Sampai diapartement, Regan masuk kamar begitu pula Shafa tapi kamar mereka masih pisah entah sampai kapan. Shafa bergegas mandi dan ingin segera memasak.
Kini Regan sudah berganti pakaian santai diapartement mewahnya dan merasa ia pun turum tanpa disengaja ada wanita cantik yang tak lepas kacamatanya sedang asyik memasak.
Regan tersenyum manis melihat pemandangan itu segera ia ikut kedapur.
"Fa, kamu masak apa."
"Sejak kapan dia jadi berubah manis begitu". Batin Shafa
"Saya masak capcay sama ayam goreng crispy tuan."
"Panggil Regan saja Fa."
"Ta-tapi tuan."
"Nggak ada penolakan."
"Dasar maunya sendiri tuh orang." gerutu Shafa
"Fa, bersikaplah baik karena aku itu mau berubah. Maukah kamu menjadi temanku?"
Shafa berfikir mungkin Regan si pria din
"Opa duduk dulu ya, kita siapin kamarnya." Ucap Regan agak gugup "Ok cepetan Opa udah ngantuk nih." "Sip Opa." Regan dan Shafa buru-buru membereskan pakaian dan lainnya dipindah kekamar Regan. 15 menit mereka selsai mindahin dan menuju keruang tamu menemui Opa. "Opa kamar sudah siap mari Shafa antar." "Makasih Shafa kamu yang terbaik nggak kayak dia, kalau ada maunya baru deh baik." Regan menggaruk-garuk kepala melihat tingkah Opa nya dan kembali kekamarnya segera untuk tidur karena ada meeting pagi. "Selamat tidur Opa." Ucap Shafa "Selamat tidur juga cucu menantuku sayang." Shafa pun pergi dan dengan rasa gugup menyelimuti, bisanya seranjang sama orang lain meski suami sahnya rasa teman. Saat Shafa membuka pintu kamar Regan, terlihat Regan sudah terl
Pukul 5 pagi Shafa bangun untuk menjalankan sholat shubuh seperti biasa. Dia mencoba membangunkan Regan tapi tak direspon. Akhirnya ia memilih untuk pergi kedapur untuk memasak.Saat Evelyn masak tiba-tiba Regan datang duduk meja makan."Morning." Ucap Regan tersenyum membuat Shafa menoleh betapa tampannya abugrah Tuhan ciptakan."Ehem, memanglah gue tampan tapi jangan memandang terus gue jadi grogi tahu, hari ini masak apa Fa. Mau gue bantu nggak?""Nggak usah Re, ini mau selesai kok lebih baik kamu bangunin Opa untuk makan.""Eh iya tua bangka itu kan lagi nginep sini lupa gue" pikir Regan beranjak dan menuju kamar.TokTokCeklek"Iya Re, ada apa pagi-pagi bangunin Opa.""Disuruh Shafa bangunin Opa untuk sarapan, kita habis ini berangkat ngantor Opa."
Shafa saat ini sudah diruangannya. Ia berrsiap membacakan jadwal untuk Regan pagi ini.TokTokTokCeklek"Pagi tuan, permisi saya mau membacakan jadwal hari ini."Regan beranjak dari kursi kebesarannya dan mendekat tepat didepan Shafa tinggal sejengkal. Sehingga membuat jantung keduanya berdetak lebih kencang dari biasanya.Aduh jantung gue bisa marathon deket dia batin shafa sedikit menegang. Regan menyadari sikap gugup dari Shafa sengaja karena ia gemas melihatnya."Sudah Shafa bacakan saja.""Pagi ini tuan ada rapat dengan CEO perusahaan tas Q dan siangnya pukul 2 dengan perusahaan sepatu WEST. Sudah itu aja tuan.""Okey makasih Fa, oh ya tolong buatin saya kopi hitam ya tiap pagi. Dan kalau nanty ada tamu yang nggak penting bilang aja sibuk. Satulagi, na
Shafa dan Regan bersiap pulang karena waktu sudah menunjukkan pukul 4 sore. Saat turun kelobby wajah karyawan melongo melihat boss ganteng dan cuek menggandeng tangan Shafa.Shafa mengetahui tatapan karyawan dia hanya bisa menunduk. Ia berusaha melepas genggaman tangan Regan."Re, mereka seperti ingin memakanku."Aku sengaja biar mereka iri pada kita."Regan terus mengenggam tangan Shafa dan masuk kobil. Mobil sport itu melaju sedang menuju apartement mewah milik Regan.Sesampainya Shafa menyapa"Assalamulaikum Opa." Shafa menyalami bergantian dengan Regan"Waalaikumsalam cucuku.""Opa shafa kekamar dulu mandi habis itu masak buat Opa ok.""Iya cuci menantuku SAYANG." Ucap Opa sengaja menekankan suaranya. Tapi Regan tak menghiraukan ia menyusul kekamar.Sesampainya dikamar
Seiring berjalannya waktu Shafa sudah mulai menghangat dengan Regan. Dia berusaha untuk jadi istri yang baik."Maksih kamu udah membuat hatiku tak karuan Re, tapi aku masih takut karena pernikahan kita bukan berdasar cinta tapi diatas kertas." Ucap Shafa sambil memegang sebuah kertas perjanjiannya dengan Regan. Regan mendengar dibalik pintu kamarnya ia urungkan."Aku akan membahagiakanmu Fa, dan perjanjian akan aku hapus untuk kita. Makasih kamu sabar menghadapi aku yang egois." Ucap Regan dalam hatinyaRegan kembali keruang kerjanya dengan memeriksa kembali keuangan perusahaan. Perusahaan yang ia pimpin semakin pesat kemajuannya, itu membuat orang tua dan Opanya bangga.Saat Shafa asyik dengan membaca novel kesayangannya ia mendengar ponselnya berdering."Hallo assalamulaikum Bu.""Waalaikumsalam nak, apa kabar?""Alhamdulill
Keesokan harinya Regan dan Shafa sudah sekamar tapi mereka sama sekali belum mencetak gol meski sudah mencintai. Regan tak mau tergesa-gesa dia ingin mendapat lampu ijo dari istri terlebih dahulu, meski dia sebenarnya tersiksa. Pukul setengah 6 pagi ,Shafa bangun dengan pelan memindahkan tangan kekar milik suaminya. Saat akan beranjak dari tempat tidur tiba-tiba tangan kekar menahannya. Cup "Morning kiss sayang." "Ihh nyebelin aku kan belum mandi Mas." "Aku suka." "Udah aku mau masak nanty jita jadi nginap dirumah orangtuaku kan." "Iya sayang, ya udah masak gih. Aku mau mandi. Love you." "Love you too." Ucap Shafa Shafa mencuci muka dan menggosik gidgi setelah itu turun kedapur. Segera ia memasak agar tak kesiangan kerumah orangtuanya. Ia sekarang lebih bahagia mendapat cin
Setelah berbincang hangat Regan juga melepas kerinduan pada orangtua yang jarang dirumah. Waktu terasa sudah sore orangtua Regan berpamitan untuk pulang kerumah utama."NAK kita pulang, besok ajak istrimu kerumah kakek kasian sendirian.""Iya Ma, pa.""Assalamulaikum.""Waalaikumsalam.""Ayo masuk dulu nak, mandilah atau istirahat nanty ibu panggil saat makan malam.""Iya bu." Ucap keduanya dan pergi kekamar..Saat dikamar Regan segera menutup pintu kamar dan menguncinya. Dan betapa kagetnya Shafa."Lo Mas kok dikunci." Shafa gugup"Emang kenapa sayang, mas gak mau ada yang ganggu kita." Regan mulai mendekat hingga tak jarak lagi diantara mereka."Kau gugup sayang." Tangan Regan mulai memegang tangan Shafa penuh cinta."Sayang, apa kau mencintaiku."
Pukul setengah 6 Regan sudah terbiasa bangun. Ia melihat kesamping ada istri tercinta kini seutuhnya dimiliki. Ia tersenyum dan mengecup kening istrinya. Ia merasa beruntung memiliki Shafa meski dulu belum ada cinta dengannya kini berbanding terbalik ia terlihat bucin. Regan turun ranjang pelan-pelan dan menuju kamar mandi untuk jogging pagi hari. Selesai ritual mandi segera berganti pakaian dan jogging sekitar rumah Shafa. Saat akan keluar rumah ia melihat mertuanya menyiram tanaman. "Pagi Bu." "Pagi nak, kamu mau olahraga ya." "Iya Bu, sudah terbiasa." "Shafa mana?belum bangun." "Iya Bu, biarlah kasian dia kecapekan." Ibunya mendengar kata-kata menantunya. "ya udah kamu hati-hati ingat jalan kan nak." "Iya Bu." Regan melajutkan jogging sepanjang jalan mata mereka
Pagi-pagi sicantik Shafa mendadak ingin mendengar suraa langsung dari penyanyi Nella karisma berjudul jaran goyang. Ia segera membangunkan suaminya."Mas, bangun.""Emm apa sayang.""aku pengen sesuatu.""Iya ngomong aja sayang.""Aku pengen Nella karisma mas.""Apa."seketika Regan bangun dan melek.Shafa tersenyum manis dan mengelus perutnya yang mulai buncit. Regan menghela nafas berat dan mengambil ponsel menghubungi Delon untuk segera dibawakan apa maunya istri. 20 menit kemudian wo datang kerumah keluarga Maxton membawa tenda panggung untuk penampilan Nella. Pihak yang berhubungan dengan Nella juga sudah dihubungi dan bersyukurnya mau meski dadakan."Mas udah mulai rame ya." Shafa bertepuk senang Regan menyunggingkan senyuman melirik istri cantiknya.Selalu terzenyum"Fa." Sapa Opa"Eh Opa." Menyalami Opa membuat Opa selalu bangga karena memiliki cucu menan
Setelah kejadian kemarin Regan semakin memperketat keamanan. Regan juga memilih tinggal sementara waktu di kediaman utama Maxton.Pagi ini keluarga Maxton mengadakan acara syukuran 4 bulanan kandungan Shafa. Shafa ikut serta berperan dalam acara tersebut."Sayang, kamu nggak boleh capek- capek ya. Inget ada baby disini."Regan mengelus perut buncit Shafa."Iya Daddy sayang." Shafa tersenyum suaminya makin hari makin posesif terhadapnya.Ia terkadang suja tertawa sendiri jika mengingat dulu suaminya sikap dinginjayak es baru mengatai nya betty lafea."Mas hati-hati ya.""Iya sayang mas cuma sebentar. Ih ya ibu kapan datengnya.""Mungkin bentar lagi dateng mas. Kan udah ada yang jemput Ibu.""Oh ya udah Mas pamit. Assalamualaikum.""Waalaikumsalam."Dan pukul 1 siang acara pun dimulai keluarga maxton. Semua hadirin mendoakan semoga sampe persalinan sehat semua.&
Shafa berdoa agar suaminya segera menemukannya. Ia takut terjadi apa-apa dengan calon bayinya. Ditempat lain Regan dan Delon sudah sanapai diapartemen tempat Shafa diculik. Apartemen yang terlihat kumuh . Itu adalag apartemen yang terbengkalai ditinggal oleh pemiliknya. Regan dan Delon sudah menelpon polisi dan mengerahkan anak buah. "Ini ada signal kalung istri gue Del." "Itu kearah depan ayo." Regan berlari bersama Delon mengecek semua pintu. "Shafa." Sgafa yang tertidur dengan dusuk ia segera bangun melihat dari lobang kunci apartement. Dan sepintas terlihat Delon berlari melewati pintu nya. "Mas Re. Shafa disini."Shaf ateriak dan menggedor pintu dan membuat Regan dan Delon menoleh "Iya sayang tunggu kamu mundur ya biar kita dobrak." 1 2 3 Brakkkk "Mas."shafa memeluk erat Regan Tak berapa lama seorang wa
Regan sudah marah sampai diubun-ubun gara-gara cewek tak tahu malu itu. Dia yakin itu perbuatan Rena rekan bisnis yang ambisius terhadapnya. Regan kini sudah mendapat info dari Delon tentang kejadian di pesta ia segera naik menuju ruangannya. Sesampainya sudah amplop tali coklat diatas meja. Regan mengambil amplop dan membukanya saat sedang mulai membaca ia mendengar ada ketokan. "Masuk." "Elo Del, ngapain pake ketok segala." "Gue takut ada orang lain disini." "Elo pikir gue bawa Shafa." "Mungkin." "Dasar." "Makasih atas kerja lo sob. Tar gue tf bonus lo." "Thanks brow. Gue balik kerja dulu." Regan mengangguk dan duduk dan melihat beberapa foto skandal dari Rena dia sudah berfikir memang wanita itu pelakunya. Regan sudah gatal ingin membalas pada wanita kurang ajar itu. Ditempat lain "Hahhaha. Hayo mana mobil elo Rena sayang." Ucap temen Rena "Shit! Dia benar s
Setelah mereka melakukan pergualatan panas akibat obat perangsang yang sengaja diberikan oleh rekan bisnis. Regan bernafas lega karena melakukan pada istrinya sendiri dan dia juga berharap janin tak kenapa-kenapa karena mereka melakukan agak ganas dan beberapa kali. Saat bangun Regan mengelus perut rata istrinya dan menegcup lembut. "Semoga kamu gak pa-pa ya sayang. Maafin Papa ya." Shafa menggeliat saat terasa perutnya disentuh suaminya. Ia terbangun dan senyum pertama melihat ketampanan suami. Cup "Morning my sweety." "Morning too." "Maafin Mas ya tadi malam melakukannya beberapa kali. Aku khawatir terjadi apa- apa sama calon anak kita. Nanty kita periksa ya sayang." "Iya mas. Sekarang mas nandi gih gantian Shafa." "Nggak bareng sayang." Jahil Regan "Nggak nanty berabe udah sana." "Iya." Regan segera mandi dan bergantian pakaian. hari ini ia akan kontro
Delon dan Regan sedang menuju pesta rekan bisnis di ballroom hotel bintang 5. Sesampainya disana banyak mata kagum akan ketampanaan kedua pria itu termasuk rekan bisnis bernama Rena. Diam-diam ia menyukai Regan meski sudah beristri. "Tuh pangeran lo udah dateng Ren." "Iya bener tampan sekali bukan." "Dasar hahhaha." "Ku pastikan malam ini dia jadi milikku." "Kalau kamu bisa dapetin dia,gue kasih mobil keluaran terbaru gue." "Siapa takut." "Tapi sebaliknya jika kau kalah mobil kesayangan elo taruhannya." "Ok deal." Rena dan temannya saling jabat tangan Rena pun beraksi menuju tempat Delon dan Regan. Rena sengaja memakai gaun warna merah dengan bagian dada terbuka agar bisa menggoda Regan. Dari kejauhan Regan sudah merasakan hawa tak beres. Sesekali Regan memberikan pesan hangat pada istrinya. "Sayang, kalau ngantuk buruan tidur.," "Iya mas. H
Dikantor Regan sudah mulai mendingan tak seperti pagi tadi mual. Ia segera membereskan pekerjaan dan segera pulang menemui istrinya. "RE, tanda tangan dulu ini semua sebelum pulang." Regan menghembuskan nafas kasaar melihat tumpukkan didepanya. 15 menit Regan sudah selesai ia berpamitan pada Delon. "Gue balik dulu" "Ok Re. Oh ya ini ada undangan buat nanty malam." "Ok thanks Del." Regan meluncur pulang keapartemennya. Diperjalanan ia melihat ada tukang rujak ia menepi sejenak dan membelinya. "Makasih bang." Regan pun melanjutkan menuju apartemen sesampainya ia clingukan mencari istri. Dan ternyata istrinya tertidur diruang tv. Regan tersenyum dan mngecup kening Shfa. Cup Shafa menggeliat dan melihat wajah tampan suami ada didepannya. "Mas kapan pulang. Maaf kau ketiduran."
Regan dan Shafa sudah baikan mereka kini juga sudah kembali ke apartemennya. Sesampainya beberes kamar selanjutnya menuju dapur untuk masak. Setelah berkutat didapur selama kurleb 30 menit makanan sudah tersaji diatas meja makan. Ada ayam goreng crispy, nasi goreng sop ayam. "Dah siap." Shafa kembali kekamar membangunkan Regan saat membuka pintu kamar terlihat panggilan ponsel Regan. dilihatnya hanya nomor Shafa tqk menghiraukan dan menuju ranjang. "MAS,ayo bangun." "Jam berapa nih sayang." "Sudah jam 7 sayangkuh." Regan terlonjak kaget dan duduk mengumpulkan nyawanya. "Hahhaha." "Kenapa ketawa sayang," "Kamu lucu mas. Ini masih jam setengah 7." "Emmm kamu ya mau ngerjain Mas." "Abis susah kalau dibangunin." Cup "Morning kiss." Cup "Buat calon anak sayang."Regan terkekeh. "Mas mandi dulu ya."
Mertua Shafa menatap heran melihat menantunya mengaduk aduk makqnan sampe tak terbentuk lagi. Shafa juga sudah mencoba menghubungi 3 kali dan mengirim beberapa pesan tapi tak direspon Regan ia tak tahu ponsel disilent modenya. "Sayang, kamu kenapa? Makanannya tak enak kah?" "Enggak kok Ma. Cuma nggak selera aja. Kita pergi yuk Ma." Shafa sudah bernajak dan mengambil tas selempangnya berjalan keluar resto bersama mamanya hingga dari kejauhan Delon melihat istri sahabatnya cemeberut segera ia menoleh kearah sahabatnya dan terlihat sahabat sedang bercengkrama dengan wanita rekan bismis mereka. "Mati elo Re."Delon menghampiri Regan dengan wajah piias. "Kenapa Del." "Iya kenapa tuan anda terlihat pucat." Ucap rekan bisnis Regan "Emm, Re bisa kita bicara berdua saja." "Ok bentar nona . Saya tinggal bentar." &