Beranda / Romansa / Terjebak Cinta Saudara / Masih perawan atau tidak?

Share

Masih perawan atau tidak?

last update Terakhir Diperbarui: 2022-02-03 20:25:32

Naraya terlihat makan dengan lahap, mengabaikan seseorang yang kini sedang duduk menatapnya.

"Ra, kamu nggak bisa makan pelan-pelan?" tanya Amanda—teman Naraya.

Naraya tak menjawab, masih sibuk makan karena perutnya benar-benar lapar. Juga karena dirinya tengah stres memikirkan apa yang terjadi semalam.

Amanda menggelengkan kepala melihat cara makan Naraya, tahu betul teman baiknya itu pasti akan seperti itu jika memang sedang dalam masalah.

"Apa ada masalah di rumah? Apa Nayla buat masalah lagi? Kamu tuh kerja punya duit, tapi kenapa kamu malah seperti tunawisma yang butuh sumbangan orang?" Amanda hanya tak habis pikir, Naraya bekerja siang malam, tapi untuk makan saja suka kekurangan, membuat Amanda terkadang merasa kesal dengan ibu dan adik temannya itu.

Naraya mengangkat mangkuk mie yang kini tinggal kuah saja, menyeruput kuah hingga tandas, merasa lega karena akhirnya bisa makan sampai kenyang, meski dirinya harus numpang makan di kos Amanda.

"Enak, kenyang pula. Makasih ya, Man," ucap Naraya dengan senyum lebar.

Amanda menggelengkan kepala, sungguh tak habis pikir dengan temannya itu.

"Kamu nggak mau cerita sama aku? Ada masalah apa, hm?" tanya Amanda lagi karena Naraya belum menjawab satu pun pertanyaannya.

Naraya menenggak segelas air putih, sebelum kemudian menatap pada Amanda yang sudah menanti dirinya bicara.

"Soal Ibu maupun Nayla, kamu sudah tahu bagaimana mereka. Aku pun sudah biasa dengan sikap kasar Nayla," ujar Naraya akhirnya mulai bicara.

"Terus? Kenapa kamu datang-datang minta makan, lantas makan seperti orang kesetanan?" tanya Amanda lagi.

Naraya terdengar berdeham, bingung harus mulai bicara dari mana. Selama ini Amandalah yang dijadikannya teman curhat jika ada masalah, hanya temannya itu yang tahu bagaimana susah dan penderitaan hidup gadis itu selama ini.

"Man, jika aku cerita, kamu bisa janji untuk tak mengatakan pada siapapun?" tanya Naraya sedikit takut, memastikan temannya itu tak membocorkan apa yang akan dibicarakan.

"Ya Tuhan, Ra. Kapan aku pernah ember soal hidupmu atau rahasiamu? Apa seperti itu pun kamu masih mempertanyakannya?" tanya Amanda yang merasa tak senang karena Naraya terkesan tak percaya padanya.

Naraya malah salah tingkah melihat reaksi Amanda, hingga berkata jika masalah ini benar-benar rahasia.

"Semalam aku dijebak, Man." Naraya bicara seraya menundukkan kepala, bahkan memainkan jemari yang ada di atas meja.

"Apa? Jebak bagaimana?" tanya Amanda membulatkan bola mata tak percaya dengan yang didengar.

Naraya menarik napas panjang, sebelum kemudian menghela dengan kasar.

"Semalam itu ...."

Semalam, sebelum Naraya masuk ke kamar Kalandra.

Naraya bekerja seperti biasa. Ia terlihat membawa nampan berisi makanan pesanan tamu hotel. Gadis itu diminta mengantar ke sebuah kamar yang ditunjuk. Tak ada firasat buruk atau perasaan curiga, gadis itu tetap melakukan pekerjaan sesuai dengan instruksi.

TOK! TOK! TOK!

Naraya mengetuk pintu kamar yang memesan makanan, hingga pintu terbuka dan seorang pria berumur tiga puluh empat tahunan terlihat tersenyum padanya.

"Kita ketemu lagi," ucap pria itu.

Naraya mengerutkan dahi, tamu hotel itu ternyata adalah mantan bosnya di klub malam. 

"Ini pesanan Anda," ucap Naraya tetap bersikap sopan.

"Bisa bawakan masuk?" Pria itu membuka lebar pintu kamarnya.

Naraya terlihat ragu, itu karena pria itu pernah berbuat tak sopan padanya, membuat Naraya akhirnya memilih keluar dari pekerjaannya.

"Maaf, tapi pekerjaan saya masih banyak. Saya harap Anda bisa mengerti," tolak Naraya tetap mencoba bersikap tenang.

"Oh, kalau kamu tidak mau membawa masuk, terpaksa aku mengadu jika kamu tidak memberi pelayanan yang seharusnya," ancam pria itu.

Naraya tersentak, masih tak mengerti kenapa pria itu seolah ingin memojokkan dirinya.

"Terserah jika Anda ingin mengadu, tapi kewajiban saya hanya sampai di sini," ucap Naraya merasa curiga dengan permintaan pria itu.

Naraya memaksa memberikan nampan yang dibawa, tapi pria itu tampak tak senang dengan sikap Naraya. Sampai pria itu tiba-tiba menarik tangan gadis itu, membuat Naraya menjatuhkan nampan yang dibawa.

"Anda jangan kurang ajar!" sembur Naraya.

"Jangan sok jual mahal, Ra! Aku tahu kamu pasti juga sudah menjual tubuhmu saat di klub. Lantas kenapa sekarang pura-pura menolakku, hah? Sedangkan kamu bisa mendapat uang dariku." Pria itu mencoba menarik Naraya masuk, meskipun gadis itu terus memberontak.

"Dasar gila! Jangan memfitnah!" Naraya mengigit tangan pria itu, hendak kabur dan tak peduli lagi dengan pekerjaannya.

"Nara!" teriak pria itu yang tak mau melepas meski Naraya menggigit begitu kuat. "Prams!" Pria itu memanggil nama lain, membuat Naraya semakin panik.

"Prams?" Naraya kenal siapa pria yang dipanggil. Ia pun semakin mencoba membebaskan diri.

"Berikan obatnya!" perintah mantan bos Naraya, terus menarik gadis itu masuk dan menjauh dari pintu agar tak ada yang melihat.

Naraya semakin panik, apalagi ketika mendengar pria itu ingin memberinya obat. Ia menggigit lebih kuat, hingga pria itu memekik dan melepas tangannya. Namun, saat akan berlari, pria lain bernama Prams langsung menahannya dari belakang, hingga memasukkan sesuatu ke mulut Naraya.

Naraya hampir menangis, apalagi ketika merasakan obat yang dimasukkan ke mulut meluncur menuju kerongkongan hingga masuk ke tubuh.

"Tidak! Aku tidak akan biarkan mereka memperlakukanku seperti ini," batin Naraya.

Naraya menginjak kaki Prams sekuat tenaga yang dimiliki, membuat pria itu memekik.

"Jangan lepas, Prams!" Mantan bos Naraya hendak menggapai gadis itu, tapi Naraya langsung meraih vas dan memukulkan tepat di kepala pria itu.

"Sial! Naraya!" pekik mantan bos Naraya.

Naraya tak melewatkan kesempatan untuk kabur. Ia berlari sekuat kaki melangkah, tapi tubuhnya tiba-tiba merasa tak nyaman, bahkan rasa panas mulai menjalar di seluruh tubuh.

"Sial! Apa yang mereka berikan padaku?" Naraya mengeluh seraya terus mengusap dada.

"Dapatkan dia!"

Naraya mendengar suara mantan bosnya. Ia begitu panik dan berpikir untuk mencari bantuan atau sekedar tempat bersembunyi. Hingga Naraya melihat pintu kamar setengah terbuka, tanpa pikir panjang gadis itu masuk dan membuat sang pemilik kamar yang tak lain adalah Kalandra, terkejut dibuatnya.

"Ma-maaf, ta-pi sa-ya benar-benar min-ta tolong."

Naraya tak peduli dan tak tahu kamar siapa yang dijadikan tempat bersembunyi, bahkan gadis itu tak berpikir apakah pemilik kamar itu baik atau brengsek. Ia hanya berpikir agar tak dilecehkan oleh mantan bosnya, sedangkan Naraya sendiri tidak berpikir jika bisa saja pria yang dimintainya tolong mungkin saja lebih jahat dari pria tadi, serta malah memanfaatkan kondisinya yang sedang terpengaruh obat.

Naraya mengusap wajah setelah mengakhiri cerita, tampak jelas jika gadis itu sangat frustasi.

Amanda melongo tak percaya dengan cerita Naraya, hanya syok karena temannya itu mengalami hal buruk seperti itu.

"Ra, jangan katakan kamu sudah tidur dengan pria tak dikenal?" tanya Amanda dengan suara lirih, seakan tak memiliki tenaga untuk bicara.

"Entah, aku tidak tahu. Aku tidak ingat, Man." Naraya benar-benar frustasi. Ia sampai mengguyar rambut ke belakang.

Amanda semakin syok, bagaimana bisa temannya itu tak tahu apakah sudah tidur dengan seorang pria atau tidak.

"Kita ke dokter, kita cek apakah kamu masih perawan atau tidak!" 

Amanda langsung berdiri, sebelum kemudian menarik tangan Naraya yang frustasi.

Komen (3)
goodnovel comment avatar
Nafasal
Yakin Naraya masih perawan
goodnovel comment avatar
vieta_novie
tyt malam itu naraya dijebak...
goodnovel comment avatar
aniek mardiana
kayaknya masih perawan kok na
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Terjebak Cinta Saudara   Kenan Abitama

    Di kota lain."Ke, Mama dengar Al sudah pulang. Apa kamu tidak ingin menemuinya dulu? Kenapa kamu malah ingin bekerja di luar kota?" tanya Milea—tante Kalandra, menatap sang putra yang bernama Kenan.Kenan dan Kalandra dulu tumbuh bersama sejak mereka bayi, karena keduanya lahir hanya berselang beberapa hari. Namun, beberapa tahun lalu hubungan Kenan dan Kalandra tiba-tiba berubah dan saling menjauh. Bahkan keduanya tak lagi bertegur sapa atau hanya bicara seperti biasa, hingga Kalandra tiba-tiba memutuskan melanjutkan studi ke luar negeri.Kenan—adik sepupu Kalandra, terdiam mendengar pertanyaan ibunya. Ia tersenyum getir dan memilih menghabiskan makanan yang tersaji di piring."Ke, sebenarnya ada masalah apa dengan kalian? Bukankah kalian dulu sangat dekat, bahkan banyak yang mengatakan kalian seperti saudara kembar, lantas kenapa sekarang jadi begini?" tanya Milea menyelidik, karena se

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-05
  • Terjebak Cinta Saudara   Aku takut tenggelam

    Amanda mengajak Naraya ke rumah sakit. Ia harus memastikan jika temannya itu masih perawan. Amanda adalah teman satu-satunya Naraya, yang selalu baik dan mendukung gadis itu."Man, ih ... nggak perlu periksa." Naraya mencoba mencegah Amanda yang terus menariknya masuk untuk mendaftar. Jujur saja Naraya malu kalau sampai ditanya-tanya soal kapan dirinya berhubungan intim dan dengan siapa."Apanya yang nggak perlu? Tentu perlu! Kamu nggak boleh bantah!" kekeh Amanda. "Aku tuh nggak bisa bayangin, Ra. Gimana kalau tiba-tiba kamu ada calon suami, terus mempertanyakan keperawananmu, aku ikut sedih kalau kamu tuh nggak diterima karena udah nggak perawan," ujar Amanda asal bicara karena cemas.Naraya menghela napas berat, bisa-bisanya temannya itu berpikir sampai disitu."Man, Manda, bentar!" Tiba-tiba Naraya meminta berhenti dan pura-pura menengok arloji yang dikenakan."Ada apa?" tany

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-06
  • Terjebak Cinta Saudara   Melupakanku

    Kalandra berjalan cepat menuju kolam renang. Saat sampai di sana, ia menatap Naraya yang sedang berjalan seraya melamun. Hingga Kalandra melihat seseorang berjalan cepat dan sengaja menyenggol Naraya, membuat gadis itu akhirnya tercebur ke kolam.Kalandra yang paham betul jika Naraya trauma dengan tenggelam, langsung melepas jas dan melompat ke air. Ia bisa melihat Naraya yang memejamkan mata dan semakin turun hingga ke dasar kolam. Kalandra pun meraih tangan Naraya, sebelum kemudian membawa gadis itu naik."Siapa dia?" Naraya bertanya-tanya dalam hati. Terkejut juga senang karena ada yang menolongnya.Kalandra membawa Naraya ke permukaan air dan membantu naik ke tepian kolam. Banyak orang yang menyaksikan Kalandra melompat untuk menolong Naraya.Naraya langsung terbatuk dengan posisi menunduk ketika sudah berada di tepian kolam. Gadis itu basah kuyup dan mencoba meraup udara sebanyak-banyaknya karen

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-06
  • Terjebak Cinta Saudara   Membelenggu

    "Al, turunkan!" perintah Naraya."Masih mau berbohong? Setelah ini mau kabur! Jangan harap!" Kalandra tak mau menurunkan Naraya, karena jelas dia tak akan membiarkan gadis itu pergi.Beberapa pengunjung hotel dan karyawan melongo melihat Kalandra yang memanggul tubuh Naraya, membuat beberapa orang beranggapan negatif."Pak, maaf--" Seorang karyawan ingin bicara tapi langsung dipotong cepat oleh Kalandra."Jika pihak hotel merasa dirugikan, aku akan membayarnya!" Kalandra memiliki sifat dingin dan otoriter, membuat lawan bicaranya akan langsung menunduk."Al, aku tidak akan lari. Jadi turunkan aku," pinta Naraya lagi kini dengan nada pelan."Tidak akan!" kekeh Kalandra.Naraya menelan saliva, hanya tak menyangka jika Kalandra yang dikenalnya dulu sudah berubah. Ia akhirnya hanya bisa pasrah saat dibawa ke kamar Kalandra. Naraya semakin ter

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-07
  • Terjebak Cinta Saudara   Otoriter

    Naraya mendorong dada Kalandra, hingga pemuda itu melepas pagutan bibir mereka. Ia kehabisan napas karena Kalandra terus mengulum bibirnya tanpa jeda. "Al! Kenapa kamu jadi begini?" Naraya menatap Kalandra, hanya tak menyangka jika pemuda itu sekarang kasar dan terkesan begitu egois. Dada Naraya terlihat naik turun tak beraturan, tatapan memancarkan kekecewaan akan sikap pemuda itu. "Ini karena kamu! Siapa yang membohongi? Siapa yang berjanji akan kembali? Siapa yang melupakan begitu saja?" Kalandra kembali meluapkan emosi. Ia sampai memukul kasur tepat samping Naraya duduk. Naraya mencoba mengatur emosi, hingga dirinya menyadari jika semuanya memang salahnya. Ia sendiri tak ingin, tapi ada beberapa hal yang tak bisa dikatakan untuk menjelaskan. "Aku minta maaf, Al. Aku tahu jika salah, aku harap kamu mau mengerti," ucap Naraya membujuk, gadis itu berbicara dengan pelan

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-08
  • Terjebak Cinta Saudara   Tak boleh bekerja

    Nayla menatap seorang pemuda yang duduk berhadapan dengannya. Ia bersedekap dan memasang wajah tidak senang."Kenapa dia baik-baik saja?" tanya Nayla pada Prams—kekasihnya."Ah, jangan tanya dulu. Aku cukup pusing karena ulahnya," gerutu Prams yang tak langsung menanggapi pertanyaan Nayla."Apa susahnya, sih? Aku benar-benar muak melihat wajahnya yang sok polos! Kenapa Ibu sangat mempertahankannya? Kenapa dia tidak dibiarkan saja dulu?" Nayla menggerutu, selama ini dia memang sangat membenci Naraya.Nayla hanya merasa kasih sayang ibunya terbagi. Ia merasa kesal karena sering dibandingkan dengan Naraya."Tadi aku mencoba menjatuhkannya ke kolam, tapi sepertinya ada pengunjung yang menolong," ujar Prams.Saat Naraya tengah melamun, ternyata Prams dengan sengaja menyembunyikan wajah ketika berjalan, sebelum kemudian dengan sengaja menyenggol Naraya

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-10
  • Terjebak Cinta Saudara   Tinggal bersamaku

    Naraya benar-benar pusing menghadapi Kalandra. Pemuda itu sangat otoriter dan keras kepala, bertolak belakang dengan Kalandra saat masih SMA.Kini bukan hanya tak boleh bekerja, tapi bahkan manager hotel dipanggil ke kamar pemuda itu. Siapa sangka jika keluarga Kalandra memiliki beberapa saham atas hotel itu."Al, kamu tidak perlu melakukan ini," bisik Naraya merasa canggung. Ia sampai melirik dan tersenyum ke arah managernya, sebelum menatap Kalandra dengan mulut komat-kamit."Harus! Kalau aku bilang kamu tak boleh kerja. Ya, nggak kerja! Kalau kamu membantah, aku bertindak!" Kalandra lagi-lagi mengeluarkan sifat otoriternya.Naraya terkejut dengan mulut menganga. Benar-benar tak habis pikir dengan cara Kalandra bertindak."Mulai sekarang Anira, maksudku Naraya tak aku izinkan bekerja, apa pun alasannya. Jika kamu meminta dia bekerja, maka aku akan pastikan kamu pecat!" ancam Ka

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-11
  • Terjebak Cinta Saudara   Obsesi

    Kalandra terlihat mondar-mandir di dekat pintu, tentu saja pemuda itu sedang cemas karena Naraya belum juga sampai di apartemen yang mereka sewa satu hari yang lalu. Ia khawatir jika gadis itu berbohong dan kabur lagi darinya."Awas saja kalau kamu berani kabur, aku akan mencarimu dan mengikatmu kalau perlu!" geram Kalandra. Pemuda itu benar-benar sudah terobsesi pada Naraya, hingga membuatnya bersikap posesif dan otoriter.Baru saja menggerutu, Kalandra menoleh ketika mendengar suara pintu terbuka, melihat Naraya yang baru saja datang."Kenapa baru datang?" tanya Kalandra yang tak sabaran ingin tahu alasan Naraya."Aku bangun kesiangan, Al," jawab gadis itu menatap Kalandra yang sudah memasang wajah kesal.Kalandra sedikit melihat ada tatapan berbeda dari Naraya, membuat pria itu akhirnya menurunkan ego."Aku lapar, sudah memesan makanan tapi menunggumu data

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-13

Bab terbaru

  • Terjebak Cinta Saudara   Keluarga yang didamba

    “Aku mau gendong bayinya.” Amanda yang baru saja datang, mengambil alih bayi yang berada di gendongan Nayla.“Dia tampan sekali,” ujar Amanda saat menggendong bayi itu.“Cantik, dia itu cewek.” Nayla meralat karena yang digendong Amanda adalah Abigail.Amanda terlihat bingung, bukankah Naraya bilang hamil anak kembar laki-laki, kenapa jadi perempuan.“Jadi, anak kembarnya Na itu sebenarnya cewek dan cowok.” Nayla kembali menjelaskan.“Wah … ternyata mereka sepasang,” gumam Amanda penuh pengaguman.Naraya sudah bisa duduk, Kalandra menemaninya dengan duduk di ranjang samping Naraya dan jemarin mereka saling bertautan.Ayres dikuasi Milea dan Evangeline karena bayi laki-laki itu sangat menggemaskan.“Man, kamu juga cepetan hamil ya, ga usah nunda-nunda apalagi pakai kontrasepsi. Mama ‘kan juga mau punya cucu seperti ini,” ucap Milea yang merasa iri karena Evangeline sudah mendahuluinya mendapatkan cucu, sedangkan dulu saja dia duluan yang mendapatkan anak.Wajah Amanda merona mendengar

  • Terjebak Cinta Saudara   Ayres dan Abigail

    “Aku mau gendong.” Nayla begitu bersemangat saat perawat mengantar bayi kembar Naraya ke ruang inap sang kakak.Naraya sudah dipindah ke ruang inap dan akan diobservasi karena kelelahan dan banyak kehilangan cairan tubuh.Naraya hanya tersenyum melihat sang adik yang sangat bersemangat. Tubuhnya masih lemah sehingga tidak mau berebut bayinya dengan Nayla atau Evangeline.Nayla menggendong satu bayi dan Evangeline menggendong bayi satunya, cukup adil karena mereka tidak perlu berebut dan menanti giliran untuk menggendong.“Akan kalian kasih nama siapa?” tanya Devan yang berdiri di samping Evangeline, telunjuk tampak menusuk pipi bayi laki-laki yang terlihat begitu menggemaskan.“Ayres Rajendra dan Abigail Rajendra,” jawab Kalandra. Dia sebenarnya menyiapkan dua nama laki-laki, karena bayi satunya perempuan, membuat Kalandra mencari nama dadakan.“Tunggu, kenapa Abigail? Itu nama cewek.” Protes Nayla sambil menimang bayi perempuan Naraya.“Yang kamu gendong itu perempuan, Nay.” Kalandra

  • Terjebak Cinta Saudara   Persalinan

    “Kepala bayinya sudah terlihat, apa Ibu siap menyambut mereka?” tanya dokter yang sejak awal memang menangani kehamilan Naraya. Mengajak bicara agar Naraya tidak tegang karena harus berusaha mengeluarkan dua bayi.Naraya tidak mampu berkata-kata, perutnya benar-benar sudah terasa sakit hingga membuatnya hanya menganggukkan kepala.Kalandra setia berada di samping Naraya. Dia menggenggam telapak tangan istriya itu sambil terus menatap ke wajah sang istri. Dia bisa melihat bagaimana Naraya kesakitan bahkan menangis karena akan melahirkan, membuatnya benar-benar tidak tega hingga sesekali mengecup kening Naraya.“Kamu pasti bisa, kamu kuat demi anak kita,” bisik Kalandra memberi semangat.Naraya menggenggam erat telapak tangan Kalandra, sesekali terlihat mengatur napas karena kontraksi yang sudah tidak tertahankan.“Saat kontraksinya terasa kuat, Ibu bisa mulai mengejan,” ujar dokter memberikan aba-aba.Kening sudah bermanik di seluruh wajah Naraya, bahkan kulit wajah pun kini sudah beru

  • Terjebak Cinta Saudara   Panik di malam hari

    Naraya terlihat gelisah dan tidak bisa tidur malam itu. Pinggangnya terasa panas dan perutnya mulas berulang kali. Dia hendak bergerak ke kanan dan kiri, tapi kesusahan karena perut yang mengganjal.“Ra, kamu tidak bisa tidur lagi?” tanya Kalandra yang bisa merasakan pergerakan Naraya di atas tempat tidur.“Iya, Al. Pinggangku sakit,” ucap Naraya sambil meringis menahan rasa tidak nyaman di pinggangnya.Kalandra meminta Naraya untuk berbaring dengan posisi miring menghadap ke arahnya, lalu dia mengusap-usap pinggang istrinya itu.“Bagaimana?” tanya Kalandra. Biasanya jika diusap seperti itu, Naraya akan merasa nyaman.“Masih sakit,” rengek Naraya.“Aku ingin bangun,” ucap Naraya berusaha bangun.Kalandra buru-buru bangun, kemudian membantu Naraya untuk duduk. Dia cemas karena tidak biasanya Naraya mengeluh sampai seperti itu.Naraya mengangsurkan kaki perlahan ke lantai, hingga saat kedua kaki menapak di lantai, Naraya merasakan sesuatu pecah dan kini di paha mengalir air sampai menet

  • Terjebak Cinta Saudara   Side story

    “Aku juga awalnya malu, Man. Tapi kemudian aku berpikir, untuk apa malu, entah sekarang atau esok, aku tetap harus melakukannya, tidak mungkin mengecewakannya.”Ucapan Naraya terngiang di telinga, Amanda kini sedang di kamar mandi dan baru saja membersihkan diri setelah acara resepsi selesai sekitar empat jam yang lalu. Dia berada di kamar mandi kamar Kenan, terlihat bingung karena ini adalah malam pertama mereka di sana.“Bagaimana jika Kenan terlanjut tidak menginginkan karena aku menundanya beberapa kali?” Amanda bertanya-tanya sendiri karena bingung harus bagaimana.Kenan terlalu baik dengan menyetujui untuk menunda melakukan hubungan suami-istri, tapi Amanda sendiri tidak tahu apakah benar Kenan ikhlas atau hanya terpaksa.Amanda menoleh ke belakang di mana ada lingerie yang disiapkannya tapi belum dikenakan. Haruskah dia menggoda Kenan, agar suaminya itu tahu kalau dia sekarang sudah siap.“Baiklah, kamu wanita modern dan tidak takut akan hal itu, Man.” Amanda menyemangati diri

  • Terjebak Cinta Saudara   Resepsi pernikahan

    Hari itu Naraya hanya duduk menanti acara resepsi pernikahan Amanda dan Kenan dimulai. Dia tidak bisa membantu banyak hal karena kondisinya yang sudah hamil besar.Orang-orang berlalu-lalang menyiapkan diri untuk berangkat menuju rumah Kenan. Amanda sudah didandani begitu cantik dengan gaun yang tidak terlalu mewah tapi begitu indah.“Kita siap berangkat sekarang,” kata Kalandra saat menghampiri istrinya.Naraya mengangguk, kemudian berusaha berdiri meski agak kesusahan. Kalandra pun dengan sigap memegang pundak dan lengan Naraya, membantu istrinya itu berdiri dengan tegap.“Terima kasih,” ucap Naraya setelah sudah berdiri dengan benar.“Ra, apa kamu sakit?” tanya Kalandra karena wajah Naraya terlihat pucat. Kalandra takut jika istrinya kecapean.Naraya menangkup kedua pipi saat mendengar pertanyaan Kalandra, dia sudah menggunakan make up tipis, apa mungkin masih terlihat pucat.“Aku baik-baik saja, mungkin karena semalam kurang tidur akibat mereka terus menendang,” jawab Naraya sambi

  • Terjebak Cinta Saudara   Kebersamaan

    Hari pernikahan Kenan dan Amanda pun tiba, mereka menikah tiga bulan setelah acara lamaran berlangsung. Mereka melakukan akad di rumah Amanda, tapi sepakat mengadakan pesta di rumah Kenan karena Milea yang meminta dan disetujui oleh keluarga Amanda.Naraya sendiri senang karena pesta diadakan di rumah Milea, sehingga dia tidak harus bepergian ke luar kota dalam kondisi hamil besar. Usia kandungan Naraya kini sudah memasuki usia delapan bulan, dan ukuran perutnya pun begitu besar karena bagi kembarnya.“Untung kalian menikah di sini, jadi aku tidak kerepotan pergi ke luar kota,” ucap Naraya saat mendatangi kamar Amanda.Amanda dan keluarganya diberi tempat di rumah Evangeline agar memudahkan mereka saat pergi ke rumah Kenan.Amanda langsung berlutut di depan Naraya yang sedang duduk, lantas mengusap-usap lembut permukaan perut temannya itu.“Aunty ‘kan baik, jadi ga mau nyusahin kalian,” ucap Amanda dengan tangan mengelus perut Naraya.Usai bicara demikian, terasa gerakan bergeser di p

  • Terjebak Cinta Saudara   Menengok calon bayi

    Kalandra berbaring berbantal paha Naraya, dengan posisi miring dia menghadap ke perut sang istri dan terlihat sesekali menciumnya manja.“Apa mereka lapar atau menginginkan sesuatu?” tanya Kalandra sambil mengusap perut Naraya lagi.“Mereka sudah makan banyak tadi, jadi ga mau apa-apa lagi,” jawab Naraya sambil mengusap rambut suaminya.Kalandra kembali mencium perut Naraya, sebelum kemudian bangun dan mencium bibir istrinya itu.“Sekarang papinya yang menginginkan sesuatu,” ujar Kalandra dengan senyum menggoda.“Mau apa?” tanya Naraya dengan dahi berkerut halus.“Mau nengokin mereka,” jawab Kalandra tanpa basa-basi.Naraya terkesiap tapi kemudian terlihat malu karena ternyata suaminya meminta jatah. Kalandra memang tidak pernah meminta saat usia kandungannya masih di trimester pertama, itu karena larangan dari dokter agar kondisi jalan rahimnya tidak terbuka karena berhubungan intim. Namun, dokter mengizinkan jika berhubungan setelah masuk di trimester kedua.“Boleh, tapi jangan buat

  • Terjebak Cinta Saudara   Lamaran Kenan

    Hari itu Naraya dan yang lainnya pergi untuk ikut dalam acara lamaran yang akan dilakukan Kenan. Setelah beberapa bulan berpacaran, akhirnya Kenan memantapkan hati untuk melamar Amanda.Semua orang singgah di hotel sebelum acara lamaran yang akan dilakukan esok hari, sedangkan Naraya meminta izin tinggal di rumah Amanda karena melepas rindu dengan temannya itu.“Perutmu besar sekali, Na? Bukankah kamu bilang baru lima bulan?” tanya Amanda keheranan.“Aku lupa bilang kalau mereka kembar,” ujar Naraya saat melihat temannya terheran-heran melihat perutnya yang besar.“Kembar?” Amanda seolah tidak percaya jika Naraya akan memiliki bayi kembar.Naraya mengangguk-angguk, sebelum kemudian berbisik, “Mereka laki-laki.”Amanda semakin tidak percaya karena Naraya bisa seberuntung itu. Dia menyentuh perut Naraya yang besar, penasaran sedang apa bayi kembar Naraya sekarang.Saat tangan Amanda sedang menyentuh dan mengusap lembut, tiba-tiba terasa gerakan dari dalam sana.“Mereka bergerak.” Amanda

DMCA.com Protection Status