik bermata brown light itu begitu di sukai oleh teman-teman satu kerja nya. Mereka mengenal Zoyya sebagai gadis pemalu yang asik dan menyenangkan. Walaupun banyak yang menyukai nya tapi ada juga beberapa yang membenci nya. Seperti seorang wanita yang menjadi pelaku utama pendorongan Zoyya di kolam renang. "Sialan! Awas saja kau Amel, akan ku balas jika aku bisa kabur dari sini." Umpat nya kesal ketika mengingat salah satu teman kerja nya yang diam-diam menaruh kebencian pada nya. bersambung....Pintu bangsal terbuka. Sebuah kaki berbalut celana katun dan sepatu kerja masuk dan segera menutup pintu kembali. Zoyya yang tengah bersandar di bed rumah sakit menaikkan pandangan mata nya. Mendapati karakter ml yang kini mendekati nya. "Sudah makan malam?" tanya pria itu dengan suara lembut nya. Zoyya menggeleng masih menatap wajah Caleb sang karakter ml. "Apa ada yang kamu inginkan?" tanya pria itu lagi. "Tidak ada, aku hanya kesepian di sini." jawab Zoyya segera menunduk menatap jari-jari nya yang bertautan. Caleb mendekat dan duduk di tepi ranjang. Segera meraih tangan Zoyya lantas membawa nya untuk ia kecup. "Maafkan aku sayang, aku jarang sekali menemui mu, akibat nya kamu jadi kesepian." Zoyya menatap wajah Caleb serta perlakuan Caleb yang begitu lembut. "Ini bukan salah mu, kamu bekerja jadi aku bisa memaklumi hal itu." jawab Zoyya tersenyum lemah. "Keadaan ku masih sama, tidak boleh turun dari ranjang tanpa bantuan suster, tidak boleh keluar bangsal untuk sekedar per
"Tuan, saya sudah menyelidiki semua nya. Dan yang terlihat nyonya tidak pernah bertemu dengan siapapun selama berada di rumah sakit." "Laporan terakhir, nyonya kecelakaan dan koma untuk sebulan lama nya. Dan baru minggu kemaren beliau bangun dari koma nya." "Apa dokter tidak mengatakan dugaan kalau nyonya lupa ingatan? Apalagi kecelakaan itu membuat kepala nyonya terbentur hingga menyebabkan koma." Caleb terdiam dengan perkataan asisten nya yang benar adanya. Dokter menghampiri nya dan mengatakan kalau Julia mengalami lupa ingatan akibat benturan itu. Namun ada yang salah dengan Julia. Kenapa wanita itu jadi lebih patuh? Apakah ia harus tertawa ataukah sedih mendapati kenyataan itu. Mata Caleb yang tajam dan dalam menatap langit lorong rumah sakit. "Baiklah kau bisa pergi." jawab pria itu terlihat frustasi. Zoyya terlihat berusaha bangun dari tidur nya. Ia ingin pergi ke kamar mandi namun tidak ada yang membantu nya. "Tak ada yang berbeda di sini, dan dalam novel nya
Wajah Zoyya terlihat pucat. Membuat Caleb semakin yakin jika ada yang di sembunyikan dari nya."Cepat katakan, atau aku akan membunuh mu sekarang juga!." ancam nya tak main-main. Dengan suara nya yang begitu dingin dan tajam membuat lidah Zoyya keluh."B...biarkan aku bernafas sejenak." ujar Zoyya dengan suara gemetar.Caleb melepaskan cengkraman di dagu Zoyya. Memberi waktu pada gadis itu untuk berbicara jujur.Ya, jika Zoyya tak berbicara jujur sesuai yang Caleb mau, bisa di pastikan Zoyya akan sengsara di bawah tangan nya."Sialan! aku tertangkap."batin nya mengumpat kesal."Ah sudahlah mengaku saja jika tidak nyawaku yang dalam masalah." batin nya lagi.Zoyya bergerak duduk menyamping dan dengan baik nya Caleb masih mau membantu.Zoyya menunduk memainkan jari jemari nya yang biasanya Julia tidak akan melakukan itu di hadapan nya.Malu-malu? bahkan wajah memelas, lugu, dan polos nya saja tak pernah di tunjukkan Julia pada nya. Julia adalah wanita independent yang punya pendirian. D
Zoyya terbangun di atas ranjang hospital. Ia menoleh ke samping kanan dan kiri. Lantas mengangkat tangan nya mengecek tangan serta tubuh nya. Yang nyata nya masih utuh tanpa kurang sedikit pun. "Itu berarti aku tak di bunuh oleh nya." gumam Zoyya lega. "Sayang! kamu susah bangun hm?" tanya Caleb yang muncul tiba-tiba entah datang dari mana. Langsung mendaratkan sebuah ciuman di dahi nya. "Kamu tidak bekerja?" tanya Zoyya mengernyit heran. Karena Caleb yang memakai pakaian santai yang sial nya membuat dirinya semakin tampan. "Aku cuti untuk menemani mu sayang." jawab Caleb tersenyum manis tidak seperti biasanya. "Apa kamu sakit? kenapa kamu tersenyum manis? biasanya juga tipis senyuman mu." tanya Zoyya tanpa sadar menyindir Caleb. Caleb menahan senyum nya sedikit terkekeh menatap ke arah lain. Lalu kembali memusatkan tatapan nya pada Zoyya. "ayo sarapan dulu, baru bertanya." ujar Caleb sambil membantu Zoyya untuk duduk. dengan telaten pria itu menyuapi Zoyya dengan salad sayur
Zoyya duduk di tepi ranjang rumah sakit. Sudah semingu penuh dia di rawat. Dalam waktu 7 hari kini Zoyya sudah di perbolehkan pulang. Selain karena koma nya hanya 1 bulan dan tak terlalu mempengaruhi saraf ataupun lain nya. Itulah mengapa kesehatan Zoyya makin pesat dan di bolehkan pulang saat ini. Di bantu dengan dua maid, Zoyya sudah bisa pulang. Walaupun harus pulang tanpa ada Caleb di sisinya. Pria itu tengah melakukan perjalanan bisnis, itulah mengapa ia tak bisa mengantar Zoyya pulang. Zoyya turun dari kasur di sisi nya ada maid yang sudah siap dengan barang bawaan miliknya selama berada di rumah sakit. "Mari nyonya, kita kembali pulang." ujar maid itu menunduk. Zoyya mengangguk dan berjalan keluar memakai switter rajut dengan celana levis semata kaki. Memakai sepatu pantofel nya Zoyya berjalan lebih dulu. Banyak suster berlalu. Juga dokter tampan dan perawat laki-laki yang cukup tampan bagi nya. Menjadi hal yang akan sering ia lihat di negara ini. Tentu saja Zoyya sena
Sudah 2 hari Zoyya tak bertemu Caleb. Pria itu masih berada di perjalanan bisnis nya. Nomer atau hand phone pun tak ada. Jadi Zoyya tak bisa mengabari atau menanyakan kapan pria itu pulang.Kehidupan Zoyya di mansion itu sangat monoton. Selama 2 hari dia tour mansion dan mengenal banyak pekerja di sini. Ternyata di rumah ini hanya di tinggali Caleb dan Zoyya karena para pekerja punya tempat untuk tidur tepat di paling belakang mansion.Dan untuk keluarga Caleb, mereka tinggal di mansion utama, terpisah dengan area tinggal Caleb."Aku bosan!" gumam nya sambil menganti channel tv di hadapan nya.Saat ini Zoyya tengah menonton televisi sendirian di kamar nya. Sebenarnya ada bioskop mini di rumah ini, tapi terlalu membosankan jika hanya menonton sendiri tanpa teman.Wanita itu segera turun dari kamar nya mengunakan tangga.Saat di lantai bawah, Zoyya mendengar keributan di ruang tamu membuat wanita itu mengernyit binggung."Ada apa di sana? Kenapa sangat ribut?" gumam nya bertanya-tanya.
Zoyya baru saja keluar dari kamar mandi. Memakai baju tidur satin yang biasa ia pakai 2 hari kemaren. Wanita itu duduk di ranjang menyalakan televisi sebagai teman sepi nya. Sedangkan dia sendiri memutuskan untuk melanjutkan rutinitas nya dengan memakai skincare malam. Balkon kamar nya pun terbuka sehingga angin malam masuk ke dalam nya. Ruangan yang ac nya di matikan itu mendingin karena udara malam yang masuk. Zoyya memang terbiasa merasakan angin malam. Makanya dia tak menyalakan ac dan memilih membuka pintu balkon. "Hufftt mansion ini sangat sepi, aku jadi merasa ini benar-benar sangat membosankan. Apalagi aku tak tau harus melakukan apa selain tidur dan makan." rengek nya yang semakin hari ia semakin bosan. Seusai memakai skincare malam. Zoyya beranjak dari duduk nya dan berjalan ke atas tempat tidur nya. Masuk ke dalam selimut tebal, menutupi hingga ke leher nya. Lalu mematikan lampu utama dan membiarkan lampu tidur menyala serta televisi untuk menemani malam nya kali in
Kedua nya masih diam, memejamkan mata nya namun tak ada yang benar-benar tertidur. Caleb dengan hasrat nya. Zoyya dengan isi pikiran nya. Zoyya membuka kelopak mata nya menatap Caleb yang memejamkan mata nya. Di novel menceritakan kalau mereka tidak pernah melakukan hubungan suami istri. Bagaimana bisa melakukan nya kalau Julia saja tak pernah mau satu ranjang dengan Caleb. Hal itu membuat Zoyya berfikir bahwa Caleb begitu hebat bisa menahan semuanya sendirian. "Dad! Kamu belum tidur kan?" suara Zoyya yang lembut dan menyejukkan menyadarkan Caleb yang segera membuka mata menatap Zoyya. "Ada apa? Kamu tidak nyaman?" tanya Caleb khawatir. "Tidak! Bukan seperti itu! Aku hanya ingin bertanya sesuatu." "Oh yah? coba katakan, akan daddy dengarkan." ucap Caleb tersenyum tipis. "Kenapa daddy masih bertahan dengan Julia yang menurut ku menyebalkan, aku mendengar cerita dari maid bahwa Julia sering kabur dan sangat tidak menyukai mu." Caleb terdiam menatap Zoyya intens. Tan
Kedua nya masih diam, memejamkan mata nya namun tak ada yang benar-benar tertidur. Caleb dengan hasrat nya. Zoyya dengan isi pikiran nya. Zoyya membuka kelopak mata nya menatap Caleb yang memejamkan mata nya. Di novel menceritakan kalau mereka tidak pernah melakukan hubungan suami istri. Bagaimana bisa melakukan nya kalau Julia saja tak pernah mau satu ranjang dengan Caleb. Hal itu membuat Zoyya berfikir bahwa Caleb begitu hebat bisa menahan semuanya sendirian. "Dad! Kamu belum tidur kan?" suara Zoyya yang lembut dan menyejukkan menyadarkan Caleb yang segera membuka mata menatap Zoyya. "Ada apa? Kamu tidak nyaman?" tanya Caleb khawatir. "Tidak! Bukan seperti itu! Aku hanya ingin bertanya sesuatu." "Oh yah? coba katakan, akan daddy dengarkan." ucap Caleb tersenyum tipis. "Kenapa daddy masih bertahan dengan Julia yang menurut ku menyebalkan, aku mendengar cerita dari maid bahwa Julia sering kabur dan sangat tidak menyukai mu." Caleb terdiam menatap Zoyya intens. Tan
Zoyya baru saja keluar dari kamar mandi. Memakai baju tidur satin yang biasa ia pakai 2 hari kemaren. Wanita itu duduk di ranjang menyalakan televisi sebagai teman sepi nya. Sedangkan dia sendiri memutuskan untuk melanjutkan rutinitas nya dengan memakai skincare malam. Balkon kamar nya pun terbuka sehingga angin malam masuk ke dalam nya. Ruangan yang ac nya di matikan itu mendingin karena udara malam yang masuk. Zoyya memang terbiasa merasakan angin malam. Makanya dia tak menyalakan ac dan memilih membuka pintu balkon. "Hufftt mansion ini sangat sepi, aku jadi merasa ini benar-benar sangat membosankan. Apalagi aku tak tau harus melakukan apa selain tidur dan makan." rengek nya yang semakin hari ia semakin bosan. Seusai memakai skincare malam. Zoyya beranjak dari duduk nya dan berjalan ke atas tempat tidur nya. Masuk ke dalam selimut tebal, menutupi hingga ke leher nya. Lalu mematikan lampu utama dan membiarkan lampu tidur menyala serta televisi untuk menemani malam nya kali in
Sudah 2 hari Zoyya tak bertemu Caleb. Pria itu masih berada di perjalanan bisnis nya. Nomer atau hand phone pun tak ada. Jadi Zoyya tak bisa mengabari atau menanyakan kapan pria itu pulang.Kehidupan Zoyya di mansion itu sangat monoton. Selama 2 hari dia tour mansion dan mengenal banyak pekerja di sini. Ternyata di rumah ini hanya di tinggali Caleb dan Zoyya karena para pekerja punya tempat untuk tidur tepat di paling belakang mansion.Dan untuk keluarga Caleb, mereka tinggal di mansion utama, terpisah dengan area tinggal Caleb."Aku bosan!" gumam nya sambil menganti channel tv di hadapan nya.Saat ini Zoyya tengah menonton televisi sendirian di kamar nya. Sebenarnya ada bioskop mini di rumah ini, tapi terlalu membosankan jika hanya menonton sendiri tanpa teman.Wanita itu segera turun dari kamar nya mengunakan tangga.Saat di lantai bawah, Zoyya mendengar keributan di ruang tamu membuat wanita itu mengernyit binggung."Ada apa di sana? Kenapa sangat ribut?" gumam nya bertanya-tanya.
Zoyya duduk di tepi ranjang rumah sakit. Sudah semingu penuh dia di rawat. Dalam waktu 7 hari kini Zoyya sudah di perbolehkan pulang. Selain karena koma nya hanya 1 bulan dan tak terlalu mempengaruhi saraf ataupun lain nya. Itulah mengapa kesehatan Zoyya makin pesat dan di bolehkan pulang saat ini. Di bantu dengan dua maid, Zoyya sudah bisa pulang. Walaupun harus pulang tanpa ada Caleb di sisinya. Pria itu tengah melakukan perjalanan bisnis, itulah mengapa ia tak bisa mengantar Zoyya pulang. Zoyya turun dari kasur di sisi nya ada maid yang sudah siap dengan barang bawaan miliknya selama berada di rumah sakit. "Mari nyonya, kita kembali pulang." ujar maid itu menunduk. Zoyya mengangguk dan berjalan keluar memakai switter rajut dengan celana levis semata kaki. Memakai sepatu pantofel nya Zoyya berjalan lebih dulu. Banyak suster berlalu. Juga dokter tampan dan perawat laki-laki yang cukup tampan bagi nya. Menjadi hal yang akan sering ia lihat di negara ini. Tentu saja Zoyya sena
Zoyya terbangun di atas ranjang hospital. Ia menoleh ke samping kanan dan kiri. Lantas mengangkat tangan nya mengecek tangan serta tubuh nya. Yang nyata nya masih utuh tanpa kurang sedikit pun. "Itu berarti aku tak di bunuh oleh nya." gumam Zoyya lega. "Sayang! kamu susah bangun hm?" tanya Caleb yang muncul tiba-tiba entah datang dari mana. Langsung mendaratkan sebuah ciuman di dahi nya. "Kamu tidak bekerja?" tanya Zoyya mengernyit heran. Karena Caleb yang memakai pakaian santai yang sial nya membuat dirinya semakin tampan. "Aku cuti untuk menemani mu sayang." jawab Caleb tersenyum manis tidak seperti biasanya. "Apa kamu sakit? kenapa kamu tersenyum manis? biasanya juga tipis senyuman mu." tanya Zoyya tanpa sadar menyindir Caleb. Caleb menahan senyum nya sedikit terkekeh menatap ke arah lain. Lalu kembali memusatkan tatapan nya pada Zoyya. "ayo sarapan dulu, baru bertanya." ujar Caleb sambil membantu Zoyya untuk duduk. dengan telaten pria itu menyuapi Zoyya dengan salad sayur
Wajah Zoyya terlihat pucat. Membuat Caleb semakin yakin jika ada yang di sembunyikan dari nya."Cepat katakan, atau aku akan membunuh mu sekarang juga!." ancam nya tak main-main. Dengan suara nya yang begitu dingin dan tajam membuat lidah Zoyya keluh."B...biarkan aku bernafas sejenak." ujar Zoyya dengan suara gemetar.Caleb melepaskan cengkraman di dagu Zoyya. Memberi waktu pada gadis itu untuk berbicara jujur.Ya, jika Zoyya tak berbicara jujur sesuai yang Caleb mau, bisa di pastikan Zoyya akan sengsara di bawah tangan nya."Sialan! aku tertangkap."batin nya mengumpat kesal."Ah sudahlah mengaku saja jika tidak nyawaku yang dalam masalah." batin nya lagi.Zoyya bergerak duduk menyamping dan dengan baik nya Caleb masih mau membantu.Zoyya menunduk memainkan jari jemari nya yang biasanya Julia tidak akan melakukan itu di hadapan nya.Malu-malu? bahkan wajah memelas, lugu, dan polos nya saja tak pernah di tunjukkan Julia pada nya. Julia adalah wanita independent yang punya pendirian. D
"Tuan, saya sudah menyelidiki semua nya. Dan yang terlihat nyonya tidak pernah bertemu dengan siapapun selama berada di rumah sakit." "Laporan terakhir, nyonya kecelakaan dan koma untuk sebulan lama nya. Dan baru minggu kemaren beliau bangun dari koma nya." "Apa dokter tidak mengatakan dugaan kalau nyonya lupa ingatan? Apalagi kecelakaan itu membuat kepala nyonya terbentur hingga menyebabkan koma." Caleb terdiam dengan perkataan asisten nya yang benar adanya. Dokter menghampiri nya dan mengatakan kalau Julia mengalami lupa ingatan akibat benturan itu. Namun ada yang salah dengan Julia. Kenapa wanita itu jadi lebih patuh? Apakah ia harus tertawa ataukah sedih mendapati kenyataan itu. Mata Caleb yang tajam dan dalam menatap langit lorong rumah sakit. "Baiklah kau bisa pergi." jawab pria itu terlihat frustasi. Zoyya terlihat berusaha bangun dari tidur nya. Ia ingin pergi ke kamar mandi namun tidak ada yang membantu nya. "Tak ada yang berbeda di sini, dan dalam novel nya
Pintu bangsal terbuka. Sebuah kaki berbalut celana katun dan sepatu kerja masuk dan segera menutup pintu kembali. Zoyya yang tengah bersandar di bed rumah sakit menaikkan pandangan mata nya. Mendapati karakter ml yang kini mendekati nya. "Sudah makan malam?" tanya pria itu dengan suara lembut nya. Zoyya menggeleng masih menatap wajah Caleb sang karakter ml. "Apa ada yang kamu inginkan?" tanya pria itu lagi. "Tidak ada, aku hanya kesepian di sini." jawab Zoyya segera menunduk menatap jari-jari nya yang bertautan. Caleb mendekat dan duduk di tepi ranjang. Segera meraih tangan Zoyya lantas membawa nya untuk ia kecup. "Maafkan aku sayang, aku jarang sekali menemui mu, akibat nya kamu jadi kesepian." Zoyya menatap wajah Caleb serta perlakuan Caleb yang begitu lembut. "Ini bukan salah mu, kamu bekerja jadi aku bisa memaklumi hal itu." jawab Zoyya tersenyum lemah. "Keadaan ku masih sama, tidak boleh turun dari ranjang tanpa bantuan suster, tidak boleh keluar bangsal untuk sekedar per
Byuurr... Punggung Zoyya di dorong dari belakang oleh seseorang yang tak ia ketahui. Tubuh nya yang kecil dan ramping langsung tenggelam dengan mudah ke dasar kolam renang yang kedalaman nya bisa sampai 20 meter. Mata nya tetap ia buka, lalu tangan yang bergerak seperti mengais sesuatu juga kaki nya yang mendorong ke bawah berharap tubuh ramping nya bisa naik ke permukaan. "Hahaha! Mampus lu cewek belagu! salah sendiri gue di lawan." Samar-samar Zoyya dapat mendengar suara itu. Suara yang begitu familliar bagi nya. Suara seseorang yang selama ini selalu mengusik nya, membenci nya bahkan tak segan-segan menyakiti nya. "Dasar wanita iblis! akan ku balas kau saat aku bisa sampai ke permukaan." batin Zoyya di landa amarah. Amarah Zoyya begitu besar hingga merugikan diri nya yang mulai kehabisan nafas. Padahal dia bisa berenang, namun akibat rasa terkejut dan rasa panik menyerang nya membuat ia kesusahan untuk naik ke permukaan. Lama kelamaan tubuh nya mulai melemas, seakan