Share

Fitnah

last update Terakhir Diperbarui: 2022-12-27 05:46:09

Evangeline dan Devan belum tidur malam itu, kamarnya yang memang berada di lantai satu, membuat keduanya mendengar samar-samar teriakan suara Mila.

“Sayang, apa kamu juga mendengarnya?” tanya Evangeline.

“Ya, aku dengar. Ayo kita lihat apa yang terjadi,” ajak Devan, jangan sampai ada perbuatan buruk yang terjadi di rumahnya.

Evangeline dan Devan pun keluar kamar, lantas mencari sumber suara yang kembali mereka dengar. Hingga mereka melihat Naraya yang berdiri di depan ruang kerja Kalandra dan siap membuka pintu, tapi kembali urung.

“Ra, ada apa?” tanya Evangeline begitu sudah menghampiri Naraya dan memegang kedua pundak putrinya itu.

Bibir Naraya bergetar, tidak sanggup mengucapkan kata-kata karena mendengar suara Kalandra. Devan sendiri memilih langsung membuka pintu, hingga melihat Kalandra yang berada di atas tubuh Mila dengan tangan terangkat.

“Al!” teriak Devan murka dengan hal yang dilakukan Kalandra, belum lagi dia melihat Mila yang sudah berpakaian berantakan.

Evangeline membu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjebak Cinta Saudara   Hanya disuruh

    Naraya tiba-tiba berdiri, membuat Kalandra sangat terkejut dan menatap istrinya yang begitu marah. Kalandra benar-benar takut kalau Naraya percaya dengan fitnah Mila.Naraya berjalan dengan bantuan tongkatnya, membuat Kalandra dan yang lainnya cemas akan kondisi mental Naraya. Namun, siapa sangka jika Naraya ternyata berjalan hingga kini berdiri tepat di hadapan Mila. Dia bisa mengetahui posisi Mila dari bau parfum wanita itu.“Kamu bilang suamiku hendak memperkosamu?” tanya Naraya yang sebenarnya sedang memastikan posisi Mila berdiri.“Ya, Nona,” jawab Mila tanpa keraguan.Setelah Naraya memastikan posisi Mila, dia tiba-tiba mengayunkan tangan dan menampar Mila meski tidak terlalu tepat mengenai pipi.Semua orang terkejut termasuk Kalandra, mereka bergeming menyaksikan Naraya menampar Mila, meski tidak melihat di mana posisi pelayan itu.Mila sangat terkejut sambil memegangi pipi dan rahang yang terasa panas, kenapa Naraya bisa tepat menamparnya di sana.“Kamu mencoba memfitnahnya se

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-27
  • Terjebak Cinta Saudara   Selalu percaya

    “Terima kasih karena sudah membela dan memercayaiku, Ra.” Kalandra menggenggam kedua telapak tangan Naraya, kemudian mengecup punggung tangan Naraya penuh kelembutan.“Aku selalu memercayaimu, Al. Meski aku sempat berpikiran negatif tentangmu tadi,” ujar Naraya jujur karena hatinya memang sempat sakit.“Tidak masalah, aku juga tidak menyalahkanmu karena paham akan perasaanmu. Bagiku sekarang yang terpenting kamu tidak salah paham karena tuduhan wanita sialan itu.” Kalandra tiba-tiba kembali kesal karena Mila berani menjebaknya hanya untuk membuat hubungannya dengan Naraya berantakan.Membahas tentang Mila, membuat Naraya teringat akan pelaku utama yang telah menyuruh wanita itu memfitnah Kalandra. Mila sendiri masih ditahan di rumah itu agar tidak bisa melaporkan ke wanita yang menyuruhnya kalau misinya gagal.“Apa yang akan kamu lakukan kepadanya, Al? Jangan buat dirimu kembali masuk ke dalam masalah dan menambah musuh,” ujar Naraya cemas jika ada yang ingin menghancurkan Kalandra la

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-27
  • Terjebak Cinta Saudara   Masuk rumah sakit

    Amanda berangkat ke rumah sakit bersama Kenan, hubungan keduanya tidak diketahui oleh rekan kerja mereka karena memang disembunyikan agar tidak melanggar peraturan rumah sakit.Saat keduanya sedang berjalan sambil berbincang, Amanda melihat Nayla yang duduk di luar rumah sakit sambil menangis.“Bukankah itu Nayla?” Amanda menajamkan penglihatan.Kenan menoleh dan memandang ke arah Amanda melihat, hingga dirinya juga melihat Nayla yang duduk sambil menundukkan kepala dan menutup wajah.“Sepertinya iya.”Amanda pun mengajak Kenan menemui Nayla, untuk bertanya kenapa dia di sana sambil menangis.“Nay.” Amanda memanggil saat sudah berdiri di hadapan Nayla.Nayla terkejut mendengar suara Amanda, kemudian secepat mungkin mengusap air mata yang membasahi pipi, lantas mendongak dan melihat Amanda berdiri di hadapannya bersama Kenan.“Ada apa? Kenapa kamu menangis?” tanya Amanda kemudian memilih duduk di samping Nayla, sedangkan Kenan tetap berdiri.Nayla menggelengkan kepala, dirinya hanya ma

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-27
  • Terjebak Cinta Saudara   Firasat buruk

    Prang!!!Terdengar suara benda pecah dari kamar Naraya. Ternyata Naraya sedang ingin mengambil air minum, tapi tanpa sengaja tangan menyenggol gelas yang ada di meja.Kalandra yang kebetulan belum berangkat kerja pun terkejut, hingga berlari masuk kamar dan melihat Naraya yang berdiri dengan pecahan gelas di sekitarnya.“Ra! Jangan bergerak!” Kalandra panik. Dia langsung berlari kemudian mengangkat tubuh Naraya, membawanya ke sofa yang lebih aman.Evangeline dan salah satu pembantu juga datang, mereka terkejut melihat yang terjadi.“Bersihkan itu!” perintah Kalandra ke pelayan rumah.“Ada apa?” tanya Evangeline mendekat ke sofa.Kalandra langsung mengecek kaki Naraya, takut jika ada pecahan gelas yang menggores kaki istrinya itu.“Aku hanya tidak sengaja menyenggol gelas,” ucap Naraya meski sebenarnya jantung kini berdegup dengan cepat.Evangeline ikut memperhatikan kaki Naraya, tapi untungnya tidak ada pecahan gelas yang menggores kaki Naraya.“Al, aku tiba-tiba ingat Ibu,” ucap Nara

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-27
  • Terjebak Cinta Saudara   Syok

    Naraya sangat terkejut mendengar permintaan Nayla, terlebih adiknya itu bicara sambil menangis.“Ibu sakit apa, Nay? Kenapa kamu sampai menangis seperti itu?” tanya Naraya yang mulai panik, bahkan kini jantungnya berdegup semakin cepat karena kekhawatirannya akan sang ibu terbukti.Naraya mendengar Nayla semakin menangis menjadi-jadi, bahkan kini terisak dan sampai sesenggukan. Kalandra dan Evangeline hanya mendengarkan, harus memastikan dulu apa yang sebenarnya terjadi.“Nay, tenanglah. Jangan membuatku takut,” ucap Naraya yang merasa jika memang terjadi sesuatu dengan ibunya.“Ibu terkena kanker paru-paru stadium empat, Na. Tadi pagi ibu batuk darah hingga muntah. Kemungkinan Ibu sembuh sangat kecil, Ibu berkata sangat ingin melihatmu sebagai permintaan terakhir. Aku mohon datang dan temui dia, aku mohon.” Suara Nayla begitu memelas dan pilu.Jantung Naraya seperti diremas begitu kuat mendengar ibunya mengidap kanker paru-paru. Tubuhnya seketika lemas dan pandangannya kabur, hingga

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-27
  • Terjebak Cinta Saudara   Permintaan

    “Jika Ibu mati, kamu ambil mata Ibu untuk mengganti matamu ya, Na.” Naraya sangat terkejut mendengar ucapan ibunya. Dia dan Kalandra sampai di kota itu saat sore hari, mereka langsung pergi ke kamar inap Sofi dan wanita itu ternyata sudah sadar, meski masih lemas dan belum bisa bangun. “Ibu bicara apa? Ibu akan sehat kembali, aku dan Al akan bantu pengobatan Ibu. Iya ‘kan, Al?” Naraya mencoba meyakinkan sang ibu jika semuanya akan baik-baik saja. “Aku akan membantu pengobatan Ibu sampai sembuh,” timpal Kalandra memberikan perhatiannya demi menenangkan perasaan istrinya. Nayla menahan tangisnya, kenapa ucapan Sofi seperti sudah sangat dekat dengan kematian, membuat bulu kuduk Nayla sampai berdiri. Sofi tersenyum mendengar ucapan Naraya, tapi dirinya memang sudah putus asa akan hidupnya. Dia ternyata sudah tahu akan penyakitnya dari lama, tapi Sofi memilih diam dan tidak memberitahukan kondisinya ke anak-anaknya. Naraya duduk sambil meraba dan meraih telapak tangan Sofi, sebelum ke

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-27
  • Terjebak Cinta Saudara   Kepergian Sofi

    Nayla bangun lebih awal pagi itu, dia ternyata bermimpi buruk hingga membuatnya terjaga sebelum fajar menyapa. Nayla melihat Naraya yang tidur di sofa, sedangkan Kalandra tidur sambil duduk.Nayla meregangkan kedua tangan ke atas, tubuhnya terasa kaku karena semalaman tidur dengan posisi duduk dan kepala bersandar di tepian ranjang Sofi. Dia melihat cairan infus di kantong habis, membuat Nayla buru-buru bangun untuk menekan tombol darurat agar perawat datang.Namun, saat tangan siap menekan bel, tatapan Nayla tertuju ke wajah Sofi yang begitu pucat. Nayla tetap menekan bel kemudian memberanikan diri menyentuh pipi Sofi dan merasakan dinginnya kulit wajah sang ibu.“Bu.” Nayla mencoba memanggil ibunya.Namun, tidak ada respon dari Sofi, hingga Nayla akhirnya menyentuhkan telunjuk untuk mengecek napas sang ibu, karena tidak ada gerakan pada dada ibunya.Tidak ada napas yang keluar, membuat tangan Nayla gemetar. Saat itu perawat masuk, lantas mendekat ke ranjang Sofi.“Sus, kenapa napas

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-27
  • Terjebak Cinta Saudara   Donor mata

    “Na, Ibu hanya ingin kamu bahagia. Anggap ini penebusan dosa karena Ibu telah banyak menyakitimu. Tolong jangan menolak, lihatlah duniamu sekali lagi dengan mata yang Ibu berikan.”Suara itu terus terngiang meski itu tidak nyata. Naraya akhirnya menerima donor mata dari ibunya karena Nayla pun terus memaksa. Hingga dia kini baru saja menjalani operasi setelah dilakukan beberapa tes. Kedua matanya kini tertutup perban, Naraya berbaring meski tidak dalam kondisi tidur. Dia menunggu sampai dokter membuka penutup itu di saat mata barunya siap untuk melihat.“Na.” Suara Kalandra terdengar merdu di telinga. Naraya menanggapinya hanya dengan sebuah gumaman.“Kamu ingin makan?” tanya Kalandra karena tahu jika Naraya tidak tidur tapi hanya diam saja.“Tidak,” jawab Naraya, “apa Ibu sudah dimakamkan?” tanyanya kemudian.“Sudah pagi tadi,” jawab Kalandra yang kemudian menggenggam telapak tangan istrinya.Sofi dimakamkan sehari setelah meninggal, setelah mendonorkan mata untuk Naraya.Naraya jela

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-28

Bab terbaru

  • Terjebak Cinta Saudara   Keluarga yang didamba

    “Aku mau gendong bayinya.” Amanda yang baru saja datang, mengambil alih bayi yang berada di gendongan Nayla.“Dia tampan sekali,” ujar Amanda saat menggendong bayi itu.“Cantik, dia itu cewek.” Nayla meralat karena yang digendong Amanda adalah Abigail.Amanda terlihat bingung, bukankah Naraya bilang hamil anak kembar laki-laki, kenapa jadi perempuan.“Jadi, anak kembarnya Na itu sebenarnya cewek dan cowok.” Nayla kembali menjelaskan.“Wah … ternyata mereka sepasang,” gumam Amanda penuh pengaguman.Naraya sudah bisa duduk, Kalandra menemaninya dengan duduk di ranjang samping Naraya dan jemarin mereka saling bertautan.Ayres dikuasi Milea dan Evangeline karena bayi laki-laki itu sangat menggemaskan.“Man, kamu juga cepetan hamil ya, ga usah nunda-nunda apalagi pakai kontrasepsi. Mama ‘kan juga mau punya cucu seperti ini,” ucap Milea yang merasa iri karena Evangeline sudah mendahuluinya mendapatkan cucu, sedangkan dulu saja dia duluan yang mendapatkan anak.Wajah Amanda merona mendengar

  • Terjebak Cinta Saudara   Ayres dan Abigail

    “Aku mau gendong.” Nayla begitu bersemangat saat perawat mengantar bayi kembar Naraya ke ruang inap sang kakak.Naraya sudah dipindah ke ruang inap dan akan diobservasi karena kelelahan dan banyak kehilangan cairan tubuh.Naraya hanya tersenyum melihat sang adik yang sangat bersemangat. Tubuhnya masih lemah sehingga tidak mau berebut bayinya dengan Nayla atau Evangeline.Nayla menggendong satu bayi dan Evangeline menggendong bayi satunya, cukup adil karena mereka tidak perlu berebut dan menanti giliran untuk menggendong.“Akan kalian kasih nama siapa?” tanya Devan yang berdiri di samping Evangeline, telunjuk tampak menusuk pipi bayi laki-laki yang terlihat begitu menggemaskan.“Ayres Rajendra dan Abigail Rajendra,” jawab Kalandra. Dia sebenarnya menyiapkan dua nama laki-laki, karena bayi satunya perempuan, membuat Kalandra mencari nama dadakan.“Tunggu, kenapa Abigail? Itu nama cewek.” Protes Nayla sambil menimang bayi perempuan Naraya.“Yang kamu gendong itu perempuan, Nay.” Kalandra

  • Terjebak Cinta Saudara   Persalinan

    “Kepala bayinya sudah terlihat, apa Ibu siap menyambut mereka?” tanya dokter yang sejak awal memang menangani kehamilan Naraya. Mengajak bicara agar Naraya tidak tegang karena harus berusaha mengeluarkan dua bayi.Naraya tidak mampu berkata-kata, perutnya benar-benar sudah terasa sakit hingga membuatnya hanya menganggukkan kepala.Kalandra setia berada di samping Naraya. Dia menggenggam telapak tangan istriya itu sambil terus menatap ke wajah sang istri. Dia bisa melihat bagaimana Naraya kesakitan bahkan menangis karena akan melahirkan, membuatnya benar-benar tidak tega hingga sesekali mengecup kening Naraya.“Kamu pasti bisa, kamu kuat demi anak kita,” bisik Kalandra memberi semangat.Naraya menggenggam erat telapak tangan Kalandra, sesekali terlihat mengatur napas karena kontraksi yang sudah tidak tertahankan.“Saat kontraksinya terasa kuat, Ibu bisa mulai mengejan,” ujar dokter memberikan aba-aba.Kening sudah bermanik di seluruh wajah Naraya, bahkan kulit wajah pun kini sudah beru

  • Terjebak Cinta Saudara   Panik di malam hari

    Naraya terlihat gelisah dan tidak bisa tidur malam itu. Pinggangnya terasa panas dan perutnya mulas berulang kali. Dia hendak bergerak ke kanan dan kiri, tapi kesusahan karena perut yang mengganjal.“Ra, kamu tidak bisa tidur lagi?” tanya Kalandra yang bisa merasakan pergerakan Naraya di atas tempat tidur.“Iya, Al. Pinggangku sakit,” ucap Naraya sambil meringis menahan rasa tidak nyaman di pinggangnya.Kalandra meminta Naraya untuk berbaring dengan posisi miring menghadap ke arahnya, lalu dia mengusap-usap pinggang istrinya itu.“Bagaimana?” tanya Kalandra. Biasanya jika diusap seperti itu, Naraya akan merasa nyaman.“Masih sakit,” rengek Naraya.“Aku ingin bangun,” ucap Naraya berusaha bangun.Kalandra buru-buru bangun, kemudian membantu Naraya untuk duduk. Dia cemas karena tidak biasanya Naraya mengeluh sampai seperti itu.Naraya mengangsurkan kaki perlahan ke lantai, hingga saat kedua kaki menapak di lantai, Naraya merasakan sesuatu pecah dan kini di paha mengalir air sampai menet

  • Terjebak Cinta Saudara   Side story

    “Aku juga awalnya malu, Man. Tapi kemudian aku berpikir, untuk apa malu, entah sekarang atau esok, aku tetap harus melakukannya, tidak mungkin mengecewakannya.”Ucapan Naraya terngiang di telinga, Amanda kini sedang di kamar mandi dan baru saja membersihkan diri setelah acara resepsi selesai sekitar empat jam yang lalu. Dia berada di kamar mandi kamar Kenan, terlihat bingung karena ini adalah malam pertama mereka di sana.“Bagaimana jika Kenan terlanjut tidak menginginkan karena aku menundanya beberapa kali?” Amanda bertanya-tanya sendiri karena bingung harus bagaimana.Kenan terlalu baik dengan menyetujui untuk menunda melakukan hubungan suami-istri, tapi Amanda sendiri tidak tahu apakah benar Kenan ikhlas atau hanya terpaksa.Amanda menoleh ke belakang di mana ada lingerie yang disiapkannya tapi belum dikenakan. Haruskah dia menggoda Kenan, agar suaminya itu tahu kalau dia sekarang sudah siap.“Baiklah, kamu wanita modern dan tidak takut akan hal itu, Man.” Amanda menyemangati diri

  • Terjebak Cinta Saudara   Resepsi pernikahan

    Hari itu Naraya hanya duduk menanti acara resepsi pernikahan Amanda dan Kenan dimulai. Dia tidak bisa membantu banyak hal karena kondisinya yang sudah hamil besar.Orang-orang berlalu-lalang menyiapkan diri untuk berangkat menuju rumah Kenan. Amanda sudah didandani begitu cantik dengan gaun yang tidak terlalu mewah tapi begitu indah.“Kita siap berangkat sekarang,” kata Kalandra saat menghampiri istrinya.Naraya mengangguk, kemudian berusaha berdiri meski agak kesusahan. Kalandra pun dengan sigap memegang pundak dan lengan Naraya, membantu istrinya itu berdiri dengan tegap.“Terima kasih,” ucap Naraya setelah sudah berdiri dengan benar.“Ra, apa kamu sakit?” tanya Kalandra karena wajah Naraya terlihat pucat. Kalandra takut jika istrinya kecapean.Naraya menangkup kedua pipi saat mendengar pertanyaan Kalandra, dia sudah menggunakan make up tipis, apa mungkin masih terlihat pucat.“Aku baik-baik saja, mungkin karena semalam kurang tidur akibat mereka terus menendang,” jawab Naraya sambi

  • Terjebak Cinta Saudara   Kebersamaan

    Hari pernikahan Kenan dan Amanda pun tiba, mereka menikah tiga bulan setelah acara lamaran berlangsung. Mereka melakukan akad di rumah Amanda, tapi sepakat mengadakan pesta di rumah Kenan karena Milea yang meminta dan disetujui oleh keluarga Amanda.Naraya sendiri senang karena pesta diadakan di rumah Milea, sehingga dia tidak harus bepergian ke luar kota dalam kondisi hamil besar. Usia kandungan Naraya kini sudah memasuki usia delapan bulan, dan ukuran perutnya pun begitu besar karena bagi kembarnya.“Untung kalian menikah di sini, jadi aku tidak kerepotan pergi ke luar kota,” ucap Naraya saat mendatangi kamar Amanda.Amanda dan keluarganya diberi tempat di rumah Evangeline agar memudahkan mereka saat pergi ke rumah Kenan.Amanda langsung berlutut di depan Naraya yang sedang duduk, lantas mengusap-usap lembut permukaan perut temannya itu.“Aunty ‘kan baik, jadi ga mau nyusahin kalian,” ucap Amanda dengan tangan mengelus perut Naraya.Usai bicara demikian, terasa gerakan bergeser di p

  • Terjebak Cinta Saudara   Menengok calon bayi

    Kalandra berbaring berbantal paha Naraya, dengan posisi miring dia menghadap ke perut sang istri dan terlihat sesekali menciumnya manja.“Apa mereka lapar atau menginginkan sesuatu?” tanya Kalandra sambil mengusap perut Naraya lagi.“Mereka sudah makan banyak tadi, jadi ga mau apa-apa lagi,” jawab Naraya sambil mengusap rambut suaminya.Kalandra kembali mencium perut Naraya, sebelum kemudian bangun dan mencium bibir istrinya itu.“Sekarang papinya yang menginginkan sesuatu,” ujar Kalandra dengan senyum menggoda.“Mau apa?” tanya Naraya dengan dahi berkerut halus.“Mau nengokin mereka,” jawab Kalandra tanpa basa-basi.Naraya terkesiap tapi kemudian terlihat malu karena ternyata suaminya meminta jatah. Kalandra memang tidak pernah meminta saat usia kandungannya masih di trimester pertama, itu karena larangan dari dokter agar kondisi jalan rahimnya tidak terbuka karena berhubungan intim. Namun, dokter mengizinkan jika berhubungan setelah masuk di trimester kedua.“Boleh, tapi jangan buat

  • Terjebak Cinta Saudara   Lamaran Kenan

    Hari itu Naraya dan yang lainnya pergi untuk ikut dalam acara lamaran yang akan dilakukan Kenan. Setelah beberapa bulan berpacaran, akhirnya Kenan memantapkan hati untuk melamar Amanda.Semua orang singgah di hotel sebelum acara lamaran yang akan dilakukan esok hari, sedangkan Naraya meminta izin tinggal di rumah Amanda karena melepas rindu dengan temannya itu.“Perutmu besar sekali, Na? Bukankah kamu bilang baru lima bulan?” tanya Amanda keheranan.“Aku lupa bilang kalau mereka kembar,” ujar Naraya saat melihat temannya terheran-heran melihat perutnya yang besar.“Kembar?” Amanda seolah tidak percaya jika Naraya akan memiliki bayi kembar.Naraya mengangguk-angguk, sebelum kemudian berbisik, “Mereka laki-laki.”Amanda semakin tidak percaya karena Naraya bisa seberuntung itu. Dia menyentuh perut Naraya yang besar, penasaran sedang apa bayi kembar Naraya sekarang.Saat tangan Amanda sedang menyentuh dan mengusap lembut, tiba-tiba terasa gerakan dari dalam sana.“Mereka bergerak.” Amanda

DMCA.com Protection Status