Wajah Zoyya terlihat pucat. Membuat Caleb semakin yakin jika ada yang di sembunyikan dari nya.
"Cepat katakan, atau aku akan membunuh mu sekarang juga!." ancam nya tak main-main. Dengan suara nya yang begitu dingin dan tajam membuat lidah Zoyya keluh. "B...biarkan aku bernafas sejenak." ujar Zoyya dengan suara gemetar. Caleb melepaskan cengkraman di dagu Zoyya. Memberi waktu pada gadis itu untuk berbicara jujur. Ya, jika Zoyya tak berbicara jujur sesuai yang Caleb mau, bisa di pastikan Zoyya akan sengsara di bawah tangan nya. "Sialan! aku tertangkap."batin nya mengumpat kesal. "Ah sudahlah mengaku saja jika tidak nyawaku yang dalam masalah." batin nya lagi. Zoyya bergerak duduk menyamping dan dengan baik nya Caleb masih mau membantu. Zoyya menunduk memainkan jari jemari nya yang biasanya Julia tidak akan melakukan itu di hadapan nya. Malu-malu? bahkan wajah memelas, lugu, dan polos nya saja tak pernah di tunjukkan Julia pada nya. Julia adalah wanita independent yang punya pendirian. Dia tidak akan mudah tunduk hanya karena uang ataupun ancaman. Apalagi ia sangat tak sudi menunduk di hadapan nya. Dan kali ini Caleb bisa melihat sisi lain dari Julia istri pembangkang yang nyata nya begitu ia cintai. "Sebelum nya, maafkan aku untuk segala nya. Kamu hanya perlu diam mendengarkan tanpa menyela satupun penjelasan ku." "Mungkin saja kamu tak percaya tapi percayalah yang akan ku katakan ini benar adanya tanpa ada yang di sembunyikan." Zoyya berbicara dengan lancar meskipun ada kegugupan di dalam nya. dan Caleb menunggu dengan sabar tanpa marah ataupun menghakimi Julia secara sepihak. "Sebenarnya jiwa Julia telah pergi entah kemana. Aku tak tau mengapa bisa jadi seperti ini." Tubuh Caleb menegang mendengar ucapan Zoyya barusan yang tanpa sadar tangan kiri yang masih berada di pinggang Zoyya semakin mengetat. "Nama ku adalah Zoyya Josiane. Aku pelajar di high school di sebuah negara di asia." "Waktu itu aku baru saja mengalami kecelakaan yang membuat aku merenggang nyawa." Zoyya menghela nafas menghilangkan sesak di dada nya saat mengingat bagaimana kecelakaan itu terjadi. Wajah nya semakin menekuk dan tanpa sadar air mata nya terjatuh. "Kau tau! waktu itu aku ada kelas berenang. Dan saat kelas selesai aku ingin berdiam sebentar di pinggir kolam. Menikmati sore indah di tepi kolam renang yang memantulkan cahaya sore. "Lalu detik berikut nya aku di dorong dari belakang membuat aku tenggelam di kolam dalam itu." "Aku marah dan ingin membalas dendam saat aku bisa berhasil keluar dari kolam dalam itu. Nyata nya aku menyerah karena sebanyak apapun aku berusaha berenang kepermukaan, aku tak bisa mengapai permukaan itu." Zoyya terisak kecil sesekali menghapus air mata nya dan berusaha mengendalikan diri nya. "Aku pasrah dan tenggelam ke dasar kolam. Dan saat aku sadar,aku telah terbangun di tubuh ini." "Aku takut." ungkap nya kembali terisak. "Aku tak punya siapa-siapa di sini. Apalagi aku tak mungkin bisa kembali ke negara ku." isak nya tak terbendung. Dan Zoyya menangis lebih keras saat Caleb menarik Zoyya ke dalam pelukan nya. "M...maafkan aku.... A--aku merebut tubuh ini. Ma...maafkan aku tuan...." ujar nya terbata-bata sambil terus menangis. Tangan Caleb tak tinggal diam. Pria itu hanya diam namun tangan nya mengelus punggung Zoyya yang bergetar hebat. Nyata nya Zoyya hanyalah gadis kecil yang tak mengetahui dunia. Ia hanyalah gadis polos yang hanya tau belajar serta bermain. Di hadapkan dengan situasi ajaib dan tak terduga ini membuat mental Zoyya terguncang. Sebenarnya Zoyya juga ketakutan, dan merindukan kedua orang tua nya. Namun Zoyya tak bisa kabur karena takut dengan Caleb. Entah apa yang sedang Caleb pikirkan. Pria itu hanya menatap lurus pantulan wajah nya. Dengan sabar menenangkan Zoyya hingga gadis itu mulai tenang dan berakhir tertidur karena terlalu banyak menangis. Wajah Caleb menunduk menatap wajah Zoyya yang tenang dalam pelukan nya. Diam-diam sudut bibir nya tertarik ke atas. Membentuk seringaian. Wajah nya mendekat dan mendaratkan ciuman di dahi Zoyya yang tertidur damai. "Tidak akan aku lepaskan kamu kali ini, Zoyya." desis nya dengan tatapan tajam nya yang dalam dan berbahaya. "YOUR MINE!" tekan nya lagi, memandangi wajah damai Zoyya di akhiri dengan seringaian tipis yang begitu berbahaya. bersambung...Zoyya terbangun di atas ranjang hospital. Ia menoleh ke samping kanan dan kiri. Lantas mengangkat tangan nya mengecek tangan serta tubuh nya. Yang nyata nya masih utuh tanpa kurang sedikit pun. "Itu berarti aku tak di bunuh oleh nya." gumam Zoyya lega. "Sayang! kamu susah bangun hm?" tanya Caleb yang muncul tiba-tiba entah datang dari mana. Langsung mendaratkan sebuah ciuman di dahi nya. "Kamu tidak bekerja?" tanya Zoyya mengernyit heran. Karena Caleb yang memakai pakaian santai yang sial nya membuat dirinya semakin tampan. "Aku cuti untuk menemani mu sayang." jawab Caleb tersenyum manis tidak seperti biasanya. "Apa kamu sakit? kenapa kamu tersenyum manis? biasanya juga tipis senyuman mu." tanya Zoyya tanpa sadar menyindir Caleb. Caleb menahan senyum nya sedikit terkekeh menatap ke arah lain. Lalu kembali memusatkan tatapan nya pada Zoyya. "ayo sarapan dulu, baru bertanya." ujar Caleb sambil membantu Zoyya untuk duduk. dengan telaten pria itu menyuapi Zoyya dengan salad sayur
Zoyya duduk di tepi ranjang rumah sakit. Sudah semingu penuh dia di rawat. Dalam waktu 7 hari kini Zoyya sudah di perbolehkan pulang. Selain karena koma nya hanya 1 bulan dan tak terlalu mempengaruhi saraf ataupun lain nya. Itulah mengapa kesehatan Zoyya makin pesat dan di bolehkan pulang saat ini. Di bantu dengan dua maid, Zoyya sudah bisa pulang. Walaupun harus pulang tanpa ada Caleb di sisinya. Pria itu tengah melakukan perjalanan bisnis, itulah mengapa ia tak bisa mengantar Zoyya pulang. Zoyya turun dari kasur di sisi nya ada maid yang sudah siap dengan barang bawaan miliknya selama berada di rumah sakit. "Mari nyonya, kita kembali pulang." ujar maid itu menunduk. Zoyya mengangguk dan berjalan keluar memakai switter rajut dengan celana levis semata kaki. Memakai sepatu pantofel nya Zoyya berjalan lebih dulu. Banyak suster berlalu. Juga dokter tampan dan perawat laki-laki yang cukup tampan bagi nya. Menjadi hal yang akan sering ia lihat di negara ini. Tentu saja Zoyya sena
Sudah 2 hari Zoyya tak bertemu Caleb. Pria itu masih berada di perjalanan bisnis nya. Nomer atau hand phone pun tak ada. Jadi Zoyya tak bisa mengabari atau menanyakan kapan pria itu pulang.Kehidupan Zoyya di mansion itu sangat monoton. Selama 2 hari dia tour mansion dan mengenal banyak pekerja di sini. Ternyata di rumah ini hanya di tinggali Caleb dan Zoyya karena para pekerja punya tempat untuk tidur tepat di paling belakang mansion.Dan untuk keluarga Caleb, mereka tinggal di mansion utama, terpisah dengan area tinggal Caleb."Aku bosan!" gumam nya sambil menganti channel tv di hadapan nya.Saat ini Zoyya tengah menonton televisi sendirian di kamar nya. Sebenarnya ada bioskop mini di rumah ini, tapi terlalu membosankan jika hanya menonton sendiri tanpa teman.Wanita itu segera turun dari kamar nya mengunakan tangga.Saat di lantai bawah, Zoyya mendengar keributan di ruang tamu membuat wanita itu mengernyit binggung."Ada apa di sana? Kenapa sangat ribut?" gumam nya bertanya-tanya.
Zoyya baru saja keluar dari kamar mandi. Memakai baju tidur satin yang biasa ia pakai 2 hari kemaren. Wanita itu duduk di ranjang menyalakan televisi sebagai teman sepi nya. Sedangkan dia sendiri memutuskan untuk melanjutkan rutinitas nya dengan memakai skincare malam. Balkon kamar nya pun terbuka sehingga angin malam masuk ke dalam nya. Ruangan yang ac nya di matikan itu mendingin karena udara malam yang masuk. Zoyya memang terbiasa merasakan angin malam. Makanya dia tak menyalakan ac dan memilih membuka pintu balkon. "Hufftt mansion ini sangat sepi, aku jadi merasa ini benar-benar sangat membosankan. Apalagi aku tak tau harus melakukan apa selain tidur dan makan." rengek nya yang semakin hari ia semakin bosan. Seusai memakai skincare malam. Zoyya beranjak dari duduk nya dan berjalan ke atas tempat tidur nya. Masuk ke dalam selimut tebal, menutupi hingga ke leher nya. Lalu mematikan lampu utama dan membiarkan lampu tidur menyala serta televisi untuk menemani malam nya kali in
Kedua nya masih diam, memejamkan mata nya namun tak ada yang benar-benar tertidur. Caleb dengan hasrat nya. Zoyya dengan isi pikiran nya. Zoyya membuka kelopak mata nya menatap Caleb yang memejamkan mata nya. Di novel menceritakan kalau mereka tidak pernah melakukan hubungan suami istri. Bagaimana bisa melakukan nya kalau Julia saja tak pernah mau satu ranjang dengan Caleb. Hal itu membuat Zoyya berfikir bahwa Caleb begitu hebat bisa menahan semuanya sendirian. "Dad! Kamu belum tidur kan?" suara Zoyya yang lembut dan menyejukkan menyadarkan Caleb yang segera membuka mata menatap Zoyya. "Ada apa? Kamu tidak nyaman?" tanya Caleb khawatir. "Tidak! Bukan seperti itu! Aku hanya ingin bertanya sesuatu." "Oh yah? coba katakan, akan daddy dengarkan." ucap Caleb tersenyum tipis. "Kenapa daddy masih bertahan dengan Julia yang menurut ku menyebalkan, aku mendengar cerita dari maid bahwa Julia sering kabur dan sangat tidak menyukai mu." Caleb terdiam menatap Zoyya intens. Tan
Byuurr... Punggung Zoyya di dorong dari belakang oleh seseorang yang tak ia ketahui. Tubuh nya yang kecil dan ramping langsung tenggelam dengan mudah ke dasar kolam renang yang kedalaman nya bisa sampai 20 meter. Mata nya tetap ia buka, lalu tangan yang bergerak seperti mengais sesuatu juga kaki nya yang mendorong ke bawah berharap tubuh ramping nya bisa naik ke permukaan. "Hahaha! Mampus lu cewek belagu! salah sendiri gue di lawan." Samar-samar Zoyya dapat mendengar suara itu. Suara yang begitu familliar bagi nya. Suara seseorang yang selama ini selalu mengusik nya, membenci nya bahkan tak segan-segan menyakiti nya. "Dasar wanita iblis! akan ku balas kau saat aku bisa sampai ke permukaan." batin Zoyya di landa amarah. Amarah Zoyya begitu besar hingga merugikan diri nya yang mulai kehabisan nafas. Padahal dia bisa berenang, namun akibat rasa terkejut dan rasa panik menyerang nya membuat ia kesusahan untuk naik ke permukaan. Lama kelamaan tubuh nya mulai melemas, seakan
Pintu bangsal terbuka. Sebuah kaki berbalut celana katun dan sepatu kerja masuk dan segera menutup pintu kembali. Zoyya yang tengah bersandar di bed rumah sakit menaikkan pandangan mata nya. Mendapati karakter ml yang kini mendekati nya. "Sudah makan malam?" tanya pria itu dengan suara lembut nya. Zoyya menggeleng masih menatap wajah Caleb sang karakter ml. "Apa ada yang kamu inginkan?" tanya pria itu lagi. "Tidak ada, aku hanya kesepian di sini." jawab Zoyya segera menunduk menatap jari-jari nya yang bertautan. Caleb mendekat dan duduk di tepi ranjang. Segera meraih tangan Zoyya lantas membawa nya untuk ia kecup. "Maafkan aku sayang, aku jarang sekali menemui mu, akibat nya kamu jadi kesepian." Zoyya menatap wajah Caleb serta perlakuan Caleb yang begitu lembut. "Ini bukan salah mu, kamu bekerja jadi aku bisa memaklumi hal itu." jawab Zoyya tersenyum lemah. "Keadaan ku masih sama, tidak boleh turun dari ranjang tanpa bantuan suster, tidak boleh keluar bangsal untuk sekedar per
"Tuan, saya sudah menyelidiki semua nya. Dan yang terlihat nyonya tidak pernah bertemu dengan siapapun selama berada di rumah sakit." "Laporan terakhir, nyonya kecelakaan dan koma untuk sebulan lama nya. Dan baru minggu kemaren beliau bangun dari koma nya." "Apa dokter tidak mengatakan dugaan kalau nyonya lupa ingatan? Apalagi kecelakaan itu membuat kepala nyonya terbentur hingga menyebabkan koma." Caleb terdiam dengan perkataan asisten nya yang benar adanya. Dokter menghampiri nya dan mengatakan kalau Julia mengalami lupa ingatan akibat benturan itu. Namun ada yang salah dengan Julia. Kenapa wanita itu jadi lebih patuh? Apakah ia harus tertawa ataukah sedih mendapati kenyataan itu. Mata Caleb yang tajam dan dalam menatap langit lorong rumah sakit. "Baiklah kau bisa pergi." jawab pria itu terlihat frustasi. Zoyya terlihat berusaha bangun dari tidur nya. Ia ingin pergi ke kamar mandi namun tidak ada yang membantu nya. "Tak ada yang berbeda di sini, dan dalam novel nya
Kedua nya masih diam, memejamkan mata nya namun tak ada yang benar-benar tertidur. Caleb dengan hasrat nya. Zoyya dengan isi pikiran nya. Zoyya membuka kelopak mata nya menatap Caleb yang memejamkan mata nya. Di novel menceritakan kalau mereka tidak pernah melakukan hubungan suami istri. Bagaimana bisa melakukan nya kalau Julia saja tak pernah mau satu ranjang dengan Caleb. Hal itu membuat Zoyya berfikir bahwa Caleb begitu hebat bisa menahan semuanya sendirian. "Dad! Kamu belum tidur kan?" suara Zoyya yang lembut dan menyejukkan menyadarkan Caleb yang segera membuka mata menatap Zoyya. "Ada apa? Kamu tidak nyaman?" tanya Caleb khawatir. "Tidak! Bukan seperti itu! Aku hanya ingin bertanya sesuatu." "Oh yah? coba katakan, akan daddy dengarkan." ucap Caleb tersenyum tipis. "Kenapa daddy masih bertahan dengan Julia yang menurut ku menyebalkan, aku mendengar cerita dari maid bahwa Julia sering kabur dan sangat tidak menyukai mu." Caleb terdiam menatap Zoyya intens. Tan
Zoyya baru saja keluar dari kamar mandi. Memakai baju tidur satin yang biasa ia pakai 2 hari kemaren. Wanita itu duduk di ranjang menyalakan televisi sebagai teman sepi nya. Sedangkan dia sendiri memutuskan untuk melanjutkan rutinitas nya dengan memakai skincare malam. Balkon kamar nya pun terbuka sehingga angin malam masuk ke dalam nya. Ruangan yang ac nya di matikan itu mendingin karena udara malam yang masuk. Zoyya memang terbiasa merasakan angin malam. Makanya dia tak menyalakan ac dan memilih membuka pintu balkon. "Hufftt mansion ini sangat sepi, aku jadi merasa ini benar-benar sangat membosankan. Apalagi aku tak tau harus melakukan apa selain tidur dan makan." rengek nya yang semakin hari ia semakin bosan. Seusai memakai skincare malam. Zoyya beranjak dari duduk nya dan berjalan ke atas tempat tidur nya. Masuk ke dalam selimut tebal, menutupi hingga ke leher nya. Lalu mematikan lampu utama dan membiarkan lampu tidur menyala serta televisi untuk menemani malam nya kali in
Sudah 2 hari Zoyya tak bertemu Caleb. Pria itu masih berada di perjalanan bisnis nya. Nomer atau hand phone pun tak ada. Jadi Zoyya tak bisa mengabari atau menanyakan kapan pria itu pulang.Kehidupan Zoyya di mansion itu sangat monoton. Selama 2 hari dia tour mansion dan mengenal banyak pekerja di sini. Ternyata di rumah ini hanya di tinggali Caleb dan Zoyya karena para pekerja punya tempat untuk tidur tepat di paling belakang mansion.Dan untuk keluarga Caleb, mereka tinggal di mansion utama, terpisah dengan area tinggal Caleb."Aku bosan!" gumam nya sambil menganti channel tv di hadapan nya.Saat ini Zoyya tengah menonton televisi sendirian di kamar nya. Sebenarnya ada bioskop mini di rumah ini, tapi terlalu membosankan jika hanya menonton sendiri tanpa teman.Wanita itu segera turun dari kamar nya mengunakan tangga.Saat di lantai bawah, Zoyya mendengar keributan di ruang tamu membuat wanita itu mengernyit binggung."Ada apa di sana? Kenapa sangat ribut?" gumam nya bertanya-tanya.
Zoyya duduk di tepi ranjang rumah sakit. Sudah semingu penuh dia di rawat. Dalam waktu 7 hari kini Zoyya sudah di perbolehkan pulang. Selain karena koma nya hanya 1 bulan dan tak terlalu mempengaruhi saraf ataupun lain nya. Itulah mengapa kesehatan Zoyya makin pesat dan di bolehkan pulang saat ini. Di bantu dengan dua maid, Zoyya sudah bisa pulang. Walaupun harus pulang tanpa ada Caleb di sisinya. Pria itu tengah melakukan perjalanan bisnis, itulah mengapa ia tak bisa mengantar Zoyya pulang. Zoyya turun dari kasur di sisi nya ada maid yang sudah siap dengan barang bawaan miliknya selama berada di rumah sakit. "Mari nyonya, kita kembali pulang." ujar maid itu menunduk. Zoyya mengangguk dan berjalan keluar memakai switter rajut dengan celana levis semata kaki. Memakai sepatu pantofel nya Zoyya berjalan lebih dulu. Banyak suster berlalu. Juga dokter tampan dan perawat laki-laki yang cukup tampan bagi nya. Menjadi hal yang akan sering ia lihat di negara ini. Tentu saja Zoyya sena
Zoyya terbangun di atas ranjang hospital. Ia menoleh ke samping kanan dan kiri. Lantas mengangkat tangan nya mengecek tangan serta tubuh nya. Yang nyata nya masih utuh tanpa kurang sedikit pun. "Itu berarti aku tak di bunuh oleh nya." gumam Zoyya lega. "Sayang! kamu susah bangun hm?" tanya Caleb yang muncul tiba-tiba entah datang dari mana. Langsung mendaratkan sebuah ciuman di dahi nya. "Kamu tidak bekerja?" tanya Zoyya mengernyit heran. Karena Caleb yang memakai pakaian santai yang sial nya membuat dirinya semakin tampan. "Aku cuti untuk menemani mu sayang." jawab Caleb tersenyum manis tidak seperti biasanya. "Apa kamu sakit? kenapa kamu tersenyum manis? biasanya juga tipis senyuman mu." tanya Zoyya tanpa sadar menyindir Caleb. Caleb menahan senyum nya sedikit terkekeh menatap ke arah lain. Lalu kembali memusatkan tatapan nya pada Zoyya. "ayo sarapan dulu, baru bertanya." ujar Caleb sambil membantu Zoyya untuk duduk. dengan telaten pria itu menyuapi Zoyya dengan salad sayur
Wajah Zoyya terlihat pucat. Membuat Caleb semakin yakin jika ada yang di sembunyikan dari nya."Cepat katakan, atau aku akan membunuh mu sekarang juga!." ancam nya tak main-main. Dengan suara nya yang begitu dingin dan tajam membuat lidah Zoyya keluh."B...biarkan aku bernafas sejenak." ujar Zoyya dengan suara gemetar.Caleb melepaskan cengkraman di dagu Zoyya. Memberi waktu pada gadis itu untuk berbicara jujur.Ya, jika Zoyya tak berbicara jujur sesuai yang Caleb mau, bisa di pastikan Zoyya akan sengsara di bawah tangan nya."Sialan! aku tertangkap."batin nya mengumpat kesal."Ah sudahlah mengaku saja jika tidak nyawaku yang dalam masalah." batin nya lagi.Zoyya bergerak duduk menyamping dan dengan baik nya Caleb masih mau membantu.Zoyya menunduk memainkan jari jemari nya yang biasanya Julia tidak akan melakukan itu di hadapan nya.Malu-malu? bahkan wajah memelas, lugu, dan polos nya saja tak pernah di tunjukkan Julia pada nya. Julia adalah wanita independent yang punya pendirian. D
"Tuan, saya sudah menyelidiki semua nya. Dan yang terlihat nyonya tidak pernah bertemu dengan siapapun selama berada di rumah sakit." "Laporan terakhir, nyonya kecelakaan dan koma untuk sebulan lama nya. Dan baru minggu kemaren beliau bangun dari koma nya." "Apa dokter tidak mengatakan dugaan kalau nyonya lupa ingatan? Apalagi kecelakaan itu membuat kepala nyonya terbentur hingga menyebabkan koma." Caleb terdiam dengan perkataan asisten nya yang benar adanya. Dokter menghampiri nya dan mengatakan kalau Julia mengalami lupa ingatan akibat benturan itu. Namun ada yang salah dengan Julia. Kenapa wanita itu jadi lebih patuh? Apakah ia harus tertawa ataukah sedih mendapati kenyataan itu. Mata Caleb yang tajam dan dalam menatap langit lorong rumah sakit. "Baiklah kau bisa pergi." jawab pria itu terlihat frustasi. Zoyya terlihat berusaha bangun dari tidur nya. Ia ingin pergi ke kamar mandi namun tidak ada yang membantu nya. "Tak ada yang berbeda di sini, dan dalam novel nya
Pintu bangsal terbuka. Sebuah kaki berbalut celana katun dan sepatu kerja masuk dan segera menutup pintu kembali. Zoyya yang tengah bersandar di bed rumah sakit menaikkan pandangan mata nya. Mendapati karakter ml yang kini mendekati nya. "Sudah makan malam?" tanya pria itu dengan suara lembut nya. Zoyya menggeleng masih menatap wajah Caleb sang karakter ml. "Apa ada yang kamu inginkan?" tanya pria itu lagi. "Tidak ada, aku hanya kesepian di sini." jawab Zoyya segera menunduk menatap jari-jari nya yang bertautan. Caleb mendekat dan duduk di tepi ranjang. Segera meraih tangan Zoyya lantas membawa nya untuk ia kecup. "Maafkan aku sayang, aku jarang sekali menemui mu, akibat nya kamu jadi kesepian." Zoyya menatap wajah Caleb serta perlakuan Caleb yang begitu lembut. "Ini bukan salah mu, kamu bekerja jadi aku bisa memaklumi hal itu." jawab Zoyya tersenyum lemah. "Keadaan ku masih sama, tidak boleh turun dari ranjang tanpa bantuan suster, tidak boleh keluar bangsal untuk sekedar per
Byuurr... Punggung Zoyya di dorong dari belakang oleh seseorang yang tak ia ketahui. Tubuh nya yang kecil dan ramping langsung tenggelam dengan mudah ke dasar kolam renang yang kedalaman nya bisa sampai 20 meter. Mata nya tetap ia buka, lalu tangan yang bergerak seperti mengais sesuatu juga kaki nya yang mendorong ke bawah berharap tubuh ramping nya bisa naik ke permukaan. "Hahaha! Mampus lu cewek belagu! salah sendiri gue di lawan." Samar-samar Zoyya dapat mendengar suara itu. Suara yang begitu familliar bagi nya. Suara seseorang yang selama ini selalu mengusik nya, membenci nya bahkan tak segan-segan menyakiti nya. "Dasar wanita iblis! akan ku balas kau saat aku bisa sampai ke permukaan." batin Zoyya di landa amarah. Amarah Zoyya begitu besar hingga merugikan diri nya yang mulai kehabisan nafas. Padahal dia bisa berenang, namun akibat rasa terkejut dan rasa panik menyerang nya membuat ia kesusahan untuk naik ke permukaan. Lama kelamaan tubuh nya mulai melemas, seakan