Share

Intens

“Ya aku cari tahu lah, masa sama pacar sendiri nggak tau nama lengkapnya, kan, lucu.”

Ve merasa tergelitik dengan jawaban Vito di seberang sana. Benar juga, sebagai seorang kekasih baik Ve maupun Vito harus saling tahu satu sama lain. Tapi tidak secepat itu juga.

“Pacar?” Ve mengedarkan pandangan, khawatir ada yang mendengar obrolannya di telepon. “Pacar pura-pura maksudnya?” lanjutnya lirih lalu terkekeh.

“Aduh. Kamu jangan ingatkan aku tentang itu dong Luv. Aku jadi sakit nih.”

Jika semula Ve begitu canggung menerima telepon dari Vito, semakin lama ngobrol gadis berkulit sawo matang itu menjadi nyaman dan tanpa sadar dia ngobrol cukup lama. Hingga saat Nindya dan Mira balik ke dalam kamar saja belum selesai.

Dua wanita yang sebenarnya sedang tidak akur itu saling beradu pandang. Dari tatapan sudah jelas mereka tengah bertanya-tanya dengan siapakah Ve bertelepon. Kenapa sampai senyum-senyum dan tertawa lepas begitu. Bahkan mangkok bekas makan mie instan saja masih tergeletak di sebel
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status