"Tuan, saya sudah menyelidiki semua nya. Dan yang terlihat nyonya tidak pernah bertemu dengan siapapun selama berada di rumah sakit."
"Laporan terakhir, nyonya kecelakaan dan koma untuk sebulan lama nya. Dan baru minggu kemaren beliau bangun dari koma nya." "Apa dokter tidak mengatakan dugaan kalau nyonya lupa ingatan? Apalagi kecelakaan itu membuat kepala nyonya terbentur hingga menyebabkan koma." Caleb terdiam dengan perkataan asisten nya yang benar adanya. Dokter menghampiri nya dan mengatakan kalau Julia mengalami lupa ingatan akibat benturan itu. Namun ada yang salah dengan Julia. Kenapa wanita itu jadi lebih patuh? Apakah ia harus tertawa ataukah sedih mendapati kenyataan itu. Mata Caleb yang tajam dan dalam menatap langit lorong rumah sakit. "Baiklah kau bisa pergi." jawab pria itu terlihat frustasi. Zoyya terlihat berusaha bangun dari tidur nya. Ia ingin pergi ke kamar mandi namun tidak ada yang membantu nya. "Tak ada yang berbeda di sini, dan dalam novel nya Julia adalah pribadi yang memberontak. Ntah sudah berapa kali ia ingin kabur dari Caleb yang menjadi suami nya... Namun sejauh apapun Julia kabur, Caleb alan berhasil menangkap nya kembali. Dan percobaan kabur terakhir kali adalah sebulan yang lalu di mana Julia berakhir kecelakaan. Dan bagus nya ingatan ku soal novel setelah kecelakaan itu langsung hilang begitu saja." batin Zoyya terlihat begitu frustasi memikirkan nasib nya kedepan nya. "Aku harus bagaimana?" tanya nya dengan suara teramat pelan. "Mau kemana kamu?" suara Caleb mengagetkan Zoyya yang tengah menunduk sambil berpegangan di besi ranjang. Kepala Zoyya mendongak, dan tatapan nya jatuh pada tatapan Caleb yang begitu dingin. Seketika Zoyya menelan saliva nya susah payah. Tangan Zoyya terulur ke depan. "Bantu aku turun Caleb, aku ingin sekali ke kamar mandi namun tenaga ku terlalu lemah hanya untuk sekedar bangun dan duduk di ranjang ini." ujar nya meminta tolong. Tangan Caleb terulur memegangi tangan Zoyya. Ia mendekat dan langsung mengendong Zoyya ala bridal style. "Lain kali berteriaklah meminta bantuan." ujar nya dingin. Caleb melangkah memasuki kamar mandi lalu duduk di atas toilet duduk yang tertutup dengan Zoyya yang sengaja ia dudukan di pangkuan nya. "Apakah kamu marah? Maafkan aku jika aku membuat mu marah." ujar Zoyya sedikit melirik ke belakang lantas menunduk memasang ekspresi bersalah. Tangan Caleb terulur menyelipkan helaian rambut Zoyya ke belakang telinga nya. Menyingkirkan rambut Zoyya ke samping membiarkan leher belakang Zoyya terekspos. Tatapan Caleb tertuju pada leher itu. Menatap begitu dalam lantas tangan kanan nya terulur mengelus leher itu begitu lembut penuh perasaan. sedangkan tangan kiri nya memeluk pinggang Zoyya. Menahan gadis itu agar tak terjatuh. "Aku tak marah. Hanya saja kamu terlalu lemah saat ini membuat aku kesal karena aku tak ada untuk mu di saat lemah mu." bisik nya dalam. Zoyya dapat merasakan sapuan nafas hangat milik Caleb. Tak habis di situ, gadis itu menahan nafas dengan tubuh menegang saat sapuan lembut di tengkuk nya datang dari lidah hangat Caleb beserta kecupan nya di leher sana. Zoyya mencengkram baju pasian ya ia kenakan. Memejam mata merasakan gelenyar aneh yang tak pernah ia rasakan sebelum nya. Tangan Caleb yang memeluk pinggang nya tanpa sadar menelusup masuk ke balik baju nya. Tangan hangat nya menyentuh kulit Zoyya yang dingin meciptakan kehangatan yang tak akan pernah Zoyya rasakan selama hidup nya di masa lalu. Kecupan di leher itu menjadi sebuah gigitan yang membuat Zoyya bergerak gelisah. Mata Caleb melirik ke Zoyya di sela-sela gigitan nya pada leher Zoyya. Tatapan begitu dalam nan tajam saat melihat pantulan wajah Zoyya yang memejam seperti menahan sesuatu. Seperti baru pertama kali merasakan sentuhan ini. Caleb terdiam, menjauhkan wajah nya dari leher Zoyya tiba-tiba. Lalu tangan nya mencengkram dagu Zoyya dari belakang hingga wajah Zoyya mendongak menatap pada pantulan kaca yang memantulkan diri nya bersama tatapan tajam yang di layangkan Caleb. "Siapa kau?" tanya nya dengan suara dingin yang teramat dingin membuat Zoyya berhenti bernafas dengan mata melotot terkejut dengan pertanyaan Caleb. "apakah dia tahu kalau aku bukan Julia?" batin Zoyya resah. bersambungWajah Zoyya terlihat pucat. Membuat Caleb semakin yakin jika ada yang di sembunyikan dari nya."Cepat katakan, atau aku akan membunuh mu sekarang juga!." ancam nya tak main-main. Dengan suara nya yang begitu dingin dan tajam membuat lidah Zoyya keluh."B...biarkan aku bernafas sejenak." ujar Zoyya dengan suara gemetar.Caleb melepaskan cengkraman di dagu Zoyya. Memberi waktu pada gadis itu untuk berbicara jujur.Ya, jika Zoyya tak berbicara jujur sesuai yang Caleb mau, bisa di pastikan Zoyya akan sengsara di bawah tangan nya."Sialan! aku tertangkap."batin nya mengumpat kesal."Ah sudahlah mengaku saja jika tidak nyawaku yang dalam masalah." batin nya lagi.Zoyya bergerak duduk menyamping dan dengan baik nya Caleb masih mau membantu.Zoyya menunduk memainkan jari jemari nya yang biasanya Julia tidak akan melakukan itu di hadapan nya.Malu-malu? bahkan wajah memelas, lugu, dan polos nya saja tak pernah di tunjukkan Julia pada nya. Julia adalah wanita independent yang punya pendirian. D
Zoyya terbangun di atas ranjang hospital. Ia menoleh ke samping kanan dan kiri. Lantas mengangkat tangan nya mengecek tangan serta tubuh nya. Yang nyata nya masih utuh tanpa kurang sedikit pun. "Itu berarti aku tak di bunuh oleh nya." gumam Zoyya lega. "Sayang! kamu susah bangun hm?" tanya Caleb yang muncul tiba-tiba entah datang dari mana. Langsung mendaratkan sebuah ciuman di dahi nya. "Kamu tidak bekerja?" tanya Zoyya mengernyit heran. Karena Caleb yang memakai pakaian santai yang sial nya membuat dirinya semakin tampan. "Aku cuti untuk menemani mu sayang." jawab Caleb tersenyum manis tidak seperti biasanya. "Apa kamu sakit? kenapa kamu tersenyum manis? biasanya juga tipis senyuman mu." tanya Zoyya tanpa sadar menyindir Caleb. Caleb menahan senyum nya sedikit terkekeh menatap ke arah lain. Lalu kembali memusatkan tatapan nya pada Zoyya. "ayo sarapan dulu, baru bertanya." ujar Caleb sambil membantu Zoyya untuk duduk. dengan telaten pria itu menyuapi Zoyya dengan salad sayur
Zoyya duduk di tepi ranjang rumah sakit. Sudah semingu penuh dia di rawat. Dalam waktu 7 hari kini Zoyya sudah di perbolehkan pulang. Selain karena koma nya hanya 1 bulan dan tak terlalu mempengaruhi saraf ataupun lain nya. Itulah mengapa kesehatan Zoyya makin pesat dan di bolehkan pulang saat ini. Di bantu dengan dua maid, Zoyya sudah bisa pulang. Walaupun harus pulang tanpa ada Caleb di sisinya. Pria itu tengah melakukan perjalanan bisnis, itulah mengapa ia tak bisa mengantar Zoyya pulang. Zoyya turun dari kasur di sisi nya ada maid yang sudah siap dengan barang bawaan miliknya selama berada di rumah sakit. "Mari nyonya, kita kembali pulang." ujar maid itu menunduk. Zoyya mengangguk dan berjalan keluar memakai switter rajut dengan celana levis semata kaki. Memakai sepatu pantofel nya Zoyya berjalan lebih dulu. Banyak suster berlalu. Juga dokter tampan dan perawat laki-laki yang cukup tampan bagi nya. Menjadi hal yang akan sering ia lihat di negara ini. Tentu saja Zoyya sena
Sudah 2 hari Zoyya tak bertemu Caleb. Pria itu masih berada di perjalanan bisnis nya. Nomer atau hand phone pun tak ada. Jadi Zoyya tak bisa mengabari atau menanyakan kapan pria itu pulang.Kehidupan Zoyya di mansion itu sangat monoton. Selama 2 hari dia tour mansion dan mengenal banyak pekerja di sini. Ternyata di rumah ini hanya di tinggali Caleb dan Zoyya karena para pekerja punya tempat untuk tidur tepat di paling belakang mansion.Dan untuk keluarga Caleb, mereka tinggal di mansion utama, terpisah dengan area tinggal Caleb."Aku bosan!" gumam nya sambil menganti channel tv di hadapan nya.Saat ini Zoyya tengah menonton televisi sendirian di kamar nya. Sebenarnya ada bioskop mini di rumah ini, tapi terlalu membosankan jika hanya menonton sendiri tanpa teman.Wanita itu segera turun dari kamar nya mengunakan tangga.Saat di lantai bawah, Zoyya mendengar keributan di ruang tamu membuat wanita itu mengernyit binggung."Ada apa di sana? Kenapa sangat ribut?" gumam nya bertanya-tanya.
Zoyya baru saja keluar dari kamar mandi. Memakai baju tidur satin yang biasa ia pakai 2 hari kemaren. Wanita itu duduk di ranjang menyalakan televisi sebagai teman sepi nya. Sedangkan dia sendiri memutuskan untuk melanjutkan rutinitas nya dengan memakai skincare malam. Balkon kamar nya pun terbuka sehingga angin malam masuk ke dalam nya. Ruangan yang ac nya di matikan itu mendingin karena udara malam yang masuk. Zoyya memang terbiasa merasakan angin malam. Makanya dia tak menyalakan ac dan memilih membuka pintu balkon. "Hufftt mansion ini sangat sepi, aku jadi merasa ini benar-benar sangat membosankan. Apalagi aku tak tau harus melakukan apa selain tidur dan makan." rengek nya yang semakin hari ia semakin bosan. Seusai memakai skincare malam. Zoyya beranjak dari duduk nya dan berjalan ke atas tempat tidur nya. Masuk ke dalam selimut tebal, menutupi hingga ke leher nya. Lalu mematikan lampu utama dan membiarkan lampu tidur menyala serta televisi untuk menemani malam nya kali in
Kedua nya masih diam, memejamkan mata nya namun tak ada yang benar-benar tertidur. Caleb dengan hasrat nya. Zoyya dengan isi pikiran nya. Zoyya membuka kelopak mata nya menatap Caleb yang memejamkan mata nya. Di novel menceritakan kalau mereka tidak pernah melakukan hubungan suami istri. Bagaimana bisa melakukan nya kalau Julia saja tak pernah mau satu ranjang dengan Caleb. Hal itu membuat Zoyya berfikir bahwa Caleb begitu hebat bisa menahan semuanya sendirian. "Dad! Kamu belum tidur kan?" suara Zoyya yang lembut dan menyejukkan menyadarkan Caleb yang segera membuka mata menatap Zoyya. "Ada apa? Kamu tidak nyaman?" tanya Caleb khawatir. "Tidak! Bukan seperti itu! Aku hanya ingin bertanya sesuatu." "Oh yah? coba katakan, akan daddy dengarkan." ucap Caleb tersenyum tipis. "Kenapa daddy masih bertahan dengan Julia yang menurut ku menyebalkan, aku mendengar cerita dari maid bahwa Julia sering kabur dan sangat tidak menyukai mu." Caleb terdiam menatap Zoyya intens. Tan
Byuurr... Punggung Zoyya di dorong dari belakang oleh seseorang yang tak ia ketahui. Tubuh nya yang kecil dan ramping langsung tenggelam dengan mudah ke dasar kolam renang yang kedalaman nya bisa sampai 20 meter. Mata nya tetap ia buka, lalu tangan yang bergerak seperti mengais sesuatu juga kaki nya yang mendorong ke bawah berharap tubuh ramping nya bisa naik ke permukaan. "Hahaha! Mampus lu cewek belagu! salah sendiri gue di lawan." Samar-samar Zoyya dapat mendengar suara itu. Suara yang begitu familliar bagi nya. Suara seseorang yang selama ini selalu mengusik nya, membenci nya bahkan tak segan-segan menyakiti nya. "Dasar wanita iblis! akan ku balas kau saat aku bisa sampai ke permukaan." batin Zoyya di landa amarah. Amarah Zoyya begitu besar hingga merugikan diri nya yang mulai kehabisan nafas. Padahal dia bisa berenang, namun akibat rasa terkejut dan rasa panik menyerang nya membuat ia kesusahan untuk naik ke permukaan. Lama kelamaan tubuh nya mulai melemas, seakan
Pintu bangsal terbuka. Sebuah kaki berbalut celana katun dan sepatu kerja masuk dan segera menutup pintu kembali. Zoyya yang tengah bersandar di bed rumah sakit menaikkan pandangan mata nya. Mendapati karakter ml yang kini mendekati nya. "Sudah makan malam?" tanya pria itu dengan suara lembut nya. Zoyya menggeleng masih menatap wajah Caleb sang karakter ml. "Apa ada yang kamu inginkan?" tanya pria itu lagi. "Tidak ada, aku hanya kesepian di sini." jawab Zoyya segera menunduk menatap jari-jari nya yang bertautan. Caleb mendekat dan duduk di tepi ranjang. Segera meraih tangan Zoyya lantas membawa nya untuk ia kecup. "Maafkan aku sayang, aku jarang sekali menemui mu, akibat nya kamu jadi kesepian." Zoyya menatap wajah Caleb serta perlakuan Caleb yang begitu lembut. "Ini bukan salah mu, kamu bekerja jadi aku bisa memaklumi hal itu." jawab Zoyya tersenyum lemah. "Keadaan ku masih sama, tidak boleh turun dari ranjang tanpa bantuan suster, tidak boleh keluar bangsal untuk sekedar per
Kedua nya masih diam, memejamkan mata nya namun tak ada yang benar-benar tertidur. Caleb dengan hasrat nya. Zoyya dengan isi pikiran nya. Zoyya membuka kelopak mata nya menatap Caleb yang memejamkan mata nya. Di novel menceritakan kalau mereka tidak pernah melakukan hubungan suami istri. Bagaimana bisa melakukan nya kalau Julia saja tak pernah mau satu ranjang dengan Caleb. Hal itu membuat Zoyya berfikir bahwa Caleb begitu hebat bisa menahan semuanya sendirian. "Dad! Kamu belum tidur kan?" suara Zoyya yang lembut dan menyejukkan menyadarkan Caleb yang segera membuka mata menatap Zoyya. "Ada apa? Kamu tidak nyaman?" tanya Caleb khawatir. "Tidak! Bukan seperti itu! Aku hanya ingin bertanya sesuatu." "Oh yah? coba katakan, akan daddy dengarkan." ucap Caleb tersenyum tipis. "Kenapa daddy masih bertahan dengan Julia yang menurut ku menyebalkan, aku mendengar cerita dari maid bahwa Julia sering kabur dan sangat tidak menyukai mu." Caleb terdiam menatap Zoyya intens. Tan
Zoyya baru saja keluar dari kamar mandi. Memakai baju tidur satin yang biasa ia pakai 2 hari kemaren. Wanita itu duduk di ranjang menyalakan televisi sebagai teman sepi nya. Sedangkan dia sendiri memutuskan untuk melanjutkan rutinitas nya dengan memakai skincare malam. Balkon kamar nya pun terbuka sehingga angin malam masuk ke dalam nya. Ruangan yang ac nya di matikan itu mendingin karena udara malam yang masuk. Zoyya memang terbiasa merasakan angin malam. Makanya dia tak menyalakan ac dan memilih membuka pintu balkon. "Hufftt mansion ini sangat sepi, aku jadi merasa ini benar-benar sangat membosankan. Apalagi aku tak tau harus melakukan apa selain tidur dan makan." rengek nya yang semakin hari ia semakin bosan. Seusai memakai skincare malam. Zoyya beranjak dari duduk nya dan berjalan ke atas tempat tidur nya. Masuk ke dalam selimut tebal, menutupi hingga ke leher nya. Lalu mematikan lampu utama dan membiarkan lampu tidur menyala serta televisi untuk menemani malam nya kali in
Sudah 2 hari Zoyya tak bertemu Caleb. Pria itu masih berada di perjalanan bisnis nya. Nomer atau hand phone pun tak ada. Jadi Zoyya tak bisa mengabari atau menanyakan kapan pria itu pulang.Kehidupan Zoyya di mansion itu sangat monoton. Selama 2 hari dia tour mansion dan mengenal banyak pekerja di sini. Ternyata di rumah ini hanya di tinggali Caleb dan Zoyya karena para pekerja punya tempat untuk tidur tepat di paling belakang mansion.Dan untuk keluarga Caleb, mereka tinggal di mansion utama, terpisah dengan area tinggal Caleb."Aku bosan!" gumam nya sambil menganti channel tv di hadapan nya.Saat ini Zoyya tengah menonton televisi sendirian di kamar nya. Sebenarnya ada bioskop mini di rumah ini, tapi terlalu membosankan jika hanya menonton sendiri tanpa teman.Wanita itu segera turun dari kamar nya mengunakan tangga.Saat di lantai bawah, Zoyya mendengar keributan di ruang tamu membuat wanita itu mengernyit binggung."Ada apa di sana? Kenapa sangat ribut?" gumam nya bertanya-tanya.
Zoyya duduk di tepi ranjang rumah sakit. Sudah semingu penuh dia di rawat. Dalam waktu 7 hari kini Zoyya sudah di perbolehkan pulang. Selain karena koma nya hanya 1 bulan dan tak terlalu mempengaruhi saraf ataupun lain nya. Itulah mengapa kesehatan Zoyya makin pesat dan di bolehkan pulang saat ini. Di bantu dengan dua maid, Zoyya sudah bisa pulang. Walaupun harus pulang tanpa ada Caleb di sisinya. Pria itu tengah melakukan perjalanan bisnis, itulah mengapa ia tak bisa mengantar Zoyya pulang. Zoyya turun dari kasur di sisi nya ada maid yang sudah siap dengan barang bawaan miliknya selama berada di rumah sakit. "Mari nyonya, kita kembali pulang." ujar maid itu menunduk. Zoyya mengangguk dan berjalan keluar memakai switter rajut dengan celana levis semata kaki. Memakai sepatu pantofel nya Zoyya berjalan lebih dulu. Banyak suster berlalu. Juga dokter tampan dan perawat laki-laki yang cukup tampan bagi nya. Menjadi hal yang akan sering ia lihat di negara ini. Tentu saja Zoyya sena
Zoyya terbangun di atas ranjang hospital. Ia menoleh ke samping kanan dan kiri. Lantas mengangkat tangan nya mengecek tangan serta tubuh nya. Yang nyata nya masih utuh tanpa kurang sedikit pun. "Itu berarti aku tak di bunuh oleh nya." gumam Zoyya lega. "Sayang! kamu susah bangun hm?" tanya Caleb yang muncul tiba-tiba entah datang dari mana. Langsung mendaratkan sebuah ciuman di dahi nya. "Kamu tidak bekerja?" tanya Zoyya mengernyit heran. Karena Caleb yang memakai pakaian santai yang sial nya membuat dirinya semakin tampan. "Aku cuti untuk menemani mu sayang." jawab Caleb tersenyum manis tidak seperti biasanya. "Apa kamu sakit? kenapa kamu tersenyum manis? biasanya juga tipis senyuman mu." tanya Zoyya tanpa sadar menyindir Caleb. Caleb menahan senyum nya sedikit terkekeh menatap ke arah lain. Lalu kembali memusatkan tatapan nya pada Zoyya. "ayo sarapan dulu, baru bertanya." ujar Caleb sambil membantu Zoyya untuk duduk. dengan telaten pria itu menyuapi Zoyya dengan salad sayur
Wajah Zoyya terlihat pucat. Membuat Caleb semakin yakin jika ada yang di sembunyikan dari nya."Cepat katakan, atau aku akan membunuh mu sekarang juga!." ancam nya tak main-main. Dengan suara nya yang begitu dingin dan tajam membuat lidah Zoyya keluh."B...biarkan aku bernafas sejenak." ujar Zoyya dengan suara gemetar.Caleb melepaskan cengkraman di dagu Zoyya. Memberi waktu pada gadis itu untuk berbicara jujur.Ya, jika Zoyya tak berbicara jujur sesuai yang Caleb mau, bisa di pastikan Zoyya akan sengsara di bawah tangan nya."Sialan! aku tertangkap."batin nya mengumpat kesal."Ah sudahlah mengaku saja jika tidak nyawaku yang dalam masalah." batin nya lagi.Zoyya bergerak duduk menyamping dan dengan baik nya Caleb masih mau membantu.Zoyya menunduk memainkan jari jemari nya yang biasanya Julia tidak akan melakukan itu di hadapan nya.Malu-malu? bahkan wajah memelas, lugu, dan polos nya saja tak pernah di tunjukkan Julia pada nya. Julia adalah wanita independent yang punya pendirian. D
"Tuan, saya sudah menyelidiki semua nya. Dan yang terlihat nyonya tidak pernah bertemu dengan siapapun selama berada di rumah sakit." "Laporan terakhir, nyonya kecelakaan dan koma untuk sebulan lama nya. Dan baru minggu kemaren beliau bangun dari koma nya." "Apa dokter tidak mengatakan dugaan kalau nyonya lupa ingatan? Apalagi kecelakaan itu membuat kepala nyonya terbentur hingga menyebabkan koma." Caleb terdiam dengan perkataan asisten nya yang benar adanya. Dokter menghampiri nya dan mengatakan kalau Julia mengalami lupa ingatan akibat benturan itu. Namun ada yang salah dengan Julia. Kenapa wanita itu jadi lebih patuh? Apakah ia harus tertawa ataukah sedih mendapati kenyataan itu. Mata Caleb yang tajam dan dalam menatap langit lorong rumah sakit. "Baiklah kau bisa pergi." jawab pria itu terlihat frustasi. Zoyya terlihat berusaha bangun dari tidur nya. Ia ingin pergi ke kamar mandi namun tidak ada yang membantu nya. "Tak ada yang berbeda di sini, dan dalam novel nya
Pintu bangsal terbuka. Sebuah kaki berbalut celana katun dan sepatu kerja masuk dan segera menutup pintu kembali. Zoyya yang tengah bersandar di bed rumah sakit menaikkan pandangan mata nya. Mendapati karakter ml yang kini mendekati nya. "Sudah makan malam?" tanya pria itu dengan suara lembut nya. Zoyya menggeleng masih menatap wajah Caleb sang karakter ml. "Apa ada yang kamu inginkan?" tanya pria itu lagi. "Tidak ada, aku hanya kesepian di sini." jawab Zoyya segera menunduk menatap jari-jari nya yang bertautan. Caleb mendekat dan duduk di tepi ranjang. Segera meraih tangan Zoyya lantas membawa nya untuk ia kecup. "Maafkan aku sayang, aku jarang sekali menemui mu, akibat nya kamu jadi kesepian." Zoyya menatap wajah Caleb serta perlakuan Caleb yang begitu lembut. "Ini bukan salah mu, kamu bekerja jadi aku bisa memaklumi hal itu." jawab Zoyya tersenyum lemah. "Keadaan ku masih sama, tidak boleh turun dari ranjang tanpa bantuan suster, tidak boleh keluar bangsal untuk sekedar per
Byuurr... Punggung Zoyya di dorong dari belakang oleh seseorang yang tak ia ketahui. Tubuh nya yang kecil dan ramping langsung tenggelam dengan mudah ke dasar kolam renang yang kedalaman nya bisa sampai 20 meter. Mata nya tetap ia buka, lalu tangan yang bergerak seperti mengais sesuatu juga kaki nya yang mendorong ke bawah berharap tubuh ramping nya bisa naik ke permukaan. "Hahaha! Mampus lu cewek belagu! salah sendiri gue di lawan." Samar-samar Zoyya dapat mendengar suara itu. Suara yang begitu familliar bagi nya. Suara seseorang yang selama ini selalu mengusik nya, membenci nya bahkan tak segan-segan menyakiti nya. "Dasar wanita iblis! akan ku balas kau saat aku bisa sampai ke permukaan." batin Zoyya di landa amarah. Amarah Zoyya begitu besar hingga merugikan diri nya yang mulai kehabisan nafas. Padahal dia bisa berenang, namun akibat rasa terkejut dan rasa panik menyerang nya membuat ia kesusahan untuk naik ke permukaan. Lama kelamaan tubuh nya mulai melemas, seakan