Share

Bab 109. Apa, Hamil?

2 hari berlalu, namun Zayden maupun Aland masih tidak bisa menemukan keberadaan Aara. Aara seperti hilang bak ditelan bumi, karena walaupun mereka sudah mencari hingga ke pelosok kota Jakarta, dia tetap tidak ditemukan. Dan tidak ada satu pun orang yang melihat keberadaannya.

Karena hal itu, suasana hati Zayden terus memburuk. Dia terus melampiaskan amarahnya pada seluruh pegawainya. Entah itu di rumah mau pun di kantor, yang dia lakukan hanyalah marah-marah tidak jelas. Seperti saat ini, di hadapannya sudah ada seorang pegawai perempuan yang sedang bergetar ketakutan setelah menyerahkan laporan hasil rapatnya.

“Apa kau pikir ini di sebut dengan laporan! Lihat ini, bahkan anak kecil pun bisa menyusun lebih baik dari ini! Pergi dari perusahaanku, karena aku tidak membutuhkan pegawai bodoh sepertimu!” bentaknya.

“To-tolong jangan pecat saya, pak Zayden,” pintanya dengan tubuhnya yang sudah bergetar hebat.

“Kau sedang meminta belas kasihanku? Tapi sayangnya, aku tidak memberikan belas
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status