Share

Bab 107. Pergi

Penulis: Pwati
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-16 22:12:51

Seperti yang Aland katakan, Aara pun kembali pulang ke mansion Zayden. Dia tampak berdiri di teras depan, menatap mansion yang begitu mewah di depannya itu. Tapi begitu gelap dan sangat menakutkan. Karena bangunan ini adalah saksi kelam penderitaannya atas apa yang sudah Zayden lakukan padanya.

Sebenarnya Aara tidak mau kembali lagi kemari, tapi dia harus mengikuti apa yang Aland katakan. Karena mungkin saja ini salah satu dari rencananya.

Dan jika dia pergi begitu saja pun, Zayden pasti akan langsung bertindak dan tak akan butuh waktu lama. Dia pasti akan langsung menemukannya.

Aara menyeka air matanya, kakinya itu kemudian melangkah masuk.

Dia mengedarkan pandangannya, suasana mansion tampak begitu sepi. Seperti tidak ada orang satu pun, bahkan satu pelayan sekali pun.

Tanpa Aara sadari, dari arah ruang tamu terlihat Zayden yang langsung berdiri saat dia menyadari kepulangan Aara.

Tanpa membuang waktu, dia pun lantas berjalan menghampirinya.

“Aara,” panggilnya.

Seketika Aara
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 108. Cari Dia!

    “Tuan, nyonya Aara sudah tidak ada di dalam mansion maupun di taman belakang,” ucap Edward yang menghubungi Aland untuk memberitahu keadaan yang telah terjadi.“Apa? Kau tidak salah melaporkan, kan? Apa kau sudah mengeceknya dengan baik? Kau yakin wanita itu sudah pergi dan bukannya tertangkap Lucas?”“Benar Tuan, saya sudah memastikannya. Bahwa nyonya Aara memang benar-benar sudah pergi. Saya juga menemukan ponselnya di depan gerbang taman belakang mansion tuan Zayden. Jadi, kemungkinan nyonya Aara memang ingin pergi sendiri. Dan tidak mau diketahui keberadaannya oleh siapa pun Tuan,” jelas Edward.Aland menunjukkan senyum nanarnya, ekspresi wajahnya menunjukkan rasa tidak terima. “Apa dia sedang memanfaatkanku? Dia menipuku dan pergi sendiri? Aku, Aland Beldiq Wilson. Aku tidak bisa menerimanya,” ucapnya. “Cari wanita itu hingga dia ditemukan, kau harus menemukannya!” serunya kemudian.“Baik Tuan.” Panggilan pun terputus. Edward kembali masuk ke dalam mobilnya dan berusaha untuk

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-17
  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 109. Apa, Hamil?

    2 hari berlalu, namun Zayden maupun Aland masih tidak bisa menemukan keberadaan Aara. Aara seperti hilang bak ditelan bumi, karena walaupun mereka sudah mencari hingga ke pelosok kota Jakarta, dia tetap tidak ditemukan. Dan tidak ada satu pun orang yang melihat keberadaannya. Karena hal itu, suasana hati Zayden terus memburuk. Dia terus melampiaskan amarahnya pada seluruh pegawainya. Entah itu di rumah mau pun di kantor, yang dia lakukan hanyalah marah-marah tidak jelas. Seperti saat ini, di hadapannya sudah ada seorang pegawai perempuan yang sedang bergetar ketakutan setelah menyerahkan laporan hasil rapatnya. “Apa kau pikir ini di sebut dengan laporan! Lihat ini, bahkan anak kecil pun bisa menyusun lebih baik dari ini! Pergi dari perusahaanku, karena aku tidak membutuhkan pegawai bodoh sepertimu!” bentaknya. “To-tolong jangan pecat saya, pak Zayden,” pintanya dengan tubuhnya yang sudah bergetar hebat. “Kau sedang meminta belas kasihanku? Tapi sayangnya, aku tidak memberikan belas

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-18
  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 110. Tetap Tersakiti

    110.Aland duduk di ruang kerja rumahnya, matanya itu tampak lurus melihat ke arah laptopnya dengan satu tangannya yang dia taruh di atas hidung dan bibirnya dalam posisi jari-jarinya yang renggang. Di layar laptopnya itu terpampang foto Zayden bersama dengan wanita lain lengkap dengan beritanya yang bertuliskan jika calon pewaris dari Tan Group, Zayden Crisiant Tan akan melangsungkan pernikahannya tidak lama lagi. Dan calon istrinya adalah putri kedua dari Evans Corp Company, Serira Adaya Evans yang sudah menjalin kerja sama cukup lama dengan Tan Group.Aland tampak menunjukkan senyum nanarnya, dia merasa tidak percaya dengan berita yang tengah dilihatnya saat ini.“Apa-apaan sebenarnya ini, apa aku tidak salah melihat. Zayden ... tidak mungkin, mustahil penglihatanku salah. Jelas-jelas aku melihat dia mencintai Aara, bukankah seharusnya dia mencarinya dengan gila. Tapi berita apa ini! Benar-benar menjengkelkan!”Aland memukul meja di depannya, amarah terlukis jelas di wajahnya

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-19
  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 111. Penyesalan Luar Biasa

    Zayden melangkahkan kakinya dengan lebar keluar dari mansion Tan. Tatapannya yang tajam itu membuat siapa pun yang melihatnya akan ketakutan. Namun, di balik tatapan itu ada genangan bening yang masih menyelimuti matanya dan juga rasa sakit yang dalam yang tidak bisa dia tahan.Zayden membuka pintu mobilnya, dia masuk dan langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan tidak biasa. Entah ke mana dia akan pergi, yang jelas saat ini dia tidak dalam keadaan baik-baik saja.Dadanya berdebar dengan begitu keras, hingga terasa sangat sakit.Zayden terus melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata. Hingga 30 menit kemudian, dia menghentikan mobilnya itu di sebuah danau yang sepi, yang hanya terlihat rerumputan dan pohon hijau di sana dengan danau yang cukup luas.Zayden membuka pintu mobilnya dan keluar dari sana. Dia berjalan dengan langkah lunglai mendekati danau tersebut. Kepalanya dipenuhi dengan bayang-bayang Aara yang terus menari-nari tanpa henti. Bagaimana saat itu dia men

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-20
  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 112. Aku Harus Menemukanmu!

    Ceklek! Zayden membuka pintu kamarnya. Dia masuk ke dalam, dan berdiri di depan pintu kamarnya yang tertutup. Matanya menelusuri seluruh isi di dalam kamarnya. Dia melihat ke arah tempat tidurnya, di mana dia sering menyiksa Aara dengan melampiaskan nafsunya secara kasar padanya. Mata Zayden kembali digenangi air mata saat dirinya mengingat hal menyakitkan itu. Dia lalu beralih melihat pada lantai di bawah tempat tidurnya, di mana di sana tempat tidur Aara setiap hari dengan hanya menggunakan alas tipis, dia tidur di sana tanpa mengeluhkan apa pun. Kembali, matanya terus digenangi banyak air mata. Namun, air mata itu tak kunjung turun membasahi pipinya. Zayden kembali mengalihkan pandangannya pada sofa, yang biasanya Aara tempati saat menunggu dirinya masuk ke dalam kamar. Bagaimana waktu itu dia terkantuk-kantuk karena menunggu kedatangannya. Clakkk! Akhirnya buliran bening itu pun turun ketika Zayden sudah tidak bisa menahan emosinya, kepalanya terus dipenuhi oleh bayang-bayan

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-21
  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 113. Upaya Menemukanmu

    Aara tengah menyirami tanaman sayur yang ada di kebun Bu Darmi, namun sepertinya dia tidak fokus dalam pekerjaannya. Dari tadi, dia terus melamun. Walaupun tangannya terus bekerja, tapi tatapannya selalu melihat kosong ke arah depannya.“Neng, neng Aara,” panggil bu Darmi. Namun, Aara tidak menyahutinya. Dia hanya terus menyiram tanaman sayur sambil menatap kosong ke depan. Bu Darmi mengernyit, merasa bingung dengan tingkah aneh Aara yang dari tadi memang dia perhatikan terus melamun.Bu Darmi pun kembali memanggil Aara dan berusaha untuk menyadarkannya. “Neng Aara,” panggilnya lagi sambil tangannya itu menepuk pelan bahu Aara.Aara terlonjak seketika, saat merasakan sebuah tangan yang menyentuh bahunya. “Ahh ma-maaf Bu, Aara kurang fokus. Mungkin ini efek kehamilan,” alasannya.Bu Darmi menggeleng. “Ini bukan efek hamil. Tapi, efek karena neng Aara banyak pikiran. Apa neng Aara baik-baik saja? Apa Neng kembali teringat dengan suami Eneng?” tanya Bu Darmi.Aara terdiam, benar

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-22
  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 114. Aku Ingin Bertemu Denganmu

    “Apa ini kau, Nak?” tanya bu Darmi. Aara melihat bu Darmi dengan tatapan gugupnya, dia tidak tahu harus menjawab apa sekarang. “I-itu ....”“Tadi kamu sudah janji sama ibu kalau kamu akan jawab jujur. Sekarang, jujur sama ibu. Ini kamu kan, Nak?”tanya bu Darmi lagi.“Iya,” jawab Aara sambil menundukkan wajahnya.Bu Darmi melihat Aara dengan kecewa, karena Aara sudah berbohong padanya. Walaupun sepertinya dia punya alasan untuk berbohong. Tapi tidak baik berbohong dengan membawa-bawa kematian, jika sanak keluarga masih hidup. “Kamu bilang orang tuamu sudah meninggal. Lalu ini, siapa yang mencarimu?”Kedua tangan Aara sudah saling meremas satu sama lain, dia merasa bersalah karena sudah berani berbohong pada bu Darmi yang sudah baik padanya. Haruskah memang dia jujur?“Itu ... kedua orang tua saya memang sudah meninggal Bu. Ya-yang mencari saya itu, suami saya,” jawabnya jujur.Bu Darmi tersentak, bagaimana tidak. Aara bilang yang mencarinya adalah suaminya. Tapi, waktu itu dia bi

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-23
  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 115. Memeriksa Kandungan

    Hari-hari terus berlalu, dan kini telah berganti menjadi bulan. Sudah enam bulan berlalu, namun Zayden tak kunjung menemukan keberadaan Aara. Segala cara sudah dia lakukan, namun semua itu tak kunjung membuahkan hasil. Hal itu tentu saja membuat Zayden semakin frustrasi.Setiap hari yang dia lakukan hanyalah duduk di bar pribadinya dan meminum minumannya sampai dia mabuk tak sadarkan diri. Dia berharap dengan mabuk setiap hari, dia bisa menghilangkan pikirannya tentang Aara, rasa bersalahnya yang semakin hari semakin besar, kata maafnya yang masih belum bisa dia sampaikan. Membuat beban itu terus menggunung di hatinya.Dia mencoba untuk menyibukkan dirinya dengan pekerjaannya. Namun ternyata hal itu hanya sia-sia saja. Semua beban itu masih tetap terasa dan mengganggu pikirannya.Seperti saat ini, Zayden tengah menidurkan kepalanya di meja panjang barnya karena rasa mabuknya. Dia menempelkan pipi kanannya dengan air matanya yang kembali mengalir membasahi hidung dan juga pipinya. “

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-24

Bab terbaru

  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 186. Zevan Rionard Tan dan Zayna Audrey Tan (The End)

    Aara sudah berada di ruang perawatan VVIP sekarang. Di sana juga sudah ada Zayden, Alya dan Zion yang menemaninya. Setelah 3 jam tertidur, akhirnya Aara membuka matanya. Dan sekarang dia tengah memakan makanan yang disiapkan rumah sakit untuknya.Tampak Zayden dengan telatennya menyuapi makanan itu pada Aara. Walaupun Aara terus menolaknya, namun Zayden tetap memaksanya untuk memakan makanan itu.Aara terus menolak karena makanan rumah sakit itu tidak enak menurutnya. Rasanya hambar dan membuatnya mual.“Sayang sudah cukup, aku tidak mau makan lagi,” ucap Aara.“Sedikit lagi, lihat. Sebentar lagi makanannya habis. Ayo paksakan sedikit lagi ya,” jawab Zayden.Dengan bibir cemberutnya, Aara pun membuka mulutnya dan memakan yang terus Zayden sodorkan ke bibirnya itu.“Kamu memang anak yang baik,” puji Zayden.“Besok kita sudah bisa pulang, kan?“ tanya Aara.“Iya sayang, sekarang kau perlu dirawat dulu karena kelelahan.”“Apa putra dan putri kita baik-baik saja? Aku belum melihat

  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 185. Melahirkan dengan Selamat

    Ketika sampai di rumah sakit, Zayden langsung bergegas keluar dari mobil dan masuk ke dalam rumah sakit. Dia berlari dengan tergesa-gesa menuju ruang persalinan. Hingga sampai di ruang persalinan itu, mereka melihat Alya dan juga Zion yang sudah berada di sana dengan raut gelisah yang terlihat jelas di wajah mereka. “Mama, Papa,” panggilnya.Sontak, Alya dan juga Zion langsung melihat ke asal suara. “Zay,” jawab Alya.Tampak Zayden terus berlari menghampiri Alya dengan keringat yang sudah bercucuran di keningnya. “Bagaimana hah hah keadaannya, Ma? Apa hah bayinya sudah lahir?” tanyanya dengan nafasnya yang terengah-engah.“Belum sayang, dari tadi Aara terus memanggil-manggil kamu. Tapi kamu masih belum datang. Masuklah, dia membutuhkanmu,” ujar Alya.Zayden pun mengangguk, dia berjalan ke arah pintu ruang persalinan. Glek! Zayden menelan salivanya, tidak bisa dia ungkiri saat ini dia merasa gugup dan juga takut. Menemani istrinya melahirkan adalah suatu impiannya. Tapi, saat hari

  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 184. Detik-detik Melahirkan

    Sejak Aara memaafkan Zayden dan melupakan semua perbuatan yang telah Zayden lakukan padanya, kehidupan mereka berubah. Tidak ada lagi kesedihan, tidak ada lagi perasaan tertekan. Mereka seperti mendapatkan kehidupan baru dan memulai semuanya dari awal.Zayden semakin memperhatikan Aara, begitu pun dengan Alya dan Zion. Mereka juga sangat menyayangi Aara layaknya putri mereka sendiri, saat ini mereka semua sangat menantikan lahirnya penerus keluarga Tan yang tak lain adalah Zevan Rionard Tan dan Zayna Audrey Tan, yang tak lama lagi akan segera hadir ke dunia ini.Waktu terus berjalan, kebahagiaan demi kebahagiaan terus Aara dan keluarga Tan rasakan. Seperti semuanya berjalan dengan lancarnya tanpa hambatan apa pun. Sepertinya saat ini Tuhan sedang berbaik hati kepada mereka, setelah banyak cobaan dan ujian yang diberikannya, akhirnya semua itu bisa mereka lewati dan mereka bisa menikmati yang namanya kebahagiaan. Hingga 1 bulan pun berlalu, kandungan Aara sudah menginjak 9 bulan se

  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 183. Sebuah Permohonan dan Suasana Penuh Canda Tawa

    Zayden saat ini telah dipindahkan ke atas ranjangnya, tampak di sana sudah ada Alya, Zion, Aara dan juga dokter David.Ekspresi wajah Alya dan Zion tampak begitu tegang, karena sudah 2 jam berlalu tapi Zayden tak kunjung sadar.“David sebenarnya apa yang terjadi, kenapa Zayden bisa tiba-tiba pingsan seperti ini. Katamu kondisinya sudah semakin membaik, tapi apa ini?” tanya Zion.“Sepertinya ini memang disebabkan oleh luka di kepalanya, mungkin ada sesuatu yang membuat luka itu kembali terasa sakit,” jawabnya.“Apa itu berbahaya, apa Zayden akan baik-baik saja?” kali ini giliran Alya yang bertanya. Suaranya begitu bergetar, karena rasa kekhawatiran yang begitu besar pada putranya itu.“Saya rasa ini tidak akan berdampak buruk, wajar bagi pasien yang memiliki luka cukup parah di kepala untuk sesekali merasakan sakit kepala. Tapi, jika hal ini terus berlanjut di kemudian hari. Tentu saja harus ada penanganan,” jawab David.Mendengar semua penjelasan David, Aara semakin merasa bersa

  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 182. Kau Akan Pergi?

    Zayden kembali melepaskan paksa pelukan yang Naura lakukan padanya. Dia lalu memegang kedua bahu Naura, dan menatapnya dengan begitu dingin.“Tidak ada, aku tidak merasakan apa pun lagi. Karena seperti yang kubilang, itu hanyalah masa lalu. Jadi tolong pergilah!”Air mata Naura turun semakin deras, dia sungguh tidak menyangka jika Zayden akan melupakan seperti ini.Dia menunduk. “Baiklah, maafkan aku Zay. Karena aku telah menggangguku, dan membuatmu tidak nyaman. Tapi, aku merasa senang karena kita bisa bertemu lagi. Karena dengan begitu, aku bisa meminta maaf padamu.” Naura tersenyum, dan senyum itu tampak tulus.“Aku akan pergi, semoga kau selalu bahagia,” lanjutnya. Seraya menyeka air matanya, Naura pun melangkah keluar.Tampak Zayden yang langsung menarik nafasnya, dia lalu memegangi keningnya. Tapi syukurlah, masalah ini sudah selesai. Dan Naura tidak akan menemuinya lagi.Ya, ini semua sudah selesai. ‘Sekarang fokusku hanya kepada Aara dan calon anak kami. Aku akan berusah

  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 181. Tidak Sanggup Lagi

    “Zay,” ucap Naura yang baru saja dipersilakan masuk ke ruangan Zayden setelah mendapat izin darinya.Zayden pun mengangkat wajahnya, dia melihat Naura yang berdiri di depan pintu ruangannya.Entah kenapa, penampilan Naura saat ini mengingatkannya pada 10 tahun lalu. Dia tidak menyangka setelah selama itu, mereka akan bertemu lagi.Zayden lalu berdiri, keluar dari meja kerjanya menuju sofa. “Masuk dan duduklah,” ucapnya.“Silakan Nona,” ucap Sam yang kemudian memandu Naura untuk masuk dan duduk di sana.Sam kemudian membungkuk, dia keluar dari sana, memberi ruang untuk tuannya berbicara dengan tamunya ini.Tampak Zayden kemudian duduk, dia menatap Naura sebentar sebelum akhirnya dia pun membuka mulutnya.“Apa yang ingin kau sampaikan?” tanyanya.Naura yang tadi hanya menunduk, akhirnya mengangkat wajahnya itu. Kedua tangannya tampak saling meremas satu sama lain. Dia menelan salivanya, dengan air matanya yang tampak menetes.“Aku ingin meminta maaf atas kejadian kemarin, tidak

  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 180. Kisah Masa Lalu

    Zayden baru saja keluar dari dalam kamar mandi. Tampak dia yang hanya memakai jubah mandinya, dengan handuk kecil yang dia gunakan untuk mengeringkan rambutnya yang basah.Zayden melirik Aara yang saat ini kembali duduk di sofa, dia menatapnya kesal. Karena merasa jika Aara sama sekali tidak peduli padanya.Hal itu semakin membuatnya ragu, jika mereka memang benar-benar suami istri.‘Aku tahu hubungan kami mungkin buruk, tapi sebagai suami istri. Harusnya dia kan punya rasa penasaran. Tapi, dia justru hanya diam saja seakan tidak peduli. Apa dia benar-benar tidak marah?’ batinnya.“Hei!” panggilnya yang sontak membuat Aara menoleh.“I-iya Tuan?” jawab Aara.Zayden lalu melempar handuk kecil itu pada Aara, sedangkan dia duduk di samping Aara.“Keringkan rambutku!” serunya.Aara yang memang sudah mengerti pun lantas berdiri dan berjalan ke belakang Zayden.Dengan telatennya, dia lalu mengeringkan rambut basah Zayden. Dia melakukannya selembut mungkin, agar Zayden merasa nyaman.

  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 179. Rasa Kesal Zayden!

    Saat ini waktu sudah menunjukkan pukul 19.15. malam. Zayden yang awalnya hendak pulang itu akhirnya ter-urung kala dia melihat papanya yang datang ke ruangannya.“Zay,” ucapnya.Zayden pun keluar dari meja kerjanya dan berjalan ke arah sofa. “Duduklah Pa,” ujarnya.Dengan senang hati, Zion pun menghampiri dan duduk di sana. Begitu pun dengan Zayden, kini posisi mereka saling berhadapan satu sama lain dan hanya terhalang oleh meja yang ada di depan mereka.“Apa yang mau Papa bicarakan?” tanyanya to the point.“Kau ingat, Aland yang sudah menyerangmu saat di rumah sakit?” tanya balik Zion.Mendengar itu, Zayden pun mengangguk. “Kenapa? Bukankah sekarang dia sudah di penjara?”Kali ini, giliran Zion yang mengangguk. Namun, ekspresi wajahnya itu masih terlihat janggal. Tampak jelas, sesuatu yang saat ini sangat ingin dia katakan.“Benar, Aland sudah mendapatkan hukumannya sekarang. Tapi meskipun begitu, perasaan papa masih tetap tidak merasa tenang.”Alis Zayden mengerut, dia mas

  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 178. Siapa Wanita Itu Sebenarnya

    Zayden yang awalnya marah pun ikut terdiam saat melihat siapa pelayan itu.“Kau ....” pekiknya.Dia seketika berdiri, lalu menatap lekat pelayan wanita di depannya itu yang kini juga terus menatapnya.Di sana, Aara yang sebenarnya juga terkejut juga ikut berdiri. Dia memandang dengan bingung Zayden juga pelayan itu yang saling menatap satu sama lain.Seketika, Aara pun terdiam. Kini, tatapannya itu hanya fokus pada Zayden. Ekspresi wajahnya berubah, dan kenapa tiba-tiba bertanya ini memanas.Kenapa hatinya berdebar keras, hingga terasa begitu sakit. Perasaan khawatir apa ini.“Naura,” ujar Zayden.“Ternyata benar, itu kau Zay.” Bruk! Tiba-tiba Naura memeluk Zayden, dan berhasil membuat Aara terkejut begitu pun dengan Zayden.Dia mematung, tanpa membalas pelukan Naura padanya.“Hiks, aku tidak menyangka jika kita akan bertemu lagi.” Naura semakin mengeratkan pelukannya, dia bahkan seperti tidak peduli bahwa ada banyak orang yang saat ini melihatnya.Clakkk! Di sisi lain, air

DMCA.com Protection Status