ch2. Perhatian & Sentuhan

Pintu bangsal terbuka. Sebuah kaki berbalut celana katun dan sepatu kerja masuk dan segera menutup pintu kembali.

Zoyya yang tengah bersandar di bed rumah sakit menaikkan pandangan mata nya. Mendapati karakter ml yang kini mendekati nya.

"Sudah makan malam?" tanya pria itu dengan suara lembut nya.

Zoyya menggeleng masih menatap wajah Caleb sang karakter ml. "Apa ada yang kamu inginkan?" tanya pria itu lagi.

"Tidak ada, aku hanya kesepian di sini." jawab Zoyya segera menunduk menatap jari-jari nya yang bertautan.

Caleb mendekat dan duduk di tepi ranjang. Segera meraih tangan Zoyya lantas membawa nya untuk ia kecup. "Maafkan aku sayang, aku jarang sekali menemui mu, akibat nya kamu jadi kesepian."

Zoyya menatap wajah Caleb serta perlakuan Caleb yang begitu lembut. "Ini bukan salah mu, kamu bekerja jadi aku bisa memaklumi hal itu." jawab Zoyya tersenyum lemah.

"Keadaan ku masih sama, tidak boleh turun dari ranjang tanpa bantuan suster, tidak boleh keluar bangsal untuk sekedar pergi ke taman. Rasanya aku terkurung di dalam sangkar penuh obat." ujar Zoyya tanpa sadar.

Saat tau apa yang tengah ia ucapkan segera ia terkejut menatap Caleb yang juga menatap nya intens.

"Ma...maksud ku bukan aku ingin kabur atau bagaimana. Tapi rasanya kesepian dan sesak." Lanjut nya segera menjelaskan. Tanpa sadar tangan kiri nya mendarat di atas tangan Caleb dan mengenggam nya.

Caleb tersenyum. "Aku tau sayang, kamu tak perlu menjelaskan nya." ucap Caleb membuat Zoyya sedikit tenang.

Caleb tak berhenti menatap Zoyya yang nampak tirus namun tetap cantik. "Segeralah sembuh sayang. Aku merindukan mu." ujar nya begitu dalam.

Apalagi tatapan nya yang memabukkan membuat Zoyya mau tak mau jatuh ke dalam pesona nya.

"Baru tatapan dan perlakuan nya saja sudah membuat aku luluh, aku takut jika dia mengetahui kalau Julia telah pergi, apakah perhatian serta tatapan itu akan sama?" batin nya bersedih.

Tanpa sadar ekspresi nya ikut sedih membuat Caleb khawatir. "Apa yang sedang kamu pikirkan sayang? Kenapa wajah mu terlihat sedih?"

Zoyya mendongak menatap Caleb berusaha tersenyum mengenyahkan pikiran nya yang berlarian.

"Aku akan mencoba bertahan hingga akhir, dan menjadi Julia seperti yang di cantumkan dalam novel." batin Zoyya menatap Caleb tersenyum.

Wajah Caleb mendekat dan mendaratkan sebuah ciuman di bibir Zoyya membuat gadis itu memejamkan mata nya.

Caleb yang tadi nya hanya ingin mengecup sebentar jadi ingin melanjutkan setelah melihat mata Zoyya yang memejam.

Tangan Caleb meraih tengkuk Zoyya dan mendekat sedikit membuka mulut nya setelah itu melumat bibir Zoyya yang selalu jadi candu nya.

"Eummhh!" erangan yang keluar dari bibir Zoyya membuat Caleb membuka mata nya menatap mata Zoyya yang memejam dengan tatapan menggelap yang terlihat begitu berbahaya.

Kepala Zoyya mendongak, tengkuk nya semakin di tekan, lumatan itu semakin dalam yang mau tak mau Zoyya membalas dan menikmati nya dengan sepenuh hati.

"Haahh....!" suara nafas yang bertautan terlepas usai lumatan itu terlepas.

Caleb menatap tepat pada iris mata Zoyya yang mengembun, air yang siap turun dari mata nya ketika gadis itu mengedipkan mata nya.

Tangan Caleb terulur mengelus pipi Zoyya dengan kelembutan. "Ayo makan malam dulu." ajak pria itu segera melepaskan rangkulan nya pada Zoyya.

Segera mengambil sebuah kotak di meja dan di bawa nya ke pangkuan. Membuka kotak itu yang terlihat sebuah bubur serta roti keras yang Zoyya sendiri tak tau nama makanan itu.

Caleb memotek roti keras itu, mencelupkan pada bubur yang hangat dan menyuapkan ke mulut Zoyya yang siap membuka.

Gadis itu mengunyah dengan perlahan. Takut jika terlalu keras di mulut nya. Nyata nya roti itu langsung melumer di lidah saat bubur menjadi teman nya.

Rasa asin, manis, serta bumbu-bumbu yang tak di mengerti oleh Zoyya pecah di mulut nya.

"Ini enak." ucap Zoyya senang. Dengan antusias menerima setiap suapan yang di berikan Caleb pada nya.

"Makanlah dengan lahap, dengan begitu kamu akan segera sehat dan keluar dari rumah sakit ini." ujad Caleb tersenyum manis.

Zoyya mengangguk dengan semangat segera menghabiskan semua yang di suapkan ke mulut nya. Hal itu membuat Caleb terlihat tersenyum hangat.

bersambung....