"Opa duduk dulu ya, kita siapin kamarnya." Ucap Regan agak gugup
"Ok cepetan Opa udah ngantuk nih."
"Sip Opa."
Regan dan Shafa buru-buru membereskan pakaian dan lainnya dipindah kekamar Regan. 15 menit mereka selsai mindahin dan menuju keruang tamu menemui Opa.
"Opa kamar sudah siap mari Shafa antar."
"Makasih Shafa kamu yang terbaik nggak kayak dia, kalau ada maunya baru deh baik."
Regan menggaruk-garuk kepala melihat tingkah Opa nya dan kembali kekamarnya segera untuk tidur karena ada meeting pagi.
"Selamat tidur Opa." Ucap Shafa
"Selamat tidur juga cucu menantuku sayang."
Shafa pun pergi dan dengan rasa gugup menyelimuti, bisanya seranjang sama orang lain meski suami sahnya rasa teman.
Saat Shafa membuka pintu kamar Regan, terlihat Regan sudah terl
Pukul 5 pagi Shafa bangun untuk menjalankan sholat shubuh seperti biasa. Dia mencoba membangunkan Regan tapi tak direspon. Akhirnya ia memilih untuk pergi kedapur untuk memasak.Saat Evelyn masak tiba-tiba Regan datang duduk meja makan."Morning." Ucap Regan tersenyum membuat Shafa menoleh betapa tampannya abugrah Tuhan ciptakan."Ehem, memanglah gue tampan tapi jangan memandang terus gue jadi grogi tahu, hari ini masak apa Fa. Mau gue bantu nggak?""Nggak usah Re, ini mau selesai kok lebih baik kamu bangunin Opa untuk makan.""Eh iya tua bangka itu kan lagi nginep sini lupa gue" pikir Regan beranjak dan menuju kamar.TokTokCeklek"Iya Re, ada apa pagi-pagi bangunin Opa.""Disuruh Shafa bangunin Opa untuk sarapan, kita habis ini berangkat ngantor Opa."
Shafa saat ini sudah diruangannya. Ia berrsiap membacakan jadwal untuk Regan pagi ini.TokTokTokCeklek"Pagi tuan, permisi saya mau membacakan jadwal hari ini."Regan beranjak dari kursi kebesarannya dan mendekat tepat didepan Shafa tinggal sejengkal. Sehingga membuat jantung keduanya berdetak lebih kencang dari biasanya.Aduh jantung gue bisa marathon deket dia batin shafa sedikit menegang. Regan menyadari sikap gugup dari Shafa sengaja karena ia gemas melihatnya."Sudah Shafa bacakan saja.""Pagi ini tuan ada rapat dengan CEO perusahaan tas Q dan siangnya pukul 2 dengan perusahaan sepatu WEST. Sudah itu aja tuan.""Okey makasih Fa, oh ya tolong buatin saya kopi hitam ya tiap pagi. Dan kalau nanty ada tamu yang nggak penting bilang aja sibuk. Satulagi, na
Shafa dan Regan bersiap pulang karena waktu sudah menunjukkan pukul 4 sore. Saat turun kelobby wajah karyawan melongo melihat boss ganteng dan cuek menggandeng tangan Shafa.Shafa mengetahui tatapan karyawan dia hanya bisa menunduk. Ia berusaha melepas genggaman tangan Regan."Re, mereka seperti ingin memakanku."Aku sengaja biar mereka iri pada kita."Regan terus mengenggam tangan Shafa dan masuk kobil. Mobil sport itu melaju sedang menuju apartement mewah milik Regan.Sesampainya Shafa menyapa"Assalamulaikum Opa." Shafa menyalami bergantian dengan Regan"Waalaikumsalam cucuku.""Opa shafa kekamar dulu mandi habis itu masak buat Opa ok.""Iya cuci menantuku SAYANG." Ucap Opa sengaja menekankan suaranya. Tapi Regan tak menghiraukan ia menyusul kekamar.Sesampainya dikamar
Seiring berjalannya waktu Shafa sudah mulai menghangat dengan Regan. Dia berusaha untuk jadi istri yang baik."Maksih kamu udah membuat hatiku tak karuan Re, tapi aku masih takut karena pernikahan kita bukan berdasar cinta tapi diatas kertas." Ucap Shafa sambil memegang sebuah kertas perjanjiannya dengan Regan. Regan mendengar dibalik pintu kamarnya ia urungkan."Aku akan membahagiakanmu Fa, dan perjanjian akan aku hapus untuk kita. Makasih kamu sabar menghadapi aku yang egois." Ucap Regan dalam hatinyaRegan kembali keruang kerjanya dengan memeriksa kembali keuangan perusahaan. Perusahaan yang ia pimpin semakin pesat kemajuannya, itu membuat orang tua dan Opanya bangga.Saat Shafa asyik dengan membaca novel kesayangannya ia mendengar ponselnya berdering."Hallo assalamulaikum Bu.""Waalaikumsalam nak, apa kabar?""Alhamdulill
Keesokan harinya Regan dan Shafa sudah sekamar tapi mereka sama sekali belum mencetak gol meski sudah mencintai. Regan tak mau tergesa-gesa dia ingin mendapat lampu ijo dari istri terlebih dahulu, meski dia sebenarnya tersiksa. Pukul setengah 6 pagi ,Shafa bangun dengan pelan memindahkan tangan kekar milik suaminya. Saat akan beranjak dari tempat tidur tiba-tiba tangan kekar menahannya. Cup "Morning kiss sayang." "Ihh nyebelin aku kan belum mandi Mas." "Aku suka." "Udah aku mau masak nanty jita jadi nginap dirumah orangtuaku kan." "Iya sayang, ya udah masak gih. Aku mau mandi. Love you." "Love you too." Ucap Shafa Shafa mencuci muka dan menggosik gidgi setelah itu turun kedapur. Segera ia memasak agar tak kesiangan kerumah orangtuanya. Ia sekarang lebih bahagia mendapat cin
Setelah berbincang hangat Regan juga melepas kerinduan pada orangtua yang jarang dirumah. Waktu terasa sudah sore orangtua Regan berpamitan untuk pulang kerumah utama."NAK kita pulang, besok ajak istrimu kerumah kakek kasian sendirian.""Iya Ma, pa.""Assalamulaikum.""Waalaikumsalam.""Ayo masuk dulu nak, mandilah atau istirahat nanty ibu panggil saat makan malam.""Iya bu." Ucap keduanya dan pergi kekamar..Saat dikamar Regan segera menutup pintu kamar dan menguncinya. Dan betapa kagetnya Shafa."Lo Mas kok dikunci." Shafa gugup"Emang kenapa sayang, mas gak mau ada yang ganggu kita." Regan mulai mendekat hingga tak jarak lagi diantara mereka."Kau gugup sayang." Tangan Regan mulai memegang tangan Shafa penuh cinta."Sayang, apa kau mencintaiku."
Pukul setengah 6 Regan sudah terbiasa bangun. Ia melihat kesamping ada istri tercinta kini seutuhnya dimiliki. Ia tersenyum dan mengecup kening istrinya. Ia merasa beruntung memiliki Shafa meski dulu belum ada cinta dengannya kini berbanding terbalik ia terlihat bucin. Regan turun ranjang pelan-pelan dan menuju kamar mandi untuk jogging pagi hari. Selesai ritual mandi segera berganti pakaian dan jogging sekitar rumah Shafa. Saat akan keluar rumah ia melihat mertuanya menyiram tanaman. "Pagi Bu." "Pagi nak, kamu mau olahraga ya." "Iya Bu, sudah terbiasa." "Shafa mana?belum bangun." "Iya Bu, biarlah kasian dia kecapekan." Ibunya mendengar kata-kata menantunya. "ya udah kamu hati-hati ingat jalan kan nak." "Iya Bu." Regan melajutkan jogging sepanjang jalan mata mereka
Pagi buta Shafa dan Regan kembali keapartement. Dalam perjalanan Shafa melihat kasian kakek penjual nasi ia segera menyuruh suaminya berhenti. "Mas stop!" "Kenapa fa?" Tanpa menjawab Shafa keluar dari mobil menghampiri kakek yang sedang duduk. "Assalamulaikum Kek, dagangannya laku berapa kek." "Alhamdulillah belum ada neng." "Ini Shafa beli nasi bungkusnya semua ya kek, dan ini ada rejeki untuk kakek dan keluarga." "Makasih neng." Kakek itu seketika sujud syukur, Shafa bahagia melihatnya. "Kakek, Shafa pulang dulu jaga kesehatan kakek." "Terimakasih neng kebahagiaan menyertaimu." Dari kejauhan Regan bangga punya istri sholehah, padahal dia dulu membencinya tapi Tuhan maha membolak-balikkan hati. Sekarang actor tampan itu berubah jadi mencintainya. &nbs