Alma menjemput Sera di rumahnya menggunakan mobilnya. Ya. Malam ini seperti janji Alma kemarin, Alma mengajak Sera makan malam dengan pacar Alma dan teman pacar Alma. Alma ingin memperkenalkan Sera pada teman pacarnya dengan tujuan dan harapan Sera bisa membuka hati untuk lelaki lain setelah perpisahannya dengan Dino beberapa waktu lalu.
Setelah melewati perjalanan selama empat puluh lima menit, Sera dan Alma tiba di sebuah restoran mewah yang berada didaerah Jakarta Selatan. Sera dan Alma turun dari mobil lalu melangkahkan kaki kearah restoran.
Dua orang pria dengan paras tampan dan memesona para wanita yang menatapnya telah berada didalam restoran. Ya. Dua orang pria itu Sean pacar Alma dan Devan teman Sean.
Sera dan Alma tiba di meja yang telah dipesan oleh Sean. Sera terkejut melihat keberadaan Devan disana, namun Sera berusaha setenang mungkin menutupi keterkejutannya dengan sifat datar dan dinginnya. Hal yang sama juga dirasakan Devan. Jantungnya tiba-tiba berdegup dengan sangat kencang saat menatap Nayra yang kini tengah duduk dihadapannya. Mereka memesan makanan sesuai dengan selera mereka. Pelayanan membaca ulang makanan yang dipesan mereka sebelum meninggalkan meja mereka.
Mereka mengobrol ringan sembari menunggu pesanan diantar dimeja mereka.
“Sean dan Pak Devan.. Perkenalkan ini Sera sahabat saya sejak kecil.” Alma memperkenalkan Sera pada Sean dan Devan
“Sean..”
“Devan..”
Devan dan Sean berkenalan hampir bersamaan. Sera menjabat tangan mereka satu-satu.
“Sera..” balas Sera datar
Tak lama kemudian pesanan mereka telah disajikan diatas meja oleh pelayan. Mereka menyantap hidangan makan malam dengan suasana hening.
Devan sesekali menatap Sera yang tampak datar walaupun tengah makan.
‘Benar-benar wanita yang menarik.’ Batin Devan
“Sera.. Lo pulang sama Pak Devan ya. Gue ada urusan sama Sean.” Ucap Alma setelah mereka selesai makan malam
Alma mempunyai tujuan lain dengan sengaja membiarkan Sera pulang diantar Devan. Sera menaruh gelas yang berada di tangannya ke meja kembali. Sera tidak jadi meminum minumannya setelah mendengar ucapan Alma.
“Gue bisa naik taxi Al.” Ucap Sera datar
“Nggak bisa Sera. Ini udah malam. Bahaya kalau lo pulang sendiri. Ntar yang ada gue dicincang kakak lo, Sera.” Balas Alma
Sera mengesahkan pelan mendengar ucapan Alma. Sungguh. Nayra paling benci dengan situasi seperti ini. Ah.. Tapi sudahlah, daripada nanti Alma dimarahin kak Candra, lebih baik Sera mengalah. Mengalah bukan berarti kalah kan? Demi keselamatan Alma dari kakaknya.
“Ok.” Balas Sera dingin
Alma tersenyum sangat manis dan mendengar Sera. Alma tahu Sera pasti marah dan tidak suka dengan apa yang dilakukannya. Alma juga tahu Sera memenuhi tawaran Alma untuk menyelamatkan Alma dari kakaknya. Ah.. Apapun itu Alma merasa sangat senang saat ini. Semoga rencananya berhasil. Itu harapan Alma saat ini.
***
Sera berangkat kerja bersama dengan Alma hari ini. Sera menjemput Alma di rumahnya karena mobil Alma dipakai adiknya kuliah.
“Lo sengaja kan semalam?” tanya Sera tanpa mengalihkan pandangan tetap fokus pada kemudinya
“Sengaja apaan sih Al?” Alma pura-pura tidak tahu
“Lo itu nggak bisa bohongin gue Al. Lo sengaja kan nyuruh gue pulang sama Devan?”
“Kenapa? Kakak lo marah lo diantar Devan?”
Sera menggelengkan kepala membalas ucapan Alma. Ya. Kak Candra semalam tidak marah Sera diantar pulang Devan. Kak Candra justru merasa senang saat mengetahui Sera diantar pulang Devan. Bahkan Kak Candra dan Devan sempat berbincang beberapa saat setelah mengantar Sera pulang.
“Bagus donk. Itu artinya kakak lo suka sama Devan.”
“Bagus apanya sih Al? Apa lo sebenarnya tahu kalau kakak gue dekat sama Devan?”
Alma meringis menunjukan deretan giginya yang putih menjawab ucapan Sera.
“Iya Al. Gue tahu. Sorry.. Gue nggak bilang sama lo. Tujuan gue baik Al sama kakak lo. Kita ingin lo membuka diri dengan lawan jenis. Bukan menutup diri dan dingin dengan lawan jenis. Move on Sera!”
“Memang lo tahu darimana gue udah move on apa belum?”
Alam menggelengkan kepala membalas ucapan Sera.
“Makanya jangan sok tahu lo.” Sera membuka seat belt lalu keluar dari mobil karena mereka telah sampai ditempat parkir sekolah
Alma mengejar Sera setelah membuka seat belt dan turun dari mobil. Alma mensejajarkan langkah dengan Sera yang memasang wajah datar dan dinginnya itu. Ada perasaan bersalah mendera hati Alma, namun Alma tidak peduli dengan semua itu. Tujuannya baik. Ya. Tujuan Alma baik agar Sera bisa move on setelah perpisahannya dengan Dino beberapa waktu lalu. Mereka berjalan beriringan ke kantor guru tanpa sepatah kata pun keluar dari bibir mereka.
***
Devan keluar dari ruangan meeting bersama Sean melangkahkan kaki menuju ruangannya.
“Lo kayanya tertarik sama Sera, Van?” ucap Sean seraya mendudukan diri disofa yang berada di ruangan sahabat sekaligus bosnya
“Sok tahu lo!” balas Devan yang sudah duduk di kursi kebesarannya
“Bukannya gue sok tahu. Orang juga bakal tahu lo tertarik sama Sera. Lo lirik-lirik Sera terus semalam.”
“Iya iya.. Gue pasti kalah kalau bahas masalah ginian sama lo. By the way makasih semalam udah kasih kesempatan gue buat dekat sama Sera.”
“Iya Van. Itu juga rencana Alma kok Van. Gue ngikut aja rencana Alma. Ternyata berhasil.” Sean terkekeh mengingat semua rencana yang disusun Alma untuk mendekatkan Devan dengan Sera
“Overall.. Thanks bro.” Devan tepuk bahu Sean pelan sebelum duduk disebelah Sean dengan tangannya memegang kaleng minuman ringan
Sean mengangguguk membalas ucapan Devan. Sean tahu Devan tertarik dengan Sera. Sean juga tahu kalau sikap dingin Sera akan menjadi sebuah tantangan bagi Devan untuk bisa menaklukkan hati Sera. Devan sangat menyukai tantangan dalam hidupnya. Entah dalam dunia bisnis atau dalam kehidupan pribadi.
Devan dan Sean melanjutkan obrolan mereka. Sesekali mereka membahas rencana pertunangan Sean dan Alma yang rencananya akan dilaksanakan dua bulan lagi. Devan bahagia akhirnya sahabat sekaligus asistennya akan melepas masa lajangnya setelah mengalami trauma terhadap wanita. Mungkin hampir sama dengan Sera. Hanya saja Sean belum sempat menikah dengan mantan pacarnya saat pengkhianatan itu terjadi.
Sera menemani kak Candra ke perusahaan Devan hari ini atas permintaan kakaknya. Sera telah menelepon kepalas sekolah untuk memohon ijin hari ini tidak masuk bekerja karena ada kepentingan keluarga.Sera merasa jenuh berada didalam ruangan Devan bersama kakaknya. Sera sama sekali tidak memehami apa yang tengah mereka bicarakan. Sera memutuskan keluar dari ruangan Devan untuk berjalan-jalan mencari udara segar disekitar perusahaan Devan. Devan dan kakaknya masih serius mengobrol didalam ruangan Devan.Sera turun kelantai bawah tempag resepsionis berada. Sera berjalan menuju sofa yang berada dilobby perusahaan Devan.BrukSera terjatuh setelah menabrak seseorang saat hendak melangkahkan kaki menuju sofa lobby. Sera bangun lalu bangkit berdiri.“Maaf..” ucap Sera menundukan kepalanya“Tidak masalah. Lain kali hati-hati kalau jalan.” Balas
Berita Devan yang mengklaim Seea sebagai calon istrinya telah tersebar di ibu kota hingga ke orang tua Devan. Ya. Devan sama sekali tidak menyadari ketika Devan mengucapkan dengan lantang dan mengklaim Sera sebagai calon istri Devan, ada pencari berita yang tengah berasa di kantor Devan dan disekitar mereka mengobrol tadi. Devan tidak menyadari jika di perusahaannya tengah diadakan launching produk baru sehingga ada banyak wartawan disana.Sera menghembuskan nafas kasar saat melihat tayangan di televisi yang memberitakan Devan dan Sera.“Kenapa beritanya ini semua?” Sera menggerutu kesalSera memencet tombol power berwarna merah pada remote televisi sehingga televisi yang tadi menyala langsung mati. Sera beranjak masuk ke kamar mengambil ponsel yang berada diatas nakas. Banyak panggilan tidak terjawab dan banyak pesan yang terlewatkan Sera. Sera membuka pesan sembari duduk disofa yang berada di kamarnya.
Sera melewati koridor kelas menuju ke ruang guru. Tanpa sengaja Sera menabrak Alena yang tengah berjalan dengan Dino mantan suami Sera.Bruk..Sera menabrak tubuh Alena hingga limbung, beruntung Dino sigap menangkap tubuh Alena hingga tidak terjatuh.“Maaf..” ucap Sera tanpa melihat siapa yang ditabrak“Makanya kalau jalan hati-hati! Punya mata dipake!” Balas Alena menaikan nada bicaranya setelah tahu siapa yang menabraknyaSera menghela nafas pelan saat mengetahui siapa yang telah Sera tabrak. Sela bersikap tenang dan berusaha tidak terpancing emosi.“Ye.. Aku kan udah minta maaf. Kenapa sewot.”Alena menatap Sera dari bawah keatas dengan sinis.“Wow.. Ini calon istri CEO Devan? Yakin? Apa kamu nggak kepedean? Apa nggak drama?” Alena mendekatkan diri kearah Sera lalu me
Devan telah rapi dengan pakaian santainya celana jeans berwarna biru dengan kemeja santai berwarna senada. Devan meneliti penampilannya lalu mengingat satu persatu apa yang belum dipakainya.‘Parfum sudah.. Jam tangan ok.. Rambut ok.. Bau mulut wangi.. Perfect..’ gumam DevanDevan keluar dari kamar menuju ke mobil yang telah disiapkan supir pribadi Devan, namun kali ini Devan akan mengemudi sendiri. Devan mengemudika mobil dengan kecepatan sedang menuju ke rumah Candra dan Sera.***Sera merapikan hijab yang membungkus mahkota dikepalanya. Penampilan Sera cenderung cuek dan sederhana, hanya gamis berwarna pink dan jilbab warna senada, bahkan Sera tidak menggunakan make up. Sera hanya memoles lip balm dibibirnya agar tidak tampak pucat.Ting TongTing TongTing TongSuara bunyi b
Sera berangkat bekerja hari ini bersama Raina. Hari ini Sera tidak mengendarai mobil sendiri karena Devan memaksa Sera agar tidak mengendarai mobil sendiri. Hari ini Devan akan menjemput Sera di sekolah untuk melakukan fitting pengantin.Pikiran Sera berkecamuk mengingat ucapan Devan terhadap mamanya semalam.‘Menikah?’‘Minggu depan?’Sungguh. Semua itu tidak pernah terbayangkan Sera. Tidak pernah Sera berpikiran sejauh ini, apalagi menikah kembali setelah mengalami kegagalan pernikahan dengan Dino. Sera melangkahkan kaki ke kantin bersama Alma untuk makan siang. Sera dan Alma tidak ada jam mengajar sehingga Sera memilih untuk makan siang di kantin bersama Alma daripada berdiam diri di kantor.“Lo kenapa Sera?” tanya Alma“Gue nggak apa-apa. Makan yuk.” Balas Sera seraya menyendokan pecel ke mulutnya&nb
Sera melangkahkan kaki menuju dapur setelah sholat subuh. Ya. Sera selalu bangun pagi tepat kalau adzan subuh berkumandang sedari kecil seperti apa yang diajarkan orang tuanya yang kini telah tiada. Sera membantu bi Tati memasak di dapur. BI Tati tidak melarang Sera membantu memasak karena bi Tati telah mengetahui sifat Sera jika keinginannya dilarang. Sera dan bi Tati memasak sembari bercerita dan bersenandung dengan riang.***Sera menuruni anak tangga menuju meja makan dengan ruang. Wajah cantiknha semakin terpancar dengan senyum yang menghiasi wajahnya. Devan tertegun kala melihat Sera berjalan kemeja makan dengan senyum mempesona seolah menghipnotis dirinya.‘Cantik..’ batin DevanSera membom akan kedua mata ketika sampai didepan meja makan melihat satu sosok yang membuat moodnya hancur seketika. Sera berdiri mematung ditempatnya tanpa berkedip menatap Devan. Candra ter
Sera melangkah dengan anggun memasuki lobby perusahaan Devan. Wajahnya yang cantik menghipnotis siapa saja yang melihat Sera. Sapaan hangat Sera ucapkan kepada security dan resepsionis perusahaan Devan.“Selamat siang mba.. Pak Devannya ada?” tanya Sera sopan dan lembut“Ada bu. Apa ibu sudah membuat janji dengan Pak Devan?” balas resepsionis dan mengajukan pertanyaan kepada Sera“Belum mba. Bisa minta tolong sambungkan ke Pak Devan mba.”“Maaf ibu tidak bisa bertemu Pak Devan jika belum membuta janji temu.”“Bagus Ta. Dia emang nggak boleh masuk sembarang ke kantor ini.” Alena menyela pembicaraan Sera dan resepsionisSera mengalihkan pandangan kearah Alena yang kini berdiri disampingnya. Sera menahan amarah yang mulai berkecamuk dalam dirinya melihat tingkah Alena.“
Alena melempar tas kesegala arah ketika masuk ke kamar. Alena merasa kesal kepada Sera. Ya. Hari ini Alena resmi diberhentikan kerja dari perusahaan Devan akibat kesalahannya sendiri, namun Alena selalu melimpahkan kesalahannya kepada orang lain, terutama orang yang tidak disukai Alena.“Kenapa hidup lo selalu lebih baik dari gue. Gue pikir setelah merebut Dino dari lo, hidup lo akan berantakan dan lo akan jadi wanita yang mengenaskan. Tapi apa? Kenyataanya hidup lo justru bahagia dan lebih bahagia dari aku. Lo akan jadi istri pria kaya, tampan dan sukses. Sementara aku hanya istri seorang pekerjaan bukan pengusaha seperti calon suami lo.” Alena menatap foto Sera yang dilihatnya melalui media sosial Sera“Nggak. Lo nggak boleh bahagia! Lo nggak boleh lebih bahagia dari gue. Gue akan merebut kembali apa yang lo miliki sehingga hidup lo menderita dan menyedihkan.” Alena tertawa sendiri didalam kamarnya, “Gue akan
“Patricia?”Sera akhirnya menggumamkan satu nama yang tidak asing bagi dirinya. Devan menautkan kedua alis saat mendengar Sera menggumamkan nama Patricia.“Iya. Patricia. Apa kamu mengenalnya sayang?” jawab Devan dengan bertanya kepada Sera“Patricia Geraldine?” Sera kemabli bertanya sembari menatap ke arah DevanDevan menganggukan kepala membalas pertanyaan sang istri, “Iya sayang. Apa kamu mengenalnya sayang?”Huft..Helaan nafas berat terdengar dari bibir Sera setelah mendengar jawaban dari Devan. Apa yang berada di dalam pikiran Sera ternyata benar adanya. Patricia Geraldine. Satu nama yang sama dan dapat Sera pastikan jika orang yang sama juga dengan orang dari masa lalu Sera.“Ada apa sayang? Apa kamu mengenal Patricia?” tanya Devan semakin penasaran melihat sikap sang istri yang berubah setelah mendengar nama PatriciaSatu helaan nafas berat kembali terdengar da
Hari yang cerah dengan matahari yang menyinari bumi menjadi hari yang baru bagi pasangan suami istri yang telah sepakat untuk berdamai. Masa cuti yang telah habis sehingga hari ini Sera harus berangkat ke sekolah seperti biasanya.Setelah menikmati hidangan sarapan, Devan mengantar Sera ke sekolah dimana sang istri bekerja. Devan tidak ingin melarang sang istri bekerja karena pekerjaan itu cita-cita sangat istri yang Devan ketahui dari kakak iparnya, Candra.“Kerjanya hati-hati iya sayang.. Sore mas jemput lagi sayang. Jangan pulang dulu sebelum mas datang iya sayang,” ucap Devan“Iya mas.. Mas juga hati-hati iya kerjanya. Yang semangat kerjanya demi istri dan calon anak kita nanti,” balas SeraDevan mengangakan mulut mendengar apa yang diucapkan oleh sang istri. Lihatlah wanita yang kini telah menjadi istrinya itu lebih berani saat ini. Padahal di awal pertemuan dan pernikahan mereka, Sera sangat menolak dengan tegas. Ah.. Tapi De
Malam yang indah bertabur bintang dan bulan yang bersinar dengan cerah di angkasa menjadi saksi dua insan yang telah resmi menjadi sepasang suami istri dan telah memutuskan untuk berdamai itu kini sedang menembus jalanan ibu kota yang tampak lengang jika sang surya telah tenggelam.Ya. Devan menepati janji membawa Sera jalan-jalan hari ini. Setelah menyelesaikan pekerjaan, Devan membawa Sera menikmati ibu kota Indonesia dengan menggunakan mobil sport Lamborghini berwarna merah itu. Malam ini Devan memiliki rencana membawa sang istri makan malam di luar seperti yang telah direncanakan pagi tadi.Disinilah Devan dan Sera berada saat ini, sebuah restoran mewah yang berada di pusat kota Jakarta di lantai lima puluh dua. Konsep mewah restoran ini dapat dirasakan mulai dari pintu masuk dengan desain yang elegan. Sera memang bukan dari kalangan bawah. Sera kalangan atas dimana sang kakak dan perusahaan mendiang kedua orang tuanya berkembang dengan pesat dan sangat berpengaruh
“Hari ini kamu tidak usah kerja dulu iya sayang.. Nanti mas yang akan meminta izin ke kepala sekolah,” ucap Devan setelah menikmati hidangan makan pagi“Memangnya kenapa mas?” bukan menjawab pertanyaan sang suami, Sera bertanya balik kepada sang suami“Mas ingin mengajak kamu jalan-jalan sayang. Kita kan belum pernah jalan-jalan sejak menikah. Apa kamu mau kita pergi bulan madu sayang?” sambung Devan“Tidak usah mas. Kita bulan madu di rumah saja iya..” Sera mengecup pipi sang suami lalu meninggalkan sang suami ke dapur untuk meletakan piring ke dalam wastafel dan menutupi rasa malu sera karena mengecup pipi sang suami terlebih dahuluDevan mengulum senyum lalu menggelengkan kepala melihat tingkah laku sang istri yang di luar dugaannya saat ini. Lihatlah.. Wanita yang beberapa hari kemarin sangat cuek dengan dirinya kini telah berani menggoda Devan terlebih dahulu. Baiklah. Tampaknya Devan harus memberikan h
“Apa mas boleh minta sekarang sayang?”Deg..Ada yang berdetak dengan tidak normal saat mendengar sang suami mengucapkan sebuah kalimat, yakni jantung Sera. Sera menatap ke arah sang suami dengan tatapan yang sulit untuk di artikan. Sementara itu Devan mengunci manik mata Sera yang sedang menatap ke arah dirinya. Terlihat keraguan dalam manik mata Sera. Devan dapat memahami hal itu mengingat ini bukan pernikahan pertama bagi Sera. Devan dan Sera juga menikah tanpa cinta. Jadi wajar jika Sera merasa ragu untuk menyerahkan diri sepenuhnya kepada Devan yang kini berstatus sebagai suaminya. Devan dapat memahami apa yang kini sedang dirasakan oleh sang istri.“Kalau kamu ragu tidak apa-apa sayang,” ucap DevanSera merasa bersalah mendengar apa yang diucapkan oleh sang suami. Apalagi saat sang suami hendak memejamkan mata. Sera meraih telapak tanah sang suami yang lebar itu.“Mas..” Sera memanggil sang suami yang henda
“Kenapa Pak Devan bicara seperti itu ke Dino siang tadi?” tanya Sera setelah mereka menikmati hidangan makan malam bersama hari ini. “Apa kamu tidak ingin membalas apa yang telah dilakukan mantan suami kamu?” bukan menjawab pertanyaan Sera, Devan bertanya balik kepada Sera Sera mendengus kesal dengan apa yang diucapkan oleh sang suami, “Membalas dendam yang seperti apa? Seperti yang Pak Devan katakan ke Dino siang tadi?” “Memangnya ada yang salah dengan apa yang saya ucapkan siang tadi Sera? Kita kan suami istri. Sudah halal. Aku ingatkan kalau kamu lupa,” balas Pak Devan dengan nada dingin dan tegas kepada sang istrinya itu Deg.. Satu ucapan Devan menohok relung hati paling dalam Sera. Ya. Apa yang diucapkan oleh Devan benar adanya. Devan dan Sera suami istri yang sah dan halal. Sera menatap raut wajahnya Devan yang tampan untuk sesaat. Tampak Devan sedang bermain dengan ponsel yang berada di tangan. Ah.. Mungkin Devan sedang memeriksa berkas pekerjaan yang baru dikirimkan oleh R
Setelah menikmati makan siang di dalam ruangan Devan, Sera ikut meeting Devan di kantor seperti apa yang telah diberitahukan Devan kepada Sera pagi tadi. Dengan berat hati Sera menuruti permintaan sang suami karena Sera sedang tidak ingin berdebat dengan sang suami saat ini. Sera tidak suka jika berhubungan dengan dunia bisnis. Oleh sebanyak-banyaknya itu Sera lebih memilih mewujudkan cita-cita menjadi seorang guru daripada ikut terjun bersama dengan sang kakak mengelola perusahaan peninggalan kedua orang tuanya.Disinilah Devan dan Sera saat ini berada. Di sebuah ruangan besar tempat biasa diadakan meeting di perusahaan Devan. Ruangan yang mirip dengan aula namun memiliki fasilitas seperti proyektor bdan perlengkapan meeting lainnya sehingga mereka tidak perlu lagi untuk mengatur perlatan yang akan digunakan pada saat akan diadakan meeting. Lebih simple. Itulah yang berada di dalam benak Devan saat merubah ruangan ini menjadi ruangan khusus untuk meeting dengan rekan bisnis
Devan menghampiri Sera ang kini sedang duduk di balkon kamar mereka menikmati indahnya pemandangan di malam hari dengan sinar bulan dan bintang yang cerah di angkasa. Semilir angin menerbangkan rambut panjang Sera yang tergerai dengan indah dan menutupi sebagian wajah cantik Sera.“Sera..” Devan memanggil sang istri dengan lembut sembari meletakan dua cangkir cokelat hangat di atas meja“Iya Pak,” jawab Sera tanpa mengalihkan pandangan dari apa yang sedang di pandangnya saat ini“Saya minta maaf tidak bisa menjaga kamu siang tadi. Saya tidak seharusnya meninggalkan kamu ke toilet. Saya minta maaf Sera,” sambung Devan“Tidak apa-apa Pak. Tidak masalah juga Pak. Ini bukan salah Pak Devan kok,” ujar Sera“Tapi saya merasa tidak berguna. Saya menikah dengan kamu selain karena saya mencintai kamu juga saya ingin menjaga kamu dan mereka yang selalu mengganggu Sera,” tukas Devan“Tid
Sera pergi ke rumah Alma dengan diantar supir pribadi sesuai dengan permintaan Devan sebelum Devan berangkat ke kantor. Sebenarnya Sera merasa risi dengan apa yang dilakukan Devan. Semenjak dulu Sera sangat jarang pergi menggunakan supir pribadi. Sera lebih senang pergi dengan mengendarai mobilnya sendiri selain lebih leluasa juga lebih nyaman.“Lo ngapain kesini? Bukannya lo di rumah sama suami lo, Ra?” tanya Alma ketika Sera tiba di rumahnya“Gue bete di rumah sendirian Al.” balas Sera singkat“Maksud lo? Jangan bilang lo dan Devan beramtem.” seru Alma“Sembarangan lo kalau ngomong. Devan kerja ada meeting dengan klien dari luar negeri nyang nggak bisa ditunda atau digantikan Alma.” balas SeraAlma ber oh ria mendengar ucapan Sera. Sera merebahkan diri diatas tempat tidur Alma sembari bercerita dengan sahabat baiknya itu.***Devan kembali ke ruangannya setelah meeting deng