Share

Bab 106. Keputusan Bulat dan Meminta Bantuan

Aara tampak duduk di depan makam ibunya yang baru saja di kuburkan. Air matanya tidak mau berhenti menetes, dia terus mengenang waktu yang sudah dia habiskan bersama dengan ibunya.

Dia sangat menyayangi ibunya, dia tidak pernah berharap jika ibunya akan pergi secepat ini. Padahal dia sudah berusaha keras untuk menyembuhkan penyakit ibunya. Tapi, takdir berkata lain.

Lengkap sudah, Zayden benar-benar telah merebut semuanya darinya. Dimulai dari kebebasan, ayahnya. San sekarang ibunya.

Kini, dia hanya seorang diri. Tidak ada lagi tempat bersandar untuknya.

Aara memegang batu nisan ibunya itu, dia menatap nama ibunya yang tertulis jelas di sana.

“Maafkan Aara Bu, Aara selalu menyusahkan ibu, Aara selalu membuat ibu khawatir. Bahkan sampai akhir hayat ibu sekali pun. Maafkan Aara bu hiks.”

Aara terlonjak, ketika dia merasakan tangan seseorang yang menyentuh bahunya.

“Aara,” ucap orang itu yang tak lain adalah dokter Felix.

Aara terdiam, dengan matanya yang masih fokus menatap makam
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status